Follow Us

Tuesday, May 17, 2016

Pengalaman Tes TPA SIMAK UI Pasca Sarjana S2 10 April 2016

5/17/2016 03:11:00 PM 156 Comments


Halo... Saya kembali ingin berbagi dengan teman-teman. Sebulan lalu saya mengikuti tes Simak UI Pasca Sarjana S2 di Depok hari minggu tanggal 10 April 2016. Tepatnya di FISIP Gedung H.

Cara mendaftar

Saya memang sudah jauh hari merencanakan ikut tes ini. Bagi teman-teman yang juga ingin melakukan pendaftaran, siapa tahu ini berguna. Yang saya lakukan diantaranya:
  1. Buka website http://penerimaan.ui.ac.id
  2. Register
  3. Isi form pendaftaran, upload foto, upload dokumen (ijasah, transkrip -- wajib, TPA, TOEFL ITP -- kalau ada), lalu verifikasi.
  4. Membayar biaya pendaftaran sebesar 750.000 (kecuali Psikologi dan Keperawatan) via ATM (ada banyak pilihan bank serta bisa via ATM, internet banking, teller tergantung bank-nya). Kala itu saya membayar via ATM BRI tapi gagal terus. Penyebabnya adalah pertama, ternyata tanggal pembayaran belum dibuka. Kedua, BRI-nya yang belum membuka (padahal sudah masuk waktu pembayaran berdasarkan jadwal di UI). Caranya mudah untuk BRI, tinggal masuk ke menu pembayaran - pendidikan - UI - tulis kode UI (008) disertai nomor pendaftaran 9 digit. 
  5. Mengecek ke website apakah pembayaran sudah diterima sehingga bisa men-download kartu ujian. Tidak instan ya. Jadi ada jeda waktu sampai kartu ujian kita bisa di-download. Pengalaman saya mentransfer hari jumat, rabu baru bisa download kartu. Tapi mungkin saja sudah berubah sekarang.
  6. Persiapan tes TPA dan Bahasa Inggris tanggal 10 April 2016. Kartu ujian dicetak berwarna dan tidak boleh dilaminating karena akan ditandatangani pengawas ujian. Bawa kartu pengenal sesuai yang kita cantumkan ketika pendaftaran.
Tempat menginap

Karena saya berasal dari luar Jawa, jadi tentu saja harus menginap. Akhirnya pilihan jatuh pada Wisma Makara UI setelah searching beberapa penginapan. Sekitar 10 hari sebelum hari H coba kontak telepon Makara dan ternyata masih tersedia kamar kosong. Pilihan jatuh pada kamar tipe superior. Sewa semalam 389 ribu rupiah.

Setelah sampai di sana, rupanya kamarnya lumayan luas. Dan fasilitasnya juga lumayan. Hanya saja shower di kamar yang saya tempati ternyata tidak mengalir deras karena mengalir duluan di bawah kepala showernya itu jadi tidak mengalir full sampai atas. Cukup mengganggu tapi bukan sesuatu yang fatal sih. Terus kunci kamarnya tidak menggunakan kartu seperti di hotel-hotel. Masih manual.

Makara letaknya jauh dari Gedung H atau pun dari pusat keramaian di luar UI jadi kalau mau cari makan ya harus keluar dulu. Transportnya?

Transportasi

Di sebelah kiri Makara, ada asrama UI. Nah, di situlah mangkal ojek. Ada banyak. Di sebelah satpam. Jadi, kalau mau ke mana-mana ya dari Makara jalan kaki ke sebelah masuk pos satpam bilang saja ojek. Tarif untuk di sekitaran UI 10 ribu rupiah sekali ojek. Kalau keluar UI lebih bayarnya. Waktu itu saya minta diturunkan di tempat yang ramai orang jualan makanan atau pun ada Indomaret Alfamaret, tarifnya 15 ribu. Pernah juga saya turun di halte UI karena mau cari taksi, bayar 7 ribu.

Suasana Tes

Kalau waktu mau tes, saya keluar Makara jam 06.20 pagi. Seharusnya sarapan dulu karena di Makara disediakan sarapan jam 6 pagi tapi saya yang tidak keburu. Langsung cabut saja ke sebelah. Ojek ada banyak yang mangkal. Padahal awalnya takut habis karena banyak sekali yang ikut tes. Dan memang jalanan macet loh. Untung tukang ojeknya pinter nyelip-nyelip jadi jam 7 kurang sudah sampai Gedung H. Sampai Gedung H, sudah ada tulisan lokasi ujian. Saya ujian di lantai 3. Ruang paling dekat dengan lift. Lupa ruangan berapa kalau tidak salah ingat 305.

Begitu naik ke atas, ternyata sudah penuh para peserta yang sedang menunggu dibukakan pintu masuk ruangan. Di situ campur baur peserta yang mau mengambil berbagai jurusan. Jam 7 baru peserta boleh masuk. Rupanya saya dapat kursi paling depan. Kolom kedua dari pojok.

Setengah jam pertama adalah waktunya untuk mengisi biodata dan mengecek soal apakah jumlah halamannya sudah benar. Nah, saat pengecekan ini sebenarnya bisa loh sambil curi-curi lihat soalnya. Tapi tidak signifikan juga sih. Mending ikut prosedur sajalah. Hati juga lebih tenang.

Sebelum soal dibagikan ada 4 orang peserta yang dijadikan saksi bahwa soal masih utuh masih dilem. Dan saya menjadi salah satu saksi karena duduk di depan. Diminta tanda tangan juga sebagai saksi soal utuh. Nanti juga sekalian sebagai saksi bahwa soal langsung dimasukkan ke amplop dan dilem ketika ujian selesai.

Kalau persyaratan sebelum tes ya standar.
1. Tas diletakkan di depan.
2. Di atas meja hanya boleh meletakkan kartu identitas, kartu ujian dan alat tulis.
3. Alat tulis hanya boleh membawa pensil, pena, penghapus dan rautan. Kotak pensil tidak diperbolehkan.
4. Jam tangan harus dilepas. Untuk perkiraan waktu nanti panitia akan menggambar di papan tulis berupa persegi panjang yang diarsir berapa waktu yang sudah berjalan.
5. HP harus dimatikan.

Untuk tes TPA ada 3 sesi. Soal terdiri 3 warna. Satu sesi satu warna. Selesai satu sesi tidak boleh membuka sesi sebelumnya atau selanjutnya. Tidak boleh curang intinya.

Kemampuan bahasa 40 soal (30 menit)
Kemampuan kuantitatif 30 soal (50 menit)
Kemampuan logika 40 soal (40 menit)
Total 100 soal (Benar 4, salah -1, kosong 0)

Bahasa Inggris
Structure 40 soal
Reading 50 soal
Total 90 soal (tidak ada pengurangan nilai)

Kesan

Yang berkesan itu TPA-nya. Kenapa? Karena sulit hehe. Hanya setengahnya lebih sedikit yang saya isi. Sebelum lembar jawaban ditarik panitia, terus terang saya shock begitu saya hitung jumlah jawaban yang saya hitamkan. Hanya 58 dari 100. Itupun tidak tahu benar atau tidak. Apa mungkin saya lulus dengan hanya 58% isian. Apa mungkin saya meraih skor 500? Meski saya sudah pernah mencoba tes TPA Bappenas yang juga sulit, tapi ini terasa lebih sulit. Mungkin karena ada pengurangan nilai juga ya jadi harus hati-hati betul. Kalau Bappenas kan tidak ada pengurangan nilai jadi masih bisa gambling.

Saya sempat berbincang dengan peserta tes lain di sebelah saya. Dia mengambil jurusan farmasi. Background dia memang eksak. Sementara jurusan yang mau saya ambil masuk FISIP. Nah, dia bilang matematikanya susah. Iya memang betul susah. Dia bilang kalau dia yang dari eksak saja merasa soalnya sulit apalagi saya yang bukan eksak. Dalam hati saya, saya juga background-nya eksak Mbak. Hehe

Kalau bahasa Inggris-nya standar TOEFL. Alhamdulillah bisa mengerjakan dengan lumayan tenang dan yakin dibanding ketika TPA. Mungkin efek tak ada pengurangan nilai. Semua pertanyaan saya selesaikan. :)

Pakai buku apa untuk persiapan?

Buku TPA mana saja saya pikir bisa untuk persiapan belajar. Karena biasanya mirip-mirip sih isinya. Dan kebanyakan yang beredar adalah standar OTO Bappenas. Saya juga punya buku kumpulan soal TPA OTO Bappenas. Lebih banyak buku lebih baik karena saling melengkapi. Yang penting dipelajari. :)

Lalu untuk TOEFL juga bisa pakai dari berbagai macam penulis. Lokal maupun luar negri tidak masalah. Perbanyak latihan saja. Terutama reading harus bisa membaca cepat.

Selesai Tes

Selesai tes, saya antri toilet dulu di lantai 3. Karena pas istirahat tidak jadi antri toilet saking ramainya antrian sampai ke tangga. Baru setelah itu turun dan sholat di musholla depan belok kiri Gedung H.

Sholat, istirahat sebentar menenangkan diri lalu naik ojek lagi ke Makara mengambil tas yang saya titipkan ke receptionist karena sudah checkout paginya. Jalanan masih tetap macet. Setelah itu saya ngojek lagi ke halte UI menunggu taksi. Selain jalanan macet, taksi juga jarang yang lewat. Kalaupun ada, sudah ada penumpangnya. Eh, memang rejeki, ada satu taksi berhenti tepat di depan halte tapi sudah ada penumpangnya sih. Ternyata turun semua penumpangnya. Ya sudah saya naik taksi tersebut akhirnya. Saya kan mau mengejar waktu ke bandara Soetta.

Jalanan masih macet sampai Lenteng Agung. Padahal hari minggu loh. Biasanya hari libur kan relatif sepi ketimbang hari kerja. Jam empat kurang 5 menit saya sampai juga di Soetta. Syukurlah saya tidak mengambil pesawat setengah 5 sore, tapi jam setengah 8 malam. Kalau tidak, alamak terlambat saya. Sampai Soetta masih bisa makan dulu. Sejujurnya saya kelaparan hehehe. Cuma makan roti masih belum cukup. Dan saya merasa pening mungkin karena lapar plus energi terkuras pas tes.

Setelah makan langsung check in. Ke ruang tunggu langsung ke musholla menunggu sholat magrib. Rupanya pesawat terlambat sekitar 15 menit.

Pengumuman Hasil

Hasil seleksi diumumkan satu bulan an setelah tes yaitu tanggal 16 Mei 2016 pukul 15.00 WIB. Kemarin Senin adalah tiba saatnya pengumuman, saya buka website UI di kantor. Sekitar 10-20 menit pertama website tidak bisa dibuka. Mungkin crash karena banyak yang akses di saat bersamaan. Setelah itu baru bisa saya buka. Saya log in terlebih dahulu lalu saya buka menu "hasil seleksi". Alhamdulillah lulus. :)

Namun, sepertinya belum rejeki saya untuk mengikuti perkuliahan di UI tahun ini. Beasiswa yang ingin saya kejar rupanya sudah terlambat karena kesalahpahaman saya menangkap informasi. Jikalau saja saya ada di Jakarta, kemungkinan besar saya akan lanjut biaya sendiri tanpa harus menunggu beasiswa.

Good luck buat readers yang ingin mencoba peruntungan!

Begitulah perjalanan saya readers. Sampai jumpa di pos berikutnya. :)

Pic credit twitter simak_ui