Halo Sobat apa kabarmu hari ini? Saat ini Jakarta lagi terasa dingin. Walau sekarang ini sudah masuk musim panas tapi malah hujam tiap hari. Alhamdulillah ya karena Jakarta jadi adem. Tapi suasana jadi gloomy. Tak ada sinar matahari hanya mendung.
Ok kali ini aku mau membahas tentang yang aku alami. Ini tentang cara berpikir yang lurus-lurus saja. Terkadang suka heran dengan orang lain yang kok kepikiran ini itu kok aku nggak ya. Jadi penasaran sendiri.
Yuk simak...
Kadang aku iri dengan orang yang bisa memikirkan berbagai kemungkinan, punya imajinasi liar, atau selalu punya ide “di luar kotak”. Sementara aku? Otakku cenderung berpikir lurus. Teratur. Langsung ke inti. Rasanya seperti sudah default setting—dan aku tak tahu harus senang atau justru merasa terbatas.
1. Aku Terlatih untuk Efisiensi, Bukan Eksplorasi
Sejak kecil, aku terbiasa dengan hal-hal yang jelas: pertanyaan punya jawaban, masalah punya solusi, langkah punya tujuan. Lingkungan dan pendidikan membentukku untuk berpikir praktis. Tak banyak ruang untuk berandai-andai, atau menabrak pakem.
2. Logika Selalu Menang
Aku cenderung mencari alasan logis untuk semua hal. Bahkan saat menulis, merencanakan sesuatu, atau bertindak, aku ingin semuanya masuk akal. Imajinasi sering kalah dengan logika. Bukan karena aku tak bisa bermimpi, tapi karena aku takut tersesat di sana.
3. Mungkin Aku Takut Gagal, Jadi Memilih Jalur Aman
Berpikir lurus adalah cara aman untuk hidup. Tak ada belokan tajam yang bisa bikin jatuh, tak ada kejutan yang menyakitkan. Tapi kadang aku sadar, terlalu aman justru membuat hidup terasa datar.
4. Tapi Bukan Berarti Aku Tak Bisa Berubah
Setiap hari aku belajar mengenali bahwa berpikir lurus bukan kelemahan, tapi fondasi. Mungkin aku hanya perlu membuka sedikit ruang di kepala dan hati, untuk mencoba hal yang tak biasa. Sedikit melawan arus. Sedikit kacau. Dan sedikit berani.
Penutup: Lurus Itu Bukan Salah, Tapi Jangan Lupa Sesekali Menoleh
Otakku mungkin berjalan di garis lurus, tapi dunia tidak. Kadang, keindahan justru ditemukan di jalan memutar, di tikungan yang tidak terduga. Jadi mungkin bukan soal mengganti cara pikir, tapi memberi diri izin untuk sesekali keluar dari garis—dan melihat, siapa tahu di luar sana ada versi diriku yang belum sempat aku kenal.
Bagaimana sobat? Apakah kamu orang yang berpikir lurus-lurus saja? Tenang sobat kamu ga sendiri kok. Sebenarnya ini berkah atau bukan ya? Hehe
Kita sampai di sini dulu. Lanjut ke posting berikutnya...

No comments:
Post a Comment
leave your comment here!