Halo Sobat! Berikut ini adalah seri lanjutan dari seri sebelumnya. Untuk seri kedua ini saya ambil tema Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan. Jadi, selama beberapa hari ke depan saya akan posting berseri sebanyak 20 judul dengan tema ini. Semoga membawa manfaat untuk kamu semua pembaca blog saya.
Episode 2: Mengurai Ekspektasi Sosial: Siapa yang Harus Kita Puaskan?
“Care about what other people think and you will always be their prisoner.” – Lao Tzu
Sejak kecil, kita diajari untuk menjadi “anak yang baik.” Kalimat itu terdengar sederhana, tapi mengandung tekanan yang besar: patuh, berprestasi, tidak mengecewakan. Kita tumbuh bukan hanya dengan keinginan untuk menjadi diri sendiri, tapi juga dengan ketakutan akan mengecewakan orang lain.
Saat kita dewasa, bentuknya berubah. Kini kita ingin menjadi karyawan ideal, pasangan idaman, teman yang selalu hadir, anak yang membanggakan, warganet yang tak bikin drama. Ekspektasi itu datang dari berbagai arah—keluarga, teman, atasan, bahkan orang asing di internet.
Lalu pertanyaannya: siapa yang sebenarnya kita puaskan? Mereka... atau diri sendiri?
Ekspektasi Itu Tidak Salah, Tapi...
Ekspektasi sosial sejatinya bisa menjadi kompas. Kita belajar sopan santun, empati, tanggung jawab. Tapi ketika ekspektasi menjadi beban yang membentuk identitas kita secara penuh, saat itulah kita mulai kehilangan arah.
Kita mulai hidup dalam “peran”:
- Menahan tangis agar tetap terlihat kuat.
- Mengiyakan permintaan agar tak dibilang egois.
- Mengejar impian yang bukan milik sendiri.
Dan perlahan, kita lupa rasanya menjadi diri sendiri.
Kamu Tidak Bisa Menyenangkan Semua Orang
Kenyataannya, tidak peduli sebaik atau sesempurna apa pun kita mencoba, selalu ada yang tidak puas. Dunia selalu punya standar baru. Maka daripada mengejar validasi eksternal yang tak pernah habis, lebih baik kita bertanya:
Apa nilai yang paling penting buatku? Apa yang membuatku merasa hidup, bukan hanya bertahan?
Ketika kita mulai hidup selaras dengan nilai pribadi, bukan ekspektasi orang lain, kita akan merasa lebih utuh—meski itu artinya tidak selalu disukai semua orang.
Langkah Kecil Hari Ini
Renungkan dan tulis:
- Tiga hal yang kamu lakukan hanya karena “takut dinilai.”
- Dua keputusan yang ingin kamu ambil karena itu penting untukmu, bukan orang lain.
- Satu batasan yang ingin kamu tetapkan minggu ini demi menjaga kesehatan mentalmu.
Di episode selanjutnya, kita akan membahas bagaimana standar kecantikan, kesuksesan, dan citra diri terbentuk oleh cermin dan kamera—dan bagaimana cara kita bisa lepas dari jeratnya.
#2 20 Seri Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!