semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Part 21. Menyikapi Ketidakpastian dengan Keteguhan Iman - Reana

Follow Us

Tuesday, April 22, 2025

Part 21. Menyikapi Ketidakpastian dengan Keteguhan Iman

Sobat, kita lanjut ke bagian 21 dari "Seri Rencana Allah Sempurna." Semoga kalian tidak bosan ya. Perjalanan masih panjang hingga bagian 100. Yuk, pelan-pelan kita simak!




Menyikapi Ketidakpastian dengan Keteguhan Iman

(Seri: Rencana Allah Sempurna)


Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam hidup. Kita seringkali dibuat gelisah karena tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Dalam hati yang tak tenang, muncul pertanyaan: “Apakah jalan yang kuambil ini benar? Apakah usahaku akan membuahkan hasil? Bagaimana jika semuanya gagal?”


Namun di tengah ketidakpastian itulah, keteguhan iman menjadi penopang utama. Bukan untuk menjawab semua pertanyaan, tetapi untuk tetap berdiri tegak meski jawabannya belum terlihat.


“Iman adalah percaya tanpa melihat. Ketika logika berhenti, keyakinan mulai berbicara.”

 

Manusia diciptakan dengan naluri ingin tahu dan ingin mengendalikan. Tapi Allah mengajarkan kita bahwa tidak semua harus kita ketahui saat ini. Karena apa yang tidak kita tahu hari ini, bisa jadi adalah bentuk kasih sayang Allah. Ia sedang menunda, atau mengarahkan, atau melindungi kita dari sesuatu yang belum kita siap hadapi.


Keteguhan iman berarti percaya pada proses, bukan hanya pada hasil. Bahwa apa pun yang sedang kita jalani sekarang—meski tampak lambat, sulit, atau penuh tanda tanya—adalah bagian dari grand design Allah yang jauh lebih indah dari rencana kita sendiri.


“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu.” – QS. Al-Baqarah: 216

 

Ketika seseorang meyakini bahwa rencana Allah itu sempurna, ia tidak lagi mengukur keberhasilan hanya dari pencapaian lahiriah. Ia memandang lebih dalam: bagaimana ujian ini membentuk dirinya, memperkuat doanya, dan mendekatkannya pada Allah.


Dan di situlah letak maknanya. Bahwa ketidakpastian bukan sekadar “masa menunggu”, tetapi masa pembentukan jiwa. Ibarat benih yang belum tumbuh ke permukaan, akar-akar keimanan sedang diperdalam terlebih dahulu.


Orang yang teguh imannya bukanlah yang tidak pernah takut. Ia juga manusia biasa yang resah, ragu, bahkan ingin menyerah. Tapi setiap kali ia goyah, ia kembali berpaut kepada Allah. Ia tahu tempat pulangnya. Ia tahu ke mana harus memohon penguatan.


“Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung.” – QS. Ali Imran: 173

 

Dalam menghadapi ketidakpastian, doa menjadi senjata utama. Bukan hanya untuk meminta hasil, tetapi agar hati tetap sabar dalam proses. Karena sekuat apa pun manusia berusaha, jika tidak disertai keyakinan, ia bisa runtuh di tengah jalan.


Keteguhan iman akan membawamu dari takut menjadi tawakal. Dari bertanya “kenapa aku?” menjadi “apa yang bisa kupelajari dari ini?”. Dan perlahan, kamu akan menyadari: ternyata selama ini Allah tidak pernah jauh. Justru di ketidakpastian inilah kamu paling sering memanggil-Nya.


“Jangan takut terhadap masa depan, sebab Allah sudah lebih dulu ada di sana.”

 

Jadi, ketika kamu merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian, tenangkan dirimu. Tarik napas, lalu yakinkan hati: Allah tidak pernah keliru dalam menulis takdirmu. Mungkin saat ini kamu belum melihat bentuknya, tapi percayalah, Dia sedang menyusun sesuatu yang jauh lebih baik dari apa pun yang kamu harapkan.


Lanjut ke bagian 22


#881

#Menuju 1000 posting

#spiritual

#100 Seri Rencana Allah Sempurna



Di bawah langit yang tenang, impian pun tumbuh dalam diam.

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!