semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

6. Keheningan yang Menjawab Lebih dari Seribu Kata - Reana

Follow Us

Tuesday, April 15, 2025

6. Keheningan yang Menjawab Lebih dari Seribu Kata

Halo Sobat! Apa kabar? Setelah selesai seri sebelumnya, kita masuk ke seri ketiga ya yaitu 20 Seri Mencari Makna dalam Setiap Kejadian. Jadi saya akan posting tema ini selama beberapa hari ke depan. Semoga selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik. Yuk simak!



Keheningan yang Menjawab Lebih dari Seribu Kata

Dalam dunia yang riuh oleh notifikasi, deadline, suara-suara orang, dan pikiran yang tak henti berbicara, keheningan jadi barang langka. Kita nyaris takut pada hening. Karena saat tak ada suara, kita akhirnya harus mendengar… diri sendiri.

"In the silence of your soul, you’ll hear the loudest truths."

Keheningan sering disalahartikan sebagai kekosongan. Padahal, dalam heninglah kita bisa merasakan isi yang sebenarnya. Keheningan bukan kekosongan, tapi ruang. Ruang untuk bernapas. Untuk mengendap. Untuk menyadari.

Saat kita berhenti berbicara, berhenti menjelaskan, berhenti membela diri, ada kebijaksanaan yang muncul. Sesuatu yang tak bisa ditemukan dalam keramaian. Kata-kata memang mengungkap, tapi keheningan menyembuhkan.

"Silence isn’t empty. It’s full of answers."

Pernahkah kamu duduk sendiri, tanpa suara, tanpa distraksi, dan justru merasa lebih ‘didekati’ oleh jawaban-jawaban yang selama ini kamu cari? Kadang, kita tak butuh saran. Kita hanya perlu tenang. Dan dalam tenang itu, kebenaran mengapung sendiri.

Keheningan juga mengajarkan kita bahwa tidak semua hal perlu dikomentari. Tidak semua kesalahpahaman harus dijelaskan. Ada luka yang lebih cepat sembuh saat kita memilih diam, bukan karena kalah, tapi karena telah dewasa.

"When you own your breath, nobody can steal your peace."

Diam bukan bentuk kelemahan, tapi pernyataan: Aku tidak perlu membuktikan apapun. Aku sudah cukup. Dan dari kesadaran itu, muncul ketenangan yang tidak bergantung pada situasi.

Di balik keheningan juga ada kekuatan untuk memaafkan. Ketika kita berhenti mengulang-ulang cerita luka, berhenti menyalahkan diri atau orang lain, di situlah ruang maaf bisa tumbuh. Keheningan tidak menuntut. Ia hanya menerima.

"Sometimes the most powerful thing you can say is nothing at all."

Sayangnya, kita sering takut hening. Karena keheningan membuat kita harus jujur pada diri sendiri. Dan kejujuran itu terkadang menakutkan. Tapi jika berani, justru keheningan akan jadi tempat kita pulang. Tempat kita sadar, kita tidak harus terus berlari.

Keheningan bukan akhir. Ia adalah awal. Awal dari penyadaran, pengampunan, dan pertumbuhan. Semakin kita mampu duduk bersama diam, semakin kita mengenal siapa kita sebenarnya.

"Within you, there is a stillness and a sanctuary to which you can retreat at any time." — Hermann Hesse

Cobalah sesekali memeluk keheningan. Matikan musik. Letakkan ponsel. Hanya duduk, bernapas, dan hadir. Karena dalam senyap yang paling sepi sekalipun, bisa jadi Tuhan sedang berbicara paling jelas.



Pohon yang kuat tidak tumbuh dalam cuaca yang tenang—ia dibentuk oleh badai yang tak terlihat.



 Sampai jumpa di bagian 7...


 #825

#Menuju 1000 posting

#Seri Mencari Makna dalam Setiap Kejadian

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!