Follow Us

Saturday, April 12, 2025

Episode 6: Ekspektasi Tak Kasat Mata – Menyadari Tekanan yang Tak Kita Sadari

Halo Sobat! Berikut ini adalah seri lanjutan dari seri sebelumnya. Untuk seri kedua ini saya ambil tema Menjadi Diri Sendiri Dalam Dunia yang Menuntut Kesempurnaan. Jadi, selama beberapa hari ke depan saya akan posting berseri sebanyak 20 judul dengan tema ini. Semoga membawa manfaat untuk kamu semua pembaca blog saya. 🌸



Episode 6: Ekspektasi Tak Kasat Mata – Menyadari Tekanan yang Tak Kita Sadari

“Expectation is the root of all heartache.” – William Shakespeare

Ada tekanan yang terasa berat, tapi tak pernah benar-benar kita lihat. Ia tidak datang dalam bentuk ancaman, tapi dalam senyuman dan ucapan, “Kamu pasti bisa lebih dari ini.”
Ia hadir dalam perbandingan, dalam media sosial, dalam percakapan keluarga saat makan malam.

Tekanan itu halus, tapi nyata. Ia mengikis perlahan.

Tekanan yang Tidak Terucap Tapi Terasa

Ekspektasi tak selalu diumumkan dengan gamblang. Ia bisa menjadi bayangan yang mengikuti:

  • Anak pertama harus kuat.
  • Perempuan harus anggun dan sabar.
  • Laki-laki tidak boleh menangis.
  • Kalau sudah sarjana, seharusnya sudah sukses.
  • Usia segini kok belum menikah?

Semua itu tidak tertulis di mana pun, tapi meresap dalam sistem sosial kita.

Mengapa Ekspektasi Bisa Membebani?

Karena ia seringkali tidak sesuai dengan realitas kita. Kita merasa bersalah saat tidak memenuhi ekspektasi itu. Kita mulai hidup untuk menyenangkan orang lain, bukan untuk merawat diri sendiri. Kita mulai memakai topeng, takut disebut gagal, takut dianggap berbeda. Lama-lama, kita jadi asing dengan diri sendiri.

Langkah-Langkah Menyadari dan Melepaskan

  1. Sadari dari mana ekspektasi itu datang.
    Apakah dari keluarga? Teman? Budaya? Media?

  2. Tanyakan: Apakah ini keinginan mereka atau keinginan diriku sendiri?
    Kadang kita mengejar sesuatu yang bukan benar-benar kita butuhkan.

  3. Ubah narasi internal.
    Daripada “Aku harus berhasil,” ubah menjadi “Aku ingin tumbuh.”
    Daripada “Aku harus seperti mereka,” ubah menjadi “Aku cukup, dengan caraku sendiri.”

  4. Beri izin pada diri sendiri untuk berbeda.
    Tak apa kalau kamu tidak sesuai harapan orang lain. Yang penting, kamu sesuai dengan nilai yang kamu pegang sendiri.

Refleksi Hari Ini:

Kita tidak bisa menghindari ekspektasi, tapi kita bisa memilih mana yang ingin kita peluk dan mana yang ingin kita lepas.

“Mungkin aku tidak menjadi seperti yang orang lain harapkan. Tapi aku sedang belajar menjadi diriku sendiri. Dan itu sudah cukup.”


Nantikan Episode 7: ‘Melawan Standar yang Tak Manusiawi – Apa Arti Sukses yang Sebenarnya?’


Sampai jumpa di posting berikutnya!


#803

#Menuju 1000 posting

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!