Follow Us

Saturday, March 22, 2025

Wanita Mandiri, Salahkah? (Bagian 1)


Halo Sobat!

Kali ini saya akan membahas tentang wanita mandiri. Sebelumnya saya sudah pernah posting dengan tema yang sama di tahun 2009. Anggap saja itu versi nol ya. Jika ingin membaca bisa ke sini ya: https://strawberryandthestarrynite.blogspot.com/2009/03/cewek-mandiri-salahkah.html 


Mandiri Tapi Tetap Disalahpahami

Saya sering bertanya pada diri sendiri, "Apakah menjadi wanita mandiri itu salah?" Seiring berjalannya waktu, saya semakin sadar bahwa menjadi perempuan yang kuat dan mandiri masih sering dianggap ‘berlebihan’ oleh sebagian orang. Padahal, bagi saya, kemandirian bukan tentang menolak bantuan, tapi tentang kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri.


Bukan Tentang Anti Lelaki

Ada anggapan yang sering saya dengar, bahwa wanita mandiri dianggap "tidak butuh laki-laki" atau bahkan "terlalu dominan". Padahal kenyataannya, kemandirian perempuan tidak pernah bertujuan untuk merendahkan peran laki-laki. Justru, menjadi mandiri adalah bentuk dari menghargai diri sendiri dan tidak bergantung sepenuhnya pada siapa pun.


Tantangan di Lingkungan Sosial

Saya menyadari bahwa tekanan sosial kadang membuat wanita mandiri harus menghadapi penilaian yang bias. Ada yang bilang terlalu keras, terlalu ambisius, atau bahkan “terlalu sibuk dengan karier”. Padahal, setiap orang berhak memilih jalannya masing-masing, termasuk memilih untuk fokus pada impian dan tujuan pribadi.


Mandiri, Tapi Juga Manusia

Menjadi mandiri bukan berarti saya selalu kuat atau tidak butuh orang lain. Saya tetap punya rasa lelah, tetap butuh sandaran, dan tetap butuh dicintai. Kemandirian saya adalah pilihan untuk membangun hidup sendiri, tapi saya juga manusia yang ingin berbagi cerita, tawa, dan dukungan dari orang-orang terdekat.

Bebas Mengatur Hidup

Hal yang saya syukuri adalah kemandirian memberi saya kebebasan untuk menentukan jalan hidup. Saya bisa mengejar mimpi tanpa harus menunggu siapa pun. Saya belajar bahwa menjadi mandiri adalah tentang memimpin diri sendiri sebelum akhirnya bisa berbagi hidup dengan orang lain.


Bukan Salah, Tapi Pilihan

Jadi, salahkah menjadi wanita mandiri? Menurut saya, tidak sama sekali. Justru dunia butuh lebih banyak perempuan yang berani mengambil kendali atas hidupnya, tanpa takut akan stigma atau penilaian orang lain. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap rendah hati dan terbuka, sambil menghargai kemandirian yang kita miliki.


Saya pernah mendengar seorang wanita ibu ibu berkomentar yang secara tidak langsung menyindir saya. Loh memangnya kenapa? Jadi ceritanya waktu itu di tahun 2019 saya jalan jalan ke Turki. Saya sendirian saja ikut rombongan traveling. Nah kami satu agen. Ibu ibu itu traveling bareng keluarganya. Biasalah ya kalau satu rombongan kan suka ngobrol-ngobrol ketika kumpul. Ini ciri khas orang Indonesia banget sambil ngepoin orang lainnya. Nah ibu itu tanya berapa umur saya. Mungkin dilihatnya perempuan masih muda jalan sendirian jauh ke negara orang. Dia bilang, "Kalau saya ga saya izinin anak saya perempuan pergi jauh-jauh. Kuliah aja ga saya izinin di luar Jakarta. Ngapain jauh-jauh di Jakarta aja banyak kampus."


Pokoknya saya selalu berusaha menjauh kalau ada ibu ini tapi kena juga akhirnya ditanyain. Saya ingin bilang bahwa saat ini kita hidup di dunia modern. Dunia sudah berubah. Alangkah sulitnya hidup ini jika kita tidak mandiri. Masa iya kita mau menyusahkan keluarga terus. Okelah untuk ibu yang tinggal di jakarta semua serba ada. Lah kalau yang tinggal di desa bagaimana bu? Mau sekolah tinggi kampus tidak ada. Kan mau juga dong kita dapat fasilitas yang sama baiknya dengan yang di jakarta. Dan kalau kami tidak merantau lalu kami tidak mendapat pendidikan yang layak seperti yang kami dapat saat ini ibu. Dan itu hanya bisa kami jalani dengan menjadi wanita yang mandiri. Kan ga mungkin kami pindahan satu keluarga cuma demi saya kuliah. 


Jika ibu tidak mengizinkan anak ibu pergi jalan jalan sendiri ke luar negeri ya itu urusan ibu. Silahkan ibu atur anak ibu. Kan itu anak ibu. Saya bukan anak ibu. Saya anak ibu saya yang alhamdulillah kasih saya kepercayaan penuh buat mengambil keputusan dalam hidup saya. Sehingga saya bisa sekolah keluar kampung saya ke ibukota bahkan jalan jalan ke luar negeri. Ibu saya merestui dan mendoakan setiap langkah saya. 


Saya malah bertanya tanya apa si ibu punya trust issue sama anak ibu? Semoga bukan itu ya bu. Saya merasa bahwa si ibu sudah membandingkan saya dengan anaknya. Seolah apa yang saya lakukan salah. Bahkan secara implisit menyalahkan ibu saya karena membiarkan anak perempuannya pergi jauh sendirian. Hmm padahal cerita ini sudah 5 tahun berlalu tapi masih ingat ya sobat. Karena begitu membekas. Tajam.


Refleksi untuk Kamu

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga pernah merasa kemandirianmu dianggap sebagai ancaman oleh orang lain? Atau mungkin kamu justru bangga menjadi wanita yang mampu berdiri sendiri?


"A strong woman stands up for herself, but a stronger woman stands up for others." — Unknown.


Yuk, bagikan pemikiranmu di kolom komentar!
Apa makna kemandirian bagimu sebagai perempuan?

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!