semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Berikan hanya yang terbaik untuk orang lain - Reana

Follow Us

Saturday, August 9, 2025

Berikan hanya yang terbaik untuk orang lain

Halo Sobat...
Saya tergelitik sekali untuk menulis ini. Ini berdasarkan pengalaman pribadi yang begitu mengganggu pikiran saya. Sebenarnya hanya hal kecil sih tapi punya pesan moral yang dalam. Hehe

Ok langsung saja ya sobat. Ini cerita terinspirasi kejadian beberapa hari lalu tepatnya selasa 24 juni 2025. Di pagi hari ketika saya datang ke kantor saya ditawari buah salak oleh teman saya. Saya lihat itu ada 2 buah salak dan 1 jeruk berwarna kurning yang mirip mandarin tapi lebih besar saya tidak tahu namanya. 



Ketika ditawari saya ingin menolak. Tapi saya merasa tidak enak. Dan untuk menjaga perasaannya saya ambil dan ucapkan terima kasih. Saya geletakkan di atas meja. Saya tidak langsung mengupasnya. Tak lama kemudian saya lihat teman sebelah kiri saya mengupas salak. Dalam hati saya oh ternyata dia juga dikasih. Hehe.

Lalu apa yang saya duga pun terjadi. Karena saya lihat teman saya mengupas, maka saya pun mengupas. Pas ini momennya batin saya. Lalu teman saya bilang wah busuk. Bisa dimakan ga ya. Sambil terus mengupas dan berusaha menyelamatkan bagian bawah yang bisa dimakan. Saya sedang mengupas punya saya dan seperti dugaan saya salak saya pun busuk bagian atasnya. 

Saya bilang ke teman saya yang memberi, wah busuk. maaf ya mbak ga saya makan. Saya buang ya mbak. Lalu saya bilang ke teman saya yang masih berusaha mengupas, ga usah dimakan kalau busuk buang aja. Kata teman saya, iya ya nanti ada yang bergerak gerak. Lalu dia buang. Teman saya yang memberi bilang, maaf ya mbak. Ini dikasih teman. Saya bilang, iya mbak udah kering udah lama ya kayaknya. 

Nah dari cerita ini saya ingin bilang bahwa dari awal saya melihat penampakan buah itu sudah kelihatan sekali tidak layak untuk dimakan apalagi diberi ke orang lain. Sudah bisa ditebak kalau buah itu busuk. Lalu kenapa masih ditawarkan ke orang lain? Apa karena ketidaktahuan? Lalu kenapa salak yang buruk yang ditawarkan bukan jeruknya yang masih bagus? Dari awal menerima saya merasa terhina sekali tapi tidak saya ucapkan. Saya takut menyindir atau menyakiti perasaannya. Lalu saya tetap menerima buah yang buruk itu. Penolakan saya adalah dengan mengupas dan menunjukkan bahwa buah itu busuk. Saya ingin penolakan lebih elegan tanpa menyakitinya secara langsung.

Untuk saya yang terbiasa membeli buah segar memang tahu mana buah yang masih segar dan tidak. Cuma saya tidak habis pikir kenapa tega sekali menawarkan sesuatu yang sudah busuk? Mungkin itu sisa yang tidak dimakan yang tidak disuka lalu dibawa ke kantor dan ditawarkan ke orang lain. 

Kalau saya memilih untuk tidak diberikan ke orang lain daripada orang yang menerima melihat buah busuk diberikan kepadanya. Itu suatu penghinaan bagi saya. Mungkin saya berlebihan? Mungkin saja. Tapi inilah saya. Oleh karena itu saya pun tidak mau memberi barang buruk ke orang lain. Karena saya tidak mau membuat orang lain terhina seperti yang saya rasakan.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya. Pernah juga dulu saya traveling ke Turki. Ada emak emak memberi saya buah apel. Saya tahu itu buah apel yang dia ambil dari hotel. Mungkin tidak habis dia makan. Dari 2 buah yang satu dikasih ke saya yang buahnya lebih jelek. Saya hanya membatin. Buah itu saya terima. Saya bilang terima kasih. 

Sepertinya memang beda mindset dengan saya ya. 

Dari kisah ini saya ingin mengajak pembaca untuk memberikan hanya yang baik untuk orang lain. Seringkali seseorang memberikan sesuatu yang dia sudah tidak mau ke orang lain. Entah karena kebanyakan, jelek, bosan, dan sebagainya. Sebenarnya bukan hal yang salah menggunakan alasan-alasan di atas untuk memberikan sesuatu ke orang lain. Bagaimanapun jatuhnya tetap sedekah ya dalam islam. Tapi alangkah baiknya memberikan yang baik. Jangan karena sudah tahu tidak bagus lalu kita berikan ke orang lain karena sendiri saja tidak mau. Jangan sampai orang yang diberi merasa terhina. 





No comments:

Post a Comment

leave your comment here!