Halo Sobat! Apa kabar? Setelah selesai seri sebelumnya, kita masuk ke seri ketiga ya yaitu 20 Seri Mencari Makna dalam Setiap Kejadian. Jadi saya akan posting tema ini selama beberapa hari ke depan. Semoga selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik. Yuk simak!
Ketidaksempurnaan yang Membuat Kita Manusia
Kita tumbuh dalam budaya yang mendewakan kesempurnaan. Nilai bagus, wajah mulus, hidup lancar, pencapaian hebat — seolah semua harus ideal. Kita belajar untuk menyembunyikan kekurangan, untuk tampil seolah-olah “baik-baik saja.” Tapi… benarkah kesempurnaan adalah tujuan hidup?
“There is a crack in everything. That’s how the light gets in.” — Leonard Cohen
Ketidaksempurnaan adalah bagian tak terpisahkan dari kita. Kita berbuat salah. Kita pernah gagal. Kita kadang meragukan diri sendiri. Tapi justru di sanalah letak keindahannya — kita ini manusia, bukan mesin. Dan menjadi manusia berarti belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk tidak sempurna.
Saat kita terus memaksa menjadi sempurna, kita kehilangan koneksi dengan diri sendiri. Kita mulai menjalani hidup dengan topeng. Tapi topeng hanya memperjauh jarak — bukan hanya dengan orang lain, tapi juga dengan hati kita sendiri.
“You are imperfect, permanently and inevitably flawed. And you are beautiful.” — Amy Bloom
Ketidaksempurnaan membuka ruang untuk pertumbuhan. Bayangkan jika kita sudah “sempurna” sejak awal — apa yang ingin kita pelajari? Apa yang bisa kita syukuri? Tanpa kegagalan, kita tak akan pernah mengerti rasa bangkit. Tanpa ketidaksempurnaan, kita tak akan pernah tahu apa itu keberanian untuk mencoba lagi.
Yang membuat kita disukai orang bukan kesempurnaan kita, tapi keaslian kita. Orang lebih tersentuh oleh cerita yang jujur, bukan yang indah. Mereka terhubung dengan luka, tawa canggung, pengakuan akan rasa takut… karena semua itu membuat kita nyata.
“Be messy. Be complicated. Be afraid. But show up anyway.”
Bahkan Tuhan pun mencintai manusia dalam ketidaksempurnaannya. Kita diizinkan jatuh, untuk belajar berdiri. Kita diizinkan gagal, untuk belajar rendah hati. Kita diizinkan salah, untuk tahu cara mencinta dan memaafkan.
Jangan tunggu sempurna untuk mencintai dirimu sendiri. Mulailah dari sekarang, dengan semua kekurangan dan luka yang ada. Karena, justru dalam menerimanya, kamu akan menemukan kedamaian.
Ketidaksempurnaan bukan penghalang, tapi jembatan. Jembatan menuju pengampunan diri. Jembatan menuju kejujuran. Jembatan menuju hubungan yang lebih tulus.
“You were never meant to be perfect. You were meant to be real.”
Hidup bukan tentang menjadi segalanya untuk semua orang. Tapi tentang menjadi cukup untuk diri sendiri. Dan itu dimulai dari keberanian untuk berkata: "Aku tidak sempurna, dan itu tidak apa-apa."
Jangan takut untuk melangkah ke dalam ketidakpastian—terkadang, itulah yang membawa kita ke tempat yang luar biasa.
Sampai jumpa di bagian 10...
#828
#Menuju 1000 posting
#Seri Mencari Makna dalam Setiap Kejadian
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!