Follow Us

Saturday, November 29, 2014

Proyek Crochet 10: Paket Rajut Spesial Lebaran

11/29/2014 07:21:00 AM 0 Comments



Sebelum lebaran Idul Fitri 2014 lalu, ketika saya menelpon ibu yang ada di Lampung, berikut percakapan kami:

Ibu: "Lagi ngapain?"
Saya: "Ngerajut."
Ibu: "Emang bisa?"
Saya: "Bisa donk..."
Ibu: "Bisa bikin apa aja?"
Saya: "Macam-macam kayak syal, topi, sepatu bayi, (bla bla bla nyebutin yang saya udah coba)"
Ibu: "Kalau gitu buatin Ibu taplak meja ya!"
Saya: "Nah itu dia aku memang berencana buat taplak meja tapi ga tau ukurannya."
Ibu: "Tar kakakmu ukur mejanya dulu. Buatin 4 ya!"
Saya: "4? Banyak amat?"
Ibu: "Iya meja besar 2 dan meja kecil buat dipojok 2."
Saya: "Oke deh, Bu, tar kirimin ukurannya ya!"

Friday, November 28, 2014

Eksotisnya Prambanan

11/28/2014 11:00:00 PM 0 Comments




Pernahkah kamu berkunjung ke Candi Prambanan?

Jika jawabanmu belum pernah, ayo sempatkanlah ke sana walau hanya sekali seumur hidup. Candi yang konon cerita legendanya dibangun dalam waktu semalam dengan bantuan para lelembut ini demi mendapatkan hati Roro Jonggrang, worth it loh buat dikunjungi. Karena candi tersebut terdiri dari gabungan beberapa candi seperti Brahma, Vishnu, Shiva, Angsa, Garuda, Nandi, Kelir, maka ada banyak spot untuk berfoto-foto yang indah buat kamu yang narsis atau hobi fotografi.

Wednesday, November 26, 2014

Bosan Jadi Orang Baik?

11/26/2014 09:55:00 PM 0 Comments
Sepertinya kali ini saya membuat judul postingan berunsur negatif. Tak lain terinspirasi dari apa yang saya rasakan sendiri beberapa hari lalu. Salahkah jika pop out dalam pikiran saya bosan jadi orang baik?



Tiba-tiba saya jadi teringat akan tokoh Naoki Irie dalam drama Jepang "Itazura na Kiss" tempo dulu jaman saya masih sekolah SMA yang diperankan oleh Kashiwabara Takashi. Pernah suatu kali Naoki ketahuan mengutil barang di sebuah mini market (kalau tidak salah). Sungguh mengagetkan. Sesosok Naoki yang begitu perfect dan menjadi pujaan di sekolah karena kepintaran dan ketampanannya, bisa melakukan hal serendah itu. Lalu apa jawaban Naoki ketika ditanya apa alasannya?

Yang lebih mencengangkan adalah ketika dia berkata, "Bosan menjadi orang baik".

Lalu saya pun berpikir, ternyata hal itu memang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Nyata bahwa hal itu bisa saja terjadi. Karena saya sendiri merasakannya. :(

Berawal dari hal sepele namun berimbas pada pemikiran negatif 'bosan jadi orang baik'. 

Ketika saya pulang dari mengajar sebagai instruktur suatu survei dalam posisi kehujanan (walau tidak deras), waktu sudah gelap, lelah pikiran dan fisik, ditambah stres menghadapi suatu deadline. Eh, dalam kondisi sekitar gelap sampailah saya di depan rumah kontrakan. Dan wow! Miris hati seketika melihat jemuran melambai-lambai menangis minta saya angkat. Lalu saya turun dari sepeda motor menyelamatkan jemuran yang basah tersebut. Untung saja saya akhirnya memutuskan pulang langsung ke rumah. Padahal awalnya saya berniat mampir ke kantor dulu untuk mengejar deadline suatu hal. Dan saya juga tidak jadi memutuskan menginap di hotel meski saya diberi fasilitas itu. Kesibukan mengajar memang telah membuat saya lupa bahwa saya punya jemuran hari itu. 

Saya tengok ke tetangga sebelah kanan saya, lampu menyala. Lalu saya tengok tetangga sebelah kiri saya, lampu menyala bahkan pintu terbuka. Tak adakah rasa kepedulian? Lalu saya teringat bahwa beberapa kali saya mengangkatkan jemuran mereka ketika mereka tak ada di rumah dan tiba-tiba hujan. Bahkan ketika hujan mereka ada di rumah namun telat keluar. Ya Allah inikah balasannya? Lalu saya yang memang dalam kondisi negatif jadi merasa hidup sendirian. Saya jadi terbersit bosan jadi orang baik. Lebih baik individualistis cuek dengan sekitar. 

Tidak tahu kenapa bisa sedemikian efeknya buat saya hari itu. Mungkin karena campur aduk kondisi psikologis saya saat itu. Dan jatuhnya jadi stres. Lalu saya telpon kakak perempuan saya dan curhat. Dan rupanya beliau masih pada jalur yang benar. Tidak menyiram bensin supaya lebih dahsyat kobarannya. Well, ketika saya bilang, "Bosan jadi orang baik." 

Beliau jawab, "Tidak boleh begitu... Tetaplah jadi orang baik. Resiko menjadi orang baik memang begitu."

Bla bla bla

Ok, saya pun mencerna kalimat demi kalimatnya. Sebenarnya saya sadar betul dengan kehidupan saya. Saya tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali diri sendiri. Maka itu harus terima apa pun resikonya. Jangan pernah berharap lebih pada orang lain.

Well, pada dasarnya saya ini tidak pernah ambil pusing hal-hal yang tidak prinsip demikian. Tapi kembali lagi kondisi psikologis yang sedang tidak baiklah yang membuat muncul pemikiran negatif.

Keesokan harinya tetangga sebelah kanan cerita bahwa orang yang di rumahnya kala itu bilang, "Kasian Ayuk (nama saya). Gak bisa ngangkatin jemurannya karena adik (si bayi) rewel."

I don't mind, dear. Saya sudah melupakannya, batin saya. Karena saya sudah kembali pada diri saya yang positif. Saya tidak menyalahkan siapa pun.

:)


Sunday, November 23, 2014

23 Items Persiapan Umroh Untuk Wanita

11/23/2014 03:34:00 PM 0 Comments



Tak terasa rupanya sudah hampir setahun sejak kepergian saya beribadah umroh tepatnya 27 Desember 2013 lalu hingga 4 Januari 2014 selama 9 hari. Belum sempat bercerita tentang pengalaman saya selama di sana dalam satu postingan pun. Dan sekarang saya tergerak untuk menulis meski baru dimulai dengan persiapan umroh untuk wanita. Karena sebelum kita pergi tentunya ada hal-hal yang harus kita siapkan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Passport
Karena kita akan pergi ke negara lain, sudah pasti butuh passport. Tidak mahal kok biaya pembuatannya. Bisa dicek persyaratannya di website imigrasi. Kalau pengurusan visa kala itu saya diuruskan oleh travel agent.

2. Kartu Kuning Suntik Meningitis
Syarat membuat dengan memberi bukti botol bekas suntik meningitis. Kala itu diurus oleh travel agent. Untuk suntiknya sendiri waktu itu saya suntik di Dinas Kesehatan. Cerita lengkapnya bisa baca di sini.

3. Surat keterangan mahrom
Karena saya masih single (belum menikah) dan pergi sendirian tanpa mahrom makanya perlu dibuatkan surat keterangan mahrom. Diurus oleh travel agent. Kala itu saya lihat passport saya tertulis sebuah nama yang menjadi mahrom saya, Bapak M. Indra Sahabu. Bahkan saya tidak kenal dengan bapak ini loh. Karena si Bapak berasal dari rombongan yang berbeda dengan saya. Tapi saya tahu wajahnya ketika akan berangkat naik pesawat karena ditunjukkan oleh pengurus. Hal ini untuk mencegah kalau ditanya di Bandara Jeddah siapa mahrom saya dan saya bisa menunjukkan siapa orangnya. Dan benar saja loh saya ditanya! Haha waktu itu si Bapak entah ada di mana tidak bersamaan dengan saya ngantrinya.

3. Baju Ihrom
Baju ihrom ini berguna banget ketika kita mau tawaf. Saran saya sih siapkan dua potong baju minimal. Itu kalau kita berniat bawa baju ihrom yang putih-putih. Kalau pun ngga juga tidak masalah karena baju putih itu ciri khas orang Indonesia banget. Saya lihat wanita dari negara lain tidak memakai baju ihrom putih ketika tawaf.

4. Jilbab
Bawa jilbab seperlunya saja. Jilbab ini hal utama bagi wanita jadi siapkan sesuai kebutuhan. Yang jelas untuk keperluan selama perjalanan pergi dan pulang, untuk pergi beribadah ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom, untuk berziarah atau pun jalan-jalan bersama rombongan ke tempat-tempat tertentu, serta untuk acara bebas. Oya jangan lupa ketika kita makan di hotel 3x sehari jelas butuh jilbab untuk keluar dari kamar hotel.

5. Mukena
Bawa mukena seperlunya saja. Biasanya sudah mendapat mukena atasan dari travel agent (tergantung travel agent masing-masing). Tapi baiknya bawa mukena pribadi satu pasang yang tipis untuk sholat di perjalanan ketika kita turun dan sholat di Masjid. Mukena berguna untuk kita pakai beribadah di Masjid Nabawi dan Masjdil Harom. Bagi yang terbiasa pakai jilbab lebar tidak perlu pakai mukena lagi. Jika kita senang berganti-ganti mukena, siapkan mukena khusus untuk beribadah selama sekian hari di Masjid Nabawi dan Masjidil Harom.

6. Sarung Tangan
Bawa satu pasang saja cukup. Sarung tangan ini berguna buat tawaf dan ketika sholat di kendaraan untuk menutup punggung tangan. Sarung tangan ini bukan sarung tangan seperti sarung tangan ketika mengendarai sepeda motor loh ya atau sarung tangan musim dingin melainkan sarung tangan khusus yang tetap terbuka di bagian depan telapak tangan namun menutup punggung tangan hingga pergelangan tangan. Sarung tangan ini biasa dijual di toko perlengkapan haji dan umroh. Biasanya justru sepaket dengan baju ihrom. Plus ada sarung kerikil juga. Nah berhubung umroh ini tidak ada lempar jumroh maka kita tidak perlu membawa sarung kerikil.

7. Kaos Kaki
Jelas kaos kaki ini manfaatnya besar sekali yakni untuk menutup aurat kita, kaki. Ketika sholat di kendaraan kita akan butuh penutup kaki begitu pula ketika jalan-jalan keluar. Siapkan beberapa pasang yang mudah untuk dicuci dan cepat kering. Kalau tidak mau mencuci artinya harus siap lebih banyak.

8. Sepatu
Sepatu berguna untuk di perjalanan dan ketika kita jalan-jalan selama di sana. Apakah sandal saja tidak bisa? Bisa! Tergantung kenyamanan pribadi masing-masing. Kalau saya sih lebih nyaman pakai sepatu jika bepergian. Kalau sandal itu buat nyantai. Nah, sepatu di sini bebas kok mau model apa saja dan warna apa saja. Tidak harus putih. Kalau memilih warna putih itu sebenarnya supaya matching dengan baju ihrom kita yang juga putih.

9. Sandal
Sandal berguna untuk berjalan ke masjid atau santai, ketika ke toilet atau wudhu.

10. Baju/jaket
Bawa baju seperlunya. Yang pasti baju selama perjalanan pergi dan pulang dan selama tinggal di sana. Kalau pun persediaan kita sedikit, bisa beli di sana. Pusat perbelanjaan ada di depan masjid dan sekitaran hotel. Dekat kan? Untuk baju ini bebas mau membawa model dan warna apa. Tidak harus gamis atau model tertentu. Kalau jaket juga tergantung musim apa kita ke sana. Kalau saya kemarin pas musim dingin, anginnya kencang. Paling tidak butuh satu jaket selama perjalanan di pesawat dan bus karena kita bakal kena AC berjam-jam bagi yang tidak tahan AC. Maklum biasa kepanasan di Indonesia.

11. Sajadah
Sajadah berguna untuk sholat di dalam kamar hotel. Kalau mau dibawa ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom juga tak ada yang melarang meski sudah tersedia karpet. Buat jaga-jaga siapa tahu kita kehabisan tempat sholat di dalam masjid karena overload, nah sholat di halaman akan menjadi pilihan kita nantinya. Makanya sajadah akan sangat berguna kala itu. Jadi, siapkan yang tipis saja ya! Berdasarkan pengalaman, saya sempat beberapa kali sholat di halaman masjid. Sebenarnya tidak masalah sholat di halaman karena kita tidak sendiran. Ada banyak jamaah lain yang sholat di halaman juga.

12. Tas kecil
Tas ini berguna untuk membawa barang-barang vital kita seperti dompet, HP, kamera, dll. Pengalaman dulu saya mendapat tas kecil dari travel agent. Tapi saya tetap membawa tas ransel ke mana-mana karena muat lebih banyak.

13. Mushaf kecil
Mushaf Al Quran berlimpah ruah di Masjid Nabawi/Harom. Jika kita tidak membawa mushaf, kita bisa mengambil mushaf di sana ketika beribadah di dalam. Pengalaman, saya terlupa membawa mushaf. Akhirnya saya meminjam teman saya ketika singgah di Jakarta. Rupanya selama di sana hanya saya baca sekali karena saya membeli mushaf di depan Masjid Nabawi. Bagaimana pun lebih afdol pakai mushaf sendiri. Hehe. Oya, jangan lupa sebaiknya kita membeli mushaf di sana untuk diwakafkan di Masjid Nabawi/Harom. Insha Allah pahalanya akan mengalir terus ke kita sampai kiamat selama ada terus yang membaca. Jadi, siapkan uang! Untuk oleh-oleh juga keren loh. :)

14. Kantong plastik/keresek
Kantong ini berguna banget buat membungkus sandal/sepatu kita ketika masuk Masjid supaya tidak hilang/mudah dicari.

15. Obat-obatan
Obat ini sangat berguna karena kita berada di wilayah yang bukan tempat asal kita. Perbedaan suhu, ketinggian, dsb bisa menyebabkan kita tidak fit untuk beraktivitas. Apalagi jadwal kita selama di sana full. Dengan berbekal motto "Tidur sejam, ibadah 23 jam" kalau tidak kuat maka stamina drop. Jadilah terserang masuk angin, flu dsb. Eh, mottonya kejam banget ya tidur cuma sejam? Emang bisa? Yah, mumpung di sana. Kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Entah kapan kita bisa ke sana lagi kan?

Pengalaman sih saya terserang flu. Haduh pas mau tawaf pas badan lagi panas-panasnya! Sampai saya lemah sekali rasanya dan tidak kuat mengikuti briefing tawaf. Alhamdulillah badan membaik keesokan harinya setelah minum obat dari salah satu ibu yang sekamar dengan saya. Terima kasih ibu! Obat sebelumnya tidak mempan. Bahkan vitamin C pun tidak mempan menahan.

16. Uang
Uang adalah hal yang penting untuk umroh. Kita bayar biaya umroh pakai uang kan? Selain untuk membayar biaya perjalanan meliputi pesawat, hotel dan administrasi lainnya, kita perlu uang untuk membeli oleh-oleh. Sebenarnya ini tidak wajib, tapi masa iya kita pulang dengan tangan kosong? Oleh-oleh ini macam-macam loh. Di sana banyak penjual kok dari mushaf Al Quran yang penjualnya bertebaran di depan gerbang Masjid Nabawi maupun Masjidil Harom, pakaian abaya hitam dan semacamnya, jilbab, perhiasan, kurma, coklat, permen, obat, dll. Dan para penjual ini bisanya paham dengan bahasa Indonesia jadi bayar pakai rupiah pun juga bisa tanpa harus menukar Riyal (mata uang Arab Saudi). Jangan segan pula untuk menawar ya. Biasanya kalau mereka setuju dengan tawaran kita, mereka akan bilang "halal".

Selain itu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Yup! Ada banyak pengemis loh di sana. Jangan dikira hanya di Jakarta kita ketemu pengemis. Di pinggiran jalan depan Masjidil Harom banyak sekali pengemis yang duduk-duduk menunggu uluran tangan. Oya budaya di sana kan wanitanya memakai cadar, jadi pengemis pun juga bercadar. Kebanyakan mereka kulit hitam. Pernah loh di bus kami didatangi pengemis wanita bercadar sambil menggendong anaknya. Sebenarnya saya merasa aneh karena pengemis itu beda sekali dengan pengemis yang saya temui di Jakarta atau pun di daerah saya. Biasanya di sini kan berpakaian cenderung tidak bagus. Tapi di sana ya biasa saja layaknya wanita arab lainnya. Mungkin karena baju wanita untuk keluar memang sama semua.

Mau tahu apa lagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kan sudah disebut tadi di atas. Yup! Tapi kali ini lain pemanfaatannya. Sedekah kepada pemandu kita. Pemandu kita itu biasanya orang Indonesia juga hanya mereka tinggal di sana. Entah itu mahasiswa atau lainnya. Kalau kita umroh selama 9 hari kan selama itu pula mereka menemani kita. Biasanya hal ini dikordinir oleh ketua rombongan.

Lalu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kok sedekah lagi? Yup! Sedekah kali ini adalah sedekah karena kita terkena dam atau denda ketika mengikuti prosesi tawaf. Bagi wanita, ketika kita mulai niat dan memakai baju ihrom lalu sholat, tawaf, sai dan tahalul, maka tidak boleh aurat kita terbuka dan dilihat oleh orang lain termasuk wanita. Jika melanggar maka terkena denda memotong kambing atau memberi makan fakir miskin. Mungkin sulit untuk mencari fakir miskin di tanah arab, maka ketua rombongan menyarankan untuk memberikan kepada pengemis.

17. Buku panduan dan doa
Buku panduan ini biasanya dibagikan oleh travel agent. Kalau pun seandainya tidak dapat atau masih kurang puas bisa dibeli di toko buku. Buku panduan ini berguna banget untuk kita bawa ke mana-mana sepanjang waktu. Makanya biasanya ada tali buat dikalungkan di leher. Ketika kita naik kendaraan dan belum hapal doanya, bisa buka buku panduan tersebut. Ketika masuk masjid Nabawi, Masjidil Harom dan tempat-tempat sakral lainnya, ketika melihat Ka'bah dan lain-lain. Semua ada doanya dan sudah ada di buku tersebut.

18. Panty liner
Benda satu ini wajib buat wanita bepergian supaya selalu bersih ketika mau sholat.

19. Lotion dan pelembab bibir
Kedua barang ini perlu untuk melembabkan kulit dan bibir. Dalam cuaca dingin, kulit cepat kering. Begitu pula bibir. Bisa pecah-pecah loh. Menyesuaikan dengan cuaca saja intinya. Kalau alat make-up lainnya sih tergantung pribadi masing-masing saja. Toh tidak sempat ber-make up juga di sana karena wajah kita selalu dibasuh dengan air wudhu kok. Tapi sebagai wanita tetap saja perlu membawa untuk jaga-jaga. Seperlunya saja.

20. Botol air minum
Botol ini penting sekali untuk menampung air zam-zam. Di Masjid Nabawi/Harom zam-zam dibagi gratis. Kita tinggal menuang sendiri dari bejana yang sudah disiapkan berderet-deret di dalam maupun halaman. Ada yang bersuhu normal, ada pula yang dingin seperti es. Nah, selesai sholat sebaiknya kita ambil zam-zam lalu kita bawa ke kamar hotel. Jadi, selama kita di sana selalu minum zam-zam. Bahkan sepuasnya! Botol-botol air minum yang kita dapat ketika makan di pesawat juga sebaiknya disimpan. Lumayan buat menampung zam-zam. :) Jangan khawatir, kita per orang dapat jatah zam-zam yang sudah disiapkan oleh travel agent untuk kita bawa pulang ke rumah masing-masing. Asyik kan?

21. Alat mandi
Kita perlu membawa alat mandi meski sudah disiapkan hotel (tergantung hotelnya) sesuai selera kita. Hindari membawa cairan lebih dari 100 ml ke dalam pesawat ya! Untuk dibawa ke kabin pesawat, sikat gigi dan pasta gigi, serta pembersih wajah (facial foam) adalah wajib! Terutama kalau pesawat kita transit di negara lain dulu. Sisanya masukkan koper.

22. Masker/syal
Masker/syal ini penting buat menutup hidung dan mulut kita selama di pesawat karena terpaan AC. Yang saya rasakan sih hidung saya sakit karena dinginnya AC berjam-jam. Dengan adanya masker/syal maka hidung kita jadi hangat. Tapi saya lebih rekomendasi syal rajut bahan wol karena berpori lebih besar sehingga kita tetap merasa hangat sekaligus tidak kesulitan bernapas. Pada musim dingin juga ketika keluar hotel dan berjalan di sekitaran maka masker/syal bisa menghalau udara dingin agar wajah kita tetap hangat. Sebenarnya sih kebutuhan akan masker/syal ini tergantung pribadi masing-masing. Yang jelas, karena perjalanan kita cukup jauh dan kebanyakan tidur selama di pesawat maupun bus maka perlu masker/syal untuk menutup mulut. Ya siapa tahu tidurnya ada yang nganga ataupun ngiler kan ga enak dilihat. :)

23. Koper
Koper biasanya dibagikan dari travel agent. Warnanya seragam sehingga jelas dari travel agent apa.

Demikian beberapa poin yang bisa saya tulis dan share ke reader semuanya. Selebihnya bisa dikira-kira sendiri ya. Tiap orang pasti kebutuhannya beda-beda. Saran saya sih pilah-pilah mana yang urgent dan tidak. Tidak perlu membawa terlalu banyak karena berat. Toh setelah ditambah oleh-oleh yang dibeli di sana maka koper pun penuh dengan sendirinya. :)

Mudah-mudahan next time akan bisa saya posting cerita-cerita lainnya seputar umroh yang saya alami. Semoga posting ini bisa jadi referensi. Dan bagi yang belum berangkat umroh, semoga bisa segera berangkat ya! Bagi yang sudah (termasuk saya) semoga bisa berangkat lagi. Aamiin. Karena kerinduan beribadah di sana lagi itu melekat di dada.

:)

See u next post!

Thursday, November 20, 2014

Istilah Gaul ala Bahasa Gaul Lampung

11/20/2014 10:17:00 PM 0 Comments
Siger
Lambang kebanggaan Lampung

Gara-gara sehabis baca status facebook seorang teman yang share link tentang "Bahasa Gaul di Lampung", maka itu saya tergerak untuk membuat postingan ini setelah sekian lama tidak posting terhitung dari September 2014. 

Bermula karena saya berasal dari Lampung. Merasa pernah jadi anak muda dan gaul di sana gitu loh maksudnya. Sekarang juga masih muda sih cuman sudah lama sekali meninggalkan bumi tercinta tanah kelahiran saya itu demi pendidikan dan pekerjaan. Haiyah siapa yang nanya coba? :)

Intinya saya jadi kangen gitu dengan suasana di Lampung. Bergaul dengan teman-teman saya masa remaja. Pastinya memraktekkan bahasa gaul anak muda ala Lampung.

Yang saya rasakan ketika saya pulang kampung dan bertemu dengan teman yang memang tinggal di sana seumur hidupnya (kagak merantau sama sekali) ya saya merasa kagok/kelu gitu berbicara dengan bahasa gaulnya. Sudah lama hilang dari lidah saya setelah 4 tahun tinggal di Jakarta dan 6 tahun di Bengkulu. Memang bahasa gaul Lampung itu ya bahasa Indonesia gaul pakai sebutan elo-gw/ lu-gua mirip di Jakarta. Tapi tetap saja beda loh. Banyak istilah-istilah yang cuma ada di Lampung. Kamu bakal tahu kalau pernah tinggal di Lampung. :)

Ketika awal-awal masuk kuliah dulu, bahasa saya masih kental bahasa gaul Lampung dengan ciri khas kata 'geh' dan 'kamu/kita/dia orang'. Berhubung teman kuliah saya itu beragam sekali asalnya dari Sabang sampai Merauke (namun tetap etnis jawa paling dominan) jadi ya mereka merasa aneh gitu ketika saya tanpa sadar mengucap kata tersebut. Mereka mengkritik bahasa saya. Ketika saya pakai kata 'kamu orang' maka ada salah seorang yang berujar, " Iya aku orang, la kalo kamu apa? Gajah?"

Ups! Meski dia bercanda tapi jadi ga nyambung ya karena sudah jadi kebiasaan lidah selama hidup di Lampung. Makanya saya mulai menyesuaikan bahasa yang saya gunakan. Lama-lama menghilang dengan sendirinya. Apalagi setelah itu saya tinggal di Bengkulu yang notabene masih menggunakan bahasa daerah Bengkulu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Otomatis tambah padamlah bahasa gaul Lampung saya karena lawan bicara saya berbahasa Bengkulu yang campuran bahasa Palembang dan Minang dengan ciri khas akhiran huruf 'o' di setiap katanya.

Di Lampung memang tidak sama seperti daerah lain yang masih kental menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan. Mungkin karena multi etnis yang tinggal di sana sehingga bahasa pemersatunya bahasa Indonesia. Namun kemudian berkembang menjadi bahasa gaul. Entah darimana juga asalnya bahasa gaul itu. Banyak serapan-serapan dari bahasa daerah sih sebenarnya. 

Nah, buat kamu yang mungkin berminat untuk main/jalan-jalan, studi, kerja atau menetap di Lampung, ada baiknya kamu tahu beberapa istilah-istilah yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari di sana biar kamu nyambung kalau diajak ngobrol. Kalau pun ngga, ya sekedar buat nambah pengetahuan aja juga ok. Cari di google saja ya. :)


Picture credit to the rightful owner