Follow Us

Thursday, March 27, 2025

Review: Law of Attraction




Draf ditulis 11 Oktober 2020. Sayang dibuang
.

Sudah setahun saya lulus kuliah dan selama setahun pula saya sadar bahwa saya tidak membaca buku sama sekali. Tiba-tiba saya merasa haus. Otak saya merasa perlu makanan. Saya merasa rindu untuk membaca pemikiran orang yang biasa saya baca dalam bentuk buku. Saya rindu menyerap pemikiran orang yang mendalam yang tertuang dalam bentuk buku. Saya berpikir, rugi sekali saya melewatkan waktu, melewatkan karya-karya keren yang semestinya bisa saya serap.

Selama setahun ini saya mulai kembali tenggelam dalam pekerjaan. Pulang kerja sudah lelah. Istirahat sebentar saja lalu tertidur seperti sudah menjadi kebiasaan. Salah satu hiburan adalah menonton youtube. Namun kemudian menonton youtube pun teralihkan dengan webinar. Betul sekali saya mulai mengurangi menonton youtube semenjak saya rajin mengikuti webinar dan juga kursus online. Terhitung sudah 100-an webinar saya ikuti sejak juni lalu hingga saya menulis ini. Kursus online juga sudah mulai satu per satu selesai. Waktu saya kembali luang. Energi saya kembali berlebih. Saya berpikir bahwa webinar, kursus, dan juga youtube tidak cukup memberikan saya ilmu yang mendalam. Karenanya saya kembali ke buku yang sekian lama terlupakan.

Saya mulai mencari judul-judul yang menarik perhatian saya untuk dibaca. Selain review pembaca, umumnya saya membaca sampelnya terlebih dahulu di google play. Lumayan membantu apakah saya tertarik atau tidak dengan isi buku yang selanjutnya akan saya beli. Pada akhirnya saya pun sudah gila memutuskan untuk membeli sekitar 36 judul buku (29 buku fisik dan 7 ebook) per hari ini saya menulis ini. Dan sudah 3 judul buku yang saya selesaikan membaca. Alhamdulillah. 

Jika tidak ditargetkan maka tak ada yang tuntas dibaca karena memang selera membaca buku sudah menurun sangat drastis. Tapi saya bersyukur bahwa buku sudah membuat saya berkurang menonton youtube. Kalau drama korea memang sudah lama saya tidak menonton. Walau kemarin sempat heboh drama It's OK to not be OK, The World of Marriage atau pun dramanya Hyun Bin itu, semuanya saya belum nonton. Padahal saya mengikuti webinar yang didalamnya terselip membahas ketiga drama tersebut saking hebohnya. :D

Jadi, ke depannya mungkin saya akan membuat review buku-buku yang sudah saya baca jika tidak malas. :D

OK. Mari kita lanjut ke buku yang akan saya review berjudul Law of Attraction karangan Michael J. Losier. Sebelum saya putuskan membeli buku ini, saya sudah mengikuti channel yang membahas tentang Law of Attraction (LoA) di youtube. Namun, saya merasa yang empunya channel bahas kurang mendalam. Saya perlu membaca sendiri literatur yang membahas tentang itu sehingga ilmu yang saya peroleh akan menjadi komplit, tidak hanya potongan-potongan yang harus saya kumpulkan menjadi satu agar menjadi utuh. 

Sebenarnya saya mendengar LoA bukan baru pertama kali saat saya menonton youtube tapi sudah lama sekali. Hanya saja saya tidak begitu mengerti apa itu LoA dan tidak berminat mengetahui lebih dalam. LoA dalam buku yang saya baca diterjemahkan sebagai hukum ketertarikan ini mengajarkan kita agar senantiasa menjadi positif dalam segala hal. 

Di alam semesta ini ada dua macam getaran yaitu getaran positif dan negatif

Dalam diri kita, getaran positif itu di antaranya ketika kita merasakan kegembiraan, cinta, kemakmuran, kebanggaan, kenyamanan, keyakinan dan, kasih sayang. Dan getaran tertinggi adalah cinta. Sementara getaran negatif itu ketika kita merasakan kekecewaan, kesendirian, kekurangan, kesedihan, kebingungan, stres, amarah, dan sakit hati.
Pernah mendengar kalimat bahwa setiap kata adalah doa? Nah, itulah salah satu prinsip dasar dari Law of Attraction (LoA). Setiap kata, pikiran, dan perasaan yang kita pancarkan akan menarik energi serupa dari alam semesta. Jika kita terus-menerus berpikir negatif—merasa tidak cukup baik, tidak cukup sukses, atau selalu khawatir—maka secara tidak sadar kita justru menarik lebih banyak kejadian yang memperkuat pikiran negatif itu. Sebaliknya, jika kita fokus pada hal-hal yang positif, penuh rasa syukur, dan percaya diri, kita lebih mungkin mendapatkan hal-hal baik dalam hidup.

Dalam buku Law of Attraction karya Michael J. Losier, konsep ini dijelaskan secara sistematis dan praktis. Buku ini tidak hanya menjelaskan teori, tetapi juga memberikan langkah-langkah konkret untuk menerapkan LoA dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teknik yang ditekankan adalah Deliberate Attraction, yaitu menarik hal-hal positif secara sadar dengan cara mengubah fokus pikiran dan kata-kata kita.

Losier menekankan bahwa LoA bekerja berdasarkan tiga langkah utama:

1. Identifikasi keinginan
Kita harus benar-benar jelas tentang apa yang kita inginkan dalam hidup. Misalnya, bukan hanya “ingin sukses,” tetapi mendefinisikan dengan jelas apa arti sukses bagi kita—apakah itu pekerjaan yang lebih baik, penghasilan lebih tinggi, atau hubungan yang harmonis.

2. Berikan perhatian dan energi pada keinginan itu
Ini berarti kita harus menghindari fokus pada apa yang tidak kita inginkan. Jika kita selalu memikirkan ketakutan akan kegagalan, tanpa sadar kita malah menarik kegagalan itu. Sebaliknya, kita perlu membayangkan seolah-olah keinginan kita sudah tercapai dan merasakan emosi positif yang menyertainya.

3. Izinkan keinginan itu datang
Langkah terakhir ini sering kali yang paling sulit. Banyak orang tanpa sadar memblokir manifestasi keinginan mereka dengan keraguan dan ketakutan. Losier menyarankan untuk melatih rasa syukur, melepaskan kecemasan, dan mempercayai proses alam semesta.

Saat membaca buku ini, saya menyadari bahwa LoA bukan hanya tentang “berharap sesuatu terjadi,” tetapi lebih kepada mengubah pola pikir dan tindakan kita agar selaras dengan hal yang kita inginkan. Misalnya, jika kita ingin menjadi orang yang lebih produktif, kita perlu mengubah kebiasaan harian kita, bukan hanya berharap suatu hari kita akan lebih rajin.

Menariknya, banyak prinsip LoA yang sebenarnya sudah kita terapkan tanpa sadar. Ketika saya memutuskan untuk kembali membaca buku setelah setahun absen, saya tidak langsung berharap tiba-tiba menjadi pembaca yang rajin. Saya mulai dengan langkah kecil: membaca sampel buku di Google Play, mencari rekomendasi buku yang menarik, dan akhirnya membeli buku yang benar-benar ingin saya baca. Perlahan-lahan, kebiasaan membaca kembali terbentuk.

LoA juga mengajarkan saya untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi. Jika dulu saya menghabiskan banyak waktu di YouTube atau menonton webinar tanpa arah yang jelas, sekarang saya lebih sadar dalam memilih apa yang saya konsumsi. Saya ingin memastikan bahwa setiap informasi yang saya serap benar-benar bermanfaat dan mendukung pertumbuhan saya.

Setelah membaca Law of Attraction, saya semakin percaya bahwa cara kita berpikir dan berbicara memiliki dampak besar terhadap kehidupan kita. Jika ingin perubahan, kita harus memulainya dari dalam diri sendiri.

Jadi, apakah saya akan terus menerapkan LoA dalam kehidupan saya? Saya rasa ya. Saya tidak berharap hasil instan, tetapi saya ingin terus melatih pola pikir positif dan melihat bagaimana perubahan itu berdampak dalam jangka panjang.

Untuk selanjutnya, saya berencana membaca buku lain yang membahas konsep serupa, mungkin The Secret karya Rhonda Byrne atau buku-buku lain yang mendalami psikologi positif dan pengembangan diri. Jika saya tidak malas, saya akan menuliskan review-nya juga di sini.

Bagaimana dengan kalian? Apakah pernah menerapkan prinsip LoA dalam hidup? Atau mungkin tanpa sadar sudah mengalaminya? Saya ingin mendengar pengalaman kalian!



No comments:

Post a Comment

leave your comment here!