Follow Us

Tuesday, May 8, 2018

Writer's Series: The Story of Us The Jakarta Post

5/08/2018 11:10:00 AM 0 Comments
Hari Sabtu tanggal 5 Mei 2018 lalu saya mengikuti mini conference bertajuk Writer's Series: The Story of Us yang diselenggarakan oleh The Jakarta Post. Acara berlokasi di Upper Room Annex Building lantai 10 belakang Pullman Hotel.


Saya ikut acara ini karena mendapat info dari teman saya. Dia bilang yang tahun lalu materinya seru. Berhubung saya libur untuk tanggal tersebut akhirnya saya registrasi terlebih dahulu dengan mengisi link yang dikasih teman saya.

Tiba hari sabtu, saya pergi ke sana sendirian. Tiba di dekat Annex Building, bingung masuknya dari mana. Ternyata saya tidak sendirian. Ada beberapa perempuan yang juga sama bingung. Akhirnya kami barengan masuk ke dalam. Rupanya ada jalan kecil sebelah kiri di pinggiran jalan tempat mobil masuk. 

Saya ketemu teman saya di bawah gedung lalu kami mengantri lift. Sudah ada petugas yang mengatur antrian masuk lift. Awalnya saya tidak mengenali kalau teman saya sudah ada di situ menunggu saya, tepatnya menunggu temannya yang sedang sarapan di luar, duh geer sekali saya. Tiba-tiba dia menyapa saya. Hihi

Lama tak berjumpa, kami pun cipika-cipiki. Asyiiikkk. :D

Kemudian kami naik ke lantai 10. Di sana kami tanda tangan sesuai nama sewaktu registrasi. Jalan-jalan sebentar lalu menuju ruang utama tempat acara. Dekorasi ruangannya bagus. Sudah begitu, dingin sekali AC-nya. Untunglah saya membawa jaket walau tipis lumayan untuk menghalau udara dingin seharian karena acara berlangsung dari jam 9.00 - 17.00 wib. 

Dari awal hingga akhir acara dipandu menggunakan bahasa Inggris. Pembicaranya ada banyak sekali dan semuanya berbahasa Inggris pastinya. Mayoritas didatangkan dari luar negeri. Ada yang dari India, Inggris, USA, Hongkong, Filipina, dan lain-lain. Ada yang strory telling, ada yang dialog, drama, dan lain-lain.

Di awal-awal acara peserta penuh tapi menjelang sore, menyusut dengan sendirinya. Oya, di tengah-tengah acara saya mengantuk sekali. Astaghfirullah. Kan lampunya gelap ya berasa nonton konser begitu, hanya panggung yang diberi sorot cahaya. Syukur juga sih tidak ada yang melihat saya tertidur beberapa kali. Hihi.

Saya tidak sempat mengabadikan apa pun di sana. Baterai HP saya sudah tidak bisa kompromi lagi. Bahkan untuk pulangnya saya dipesankan teman saya ojek online pakai HP-nya. Bikin susah orang saja saya ini.
Satu-satunya foto yang sempat diambil 

Mana saya dan teman beda arah pula. Saya ke kiri dan dia ke kanan. Saya tunggu-tunggu mana ya si Bapak ojek kok tidak muncul-muncul. Ada sih beberapa motor yang diam di pinggir jalan, tapi tidak ada yang platnya sama seperti yang saya ingat tadi sewaktu pesan. Saya kepikiran mau naik taksi sajalah ya kalau lebih lama lagi tidak datang karena waktu sudah magrib itu. Eh, tiba-tiba teman saya muncul waktu saya menengok ke belakang. Dia bilang Bapak ojek menelepon. Lah ternyata si Bapak sudah lama diam di situ di pinggir jalan. Dan ternyata lagi, platnya beda nomor. Ya ampun... tidak pakai jaketnya pula. 

Sesampai saya di kos, teman saya menghubungi saya. Ternyata dia kehilangan hp-nya yang satu lagi, hp jadul kesayangan yang banyak kenangannya. Ya Allah... gegara sayakah ini? :(

Semoga mendapat ganti yang lebih baik ya Sobat...

Friday, May 4, 2018

Jangan Sekolah Tinggi-Tinggi, Cowok Takut... Nikah Dulu!

5/04/2018 12:33:00 PM 0 Comments
Semalam, saya kuliah malam. Usai kuliah sekitar pukul 9 malam lebih saya pulang berjalan kaki seperti biasa. Jam sekian jalanan yang biasa saya lewati sudah sepi kendaraan lewat. Orang berjualan pun sudah banyak yang bubar.


Entah kenapa tiba-tiba saya ingin makan sesuatu begitu sampai di kos. Saya yang awalnya jalan di sebelah kiri kemudian menyeberang ke sebelah kanan jalan karena di sana ada penjual nasi goreng. Saya pun memutuskan untuk membeli mie rebus saja. Di dekat tukang nasi goreng itu tiba-tiba ada seorang bapak yang menyapa saya, "Pulang, Mbak."

"Iya, Pak," jawab saya ramah sambil tersenyum tipis ke arah si Bapak.

Lalu saya duduk menunggu pesanan saya di pinggir jalan. Eh, si Bapak mendekati saya dan mengajak ngobrol. Apa yang diobrolkan? Biasalah ya pertanyaan seperti kuliah di mana dan lain-lain. Si Bapak juga bercerita tentang dirinya.

Awalnya saya pikir si Bapak adalah penjual warung di pinggir jalan itu tapi ternyata adalah pemilik rumah pinggir jalan yang sekian lama ada tulisan "dijual".

Kami terus mengobrol sampai pesanan saya selesai dimasak. Si Bapak bilang, "Jangan sekolah tinggi-tinggi, Mbak, cowok takut."

"Takut gimana, Pak?"

"Kalau cowoknya S1 takut, Mbak, mau deketin. Minder."

"Kok takut sih, Pak. Saya sih biasa-biasa saja."

"Kalau saya, Mbak, ga takut sama cewek cantik tapi takut sama cewek pinter."

Bla bla bla...

Ya Allah, jika cowoknya takut ya artinya bukan jodoh. Simpel. Logis. :)