Follow Us

Wednesday, February 14, 2018

Imaginary Friend (Teman Imajiner)




Di suatu kelas bahasa Inggris, seorang pengajar meminta kami membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang. Setelah itu kami diminta berdiskusi tentang kisah masa kecil berdasarkan beberapa pertanyaan dalam buku. Ketika waktu diskusi selesai, jawaban pertanyaan-pertanyaan tadi dibahas satu per satu. Yang mencengangkan dalam pikiran saya adalah ketika dibahas pertanyaan: 

Did you have an imaginary friend?

Ada satu kelompok yang mengakui bahwa mereka pernah mempunyai imaginary friend ketika kecil. Bukan hanya satu orang anggota tapi keduanya. Wow!

Agak merinding sih ya tapi ya itu sudah lama berlalu lama sekali. Salah seorang bilang ketika dia usia 4 tahun sampai SD usia berapa tahun saya kurang mendengar dengan jelas.

Waktu dia bilang usia 4 tahun, sejujurnya saya bertanya dalam hati kok masih ingat ya di usia 4 tahun. Tapi rupanya ada kelanjutannya hingga SD. Jadi saya pikir wajar masih ingat. Apalagi masa-masa SD itu ingatan masih sangat cemerlang. Bahkan saya masih ingat sewaktu TK saya suka bermain embun. Saya juga ingat sewaktu kecil (belum sekolah) dibonceng sepeda kakak saya di belakang pakai celana belang-belang merah putih dan kami jatuh. Dan jaman dulu itu kalau saya dibonceng, kaki saya diikat di depan supaya tidak masuk ke roda.

Apa itu imaginary friend?
Imaginary friend atau teman imajiner biasanya adalah sesosok yang ada dalam imajinasi anak-anak yang tidak ada dalam dunia nyata. Kalau kamu pernah melihat anak kecil seperti ngomong sendiri, mungkin dia punya imaginary friend

Ayah keponakan saya dulu pernah heran atau mungkin khawatir terhadap putrinya karena putrinya sering ngomong sendiri sambil bermain. Kalau jaman dulu sih mungkin mainan bongkar pasang setahu saya. Tak perlu dicemaskan sih kalau ini.

Tahu mainan bongkar pasang untuk anak perempuan? Entah sekarang masih ada atau tidak tapi jaman dulu saya punya beberapa koleksi dan saya suka main bersama keponakan saya itu. Kami cuma terpaut 3 tahun jadi kami tumbuh dan main bersama. 

Bongkar pasang ini adalah kertas bergambar orang-orangan biasanya perempuan lalu ada baju-bajunya juga sehingga figur tadi bisa diganti-ganti baju. Nah, saya dulu suka main bareng keponakan saya sambil bikin rumah-rumahan untuk si figur tadi. Ceritanya kami tetanggaan lalu kami berbicara mewakili si figur tadi. Kami saling berkunjung ke rumah masing-masing. Ya semacam sandiwara begitu ya.

Nah, ini dia mainan bongkar pasang anak perempuan jaman dulu (era 90-an kali ya)
Sumber: vemale.com

Kalau saya sih tidak merasa ada yang aneh ya. Semuanya wajar. Dan saya tidak merasa punya imaginary friend. Begitu pula keponakan saya. Hal yang normal kalau anak perempuan main begitu. Toh bukan yang bertindak aneh dan semacamnya.

Kembali ke cerita di atas ya, karena teman tadi berkata pernah punya imaginary friend, artinya dia sadar kalau dia itu punya. Dan sampai bertahun-tahun akhirnya si imaginary friend itu hilang.

Menurut raisingchildren.net.au, imaginary friend itu adalah teman pura-pura yang dibuat di imajinasi anak-anak. Imaginary friend hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sosok tersebut bisa murni dari imajinasi anak atau mungkin dari karakter yang pernah dia tahu seperti dari cerita buku, film dan sebagainya. Biasanya sosok ini hadir saat anak berusia 2,5 tahun dan eksis selama beberapa bulan. Setelah anak siap untuk move-on, sosok ini akan hilang sampai anak usia 3 tahun. 

Bagaimana denganmu? Apakah kamu pernah punya juga?





#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe8

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!