semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Episode 1: Ketika Dunia Menuntut Sempurna, Apa Kabar Dirimu? - Reana

Follow Us

Friday, April 11, 2025

Episode 1: Ketika Dunia Menuntut Sempurna, Apa Kabar Dirimu?

Halo Sobat! Berikut ini adalah seri lanjutan dari seri sebelumnya. Untuk seri kedua ini saya ambil tema Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan. Jadi, selama beberapa hari ke depan saya akan posting berseri sebanyak 20 judul dengan tema ini. Semoga membawa manfaat untuk kamu semua pembaca blog saya. 



Episode 1: Ketika Dunia Menuntut Sempurna, Apa Kabar Dirimu?

"You alone are enough. You have nothing to prove to anybody." – Maya Angelou

Setiap pagi, dunia menyambut kita dengan standar yang nyaris mustahil. Media sosial menunjukkan wajah-wajah cerah tanpa cela, tubuh ideal, karier yang melejit, hubungan romantis sempurna—seolah semua orang telah menemukan versi paling hebat dari diri mereka. Tapi di tengah segala gambaran gemerlap itu, satu pertanyaan penting sering terabaikan:


Apa kabar dirimu hari ini?

Tidak, bukan versi dirimu yang siap difoto atau didandani untuk tampil baik di Instagram. Bukan juga versi yang memaksakan senyum di tengah rasa lelah karena harus terlihat baik-baik saja.


Aku bicara soal dirimu yang asli. Dirimu yang kadang merasa lelah, kadang tidak yakin, kadang merasa tak cukup. Dirimu yang menyimpan ketakutan dan mimpi dalam satu napas yang sama. Dirimu yang merasa “berbeda” karena tidak sesuai dengan ekspektasi dunia.


Dunia mengajarkan bahwa kita harus “lebih”: lebih produktif, lebih cantik, lebih kurus, lebih sukses, lebih menarik. Tapi, apakah ada ruang untuk sekadar menjadi cukup?

Kesempurnaan yang Tidak Pernah Nyata

Kita terbiasa mengejar bayangan. Standar yang terus bergerak, seolah seperti pelangi yang indah tapi selalu di kejauhan. Kita mengira, jika sudah mencapai “itu”—berat badan ideal, gaji tinggi, pasangan sempurna—maka kita akan bahagia.


Namun sering kali, saat sampai di titik itu pun, kita merasa tetap kurang. Karena ternyata bukan hasilnya yang salah, tapi cara kita memandang diri sendiri yang terlanjur rusak oleh harapan orang lain.

Mengenali Suara Asli dari Dalam

Bagaimana kalau hari ini, kita berhenti sejenak?


Duduk. Tarik napas. Dengarkan suara kecil dari dalam. Suara yang tak selalu keras, tapi jujur. Ia tidak menuntut kesempurnaan, hanya kehadiran. Suara yang bilang:
"Kamu tidak harus jadi orang lain. Kamu boleh jadi dirimu sendiri—dengan luka, dengan gagal, dengan ragu. Kamu tetap berharga."


Gradient Dashed Border

Karena sesungguhnya, menjadi diri sendiri bukan bentuk kemunduran. Itu adalah bentuk keberanian.

Langkah Kecil Hari Ini

Hari ini, coba tanyakan pada dirimu:

  • Apa yang aku rasakan saat ini, tanpa harus menyenangkan siapa pun?
  • Apa yang kubutuhkan agar aku bisa merasa lebih utuh?
  • Siapa yang bisa kudekati untuk bercerita, bukan untuk dinilai?

Bukan jawaban yang sempurna yang kita cari, tapi kejujuran untuk melihat diri dengan welas asih.


Kita akan melangkah bersama dalam seri ini.
Bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk menjadi utuh.


Sampai jumpa di episode berikutnya: Mengurai Ekspektasi Sosial: Siapa yang Harus Kita Puaskan?




#2 20 Seri Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!