Follow Us

Saturday, February 17, 2018

Dilema Menemani Teman.. Begini Rasanya

Readers, kamu pasti punya teman kan? Pernah menemani teman? Pernah pastinya ya. Nah, kali ini saya mau berkisah tentang yang saya alami ketika menemani teman.



Kisah 1

Belum lama ini saya diajak teman ikut suatu acara. Sumpah, saya tidak paham ini acara apa. Dia bilang ini acara meet up local guide google. Ada orang dari USA yang bakal hadir. Wah, bule? Teman saya ini memang orang IT ya dan ya dia hobi ikut komunitas-komunitas begitu. Ngomong-ngomong, readers tahu apa itu local guide? Kalau teman-teman adalah pengguna google map, di sana ada menu contribution, nah kalian bisa berkontribusi di situ dan menjadi bagian dari komunitas local guide.

Rupanya, teman saya ini memang ada seseorang yang ingin dia temui di meet up tersebut. Dia bilang tidak enak kalau tidak hadir.
"Kamu suka sama orangnya?" tanya saya.
"Nggaklah, dia jauh lebih tua dariku," jawabnya.
Hmm, usut punya usut ternyata karena mereka memang sudah kenal dan pernah ada kebaikan yang teman saya terima. Siapa lagi kalau bukan? Jreng jreng... si orang USA tadi itu. Dan bukan bule kok. :)

Ok, karena ini berbau IT, jadi pesertanya adalah mayoritas pria. Benar sekali, ketika sampai di sana, peserta wanita hanya dua orang yang hadir yaitu teman saya dan ada satu lagi wanita. Ada satu wanita yang hadir sekedar menemani suaminya sementara dirinya bukan local guide. Dan tentu ketambahan saya yang turut hadir jadi ada 4 wanita saja. Sisanya kaum pria semua dalam satu meja panjang.

Berhubung saya bukan anggota, saya juga tidak paham itu acaranya apa jadi ya saya hanya mendengarkan dan baca-baca tablet saja. Sesekali ikut ngobrol sama yang wanita. Hadeh. 

Namanya meet up ya ketemuan, ngobrol dan makan lalu foto-foto. Dan saya tidak mau ikut foto. Haha. Karena itu kan komunitas jadi saya menolak ikut foto. :D

Kisah 2

Suatu ketika saya mampir ke Jakarta karena ada keperluan. Saya singgah di kosan teman. Ini teman saya sewaktu SMA dulu. Rupanya, dia mau ada acara sewaktu saya ke sana. Lalu dia ajak saya ikutan. Saya pikir-pikir, ikut atau tidak ya. "Acaranya ini untuk umum kan?" tanya saya.
"Iya," jawabnya.

Jadilah saya ikut akhirnya. Yah, daripada sendirian di kamar. Lebih baik keluar dapat ilmu dan pengalaman kan? Ok, saya ikut ke tempat yang dia tuju. Dia bilang sih ruangannya itu dulunya adalah kantor setipe.com. Sewaktu sampai di depan lokasi, sebenarnya saya heran alias bertanya-tanya. Kok ini sepi ya mana pesertanya? Kok tertutup begitu tempatnya seperti rumah penduduk biasa. Benar apa tidak ini tempatnya. Ternyata memang benar itu tempatnya. Lalu kami masuk dan rupanya sudah ada beberapa peserta yang hadir. 

Begitu masuk, teman saya ini disambut hangat oleh peserta lainnya. Wah, ini sudah kenal? Haduh, salah perkiraan saya. Rupanya mereka ini semacam satu grup begitu rekan kerja lalu mengadakan acara saat itu yaitu public speaking. Mereka mengundang salah satu pembicara dari luar. Saat acara itu ya mereka asyik karena sudah saling akrab. Saya pun hanya diam mendengarkan. Lalu pembicara memberi kesempatan masing-masing peserta untuk tampil ke depan untuk berbicara dengan mengambil tema yang diambil random lalu dihitung waktunya dan juga berapa kesalahannya dalam berbicara.

Dan saya pun tak luput disuruh tampil. Hadeh. Karena mereka satu instansi jadi ya mereka nyambung temanya tentang instansi mereka. Dan saya karena berbeda instansi, jadi saya bicara tentang data yang saya kuasai di instansi saya. OMG!

Kisah 3

Saya punya teman akrab dari kecil. Kami sekolah SD hingga SMP bersama. Beberapa kali kami sebangku. Begitu memasuki SMA, kami terpisah. Kami sekolah di tempat yang berbeda. Saya ngelaju setiap hari ke kota berangkat pagi pukul 06.00 dan pulang sore sekitar pukul 16.00 hingga 17.00 sampai rumah. Intensitas pertemuan kami pun berkurang. Intinya kami sibuk dengan urusan masing-masing. Saya punya teman baru di sekolah, begitu pula dia. 

Walaupun demikian, kami masih tetap akrab dan keep in touch karena rumah kami tidak begitu jauh. Teman saya ini adalah tipe orang yang rame, supel, ramah, pintar bercanda, menyenangkan dan mudah bergaul. Berbanding terbalik dengan saya. Tentu, di sekolahnya itu dia mempunyai banyak teman. Dia sering cerita teman-teman akrabnya di sekolah. Ok, saya jadi hapal nama-nama temannya tersebut. Suatu ketika lebaran tiba, dia mengajak saya main ke rumah temannya. Waduh, bakal mati gaya saya kalau ikutan, batin saya. Saya kan tidak kenal dan juga tidak mudah bergaul. Dan akhirnya saya ikut menemani dia. Di sana saya cuma duduk manis mendengarkan dia mengobrol dengan temannya. 
Jadinya, teman dia tidak menjadi teman saya. Haha.

Jadi, begitulah yang saya alami selama menemani teman. Lebih dominan mati gaya. Tapi kok ya saya mau ikut? Aneh. :D

Bagaimana denganmu? Ada pengalaman?




#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe10

6 comments:

  1. Wah, dirimu udah 10 aja say. Aku baru 2, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe curcolan aja semua sih. Eh, biasanya dirimu paling jago nih bikin 😊

      Delete
    2. jago apa? curcol. Haha.. Entah, lagi males aja. Belum ketemu mood nya. Padahal mesti 13 lagi bulan ini, dalam waktu 11 hari.

      Delete
    3. Banyak nyetatus ya? Kumpulin di blog jadi tulisan juga say. Aku juga mood2an sama. Paling nulis yang ringan2 aja di mari pas mood.😊

      Delete
    4. Iya emang. Udah aku rencanain begitu. Di facebook itu kadang status singkat aja yang karena ga ada waktu. Nanti mau aku elaborate lagi di blog. Facebook Rela lama ga diurus ya. Kalo aku facebook yg lebih diurus dari blog. Haha. Eh udah setor link tulisan belum? Ada google doc nya. Baca deh di grup.

      Delete
    5. Iya lama banget ga buka fb. Udah kuhapus juga aplikasinya. Ngabisin memori. Aku pengen fokus di blog say. Belum setor sih. Nanti aja kalo udah 15 hehe biar sekalian.

      Delete

leave your comment here!