semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

20. Jika Dunia Tidak Menghakimi, Apakah Aku Akan Menjadi Orang yang Berbeda? - Reana

Follow Us

Sunday, May 11, 2025

20. Jika Dunia Tidak Menghakimi, Apakah Aku Akan Menjadi Orang yang Berbeda?

Berikut adalah bagian 20 dari seri kontemplasi. Yuk simak...



Jika Dunia Tidak Menghakimi, Apakah Aku Akan Menjadi Orang yang Berbeda?


"Apa yang akan kamu lakukan, jika tak ada yang menertawakanmu, menyalahkanmu, atau mencibir impianmu?"


Kadang saya bertanya-tanya, siapa saya sebenarnya—jika tidak harus menyesuaikan diri, jika tidak harus menyenangkan semua orang. Apa saya akan lebih ceria? Lebih jujur? Lebih bebas mengekspresikan diri?


Saya tumbuh dengan banyak suara yang mengatur. Suara guru, keluarga, teman, bahkan orang asing di media sosial. Suara yang berkata: “Jangan terlalu berbeda.” “Jangan terlalu keras.” “Jangan terlalu ambisius.” Dan saya percaya, sedikit demi sedikit, saya menyesuaikan.


Lama-lama saya tidak yakin, apakah saya hidup untuk diri saya sendiri atau untuk ekspektasi mereka. Saya menjadi versi aman dari diri saya—versi yang bisa diterima, tapi bukan versi yang sepenuhnya hidup.


Bayangkan jika tidak ada takut dinilai. Jika tidak ada yang berkata kita aneh, gagal, atau salah. Mungkin saya akan menari lebih sering. Menulis puisi tanpa khawatir siapa yang membacanya. Mungkin saya akan mencintai dengan lebih jujur, dan memilih jalan yang benar-benar saya sukai.


Tapi kenyataannya, dunia memang menghakimi. Dan itu menyakitkan. Jadi kita menyembunyikan sebagian diri kita. Kita menutupi keinginan terdalam karena takut kehilangan validasi.


Namun saya mulai sadar, mengorbankan jati diri demi diterima hanya memberi penerimaan palsu. Karena yang mereka sukai bukan kita… tapi topeng yang kita pakai.


Maka saya mencoba melangkah pelan. Sedikit demi sedikit menanggalkan ketakutan. Berani menunjukkan sisi yang dulu saya sembunyikan. Bukan untuk melawan dunia, tapi untuk merdeka dari rasa takut.


Ternyata menjadi diri sendiri bukan tentang membuktikan, tapi tentang berdamai. Dengan fakta bahwa tidak semua orang akan suka, dan itu tidak apa-apa.


Saya mulai menyadari: Setiap kali saya jujur pada diri sendiri, saya merasa lebih ringan. Meskipun suara penghakiman tetap ada, suara saya sendiri akhirnya lebih keras.


Dan kamu… pernahkah kamu membayangkan siapa kamu, jika tidak pernah takut dihakimi?


Jika kamu bisa hidup tanpa rasa takut dipandang salah—apa hal pertama yang akan kamu lakukan sebagai dirimu yang sebenarnya?


Selesai sudah topik kedua Tentang Diri dan Identitas kita bahas sampai di sini. Kita ketemu lagi di seri berikutnya yang tak kalah menarik. Sampai jumpa...


Ketenangan bukan selalu tentang diam, tapi tentang menerima dengan perlahan.

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!