semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Sunday, March 11, 2018

Kenapa Saya Menulis?

3/11/2018 01:19:00 PM 4 Comments
Sebenarnya, kenapa sih saya menulis? Apa yang saya peroleh dari menulis blog begini? Mana sudah sangat lama lagi saya menulis di sini dan masih tetap bertahan walau saya tidak mendapat keuntungan apa pun.



Saya menulis karena memang ingin menulis, bukan karena paksaan atau hal lain. Saya menulis karena ingin berbagi. Dan menulis di blog ini ternyata adalah salah satu upaya eksternalisasi dalam istilah knowledge management yang saya pelajari yaitu penyaluran dari tacit knowledge ke explicit knowledge . 
Tacit berarti pengetahuan yang berada di diri seseorang, yang melekat pada diri seseorang. Sementara explicit adalah pengetahuan yang dituliskan dalam bentuk tulisan dan semacamnya. Nah, saya tidak pernah menyadari bahwa selama ini saya telah melakukan knowledge management sampai akhirnya saya belajar mengenai knowledge management itu sendiri. Subhanallah.

Jadi, apa yang saya bagikan di sini bisa menjadi pembelajaran bagi siapa pun yang belum pernah mengalami agar menjadi pelajaran yang bermanfaat yang bisa dipetik hikmahnya dalam kehidupan.

Saya menulis juga dalam rangka supaya bisa menjadi peninggalan di kala saya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Saya berharap semoga google akan tetap eksis dan tidak menghapus blogger sehingga tulisan saya akan tetap ada selama apa pun dan bisa dibaca orang. Jika saya menggunakan TLD (top level domain) saya khawatir jika suatu saat saya meninggal maka tidak ada yang memperpanjang domain dan hosting maka blog saya tidak akan bisa dibuka. Sia-sia saya menulis sebanyak apa pun jika tak bisa diambil manfaatnya untuk orang lain.

Bukankah hadis Rosul mengatakan bahwa orang yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain? Jika memang tidak bisa melakukannya dalam dunia nyata semoga melalui tulisan ini bisa menjangkau publik yang lebih luas. Tetap bisa menjadi orang yang bermanfaat meski hanya lewat sumbangsih pikiran yang tertuang dalam tulisan. Aamiin.

Dan tulisan akan tetap bisa dibaca orang meskipun kita sudah meninggal. Selama ada orang yang mendapat manfaat dari tulisan kita, semoga akan tercatat pahala untuk kita. Maka itu, mari tinggalkan tulisan sebanyak-banyaknya selama masih hidup di dunia.

Saya menulis ketika memang saya ingin menulis. Tak pernah saya memikirkan apakah akan menjadi hit atau tidak. Ketika menulis, saya tak pernah tahu bahwa artikel ini akan hit, artikel itu tidak. Saya juga tidak melakukan pencarian keyword mana yang bakal hit dan banyak dicari orang. Saya menulis santai saja. Ada yang membaca alhamdulillah, jika pun tidak tak mengapa. Semacam catatan sejarah saja begitu ya. Ya siapa tahu di kemudian hari ada yang membaca.

Saya yakin saja semakin banyak konten maka akan semakin banyak orang menemukan blog saya karena yang mereka cari ada di blog saya. Sederhana saja berpikirnya. :)

Kalau saya perhatikan, sepertinya genre (ceileee genre) menulis saya adalah menulis santai yang lebih banyak ke cerita pengalaman. Sementara teman saya ada yang genre-nya itu menulis tentang uneg-uneg alias perasaaan (baca: curhat). Saya menyadari tiap orang itu unik yang mempunyai genre-nya masing-masing. Zona nyamannya beda-beda ya. Biar dunia makin ramai. :)

Bicara tentang temuan saya kemarin di posting plagiarisme, sebenarnya kejadian itu di luar perkiraan saya. Kalau ada yang plagiarisme berarti ada yang membaca tulisan saya. Itu sajalah ya santai saja. Hihi lucu saja menurut saya. Kalau tulisan tutorial, teori atau ide yang bernas-bernas itu wajar untuk diplagiat tapi tulisan kisah perjalanan rasanya aneh ada yang plagiat. Tapi rupanya itu terjadi juga di blog saya. Sungguh! Tak habis pikir rasanya. Hmm, memang orang Indonesia itu ada-ada saja idenya. Readers bisa baca posting saya sebelumnya untuk tahu kelucuan orang memplagiat tulisan saya. :)

Ok, sekian saja sharing hari ini. See you next posting!





Saturday, March 10, 2018

Plagiarisme Artikel Blog Part 2

3/10/2018 01:57:00 PM 0 Comments
Saya melanjutkan cerita plagiarisme konten blog saya ya Readers. Gatal rasanya jika tidak segera menceritakan. Kali ini adalah artikel saya yang lain yang kena plagiat yaitu "Cara Menghapus Iklan di Chrome." Sebenarnya saya tahu ini sudah lama karena memang artikel ini jaman dulu termasuk konten populer blog ini, tapi baru kali ini saya bahas.

Mereka (baca: para penjiplak) persis menjiplak kalimat saya. Perubahan hanya pada judul saja ditambah kata Google atau Youtube dan lain-lain. 

Berikut hasil penelusuran saya. Yuk simak!

Dua links (nomor 2 dan 4) di bawah sudah tidak bisa dibuka.



Penjiplak berikut sepertinya blogger pemula. Coba lihat tanda lingkaran merah yang saya buat, di sana terlihat bahwa artikel saya menjadi artikel pertama blog tersebut. Mungkin masih coba-coba membuat blog. Baru belajar posting. :D



Penjiplak berikut juga sepertinya sama dengan di atas, blogger pemula. Lihat saja tanda lingkaran merah yang saya buat, di sana terlihat bahwa artikel saya menjadi artikel pertama juga di blog tersebut. Yang ini malah masih baru sekali tahun 2017. :D



Untuk yang di bawah ini, masih mending dia tulis sumbernya. Tapi dia tulis di bagian bawah 'sorry for copas O:)' Btw, itu emoji tersenyum atau heran atau apa ya? Kok bilang sorry-nya di situ? Ada-ada saja. Oh dunia! Saya harus tersenyum atau apa nih tepatnya? Senyum saja deh biar awet muda. :D





Sekian sharing saya hari ini. Saya tidak tahu apakah masih ada artikel lain yang kena plagiat. Jika ada, akan saya sharing lagi di kemudian hari. :D

Untuk kalian yang sudah menuliskan tulisan saya dalam blog kalian terima kasih banyak ya kalian sudah membantu menyebarluaskan pemikiran/tulisan saya tanpa saya minta. :D

Semoga semakin banyak tulisan bagus yang bisa saya hasilkan di kemudian hari yang bermanfaat buat orang lain. Aamiin. :)


Plagiarisme Artikel Blog Part 1

3/10/2018 11:57:00 AM 0 Comments

Saya baru saja iseng-iseng mengecek konten artikel saya di blog ini khususnya untuk konten populer. Saya pilih satu artikel dan taraaa! Saya menemukan bahwa artikel tersebut teridentifikasi diplagiat oleh website lain. Oh My God!

Saya tak menyangka tulisan sederhana blog saya ini pun tak luput dari plagiarisme.

Kenapa saya bilang plagiat? Karena artikel yang tertulis di sana sama persis atau sedikit mengubah-ubah kalimat saya dan juga tidak mencantumkan sumber tulisan. Nah, ini tulisan diubah-ubah sedikit dan ditambah narasi seolah-olah menjadi tulisan dia.

Sebenarnya, plagiarisme ini tidak merugikan saya secara materi tapi merugikan blog saya karena pengunjung tidak datang langsung ke blog saya jadinya. Padahal seharusnya blog saya bisa mendapat lebih banyak trafik dari konten yang saya buat. Berikan saja deskripsi singkat lalu link menuju tulisan saya. Minimal tulislah sumbernya. Jadi, orang tahu bahwa itu tulisan dari blog saya.

Menyakitkan tidak sih rasanya tulisan karya sendiri seolah menjadi tulisan orang lain? Hmm, saya tidak ambil pusing soal ini sih. Biarlah orang itu sendiri yang bertanggung jawab atas perbuatannya. :D

Berikut adalah hasil penelusuran saya di artikel asli saya berjudul "Cerita Pengalaman Umroh."

Bukti plagiat 1

Berikut terdeteksi bahwa konten saya diplagiat oleh situs yang tertera di gambar berikut ini. Bisa kalian baca nama situsnya.



Berikut bukti tulisan yang diplagiat. Di situ diceritakan bahwa Karmin dan Langgeng pergi ibadah umroh dan menceritakan kisah perjalanannya di situs itu. Padahal yang ditulis di situ kisah saya. Miris.



Nah, pada gambar di bawah jelas ditulis di paling akhir paragraf dalam kurung Langgeng & Karmin. Seolah-olah merekalah penulis kisah tersebut. Di tulisan tersebut juga tulisan saya dipotong sampai multazam saja. :D



Berikut penampakan website aslinya. Entah benar atau tidak, seolah-olah itulah Langgeng dan Karmin yang sedang tersenyum ceria di tanah suci. 




.....................................................................................................................

Bukti plagiat 2

Artikel saya yang sama juga diplagiat oleh situs berikut ini. Di situ ditulis siapa penulisnya. Bisa dilihat tanda merah yang saya buat.



Tulisan di bawah ini adalah tulisan saya yang dia ubah kata ganti milik 'aku' menjadi 'dia' seolah-olah dia sebagai orang ketiga yang berbicara. Namun plagiat itu tidak sempurna seperti temuan bertanda merah berikut ini.




Memang plagiat tidaklah sempurna. Banyak typo di sana. Selain itu, dia mengubah 'Mekah' menjadi 'Makkah'. :D



Padahal di bawah sana dengan jelas ditulis bahwa penulis adalah mahasiswa pasca sarjana universitas islam dan juga peneliti. Benarkah itu? Wallahu'alam.





Kira-kira begitulah penelusuran saya Readers. Ternyata tulisan ringan kisah perjalanan pun diminati untuk diplagiat. Saya sadari tulisan saya bukanlah tulisan yang 'wow' tapi ternyata ada-ada saja pihak yang mengambil tulisan tanpa ijin dan mengklaim seolah itu tulisan mereka.

Saya juga menyadari bahwa blog saya juga bukan blog populer. Apalagi saya juga masih pakai hosting google yang gratisan. Saya sih sebenarnya tidak mengambil pusing hal seperti ini. Hanya merasa lucu saja bisa menemukan seperti dua temuan di atas itu yang sudah saya bahas. :D

Itu saja dulu ya. Sebenarnya saya menemukan plagiat di artikel saya yang lain. Mungkin nanti akan saya ulas lagi di posting berikutnya.



..............................................................................
Update: ternyata saya kembali menemukan plagiat posting saya ini. Gatal rasanya tidak segera saya tulis. :D

Bukti plagiat 3


Ini temuan satu lagi. Masih baru ya Oktober 2017. Saya lihat di blognya cuma ada 4 artikel. Dua artikel copas dari satu artikel saya yang dia pisah menjadi Masjid Nabawi dan Masjidil Harom. Itu ada fotonya pula nampang. Entah benar atau tidak, jika memang benar, oh ternyata itu orangnya. Hmm... kamu ketahuan :D




Di posting berikut ini dia ganti kalimat saya yang saya lingkari merah di situ. Begitu pula yang saya garis bawah merah. Aslinya tidak begitu. Kreatif juga ya ada upaya untuk mengganti. Kalau ke bawah-bawahnya banyak foto dia. Setelah pulang umroh, kok ya copas tulisan saya, Mas? :D



Plagiarisme atau Bukan?

3/10/2018 12:40:00 AM 0 Comments
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 24 Februari saya submit sebuah paper saya ke conference. Niat hati coba-coba siapa tahu lolos. Kemarin saya mendapat email bahwa paper saya dinyatakan tidak lolos. Alasannya? Tertulis di sana:
due to similarity

Dikatakan bahwa kesamaan melebihi ambang batas. Ok, tak apa saya terima. Tadi saya coba cek-cek kalimat di paper saya paragraf demi paragraf di free online checker. Memang betul terdeteksi plagiarism. Bagian tinjauan pustaka itu yang paling rentan seperti yang dibilang dosen saya. Saya berpikir, di bagian ini kan memang saya mengutip dari berbagai jurnal dan buku dan di sana saya tulis sumbernya juga. Tapi rupanya masih tetap dianggap plagiarism ya oleh online checker. Saya bertanya-tanya, jadi tidak boleh mengutip? 

Dosen saya menyarankan supaya bagian itu disingkat dan pakai kata-kata sendiri. Oke, saya coba memahami. Berarti kutipan dari jurnal atau buku tidak boleh sama persis dengan kalimat aslinya (meski sudah ditulis sumbernya di situ). Semuanya harus diterjemahkan dulu dalam bahasa sendiri. Tulis pakai bahasa sendiri. Ingat itu readers. 

Parafrase? Online checker pun ada yang bisa mendeteksi parafrase. :D

Baiklah saya mengerti. Saya akan coba rombak paper saya itu. Kalau masih ada keinginan, saya ikutkan conference yang lain. Kalau pun tidak saya ikutkan ke conference berikutnya, bisa untuk memenuhi kewajiban yang lain. Padahal saya sudah sempat minta tolong teman native saya untuk cek grammar. Teman yang lain malah mau memberi hadiah kalau lolos. Hihi ya sudah tak apa. Belum rejeki. Saya pun juga mikir kalau lolos harus bayar 400$. Oh My God... mahal sekali. 

Apa yang terjadi itu menjadi pembelajaran buat saya. Terima kasih. Hmm saya berpikir, mending saya tulis saja pakai bahasa Indonesia dulu lalu terjemahkan pakai bahasa Inggris pakai google translate atau terjemahkan sendiri pasti tidak akan ada kesamaan ya. Hehe. Dobel kerja tapi ini.

Sebenarnya, saya tak tahu penyebab pasti apakah karena memang peraturannya mengutip itu tidak boleh sama persis walau dicantumkan sumbernya, ataukah karena paper saya pernah di upload seseorang tak dikenal di sebuah website. Meski sudah dihapus karena ketahuan pelakunya, tapi di pencarian google masih muncul. So sad... Salah seorang dosen bilang kalau paper sudah pernah diupload di mana pun itu tidak akan pernah lolos di conference atau jurnal. Karena mereka punya online checker.

Saya jadi penasaran penyebabnya yang mana. Kalau setelah saya perbaiki misal, masih juga tidak lolos berarti penyebabnya adalah... Hanya Tuhan yang tahu :D

Okelah tak apa. Pembelajaran yang sangat berharga. Semoga kalian bisa belajar dari pengalaman saya. :)




Friday, March 9, 2018

Apakah Kamu Seorang Pack Rats?

3/09/2018 10:33:00 PM 0 Comments
Hari ini saya mendapat istilah baru yang ingin saya bagi ke kalian. Apakah itu? Pack Rats! Dalam pengertian sebenarnya, pack rats memang sejenis tikus ya. Tapi dalam istilah yang ingin saya bahas di sini pack rats adalah sebutan untuk tipikal orang-orang yang suka menyimpan barang misalkan saja majalah selama bertahun-tahun.



Kalau kamu adalah tipe yang begitu selesai membaca atau pun tidak lama setelah membaca maka majalah itu akan kamu buang atau berikan ke orang lain, maka kamu bukan pack rat.

Saya sendiri adalah tipe pack rat. Saya suka menyimpan barang-barang sampai bertahun-tahun apalagi kalau itu adalah buku. Paling-paling ibu saya yang pada akhirnya membumihanguskan barang-barang saya seperti buku-buku jaman SD-SMA dulu. Yang tersisa tinggal buku-buku jaman kuliah. Rasanya sayang begitu kalau harus membuang buku-buku saya. Saya punya keinginan mempunyai perpustakaan sendiri di rumah. *make a wish*

Kalau kamu bagaimana? Apakah kamu pack rats?

Monday, March 5, 2018

Pengalaman Membuat Kritik Paper

3/05/2018 09:30:00 PM 0 Comments
Adakah kalian pernah membuat sebuah kritik paper? Sepanjang dua semester yang sedang saya jalani ini saya mendapat tugas membuat kritik paper sebanyak dua kali. Pertama kali adalah di semester satu di mata kuliah Pemerintahan Cerdas (e-Gov). Dan kedua adalah di mata kuliah Knowledge Management. Paper yang dikritik adalah paper dari jurnal internasional yang tentunya berbahasa Inggris dan terindeks Scopus.



Pengalaman pertama

Karena belum pernah membuat sebelumnya makanya masih meraba-raba. Asisten dosen menjelaskan bahwa kritikan harus disertai sanggahan dari paper lain misal. Panduan kritik paper diberikan poin-poinnya namun tidak diberi contoh realnya seperti apa. Jadinya saat itu saya membuat kritik paper sepenafsiran saya saja. Yang paling mudah adalah kritikan redaksional. Mulai dari redaksi kalimat jika ada typo mungkin atau pun salah kata yang seharusnya lima ditulis empat dan lain-lain. Paper penyanggah pun tidak banyak saya sertakan karena memang sedikit nemu yang pas dan selaras dengan judul yang saya ambil.

Kesulitan yang saya alami diantaranya adalah terlalu lama mencari dan memilih paper mana untuk dikritik. Rasa-rasanya kala itu kok tidak nemu-nemu yang pas. Padahal sudah terkumpul banyak paper di folder laptop saya. 

Semua mahasiswa diminta untuk menuliskan judul paper yang dikritik di forum web kampus sehingga tiap mahasiswa tahu judul-judul paper yang dikritik. Bahkan ada teman saya yang ganti paper gara-gara sama judulnya dengan teman lain. Padahal sih sebenarnya tidak masalah karena cara mengkritik pasti berbeda. Tapi teman saya tidak mau atas pertimbangan takut dibandingkan hasilnya. 


Pengalaman kedua

Deadline tugas baru kelar tanggal 4 Maret 2018 23.59 pm kemarin. Saya mengerjakan hampir 12 jam sampai proses upload. Haduh, libur-libur juga ya mengerjakan tugas. :) Lega rasanya setelah kelar semoga hasilnya baik. Aamiin. Berangkat dari pengalaman pertama, tentu harus ada perbaikan ya.

Kalau saya bandingkan hasil kritikan pertama dan kedua tentu sangat berbeda. Memang pengalaman itu adalah ilmu yang sangat berharga. Biarpun tidak mendapat feedback dari kritik paper pertama, bahkan nilai pun saya tak tahu, tetap saja jadi bahan pelajaran. 

Di kritik paper kedua ini, dosen memberi panduan kritik juga. Dan enaknya kali ini disertai contoh kritik paper dari kakak tingkat yang lalu sebanyak 3 files. Alhamdulillah bisa jadi bahan belajar. Tentunya no plagiarism ya. Jangan sampailah. Bahaya!

Karena waktu sudah mepet, saya memilih paper dua buah untuk saya print. Satu paper lebih panjang dan satu lagi pendek. Akhirnya pilihan jatuh pada yang panjang. Pokoknya saya coba tulis dulu ringkasannya. Wah, kok ternyata panjang. 

Dan di tengah jalan saya agak menyesal. Tapi sudah terlanjur jalan dan saya pikir akan buang waktu jika pada akhirnya saya ganti paper. Kenapa saya galau di tengah jalan? Karena ketika saya meringkas, saya merasa paper ini bagus, tak ada celah. Apa yang akan saya kritik dari paper yang sudah bagus sedemikian rupa? Padahal sebenarnya kritik itu tidak harus yang negatif-negatifnya saja melainkan pujian atau kritikan positif pun tetap kritikan. Sementara paper yang pendek saya sudah menemukan kritik bahkan dari membaca judulnya. Di situlah saya agak menyesal kenapa saya pilih yang panjang.

Oke, saya coba teruskan meringkas hingga selesai, soal kritikannya apa saya pikirkan nanti. Optimis... :)
Begitu mulai menulis bagian kritikan, wah benar ternyata ide mengkritik itu muncul satu per satu ketika saya baca semua bab. Ternyata ada-ada saja kritikan yang saya temui tiap bab. Subhanallah. Mungkin berkat doa sewaktu dzuhur ya saya minta diberi kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan. :)

Untuk bisa mengkritik, tentu kamu harus punya amunisi. Jika tidak punya amunisi, bagaimana mungkin kamu akan menyerang lawan? Oke, sekian perumpamaan (tidak penting) nya. Jadi, saya teringat kalau saya punya buku metode penelitian beberapa buah versi Inggris dan Indonesia. Alhamdulillah bisa jadi referensi. Dari situlah saya punya referensi untuk mengkritik. Setiap kritikan saya sertai referensi karena memang dimintanya begitu. Jadi bukan asal komentar. 

Dan memang yang membuat proses membuat kritik paper ini lama karena:
1. Harus membaca paper yang dikritik
2. Harus membaca referensi yang menjadi sumber kritik

Berhubung saya bukan native Inggris jadi untuk memahami arti saya butuh waktu. Mencari sumber referensi juga tidak sebentar kalau bagi saya apalagi jika mencarinya online. 

Setelah semua bagian selesai, saya percantik layout di Power Point lalu convert pdf dan selesai kirim. Alhamdulillah tidak telat. Masih ada beberapa jam tersisa. :)

Berharap ada feedback dan berharap lain kali bisa lebih bagus lagi dalam membuat kritik paper. Kali ini saya tidak mengkritik berhubungan konten (materi berhubungan dengan mata kuliah). Paper yang saya kritik tidak menggunakan model tertentu atau pun konsep-konsep apa yang bisa saya kritik. Misal paper menggunakan 4 level kematangan sementara peneliti A pakai 5 level. Saya coba mengkritik dari sisi yang lain. Ya sebisa saya sebatas kemampuan saya saat ini, mulai dari judul hingga references.

Tips mengkritik paper dari saya:
  1. Pilihlah paper yang kamu suka temanya.
  2. Pilihlah paper yang bahasanya mudah dimengerti menurut kamu. Biarpun sudah ada google translate, tapi percayalah mengartikan sendiri itu lebih enak. Maksudnya begini, ketika kamu membaca, kamu langsung paham maksudnya. Banyak paper bertebaran berbahasa Inggris, tapi kamu bisa bandingkan dengan paper orang Indonesia yang berbahasa Inggris pasti akan lebih mudah kamu pahami ketimbang paper native. Tapi kembali ke kemampuan bahasa Inggris kamu. Kalau kamu memang jago hal ini tidak akan menjadi masalah buatmu.
  3. Print paper yang kamu pilih. Coret-coretlah atau tandai dengan stabilo mana yang penting-penting.
  4. Segeralah tulis. Minimal ringkasannya dulu yang kamu tulis. Selanjutnya pasti kamu akan berpikir dengan sendirinya untuk melanjutkan membuat kritik hingga selesai. Jika kamu tidak pernah memulai maka tidak akan pernah selesai.
  5. Siapkan referensi baik itu buku maupun paper jurnal di dekatmu. Jika ada sumber lain, silahkan...
  6. Siapkan waktu yang cukup luang untuk mengerjakan. Jangan mepet deadline supaya hasilnya maksimal. Bisa jadi kamu masih punya perbaikan-perbaikan ataupun ide-ide baru untuk mengkritik di lain waktu/hari.
Oke, sekian sharing dari saya hari ini. Semoga bermanfaat. Selamat istirahat ya semua! :)



Saturday, March 3, 2018

Childhood Memory: Became So numb

3/03/2018 07:26:00 AM 0 Comments
Kalian yang membaca tulisan ini, pasti pernah menjadi anak-anak kan? Kalian pasti mempunyai kisah masa kecil masing-masing yang saya yakin masih kalian ingat dengan baik. Tentunya kalian juga mempunyai kisah menarik yang tak terlupakan di masa kecil. Paling tidak ada satu cerita saja yang paling berkesan. Entah itu kisah yang menyenangkan ataupun sebaliknya, kalian pasti punya. 

Saya pun sama. Saya juga punya kisah yang masih terus saya ingat. Suatu ketika di sore hari saya bermain dengan teman saya perempuan dua orang. Mereka kakak adik tapi hanya terpaut setahun saja jadi sama besarnya. Kami main di depan rumah saya.


Main apa? Jaman dulu ini kemungkinan besar saya tomboy. Tapi saya tidak pernah merasa tomboy. Saya selalu merasa sebagai perempuan normal hingga saat ini. Tapi mungkin ada jiwa maskulin? Entahlah ya. Hehe :)

Saya main koprol-koprolan di atas rumput. Hah? Serius? Iya serius. Kedua teman saya duluan koprol sambil awalnya lari-lari kecil. Berhubung kedua teman saya berhasil, lalu saya pun mencoba. Begitu saya mencoba koprol, tiba-tiba terdengar suara "krek" di telinga saya dengan jelas. Apa itu?

Saya merasakan kesakitan teramat sangat dan saya pun tak kuat untuk tidak menangis. Tangan kanan saya patah Readers. Kalian bisa bayangkan bagaimana sakitnya. Itu tangan saya bengkok. Tulangnya patah pas di tengah-tengah dan kelihatan benar menonjol. Saya menangis sambil duduk itu ya Allah... 


Singkat cerita saya dibawa ke sangkal putung untuk diperban. Tapi saya sebelumnya berobat ke mantri (jaman dulu di sana adanya mantri kesehatan -- istilah untuk male nurse atau perawat laki-laki ya sebenarnya kalau jaman sekarang) dulu. Ke tukang sangkal putung itu atas rekomendasi si mantri. Di tempat sangkal putung, tukang sangkal putungnya bapak-bapak tua. Bapak itu terkenal sebagai tukang sangkal putung. Eh, kalian tahu kan sangkal putung apa?

Oke, di sana sebelum tangan saya diperban, tangan saya diolesi minyak. Entah itu minyak apa tapi yang jelas tangan saya jadi adem semriwing dan tidak merasakan sakit sama sekali. Padahal sebelumnya sakit tak tertahankan. Saya heran kenapa bisa begitu? Otak anak-anak saya bertanya-tanya. Peristiwa ini sungguh tak terlupakan bagi saya.

Lalu tangan saya diukur-ukur dengan bambu. Wah saya pikir bakal diberi bambu tapi ternyata tidak. Tangan saya diperban biasa dan tidak boleh kena air sampai 3 bulan (kalau tidak salah ingat). Giliran dibuka perban, wow belang deh dengan kulit yang lain. Jadi putih... :)

Selama masa ini, saya kan sudah sekolah SD ya, saya pun struggle untuk bisa menulis. Saya latih tangan kiri untuk menulis. Sulit... :(

Tapi saya berhasil membuat tangan kiri saya lihai untuk bermain bola bekel. Bahkan lebih jago dari tangan kanan. Sampai sekarang kalau mau dites, saya masih bisa hehe. Justru tangan kanan terasa kaku. Tangan kiri lebih luwes.

Sedihnya saat sekolah adalah selain kesulitan menulis, saya tidak kuat mengangkat bangku untuk dinaik-turunkan setelah pulang sekolah untuk dibersihkan teman-teman ruangannya. Untungnya teman saya perempuan yang duduk di belakang saya berbaik hati membantu saya. Dia memang gempal badannya jadi tenaganya kuat. Terima kasih ya Sobat! Terharu... T.T

Biarpun saya mengalami kejadian sedemikian rupa, rupanya prestasi sekolah saya tidak terpengaruh. Saya tetap juara loh hihi. Bukan sombong ya ini :)

Oke, kembali soal sensasi dingin dan tak terasa sakit tadi (mungkin istilah bahasa Inggrisnya numb), saya bertanya-tanya apakah si bapak itu menggunakan jampi-jampi alias ilmu klenik? Ataukah memang semacam obat bius lokal?

Hmm... saya masih belum menemukan jawabannya... 

Adakah kalian yang tahu?






Friday, March 2, 2018

Fokus Satu Saja!

3/02/2018 10:30:00 PM 2 Comments

Kamu pasti pernah dengar kalau wanita itu multitasking ketimbang pria. Pria tidak bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Pria hanya bisa fokus satu hal saja untuk dikerjakan dalam satu waktu. Berbeda dengan wanita yang julukannya multitasking alias bisa "nyambi-nyambi". Misal masak nyambi telponan nyambi menyuapi anak dan sebagainya. Benarkah itu?

Semua kembali ke individu masing-masing saja untuk menjawab benar tidaknya. Yang jelas saya mengangkat tema ini berangkat dari fenomena yang saya alami sendiri tepatnya di kelas saya kuliah. Adalah hal lazim di kelas bawa laptop ya. Karena memang materinya dalam bentuk slide dan bisa diunduh di web khusus untuk mahasiswa. 


Fenomena 1

Pada saat dosen menjelaskan saya perhatikan teman-teman banyak yang cetak-cetek mencet tombol laptop. Ngerangkum penjelasan dosen? Iya ada sebagian. Tapi ada yang menarik nih di jaman teknologi ini. Apa itu? Whatsapp!

Sebagian teman-teman whatsapp-an di tengah dosen mengajar. Kan ada whatsapp desktop ya. Terkadang ada pula yang lupa mematikan bunyi notifikasi di laptop-nya. Dan dosen pun notice ya itu suara whatsapp. Dosen pun menegur. Ada dosen yang tidak suka dengan bebunyian itu karena dirasa mengganggu. 

Fenomena 2

Di kala dosen mengajar, teman-teman ada yang mengerjakan tugas dengan laptopnya. Entah itu tugas mata kuliah tersebut atau pun mata kuliah lain. Jika yang terjadi adalah mata kuliah bersangkutan, maka dosen pun notice ya. :)

Oke, cukup dua saja ya. Yang ingin saya bahas di sini bukan teman-teman saya tapi saya sendiri. Cerita di atas adalah fenomena sebagai pendukung cerita.

Saya perhatikan diri saya bahwa saya tipe yang fokus satu hal saja dalam hal belajar di kelas. Sebagai contoh konkrit, dosen menjelaskan di kelas, ada teman saya yang mengajak bicara, saya stop itu teman saya. Saya bilang nanti setelah ini. 

Kenapa? Karena jika saya sedang mendengarkan penjelasan dan ada yang mendistrak saya, saya tidak "ngeh" si dosen tadi bilang apa. Saya tidak menyimak maka saya pun juga tidak mendengar apa yang dosen katakan. 

Saya tentu mendengar dosen bicara tapi esensi pembicaraannya tidak terserap di otak saya sehingga saya blank. Jika saya mengobrol, kadang-kadang terjadi juga ya sebentar saja dengan teman sebelah, resikonya ya tadi itu saya kehilangan isi materi yang dijelaskan dosen.

Contoh lain, ketika ada deadline tugas pukul 18.30 wib untuk pengumpulan hardcopy maupun softcopy via email, maka sebelum kuliah (saya masuk kuliah jam 14.00) saya harus sudah mengumpulkan semuanya. Saya harus sudah nge-print di kos dan juga sudah kirim email. Saya berangkat ke kampus tinggal setor hardcopy sebelum masuk kelas.

Ternyata, kala itu teman-teman saya belum pada mengumpul. Baru ada 6 orang termasuk saya dari 39 orang yang mengumpul. Di kelas, teman-teman masih mengerjakan ketika jam kuliah dan nge-print di sekitaran kampus. Nah, kalau saya merasa tidak bisa seperti itu. Saya tidak tenang jika jam kuliah mengerjakan tugas karena tugas belum selesai dan diburu-buru deadline. Belum lagi kalau ada permasalahan tak terduga misal mati lampu, internet tidak connect atau apa.  

Berangkat kuliah itu harus sudah tidak membawa beban ke kampus. Plong begitu istilahnya. Dan lagi karena alasan saya yang "mendengar tapi tak mendengar" begitu ya sudah saya bahas di atas.

Teman saya yang lain ada yang rela telat masuk kuliah hingga sudah hampir selesai baru hadir. Bahkan ada pula yang tidak hadir sama sekali dan baru hadir ke kampus untuk setor tugas saja. Mungkin mereka ini yang setipe dengan saya. Hmm...

Saya ke kampus membawa laptop juga tapi seringnya tidak saya buka saat kelas berlangsung. Hanya saat-saat butuh penting saja saya baru buka. Kalau saya buka laptop nanti repot malah saya buka-buka web lain. :D

Saya masih suka mencatat di kertas. Alasan biar tidak mengantuk dan punya catatan sewaktu-waktu bisa dibuka lagi. Saya menyadari saya ini short term memory sekali saat ini. Gampang sekali lupa ya Allah. Sedih saya. :(

Oke, kembali ke cerita awal, fenomena 1 dan 2 itu terjadi baik laki-laki maupun perempuan loh ya. Jadi, saya simpulkan (dengan sangat dangkal) tidak selalu benar kalau pria hanya fokus satu saja. :)

Benar tidak menurut kamu? Yuk share...





Good Night Story 4

3/02/2018 07:38:00 PM 0 Comments



Halo! Ada yang kangen good night story yang saya posting? Jangan khawatir, kali ini saya kembali posting sebuah good night story. Semoga bisa menjadi sebuah cerita yang menarik buat dibaca ya Readers! :)




Yuk simak!
Once upon a time there was a big happy family, dad, mum, 5 sisters and their younger brother. After giving birth to 5 girls the mother actually decided not to have more children. But while she was walking outside she saw all the young boys playing football or just running around and her heart got excited again and again. So she went to her mother and asked for help to get a boy. 

The mother listened very good to her daughter and said, that if she wanted to have a baby boy she must eat only meat for one week. The woman didn't think a lot about that and just followed her mothers advise. So she said to her husband, that she needed to eat meat every day. But at that time her husband didn't get good money. So he couldn't buy meat every day. But the family had 3 strong and beautiful rooster (male chicken). They were all 1 year old, very strong and their feather were shining like the sun. 

The father loved the male chicken like his own children. But as his wife said to him, that she needed to eat meat for to get male child he decided to sacrificed one of the male chicken. So he killed it and the woman cooked a soup. But they didn't have a fridge, so they ate all of the meat in 2 days and the father needed to kill the second chicken. So to the end of the week they slaughtered all 3 birds. 

After one month the woman got pregnant again. As it was long time ago they didn't have the opportunity to find out the gender of the child before the baby was born. Nine months later she gave a birth to a baby boy. They called it after the mother's dad name, Atila. While he was growing he didn't let anyone to bother his sisters. As for being brave and strong like the male chicken his dad sacrificed people called him glory boy.

End.

Credit to Georgi Mandajiev





Terencana vs Tidak Terencana

3/02/2018 03:21:00 PM 0 Comments


Sekitar sebulan lalu saya pergi ke Gramedia Matraman dengan teman saya sekosan. Kami pergi dari sekitar jam 10 pagi sampai siang habis zuhur. Karena siang adalah waktunya jam makan siang,  saya bilang ke teman saya kalau saya mau mampir beli makan dulu nanti di perjalanan menuju kosan. Teman saya bilang dia tidak mau beli makan. Oke tak apa, saya sendiri saja yang beli.



Kami cukup naik angkot M01 menuju lampu merah Pasar Kenari lalu berjalan kaki pulang. Sampai di deretan orang jual makanan, saya berhenti di satu tempat, dan dia masuk ke tempat sebelah lain sebelah saya, warung makan. Rupanya, pelayanan di tempat saya beli agak lama jadi saya harus menunggu. Sementara dia sudah selesai lebih dulu dan mendatangi saya. Saya bilang ke dia:

"Katanya ga mau beli makan tadi?"

"Emangnya segala hal harus sesuai rencana?" balasnya bernada yang menurut saya tidak enak. Bisa jadi saya saja yang sensitif sih ya.

Jleb! Menohok rasanya. Tapi saya tidak merasa tersinggung ataupun marah. Malah hal itu menjadi perenungan buat saya.

"Ya nggak sih," jawab saya spontan.

Saat itu otak saya berpikir dan memahami bahwa kami berbeda. Dan saya bisa menerima itu.

Saya paham bahwa dalam hidup kita ini tidak selalu sesuai rencana antara harapan dan kenyataan. Karena saya yakin di sana ada campur tangan Tuhan. Itu pertanda bahwa hidup kita ada yang mengatur.

Saya juga bisa menerima bahwa kita bisa sewaktu-waktu berubah. Hal ini bisa terjadi pada siapa pun. 

Untuk kasus yang saya ceritakan tadi, saya memang sudah berencana beli makan di perjalanan pulang menuju kos sementara dia tidak. Tapi pada kenyataannya dia beli juga. Dari sini saya menyimpulkan (atas dasar pemikiran yang dangkal) bahwa saya terbiasa dengan rencana

Saya terbiasa merencanakan dalam otak saya bahwa saya akan melakukan ini, ini dan ini untuk hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari saya. Dan itulah yang kemudian saya kerjakan. Bahkan hal kecil seperti beli makan, saya sudah merencanakan dan kemudian merealisasikan. Saya ingin beli ini dan itu, sudah saya pikirkan. Saya menargetkan sampai tanggal sekian, saya harus selesai revisi paper, submit, mengerjakan tugas ini dan itu yang kemudian sukses saya kerjakan. 

Dan saya adalah tipe orang yang ketika merencanakan sesuatu ya saya berusaha untuk menepati. Bukan tipe labil yang mudah sekali goyang atau membatalkan rencana. Kecuali jika memang ada sesuatu di luar rencana itu bukan kuasa saya.

Selama ini sih saya tidak pernah merasa bahwa saya tipe orang yang terencana. Tapi saya jadi merenungi. Penting tidak sih? Hehe

Seperti ketika saya berencana untuk kembali ke sini setelah liburan panjang kemarin, awalnya saya memasang target pulang tanggal sekian karena sudah berencana pindah kamar dan pas sekalian ada rencana jalan dengan teman-teman. Ternyata, rencana jalan itu gagal. Ok, saya terima. Saya pun memutuskan tidak jadi pulang tanggal tersebut. Buat apa pulang terlalu cepat jika tidak ada yang dikerjakan. Kemudian saya set tanggal pulang mendekati jadwal masuk kuliah. Rupanya, tiba-tiba ada email akan ada semacam penjelasan topik karya akhir selama 5 hari di kampus. Waduh, itu penting kan. 

Saya pun menimbang-nimbang bagaimana sebaiknya. Email waktu itu hari jumat seingat saya sementara jadwal penjelasan topik mulai senin. Oh no! Mepet! Karena saya mesti pesan tiket pesawat dan mempersiapkan segala halnya. Atas pertimbangan yang matang akhirnya saya memutuskan kembali ke rencana awal saya pulang sesuai rencana awal. Saya lebih bisa bernafas. Saya punya banyak waktu untuk bersiap diri alias tidak terburu-buru.

Kala itu saya merasa bahwa saya ini harus berjalan sesuai rencana. Jika terdistrak maka tidak ikhlas menjalankannya. Meskipun sebenarnya saya tidak sekaku itu juga.

Memang sih saya tahu perubahan rencana itu hal biasa. Tapi tetap lebih baik semua sesuai rencana. Biar hati pun juga enak menjalaninya. Ikhlas begitu ya. :)

Bagaimana denganmu? Adakah yang setipe dengan saya?








Saturday, February 24, 2018

Dapat Kiriman Gambar Goresan Tangan? Pernah?

2/24/2018 03:19:00 PM 0 Comments






Can you draw something?


Hari gini dapat kiriman gambar? Ah, sudah biasa. Di jaman yang semuanya sudah semakin gampang ini, gambar bertebaran di mana-mana. Hampir semua orang sudah bisa pakai kamera sendiri dan tentunya juga punya kamera sendiri. Sekarang malah jamannya sudah beralih ke video ya. 

Kalau dapat kiriman gambar digital berupa foto begitu kan sudah biasa ya. Nah, kalau gambar goresan tangan? Meski gambar goresan tangan jaman sekarang sudah ikutan canggih juga pakai aplikasi di hp, bagaimana? Pernah?

Entah perasaan saya saja atau bukan ya menurut saya mendapat gambar goresan tangan dan foto itu berbeda rasanya. Beberapa waktu lalu saya mendapat kiriman gambar berikut:


"The heart and the lungs and their vessels," he said.

"That's the liver and the pancreas," he added.

Lalu semalam saya mendapat gambar ini:

Saya sudah tidur jadi baru saya buka setelah bangun tidur. Wah hihi dapat kiriman bunga. Bunga palsu sih. Cuma bisa dilihat lagi. Tak bisa disiram. :)

Saya: Flower
Dia: It's not a flower. It's your flower. I give it to you.
Saya: U said it was not a flower but my flower. How do you mean?
Dia: It isn't just any flower but the one I gave to you. So, it's yours now.
Saya: Ahhh so sweet. What's the flower name?
Dia: Its name is Sunshine.
Saya: Huaaaaaaaa
Dia: A sunshine for a shiny good girl. 
Saya: Wow

:D

Dan saya sendiri yang memang tidak bisa menggambar, bingung jika harus menggambar. Otak saya sama sekali tidak kreatif untuk menciptakan gambar. Dan hasilnya berikut ini yang saya bisa kirimkan:



"A tree?"
"Yea"
"Good"
:D

"Cloud ). Smiling one."
"Haha. How do u recognize it?"
"It's blue, looks like a cloud and there is a smiling face on it."
"Hehe"


Picture credit to Georgi Mandajiev

Wednesday, February 21, 2018

Hati-hati Makan Ikan Fugu: Lebih Berbahaya dari Sianida!

2/21/2018 09:40:00 PM 2 Comments

Kamu penggemar makanan Jepang? Kamu suka sashimi? Hati-hati kalau kamu makan ikan fugu. Kenapa? Karena ikan ini berbahaya. Bahaya kenapa? Ikan fugu ini beracun dan bisa mengakibatkan kematian. Bahkan disinyalir bahwa racun ikan fugu 200 kali lebih berbahaya dari sianida. Masih ingat kan kasus heboh kopi sianida?



Ikan fugu yang dalam bahasa Inggris disebut blowfish (ikan ini bisa menggembung ketika ada musuh-mungkin karena itu disebut blowfish) dan dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ikan buntal merupakan sajian khas Jepang. Perlu keterampilan khusus untuk mengolah ikan ini. Tidak sembarangan orang boleh mengolah ikan fugu dikarenakan racunnya yang sangat berbahaya tersebut. Salah sedikit saja bisa berakibat fatal yaitu kematian. Sudah banyak sekali korban yang meninggal di Jepang akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan fugu. Oleh karena itu, hanya orang yang bersertifikasi saja yang boleh mengolah ikan fugu.



Racun yang terkandung dalam ikan fugu adalah tetrodotoxin. Bagian tubuh yang mengandung racun adalah hati, ovarium dan usus. Ovarium adalah bagian yang paling mematikan. Sementara hati dan usus pun juga berpotensi mematikan. Orang yang keracunan maka akan mual, kelelahan, sakit kepala dan sulit bernafas.


Hidangan dari ikan fugu ini mahal dan juga berpotensi mematikan tapi kenapa orang masih tetap mengonsumsi? Heran tidak? Harganya bisa mencapai 50$ lebih per kepala loh. Bahkan ada yang mencapai 120$. Mungkin karena ikan ini enak. Rasanya agak kenyal. Terlebih lagi ikan ini musiman. Dimakan di kala musim dingin disertai dengan saus kecap tambah nikmat. Dan yang terpenting adalah teksturnya.
Juga yang tak kalah serunya dan paling menantang adalah sensasinya! Kamu bertaruh nyawa ketika memakan ikan ini. Karena kamu tidak akan pernah tahu bahwa kamu akan hidup atau mati setelah mengonsumsi ikan ini. Hmm... interesting. 


Coba lihat gambar di atas, cantik sekali kan sajiannya?

Kalau dilihat bentuk ikan mentahnya sih cantik sekali pas menggelembung disertai duri-durinya yang tajam keluar dari kulitnya. Tak menyangka ternyata semematikan itu.

Tempo hari saya mengobrol dengan teman saya tentang Jepang lalu dia cerita tentang ikan fugu.

"Sudah pernah makan belum?" tanyanya.

"Apa? Fugu?" saya balik bertanya.

Saya belum pernah dengar malah. Hihi. Eh, tapi kalau ikan buntal sudah pernah nonton di tv waktu liburan lalu.

Teman saya cerita kalau ikan fugu ini mahal dan juga mematikan. Kalau salah mengolah bisa berbahaya. Lalu dia kirim kedua gambar yang saya unggah di atas. Itu kiriman dari dia. Tapi sayang dia tak bisa menyertakan sumbernya saat saya minta link-nya. Jadi, gambar tersebut kredit ke pemiliknya ya. :)




#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe15



Source:
https://id.wikipedia.org/wiki/Fugu
http://www.bbc.com/news/magazine-18065372

Tuesday, February 20, 2018

Korean Odyssey (Hwayugi) Review

2/20/2018 07:24:00 AM 0 Comments



Kamu penggemar drama Korea? Sudah nonton drama yang satu ini? Kalau belum, yuk baca dulu review dari saya. :)

Sebenarnya saya random saja menonton drama ini. Belakangan memang sudah sangat jarang saya nonton drama. Yang membekas teraakhir kali adalah Goblin. Dan itu karena saya nonton full dan juga sudah lama tamat.

Berhubung minggu lalu masih belum begitu sibuk dengan tugas kuliah, jadi saya coba melirik satu drama Korea yaitu Korean Odyssey. Dilihat dari judul, mirip dengan judul film China yaitu Chinese Odyssey. Ini mirip apa tidak ya pikir saya. Jangan-jangan adaptasi. Dan ternyata memang benar ini adaptasi dari novel Journey to The West yang sering kita kenal kalau versi serialnya Sun Go Kong. 

Ok, saya coba putar dan pemeran utamanya ternyata adalah Lee Seung Gi lalu ada Cha Seung Won. Buat penggemar drama Korea, siapa yang tidak kenal dengan kedua aktor tersebut? Jangan bilang kalian cuma kenal Lee Min Ho ya. :D

Dari awal episode pertama, ceritanya menarik menurut saya. Apalagi ada Lee Seung Gi yang perannya menyebalkan di situ. Makin cocoklah ya. 

Siapa yang suka Lee Seung Gi angkat tangan! Kenapa kalian suka? Saya ini termasuk orang yang pernah bertanya-tanya kenapa sih Lee Seung Gi digemari? Dan dia selalu menjadi pemeran utama. Drama-dramanya juga sukses. Jadi penyanyi juga sukses. Padahal sih tidak seganteng Lee Min Ho atau yang lainnya. Menurut saya biasa. Tapi melekat di hati fansnya. Saya pertama lihat Lee Seung Gi di drama Brilliant Legacy lalu Gumiho. Dan ya saya pun juga suka. Hihi.

Setelah saya menonton kedua drama tersebut saya memahami bahwa karakter Lee Seung Gi di drama itu melekat sekali sebagai tokoh yang menyebalkan namun menyenangkan alias manis. Hihi. Jadi, peran-peran seperti ini sangat cocok diperankan oleh Lee Seung Gi seperti Korean Odyssey ini juga.

Lalu Cha Seung Won bagaimana? Saya dulu tidak habis pikir kenapa teman saya senang sekali nonton dramanya Cha Seung Won, The Greatest Love. Apa menariknya dia? Entahlah yang jelas Cha Seung Won memang bukan yang ganteng semacam Lee Min Ho juga tapi karakter yang dia bawakan di Korean Odyssey ini sungguh lucu. Hihi. Okelah aktingnya.

Dikisahkan...

Jin Seon Mi kecil adalah anak spesial yang mempunyai kemampuan melihat makhluk halus di sekitarnya. Dia selalu membawa payung kuning untuk menghindari serangan makhluk halus. Suatu ketika dia diserang makhluk halus dan diselamatkan oleh Ma Wang (Cha Seung Won) dengan payung ajaibnya berwarna hitam. Kala itu, Jin Seon Mi meminta Ma Wang untuk menukar dengan payungnya.



Ma Wang justru mengarahkan Jin Seon Mi ke suatu tempat dimana hanya manusia spesial yang bisa ke sana. Seon Mi pun menurut dan sampai ke tempat itu juga. Di sana dia bertemu dengan Son Oh Gong (Lee Seung Gi). Son Oh Gong adalah demon yang saat itu kondisinya sedang dirantai dan dikerangkeng di suatu tempat seperti rumah di atas bukit tapi tak terlihat manusia biasa. 






Saat itu Jin Seon Mi yang mengeluarkannya dari sana tapi mereka membuat kontrak bahwa Son Oh Gong akan menjadi pelindungnya dari roh jahat. Kapan pun Jin Seon Mi memanggilnya dia akan datang. Setelah Son Oh Gong terbebas dari belenggu, rupanya dia sungguh licik. Dia mengambil ingatan Jin Seon Mi akan nama Son Oh Gong sehingga Jin Seon Mi tidak akan pernah ingat namanya dan tidak akan pernah bisa memanggilnya sewaktu dia membutuhkan. Jin Seon Mi pun tertipu.



25 tahun kemudian, Jin Seon Mi tumbuh dewasa. Selama itu pula Jin Seon Mi dan Son Oh Gong tak pernah bertemu. Jin Seon Mi berjuang sendirian dari kejaran roh jahat. Semenjak Jin Seon Mi membebaskan Son Oh Gong, dia mendapat hukuman dari langit yaitu menjadi Sam Jang. Sam Jang adalah manusia spesial yang darahnya harum seperti bunga lotus. Darahnya tersebut menjadi incaran roh jahat termasuk Son Oh Gong atau pun Ma Wang.

Suatu ketika, Jin Seon Mi kembali bertemu dengan Son Oh Gong dan mereka masih saling mengenali. Tapi Seon Mi masih belum tahu nama Son Oh Gong sampai suatu ketika Son Oh Gong mengembalikan ingatannya. Jin Seon Mi juga mengaktifkan Geumganggo (gelang) ke tangan Son Oh Gong untuk membuatnya terikat ke Jin Seon Mi. Gelang itu pemberian dari Ma Wang. Rupanya gelang tersebut malah membuat Son Oh Gong jatuh cinta kepada Jin Seon Mi. Uhuk-uhuk.

Di beberapa episode kisahnya tentang Jin Seon Mi mengatasi menghilangkan makhluk halus dengan bantuan Son Oh Gong. Kalau ini sih menurut saya kurang seru. Tapi tenang, cerita makin menarik ketika kemunculan Bu Ja (Jin Se Ra). Jin Se Ra adalah gadis yang meninggal tak wajar dan hidup kembali berkat darah Jin Seon Mi. Namun dia hidup sebagai zombie.

Menurut saya Bu Ja ini karakter yang paling menarik. Aktrisnya juga bagus aktingnya. Saya sih suka dengan kehadirannya.

Tokoh lain ada General Winter dan Fairy Summer. Mereka ini kakak adik tapi berbagi tubuh. Kalau kamu tidak ngeh alias paham, Fairy Summer ini adalah orang yang sama yang memerankan General Winter. Cantik kan? Hihi

Ma Wang (Cha Seong Won) hadir sebagai CEO Lucifer Entertainment dan bekerja menjadi juri acara pencarian bakat di tv. Sosoknya di sini sungguh lucu loh apalagi ketika bau darah Sam Jang. Hihi. Dan dia sendiri memang mengincar darah Sam Jang. Karena darah Sam Jang bisa membuat dia menjadi Deity.

Ada Lee Hong Ki yang berperan sebagai artis terkenal di Lucifer Entertainment. Dia berteman dengan Son Oh Gong. Para demon ini tinggal serumah dan hidup mewah.

Sejauh ini, drama ini tak sedahsyat Goblin tapi cukup lumayan untuk ditonton karena menghibur.

Drama in mengusung 20 episode dan ditayangkan di TvN. Baru tayang sampai episode 16. Kalau kamu tertarik silahkan tonton ya! :)




#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe14

Monday, February 19, 2018

Good Night Story 3

2/19/2018 09:04:00 PM 0 Comments

Semalam, 18 Februari 2018 saya kembali menerima sebuah good night story. Yay! Tapi kisahnya sungguh sedih. Dan saya pun terlelap sebelum selesai membaca. :(




Yuk simak!
Once upon a time there was a family - mum, dad and a little son, who lived on the city edge. They had a beautiful small house. In the yard of the house was a big cherry tree. The father was a doctor and went every day to the local hospital for work. The mum stayed home and took care for the house. The 8 years old son was a schoolboy in the local school. They lived a happy life and everyone was happy.

One summer Sunday the family decided to make a barbecue in the yard. The father stood up early in the morning and mowed the grass. The mum and the son woke up at 9 o'clock. They all prepared the grill and at around 11 o'clock started cooking the barbecue.

The cherry tree was covered with big red cherries. So the son climbed the tree and started picking the ripe cherries. While he was at the top of the tree he saw a bird nest there. He said loud to his parents that there was a nest. The father said that he should let it. The mother was more excited and asked the boy if the nest was empty. The boy looked inside the nest and saw 3 little white eggs. He said to his mum and dad that there were eggs. And both of them said that he should let them. After that they had a really pleasant feast in the garden.

In the next day the boy climbed from time to time the tree and looked the eggs. One day he noticed, that 2 little black birds watch over the eggs. His mum said to him, he shouldn't touch the eggs, because their parents would leave them, if they small like human.

One day the mother was ironing the clothes and then suddenly she got dizzy and almost fall down. But the father caught her and brought her to the bed. He checked her, as he was a doctor and decided to take her to the hospital on the next day. The dad came back alone from the hospital on the next day and said to the boy that his mother should stay there. The boy asked if his mum was sick. The dad took his hand and said that his mum was very-very sick and they should pray to God that she gets better again.

The mother had brain cancer. She was  already progressing. In the next days the father took the son to the hospital to see his mother. She was very weak and talked slowly. Once the son came closer to her bed she gave him a necklace with a tiny bird on it.

One day the boy climbed the tree and took one of the 3 eggs with him. In the house he put it in a tiny box. On the next day there was a hail falling from the sky. It was so big, that it destroyed the bird nest and the eggs got broken. It was so big that it destroyed the bird nest and the eggs got broken. At this time he was wearing his mum necklace on his neck. While climbing back down the necklace stuck on a little branch of the tree. The boy was sad, so he didn't noticed it.

One Monday morning the phone was ringing very early. The dad answered. At once his voice got whiny and he started crying. After the conversation he hugged his son and said to him that his mum wasn't alive anymore. At once he remembered his mothers words not to touch the eggs in the bird nest because the birds would leave them. He took the egg from the little box, run out and started making a nest of leaves.

A day ago he did noticed, that the necklace his mum gave him wasn't on his neck. As his mum died he got very very sad about losing his mum and her necklace. So he made a new nest, put the egg inside and climbed to the branch where the birds nest was. It was destroyed. So the  boy repaired it and put the last egg in it. They brought his mum to the cemetery on the next morning. The boy didn't go to school so he stayed at home and cried all the afternoon in his bed.

Two days later he was in the garden. So he saw that the black birds was flying around the new nest. He climbed the tree and saw a little bird inside. A little bird did hatched from the egg he brought back in the nest. But he noticed something more. His mum's necklace was hanging on a little branch nearby the nest. He took it, climbed down and went in the house. He kept the necklace in the box where he kept the egg. He never took an egg from a nest anymore and promised himself never to forget his mum's love to him. End.





#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe13

Credit to Georgi Mandajiev

Tembus 1 Juta Views!

2/19/2018 08:14:00 PM 4 Comments



Hore! Akhirnya pecah telur juga blog ini menembus satu juta views pada hari ini Senin tanggal 19 Februari 2018 . Senang? Iya pastinya. Seperti suatu pencapaian tersendiri buat blog ini. Untuk ukuran personal blog gado-gado semacam ini ya lumayanlah ya. :)

Alhamdulillah saja masih diberi kesempatan waktu untuk meninggalkan lebih banyak tulisan hingga mencapai 1 juta views. Semoga semakin banyak lagi tulisan baru yang akan lahir untuk meramaikan blog ini. Aamiin.