Sobat, kita lanjut ke bagian 32 dari "Seri Rencana Allah Sempurna." Semoga kalian tidak bosan ya. Perjalanan masih panjang hingga bagian 100. Yuk, pelan-pelan kita simak!
Sabar dalam Menghadapi Musibah Kehilangan
(Seri: Rencana Allah Sempurna)
Kehilangan adalah salah satu ujian paling berat dalam hidup. Entah itu kehilangan orang tercinta, pekerjaan, harapan, atau bahkan diri sendiri yang dulu kuat—semuanya menyisakan ruang kosong yang tak mudah diisi. Namun, di balik kehilangan, ada ladang pahala yang terbuka luas bagi orang-orang yang bersabar.
“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” – QS. Al-Baqarah: 155
Allah tidak menjanjikan hidup tanpa kehilangan. Sebaliknya, Dia telah mengingatkan bahwa kehilangan adalah bagian dari takdir manusia. Namun, Ia juga menjanjikan ganjaran besar bagi mereka yang mampu bersabar dan tetap percaya pada rencana-Nya.
Sabar bukan berarti tidak menangis. Menangis adalah fitrah. Rasulullah pun menangis saat kehilangan orang yang dicintainya. Tapi sabar adalah ketika kita tetap menjaga akhlak, tetap percaya pada kasih sayang Allah, dan tidak menyalahkan takdir-Nya.
"Sesungguhnya mata boleh menangis dan hati boleh bersedih, tetapi kami tidak akan mengatakan kecuali apa yang diridai oleh Tuhan kami." – HR. Bukhari dan Muslim
Kehilangan sering kali datang tanpa peringatan. Kita tidak siap, kita merasa dunia runtuh. Tapi di situlah ujian terbesar dari keimanan dimulai. Apakah kita hanya mencintai karena memiliki? Atau bisa tetap mencintai walau harus merelakan?
Kehilangan mengajarkan kita bahwa tak ada yang abadi selain Allah. Dan dalam kefanaan itulah, kita justru didorong untuk menggantungkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Saat semua orang atau hal meninggalkan kita, hanya Allah yang tetap tinggal.
“Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal.” – QS. At-Taubah: 129
Sabar dalam kehilangan bukan berarti kita berhenti mencintai. Tapi kita mencintai dalam diam, dengan doa, dengan rida. Kita tahu, yang diambil oleh Allah bukan untuk menyiksa, tapi untuk mengganti atau menjaga sesuatu yang lebih baik.
Terkadang kita tak paham mengapa sesuatu harus diambil. Tapi yakinlah, Allah tidak pernah salah dalam mengambil dan memberi. Bahkan jika saat ini luka masih terasa, di baliknya tersimpan pelajaran yang kelak akan membuat kita lebih dewasa dan kuat.
"Apa pun yang hilang darimu, jika Allah bersamamu, maka engkau tidak kehilangan apa-apa."
Sabar adalah pilihan jiwa yang ingin sembuh. Bukan menolak kesedihan, tapi tidak membiarkannya menguasai seluruh hidup. Dengan sabar, kita tidak hanya melewati ujian, tapi juga memperhalus hati, memperdalam iman, dan memperluas makna cinta.
Ketika kehilangan membuat kita merasa sendirian, ingatlah bahwa Allah sedang sangat dekat. Dialah yang Maha Menyembuhkan luka, Maha Menyediakan pengganti, dan Maha Menjaga yang kita sayangi dalam keabadian yang tak bisa kita capai sekarang.
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." – QS. Al-Insyirah: 6
Kehilangan hanyalah sementara. Tapi kesabaran yang tulus akan mendatangkan kebaikan yang kekal. Dan saat kita mampu bersabar dalam kehilangan, di situlah Allah angkat derajat kita, menenangkan hati kita, dan mengganti luka kita dengan rahmat-Nya yang luas.
Lanjut ke seri 33...
#892
#Menuju 1000 posting
#spiritual
#100 Seri Rencana Allah Sempurna
Kedamaian tak selalu datang dari luar. Kadang, ia tumbuh diam-diam di dalam hati yang pernah lelah.

No comments:
Post a Comment
leave your comment here!