Follow Us

Sunday, April 13, 2025

Episode 12: Belajar Menyukai Tubuh Sendiri, Bukan Tubuh Ideal Versi Dunia

Halo Sobat! Berikut ini adalah seri lanjutan dari seri sebelumnya. Untuk seri kedua ini saya ambil tema Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan. Jadi, selama beberapa hari ke depan saya akan posting berseri sebanyak 20 judul dengan tema ini. Semoga membawa manfaat untuk kamu semua pembaca blog saya. 



Episode 12: Belajar Menyukai Tubuh Sendiri, Bukan Tubuh Ideal Versi Dunia

“Tubuhku bukan untuk dibandingkan. Ia adalah rumah yang menampung semua versiku—bahagia, sedih, bangkit, dan jatuh.”

Setiap hari, kita melihat iklan, unggahan media sosial, komentar tak diminta—semuanya membisikkan satu pesan:

"Kamu harus lebih kurus, lebih tinggi, lebih putih, lebih mulus, lebih… segalanya."

Dunia memuja standar kecantikan yang sempit dan bergerak cepat.
Tubuh kita pun jadi ladang pertarungan antara menjadi diri sendiri atau mengejar validasi.


Bagaimana Tubuh Jadi Musuh?

Bukan tubuhmu yang salah.

Yang salah adalah lensa yang kita pakai untuk melihatnya.

Sejak kecil kita dijejali citra tubuh “ideal”:

  • Kulit cerah lebih cantik.
  • Pinggang kecil tanda menarik.
  • Perut rata tanda sukses.

Padahal tubuh bukan pajangan. Ia bukan untuk dinilai, melainkan dihuni.


Mencintai Tubuh: Proses, Bukan Tujuan Instan

Tidak harus langsung suka semua bagian tubuhmu.
Cukup mulai dari:

  • Menghentikan kata-kata kejam ke diri sendiri.
  • Menyadari bahwa tubuhmu bekerja keras setiap hari.
  • Mengucapkan terima kasih pada kaki yang lelah, kulit yang bertahan, dan jantung yang tak pernah menyerah.

Langkah-Langkah Kecil Menuju Penerimaan Diri:

  1. Kurangi paparan standar tidak realistis.
    Unfollow akun-akun yang membuatmu merasa kurang.

  2. Ubah cara bicara pada diri sendiri.
    Daripada “Aku jelek”, ubah jadi “Aku sedang belajar mencintai diriku.”

  3. Rawat tubuh karena sayang, bukan karena benci.
    Makan sehat, tidur cukup, bergerak, bukan karena ingin mengecil, tapi karena ingin merasa baik.


Refleksi Hari Ini:

Aku tak akan lagi menunda kebahagiaan sampai tubuhku berubah.
Aku berhak bahagia di tubuhku sekarang, bukan versi nanti.
Aku bukan angka di timbangan, bukan lingkar pinggang, bukan komentar orang lain.
Aku adalah aku—dan tubuhku cukup.

“Tubuhmu bukan masalah yang harus diperbaiki. Ia adalah keajaiban yang layak dirayakan.”


Nantikan Episode 13: “Melepaskan Hubungan yang Tidak Sehat Tanpa Merasa Bersalah”


Sampai jumpa di posting berikutnya!


#811

#Menuju 1000 posting

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!