semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

16. Membangun Dialog yang Sehat dengan Diri - Reana

Follow Us

Monday, April 28, 2025

16. Membangun Dialog yang Sehat dengan Diri

Sobat, saya lanjutkan "seri refleksi" kita ke topik #4 yaitu 20 Langkah Menuju Kesadaran Diri. Yuk simak!




16. Membangun Dialog yang Sehat dengan Diri

Pernahkah kamu mendengar suara di dalam kepala yang terus-menerus mengkritik atau meragukan keputusanmu? Itulah dialog internal—percakapan yang kita miliki dengan diri sendiri. Terkadang, suara ini bisa sangat keras dan penuh dengan kritik yang merusak, tetapi membangun dialog yang sehat dengan diri sendiri adalah kunci untuk hidup dengan lebih damai dan penuh penerimaan.

“Talk to yourself like you would to someone you love.” — Brené Brown


Dialog internal yang negatif sering kali muncul ketika kita merasa tidak cukup baik atau gagal. Kita bisa terjebak dalam pola pikir yang berfokus pada kekurangan dan kesalahan kita, alih-alih memberi diri kita kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Namun, bagaimana jika kita bisa mengubah percakapan tersebut menjadi sesuatu yang lebih mendukung dan membangun? Ini adalah tantangan utama dalam membangun dialog yang sehat dengan diri sendiri.


Langkah pertama adalah menyadari apa yang kita katakan pada diri kita sendiri. Seringkali kita tidak sadar akan kata-kata yang kita gunakan dalam pikiran kita. Coba perhatikan apakah kamu sering berkata pada dirimu sendiri, “Aku tidak bisa melakukannya,” atau “Aku selalu gagal.” Mengidentifikasi pola ini adalah langkah pertama untuk merubahnya.

“Your self-talk is the single most powerful force shaping your life. Change your thoughts, and you can change your life.” — Louise Hay

 

Selanjutnya, kita perlu mengganti kata-kata negatif tersebut dengan afirmasi yang lebih positif dan realistis. Misalnya, daripada mengatakan “Aku tidak bisa melakukannya,” coba ganti dengan, “Ini memang sulit, tapi aku akan mencoba dan belajar dari pengalaman ini.” Dialog ini lebih mendukung dan memberi ruang untuk pertumbuhan.


Membangun dialog yang sehat dengan diri sendiri juga berarti memperlakukan diri kita dengan penuh kasih sayang. Ketika kita merasa kecewa atau gagal, daripada menghakimi diri kita, kita bisa berkata pada diri sendiri, “Tidak apa-apa, semua orang membuat kesalahan. Ini adalah bagian dari proses untuk belajar dan berkembang.” Perubahan kecil dalam cara kita berbicara dengan diri sendiri bisa membawa dampak besar dalam cara kita melihat dunia dan menghadapi tantangan.

“Be careful how you are talking to yourself because you are listening.” — Lisa M. Hayes

 

Selain itu, penting untuk membangun kesadaran tentang perasaan dan kebutuhan kita. Ketika kita berbicara dengan diri sendiri, kita sering kali terjebak dalam kritik atau tuntutan. Cobalah untuk memberi diri kamu ruang untuk mendengarkan apa yang benar-benar kamu butuhkan, apa yang membuatmu merasa nyaman, atau apa yang bisa membuatmu lebih bahagia. Ini bukan tentang mengabaikan kenyataan atau tanggung jawab, tetapi tentang memberi diri kita izin untuk merasakan dan menghargai diri kita dengan cara yang sehat.


Dialog yang sehat tidak hanya tentang berbicara dengan diri sendiri, tetapi juga tentang mendengarkan. Ketika kita belajar untuk mendengarkan perasaan dan kebutuhan kita, kita memberi diri kita kesempatan untuk menjadi lebih peka terhadap apa yang sebenarnya kita inginkan atau butuhkan dalam hidup.

“The most important relationship in your life is the relationship you have with yourself.” — Diane Von Furstenberg


Pertanyaan untukmu hari ini:

Bagaimana kamu berbicara pada diri sendiri ketika kamu mengalami kegagalan atau kesulitan? Apa kata-kata yang bisa kamu ubah untuk lebih mendukung diri sendiri dalam menghadapi tantangan?


Lanjut ke judul 17: Menyembuhkan Luka Lama Tanpa Harus Melupakannya.



Dalam ketenangan senja berwarna lavender, hati belajar untuk percaya lagi.

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!