Pernahkah dia berpikir tentang betapa kita menderita dalam ketidakhadirannya? Apakah dia mengira kita akan selalu berada di tempat yang sama seperti saat dia meninggalkan kita? Kenyataannya, waktu tidak berhenti hanya karena seseorang pergi. Perasaan berubah. Luka sembuh. Dan terkadang, saat mereka kembali, mereka tidak lebih dari sekadar orang asing yang mengetuk pintu yang sudah tidak lagi menjadi milik mereka.
Mungkin bagi mereka, pergi adalah hal yang mudah karena mereka percaya bahwa mereka bisa kembali kapan saja. Tetapi yang mereka tidak sadari adalah bahwa versi diri kita yang mereka tinggalkan tidak lagi ada. Kita bukan lagi orang yang sama seperti dulu. Kita telah tumbuh, kita telah sembuh, dan kita telah belajar untuk berdiri sendiri.
Jadi, ketika mereka kembali dengan harapan dapat melanjutkan dari tempat yang mereka tinggalkan, mereka mungkin akan mendapati bahwa tempat itu sudah tidak ada lagi. Karena cinta bukanlah permainan yang bisa dijeda dan dilanjutkan sesuka hati. Ada hal-hal yang, sekali hilang, tidak akan pernah kembali. Dan itulah konsekuensi dari pergi tanpa menoleh ke belakang.
Dan yang lebih menyakitkan, beberapa dari mereka tidak kembali karena cinta. Mereka kembali karena penasaran. Mereka ingin tahu apakah kita masih ada di sana, masih merindukan mereka, masih menunggu. Mereka datang bukan dengan permintaan maaf atau niat untuk memperbaiki segalanya. Mereka datang hanya untuk memastikan apakah pintu itu masih terbuka, apakah mereka masih memiliki kuasa atas hati kita.
Namun, mereka tidak menyadari bahwa kita tidak lagi berdiri di tempat yang sama. Kita telah melangkah maju, selangkah demi selangkah, meskipun itu menyakitkan. Kita telah menciptakan kebahagiaan baru, belajar pelajaran baru, dan merangkul masa depan di mana mereka bukan lagi pusat dunia kita.
Dan ketika mereka mengetuk, yang mereka temukan bukanlah pelukan yang terbuka, tetapi keheningan. Bukan karena kita dendam, bukan karena kita ingin membalas, tetapi karena kita telah belajar untuk memilih diri kita sendiri. Untuk melindungi hati kita dari mereka yang hanya menganggapnya sebagai tempat persinggahan sementara, bukan rumah.
Pergi adalah pilihan mereka. Move on adalah pilihan kita. Dan kali ini, pintu itu tetap tertutup.
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!