Follow Us

Monday, March 24, 2025

Menyelami The Religions Book: Big Ideas Simply Explained – Buddha (600 SM) (Bagian 4)

Berikut adalah kelanjutan seri posting buku The Religions Book: Big Ideas Simply Explained

Buddha (600 SM): Jalan Tengah Menuju Pencerahan

Pada sekitar 600 SM, muncul seorang pangeran dari kerajaan kecil di India utara bernama Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha. Buddha lahir dalam konteks masyarakat Hindu yang ketat, di mana sistem kasta dan ritual menjadi pusat kehidupan spiritual. Namun, ajaran Buddha justru muncul sebagai kritik dan jalan alternatif dari kepercayaan yang ada.

Pencerahan di Bawah Pohon Bodhi

Setelah meninggalkan kehidupan mewahnya, Siddhartha menjalani pertapaan dan akhirnya bermeditasi di bawah pohon Bodhi. Di sanalah, ia mencapai pencerahan dan menemukan bahwa penderitaan manusia disebabkan oleh keinginan yang berlebihan dan keterikatan pada duniawi.

Buddha kemudian mengajarkan Empat Kebenaran Mulia:

  1. Hidup ini penuh penderitaan (dukkha).
  2. Penderitaan berasal dari keinginan (tanha).
  3. Penderitaan bisa diakhiri dengan melepaskan keinginan.
  4. Ada jalan untuk mengakhiri penderitaan, yaitu Jalan Tengah (Eightfold Path).

Jalan Tengah (Eightfold Path)

Jalan Tengah terdiri dari delapan aspek, seperti:

  • Pandangan benar,
  • Niat benar,
  • Ucapan benar,
  • Perilaku benar,
  • Penghidupan benar,
  • Usaha benar,
  • Perhatian benar (mindfulness),
  • Konsentrasi benar (meditasi).

Ajaran ini menekankan keseimbangan antara asketisme ekstrem dan hedonisme, serta mendorong pengendalian diri dan welas asih kepada semua makhluk.

Nirwana dan Reinkarnasi

Mirip dengan Hinduisme, Buddha juga menerima konsep samsara (kelahiran kembali). Namun, tujuan akhir dalam Buddhisme adalah mencapai nirwana, kondisi bebas dari penderitaan dan siklus reinkarnasi. Nirwana bukan tempat, melainkan keadaan di mana seseorang terbebas dari keinginan dan ego.

Pengaruh dan Penyebaran

Buddhisme berkembang pesat ke Asia Timur dan Tenggara, termasuk Tiongkok, Jepang, Thailand, dan Indonesia. Dalam perjalanannya, ajaran ini terbagi menjadi dua aliran besar: Theravada (lebih konservatif) dan Mahayana (lebih inklusif).

Buddha sendiri tidak menyatakan dirinya sebagai dewa, melainkan sebagai seorang guru yang menunjukkan jalan. Ajarannya menginspirasi jutaan orang untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran, welas asih, dan ketenangan batin.


Lanjut ke bagian 5 Yudaisme (2000 SM) di posting berikutnya...

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!