semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Monday, March 30, 2015

Winter in Tokyo (1) : Persiapan Awal

3/30/2015 08:41:00 PM 2 Comments

Winter in Tokyo, ada yang kenal? Bagi kamu pecinta novel karangan Ilana Tan pasti tahu deh. Tapi saya menulis kali ini bukan mau membahas novel ya melainkan pengalaman saya jalan-jalan. Kenapa Tokyo dan kenapa pas winter juga tidak ada kaitannya dengan novel tersebut sama sekali. :)

Alhamdulillah. Kesampaian dream jalan-jalan ke Tokyo. Kalau dirunut, saya sudah pernah hendak ikutan jalan-jalan ke Jepang tahun 2011 silam bareng salah seorang sobat saya. Di waktu yang sama Januari. Tapi gagal. Rupanya tahun inilah Allah ijinkan saya ke sana. Saya jadi merenung. Dari hal ini terbukti bahwa bukan Allah tidak mengabulkan doa kita. Tapi menunggu waktu yang tepat. Ya, meski harus menunggu 3 tahun, jika memang itulah waktu yang tepat menurut-Nya maka tidak ada yang tidak mungkin. Kun Fayakun!

Awalnya di pertengahan tahun lalu saya merencanakan ikut jalan-jalan autumn atau winter Korea. Tapi rupanya tiba-tiba saya mendapat panggilan diklat Pim IV di Jakarta dari 18 Agustus sampai 4 Oktober 2014. Saya khawatir jadwal bertabrakan jadi ya sudahlah saya urungkan niat. Lagipula cuti saya itu sudah habis di 2014 jadi sebenarnya maksa banget kalau saya berangkat di 2014. Kalau pun mau nekat pergi pas winter Desember ya tetap saja sudah tidak punya cuti lagi. Itu yang menjadi kendala salah satunya.

Akhirnya saya mengambil jatah cuti 2015 di awal tahun tepatnya 25-28 Januari. Karena jatah cuti PNS cuma 12 hari setahun dan setelah dipotong cuti bersama maka yang tersisa hanya 8 hari, jadilah saya hanya mengambil 5 hari cuti untuk jalan-jalan ke Jepang dan sisa 3 harinya akan saya gunakan untuk cuti mudik lebaran nanti. Maklum perantauan memang harus perhitungan.

Ke Jepang pun hanya terhitung dari 25-28 Januari saja. 29-31 Januari saya pergunakan untuk pulang kampung ke Lampung. Tanggal 1 Februari saya kembali lagi ke Bengkulu. Padahal badan masih terasa remuk redam. Tapi bahagia! Haha :)

Sebenarnya nih terlalu singkat jalan-jalannya. Dengan sekian US Dolar yang sudah dikeluarkan sebenarnya rugi ngga extend. Yah minimal seminggulah ya biar bisa puas. Mudah-mudahan one day bisa balik lagi ke sana karena masih banyak tempat yang ingin dikunjungi. Aamiin.

Berikut itinerary kami:
Sabtu 24/01/2015 Soekarno Hatta Airport pesawat Garuda Indonesia take off 23.45 pm. Perjalanan memakan waktu sekitar 7 jam.
Minggu 25/01/2015 tiba di Haneda Airport, Tokyo, Jepang pukul 09.15 am. Sampai di hotel, menunggu agak lama naruh barang lalu lanjut ke Kyoto. Check in.
Senin 26/01/2015 Gotemba/Gunung Fuji/Owakudani Hall Valey
Selasa 27/01/2015 Kaminarimon/Sensoji Temple/Shibuya/Shinjuku/Harajuku
Rabu 28/01/2015 Check out

Persiapan apa saja yang diperlukan, diantaranya sebagai berikut:

Visa
Pengurusan visa ke Jepang ini berdasarkan yurisdiksi. Ada pembagiannya di situs kedutaan Jepang untuk Indonesia. Nah, Bengkulu masuk yurisdiksi Jakarta. Jadi untuk pengurusan visa harus di Jakarta. Untuk saya yang jauh begini tentu hal ini menjadi kendala kan buat saya mengurus harus ke Jakarta. Kapan waktunya? Senin hingga Jumat saya masuk kerja. Sementara Kedutaan juga sama hari kerjanya Senin hingga Jumat. Belum biayanya berapa yang harus saya keluarkan dari kabupaten hingga Jakarta pulang pergi.

Ga bakalan ngurus deh kalau memikirkan itu jadi kendala. Makanya saya cari alternatif. Berhubung tidak ada link di Jakarta buat ngurusin, makanya saya cari travel agent yang menyediakan jasa pengurusan visa. Nah kita tinggal kirim syarat-syaratnya saja plus transfer uang untuk biayanya juga ongkos kirim setelah visa jadi. Tidak mahal kok biaya tambahan untuk pengurusan ke agent-nya. Jadi kita tidak perlu susah payah lagi tinggal menunggu saja sampai ke alamat kita. Saran saya sih cari travel agent yang terpercaya ya!

Sebenarnya kalau kita punya e-passport (passport yang ada chip-nya) tidak perlu lagi mengurus visa untuk bisa pergi ke Jepang. Mulai tahun 2015 ini diberlakukan bebas visa ke Jepang bagi pemilik e-passport. Tapi berhubung passport saya masih yang lama ya saya mengurus visa deh jadinya.

Syarat-syarat pengurusan visa ada di situs Kedutaan Jepang. Kalau yang saya serahkan di antaranya:

1. Passfoto berwarna
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi Akte Lahir/KK
4. Rekening koran 3 bulan terakhir
5. Itinerary perjalanan
6. Bukti Pembelian tiket pesawat
7. Mengisi formulir dari kedutaan Jepang
8. Surat sponsor/rekomendasi atasan
9. Passport

Tiket Pesawat
Tiket pesawat ada banyak pilihan ya kita tinggal pilih saja yang sesuai jadwal dan juga budget pastinya. Kalau ada yang promo bisa jadi pilihan buat berhemat. Lumayan sekian yen bisa untuk beli cemilan di sana atau tiket subway. :)

Pilihan pesawat ke Jepang bisa pakai Garuda, Air Asia, JAL, Cathay Pacific, Philippine Airlines, dll. Tergantung mau lewat Haneda atau Narita Airport. Kemarin saya ke Haneda dan pesawat pilihan saya adalah Garuda. Pas banget lagi ada promo midnight sale Garuda. Jadi bisa lumayan berhemat. Garuda midnight sale kala itu juga penerbangan langsung tengah malam jadi pagi-pagi sudah sampai. Tidak perlu transit lagi.

Kalau jadwal sebelumnya saya cek jauh hari di Garuda transit Denpasar dulu. Lama pula transitnya sehari. Kalau Air Asia transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara Cathay Pacific transit di Hongkong. Sebenarnya pengen mencoba Cathay. Pengen lihat Hongkong meski cuma di bandaranya doank hehe. Ah, mudah-mudahan one day bisa khusus jalan-jalan ke Hongkong. Aamiin.


Pakaian:

1. Jaket Tebal
Meski tidak turun salju, suhu tetap saja dingin. Padahal sih Matahari tetap nongol juga. Maka tetap wajib pakai jaket tebal. Kala itu saya membawa jaket wol maupun bulu angsa buat jaga-jaga. Jaket dipakai untuk lapisan luar.

2. Longjohn
Saya membawa dua pasang longjohn buat gantian. Longjohn ini untuk lapisan pertama setelah underwear supaya kita tetap hangat karena menutup rapat dan ketat seluruh tubuh kita.

3. Baju/celana
Cukup pakai baju biasa saja seperti kemeja dan celana jeans sesuai nyamannya kita apa.

4. Syal/masker
Syal buat nambah leher kita jadi hangat. Sekalian buat gaya. Kalau masker lumayan buat melindungi hidung kalau anginnya kenceng.

5. Sepatu + kaos kaki
Sepatu kets pun cukup kok kalau tidak pakai booth. Balik lagi kita nyamannya apa. Disesuaikan dengan suhulah pastinya. Toh di Tokyo kala itu tidak turun salju. Ditambah di sana bakal jalan kaki terus-menerus jadi pilih sepatu yang lepes saja dan pastinya nyaman. Kalau kaos kaki sih pilih yang hangat ya pastinya seperti dari bahan bulu domba/merino.

6. Sarung tangan
Ini penting banget ya kalau tidak mau tangan jadi beku bagi yang tidak tahan dingin. Enaknya pakai yang touch screen loh ya jadi kalau kita pencet-pencet gadget ga perlu lepas sarung tangan. Atau sarung tangan yang tinggal dibuka saja di bagian jari-jarinya.

7. Lotion/pelembab bibir
Ini untuk menjaga agar kulit dan bibir tidak kering tapi tetap lembab. Udara dingin membuat kulit dan bibir cepat kering.


Tukar Uang Yen
Nah yang penting banget ketika jalan-jalan adalah money! Siapkan uang Yen sebelum kita berangkat. Pengalaman sih saya menukar pada hari Sabtu (24/01/2015) di money changer Mangga Dua Square. Kurs waktu itu 1 Yen = 107 Rupiah. Nah, bisa dikira-kira kebutuhan kita di sana selama sekian hari berapa Yen. Lalu tukarkan sebanyak yang kita butuhkan. Kalau tidak sempat menukar di luaran, menukar di bandara Soekarno Hatta juga bisa. Tapi saya lihat harganya lebih mahal. Begitu pula di bandara Haneda atau pun di bank Tokyo jadi lebih mahal. Waktu itu saya menemani teman menukar di bank yang ada di Shibuya memang jadi lebih mahal.


Lanjut ke part selanjutnya ya... :)

Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 1 (Kyoto)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 2 (Gotemba/Mount Fuji/Owakudani Hall Valey/Ropeway)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 3 (Kaminarimon/Shibuya/Shinjuku/Harajuku)
Winter in Tokyo (3) : Oleh-Oleh Khas
Winter in Tokyo (4) : End




Friday, March 27, 2015

Pilih Hati atau Pikiran?

3/27/2015 10:40:00 PM 0 Comments


Readers, kali ini saya mengangkat tema hati atau pikiran gara-gara percakapan singkat saya dengan seseorang via chatting. Hmm, sebenarnya sudah lama sekali saya off dari dunia per-chatting-an. Tapi belakangan saya mulai kembali chat dengan beberapa orang yang asyik untuk diskusi atau tukar pikiran. Nah, di sela percakapan kami, tiba-tiba dia membombardir saya dengan pertanyaan berupa pilihan yaitu diminta memilih antara hati atau pikiran.

Dia 
iiya2..... skarang aq balik tanya hati atw pikiran??
Saya 
maksudnya?
Dia 
ya d pilih hati atw pikiran dan alasannya
Saya 
ini soal apa ya
Dia 
universal... pilih hati atw pikiran dan alasannya kenapa d pilih
Saya 
ok tar ya aku mau kluar dulu nih ada urusan
Dia 
ocee...
Saya 
klo aku sih ga bisa selalu hati ato pikiran. selalu ada perdebatan di antara keduanya. maka aku termasuk org yg susah mengambil keputusan alias lama mikir buat ngambil keputusan. mana yg lebih tepat apakah hati ato pikiran. ada kalanya aku milih hati dan juga sebaliknya. pernah suatu ketika aku milih pikiran ato logika ketimbang hati. nah logikaku menang tapi sebaliknya hatiku menangis. maka itu ada semacam penyesalan dan menjadi pelajaran berharga ketika suatu saat mengalami hal sama lagi aku bertekad ga mau lagi begitu. bagiku, logika itu menyelamatkanku dari tindakan yang bakal merugikanku secara langsung. ketika memilih hati maka harus siap konsekuensi apapun yg bakal ditanggung. siap mental. jadi aku sih milih hati ato logika ya liat situasinya. mana yg lebih baik dikalahkan dan harus siap konsekuensi masing2 ketika milih hati apa konsekuensinya. jika milih logika apa konsekuensinya. haduh jadi mengarang indah nih. berapa nilainya ya 

Begitulah jawaban spontan saya. Tidak sempat dan tidak perlu cari referensi. Pokoknya itu yang kepikir di otak saya. Ya sudah saya tulis saja dan tidak sadar mengalir sampai jadi panjang seperti mengarang bebas. Dan saya tidak sempat untuk bertanya seperti apa pandangan dia sebaliknya. Atau pun bertanya bagaimana mengenai jawaban saya menurutnya. Berasa tes psikologi nih. 

Setidaknya begitulah yang selama ini saya rasakan. Ada kalanya hati lebih dominan dan ada kalanya logika yang lebih dominan. Tapi sepertinya lebih sering logika saya yang menang. Seringkali saya inginnya apa lalu yang saya lakukan akhirnya apa. Karena apa yang saya ingin (kata hati) biasanya disaring dulu dengan logika. Jika logika setuju maka oke ikut kata hati.Tapi jika logika tidak setuju ya jalan sesuai logika.

Yang agak sensitif mungkin jika sudah menyangkut masalah "love" ya mana yang harus diikuti. Kalau mengikuti kata hati semestinya jadi bahagia. Tapi bahagia hati tidak menjamin secara logika bisa dimengerti. Makanya ada lagu Agnes Monica "Tak Ada Logika" soal cinta.

Hah entahlah ngomong apa ini. Berhubung sudah malam. Sampai sini dulu ya readers. Next time disambung lagi. :)



Note: For someone in the dialogue, when you read this, you know it's you, then contact me. Ok? :)

Wednesday, March 25, 2015

Cerita Pengalaman Umroh

3/25/2015 06:42:00 PM 26 Comments

Bismillah...
Akhirnya hari ini saya putuskan untuk memosting kisah pengalaman umroh saya. Tulisan ini sebenarnya sudah saya buat sejak kepulangan umroh dulu. Niatnya mau diikutkan lomba menulis tapi tidak jadi karena keburu deadline. Kemudian mau saya ikutkan di lomba lainnya lagi tapi juga keburu deadline. Hehe. Kalaupun diikutkan juga saya tidak bisa ngomong soal kelayakan karena tugas saya adalah ikhtiar. Sementara hasilnya ya serahkan saja pada-Nya. Betul? Jadilah saya share saja di blog ini. Moga bermanfaat! :)



Bawa Aku Kembali ke Sana, Tuhan!
           
Jika bicara soal perjalanan, maka yang terpikir dalam benakku adalah melakukan serangkaian ritual petualangan (lebih cenderung dengan tujuan bersenang-senang) ke suatu wilayah baru yang belum pernah dijelajahi selama beberapa hari bersama orang terkasih entah itu teman, sahabat, keluarga, rekan kantor, dan sebagainya. Bisa dalam cakupan lokal (dalam negeri) maupun luar negeri. Dan sedari dulu aku selalu mendambakan bisa jalan-jalan ke luar negeri, entah itu murni dalam rangka jalan-jalan atau memang karena menempuh pendidikan s2/s3/post doctoral, kunjungan kerja, atau sekedar menemani suami studi di sana. Mungkin itu memang hanya mimpi kecilku. Tapi siapa sangka perlahan-lahan Tuhan mengabulkan doaku?

Perjalanan kali ini memang sungguh di luar mimpiku yang kusebut itu. Karena Tuhan sungguh memberiku bonus. Bonus apakah itu? Bonus ibadah! Ya, perjalananku ini kusebut perjalanan spiritual atau wisata religi. Karena perjalanan ini tidak hanya sekedar perjalanan biasa tapi juga bernilai ibadah. Jadi, pada akhir tahun 2013 tepatnya 27 Desember lalu aku melakukan perjalanan untuk ibadah umroh ke Arab Saudi. Jujur, awalnya tidak terpikir untuk umroh. Yang terpikir dalam otakku adalah jalan-jalan ke luar negeri ke negara empat musim seperti Jepang, Korea, Eropa, dan sebagainya. Tapi kemudian hatiku berbelok. Allah telah memanggilku ke sana. Ini adalah hidayah dari-Nya.

Setelah bertemu rombonganku di bandara Soekarno Hatta, hatiku sempat bertanya-tanya, kok tua-tua semua ya? Mana anak mudanya? Rupanya aku termasuk golongan paling muda. Anak mudanya masih bisa kuhitung dengan jari. Di sana aku berbincang dengan seorang Bapak berusia sekitar 50–an tahun.

Beliau berkata, “Dari kejauhan Bapak kira dari pesantren. Anak pesantren yang mendapat juara lalu dapat hadiah umroh.” 

Entah kenapa aku merasa itu lucu. Aku hanya tersenyum sambil menjawab bahwa aku bukan dari pesantren.

“Jarang anak muda terpikir untuk umroh. Biasanya kan anak muda senangnya jalan-jalan ke luar negeri atau menghabiskan uang untuk bersenang-senang.”

“Sudah berapa kali umroh, Pak?”

“Ini yang pertama. Makanya Bapak bilang bagus kalian masih muda sudah terpikir umroh. Masih muda kan badan masih kuat.” 

Benar sekali. Tidak jarang kulihat peserta rombongan sudah uzur. Aku jadi merasa beruntung dan bersyukur dalam hati.

Pukul 4 pagi pesawat take-off menuju Bangkok. Rute perjalanan kami adalah Jakarta-Bangkok-Jeddah. Tiba di bandara Suvarnabhumi, Thailand kami istirahat dua jam lalu lanjut lagi menuju Jeddah. Di bandara King Abdul Aziz Jeddah kami hanya transit sebentar lalu lanjut lagi ke Madinah dengan bus selama 6 jam. 

Masjid Nabawi

Kami tiba di Madinah tengah malam. Pemandu memberitahu kami bahwa kami sudah sampai. Beliau juga memberitahukan di tengah kegelapan malam itu bahwa di sisi kanan kami adalah Masjid Nabawi. Aku yang tengah terkantuk-kantuk itu melek seketika karena penasaran seperti apakah Masjid Nabi Muhammad yang sering kudengar itu. Rupanya, hotel tempat kami singgah cukup dekat dari Masjid Nabawi. Kami tinggal berjalan kaki ke sana. 

Setelah check in, pukul 2 malam kami siap-siap menuju Masjid Nabawi. Kami berjalan berempat. Begitu mulai memasuki halaman masjid, aku membaca doa khusus masuk Masjid Nabawi. Dalam suasana yang hening serta kilauan lampu, kulihat megahnya Masjid Nabawi. Tak pelak suasana haru merasuki kalbuku. Mataku berkaca-kaca seketika. Subhanallah.

Di dalam Masjid kulanjutkan dengan ritual sholat tahajud, tobat, hajad, zikir, berdoa, tilawah hingga subuh tiba yang rupanya adalah pukul 5.45 waktu Arab Saudi. Baru aku tahu rupanya di sana adzan shubuh dua kali dan selalu ada sholat ghoib setelah sholat wajib berjama’ah.

Raudhah
Pukul 6.30 kami pulang ke hotel. Lalu sejam kemudian kami melanjutkan acara dari pemandu yaitu ke Raudhah. Raudhah adalah tempat mustajab untuk berdoa di dalam Masjid Nabawi yang letaknya di dekat makam Rosulullah. Tempat tersebut ditandai dengan karpet warna hijau. Namun kami harus mengantri dan berdesak-desakan dengan jamaah seluruh dunia yang hendak berdoa juga di sana. Ketika sampai giliran kami, begitu menginjak karpet hijau aku langsung sholat mutlak dua rakaat dan berdoa. Tak kuasa aku menangis sambil bersujud dan berdoa. Dan ketika aku bangkit, rupanya teman-teman yang lain juga sama bermata merah sepertiku.


Masjid Kuba
Tempat lain yang kukunjungi selama di Madinah adalah Masjid Kuba, masjid pertama yang dibangun Rosulullah, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud. Lalu hari ketiga berangkat ke Mekkah untuk menunaikan rukun umroh. Pertama kami niat ihrom dari Masjid Bir Ali lalu berangkat ke Mekkah dengan bus. Perjalanan sekitar 6 jam menuju hotel. Pukul 11.00 malam kami jalan kaki menuju Masjidil Harom. Bertepatan sekali dengan tahun baru kalender masehi. Jadi, ketika orang di seluruh dunia merayakan tahun baru, aku tengah tawaf mengelingi ka’bah.

Masjidil Harom
Di sana ramai sekali orang dengan pakaian ihrom yang sama-sama menunaikan rukun umroh. Ketika memasuki Masjidil Harom, tampaklah batu besar berwarna hitam berbentuk segiempat yang tak lain adalah ka’bah. Ketika kuterus memandangnya, entah mengapa tiba-tiba ada perasaaan haru juga dan mata jadi berkaca-kaca. Lalu kami tawaf 7 putaran, berhenti sejenak minum air zamzam lalu sa’i 7 putaran dari bukit Safa ke Marwa diakhiri dengan tahallul (menggunting rambut 3 helai). 

Selama sudah niat ihrom, kita wanita tidak boleh memperlihatkan aurat kepada siapa pun termasuk wanita. Hanya muka dan telapak tangan yang boleh kelihatan. Sungguh susah sekali untuk menjaga ini loh. Kalau sampai melanggar akan kena denda. Jadi kita harus menyiapkan sarung tangan khusus umroh dan ikat pergelangannya dengan karet bila perlu. 

Pokoknya selama rangkaian rukun umroh itu aku berusaha untuk tidak narsis mengambil foto-foto agar jangan sampai terjadi aurat terbuka tanpa sengaja misal ketika mengangkat tangan. Tapi rupanya ketika sa’i ada seseorang dari rombongan yang meminta tolong diambilkan foto. Duh, gimana ini? batinku. Tapi aku berbaik hati mengambilkan untuknya. Dan usai umroh wajib ini pukul 3.00 kami langsung memuaskan hasrat foto-foto di samping kiri Masjidil Harom.

Multazam
Keesokan harinya ketika acara bebas, aku dan 3 orang teman kembali ke Masjidil Harom. Kami berniat untuk berdoa ke Multazam, setengah lingkaran di samping ka’bah yang merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Setelah tawaf 7 putaran kami antri masuk ke dalam. Lalu sholat mutlak 2 rakaat, minum air zamzam dan berdoa. Kuproposalkan semua keinginanku di sana di depan ka’bah. Selesai kami keluar dan mencium ka’bah sambil berdoa. Kali ini aku menangis. Meski bukan hajar aswad yang kucium, tapi kutetap menangis.

Jabal Rahmah
Selama di Mekah, kami jalan-jalan ke Jabal Rahmah (tempat berdoa bagi yang ingin mendapatkan pasangan), Jabal Nur lanjut ke Miqot untuk umroh sunah. Jika kemarin umroh wajib untuk diriku sendiri, maka umroh sunah kuniatkan untuk ayahku. Setelah umroh sunah maka tuntaslah perjalanan selama 7 hari di Madinah dan Mekah. Ditambah dua hari perjalanan dari Jakarta-Thailand-Jeddah lalu kembali dengan rute Jeddah-Thailand-Jakarta.


Ketemu public figure

Menariknya, ketika sa’i aku melihat sutradara berbakat Indonesia, Hanung Bramantyo tengah melakukan sa’i juga. Aku hanya diam saja meski aku pernah ketemu juga ketika ziarah di Jabal Uhud, Madinah. Kupikir, beliau sedang mencari inspirasi syuting film terbaru. Tak tahunya ketemu lagi ketika sa’i di Mekah. Dan hebohnya adalah ketika kusaksikan ibu-ibu yang melihatnya ketika sa’i langsung berkata, “Mas Hanung foto dooong...” 

Lalu Hanung menjawab, “Kan masih ibadah...” Hmm, begitulah ibu-ibu heboh sendiri padahal sedang ibadah hihihi. Aku juga sempat melihat ustadz Yusuf Mansur di Masjid Nabawi seusai sholat isya (kalau tidak salah mengenali loh ya) tapi lagi-lagi aku hanya diam. 

Lalu ketika aku dan 3 orang temanku pernah nyasar di hari pertama usai sholat zuhur di Masjid Nabawi, rupanya kami justru ketemu politikus Aburizal Bakrie. Aku dan temanku hanya diam memandang beliau, namun ketika kami berdua cerita ke dua orang teman kami yang ibu-ibu, mereka langsung heboh dan kami pun berakhir dengan foto-foto bersama beliau. Sungguh lucu.

Menilik apa yang kualami, maka untuk melakukan ibadah umroh itu butuh fisik yang kuat. Aku sempat mengalami flu ketika hendak ke Mekah untuk umroh wajib. Hal itu sangat mengganggu ibadahku. Maka jangan lupa siapkan obat-obatan ringan. Bahkan dari Mekah 3 hari sampai tiba di tanah air aku masih batuk-batuk. Dan di sana akan banyak jalan. Pokoknya jalan dan jalan. Dan juga wudhu, wudhu, wudhu. Jadi wajah kita akan selalu dibasuh air wudhu, tidak sempat untuk ber-make-up. Pokoknya manfaatkan semaksimal mungkin untuk beribadah. Kurangi tidur dan perbanyaklah beribadah. Bila perlu tidur cukup dua jam saja sehari.

Oleh-oleh
Oya, di sana kami sempat mampir ke tempat oleh-oleh. Ada banyak sekali jenis kurma rupanya. Tapi ada kurma yang apabila memakannya sekian butir sehari maka terhindar dari sihir. Itu namanya kurma ajwa (kurma nabi). Dan kalau ingin berbelanja di sana tidak perlu khawatir tidak bisa bahasa Arab karena para pedagangnya bisa bahasa Indonesia. Pokoknya kalau kita tawar dan orangnya bilang ‘halal’ maka artinya boleh. 

Selama di Madinah tepat di pintu keluar 1 Masjid Nabawi banyak penjual Al Qur’an. Saranku, belilah Al Qur’an untuk diwakafkan di Masjid Nabawi. Maka insha Allah pahalanya akan terus mengalir sampai kita mati apabila ada yang terus membacanya karena itu termasuk amal jariyah. Di Masjidil Harom juga ada para penjual Al Qur’an. Selain itu juga banyak pengemis. Siapkan uang receh untuk sedekah.

Akhir kata, siapa pun yang pernah dipanggil Allah ke sana maka akan rindu untuk kembali ke sana, termasuk aku. Ya Allah, jika kemarin aku ke sana bersama sahabatku, maka ijinkan aku selanjutnya ke sana dengan pasangan, orangtua, dan keluargaku. Aamiin.



Sunday, January 11, 2015

Rurouni Kenshin 2: Kyoto Inferno

1/11/2015 04:38:00 PM 0 Comments

Menurut saya, Kyoto Inferno lebih keren daripada film Rurouni Kenshin pertama. Mungkin karena dihadirkan tokoh-tokoh baru yang menjadi rival kuatnya Kenshin. Dan juga tokoh-tokoh lain yang ikut meramaikan cerita.

Stand By Me Doraemon Movie

1/11/2015 03:27:00 PM 0 Comments

Ada yang sudah menonton Stand By Me Doraemon? Film animasi 3D yang rilis 2014 lalu ini menjadi box office di Jepang. Recommended ya bisa ditonton semua umur. Dan saya pun sukses dibuat menangis di tengah cerita. Memang ya Doraemon ini cerita persahabatannya dengan Nobita sungguh menyentuh.

Wednesday, January 7, 2015

Rurouni Kenshin 1 Live Action Movie

1/07/2015 09:03:00 PM 0 Comments

Readers sudah pada tahu kan kalau Rurouni Kenshin sudah keluar versi live action movie-nya? Kali ini saya bukan mau menulis sinopsis Rurouni Kenshin tapi cuma mau menampilkan snapshot Film Rurouni Kenshin 1. Ini imbas dari virus Kenshin. Jadi ceritanya saya jatuh cinta dengan Kenshin setelah nonton versi film keduanya Kyoto Inferno yang memang baru rilis Agustus 2014 lalu.

Monday, December 15, 2014

Ketika Saya Merasa "Insecure"

12/15/2014 09:58:00 PM 2 Comments


Banyak hal yang saya alami selama hidup di sini. Banyak hal yang dapat diambil pelajaran. Banyak hal yang saya renungkan. 

Seperti kejadian tadi siang. Ketika saya harus bertugas ke lapangan dengan sesama teman kantor yang notabene adalah kaum adam (catat: suami orang) ada hal-hal yang saya pikirkan.

Perbandingan kaum perempuan di kantor saya adalah 1:3. Sedangkan 95% kaum lelaki berstatus kawin. Itu berarti saya berinteraksi dengan mayoritas kaum lelaki yang sudah menikah baik ketika kerja di kantor maupun luar kantor (lapangan). 

Rata-rata usia mereka di atas saya tidak terlalu jauh. Tapi, mayoritas mereka adalah junior saya karena saya lebih dulu masuk ke kantor dibanding mereka. Jadi, biarpun secara umur saya lebih muda namun saya senior mereka jika ditilik dari lama bekerja.

Karena pekerjaan saya menuntut di lapangan juga, dan keadaaan yang ada adalah mayoritas mereka adalah laki-laki, maka saya biasa berinteraksi dengan mereka. Saya tidak membangun dinding yang membuat interaksi kami jadi terganggu. Selama ini saya menganggap mereka adalah partner saya. Saya tidak pernah macam-macam dengan mereka. Begitu pun sebaliknya. Kami saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Tidak ada istilah 'menggoda'

Tidak ada istilah 'menggoda'. Kami mencoba untuk selalu profesional dalam bekerja. Kami tahu batasan masing-masing. Ketika saya harus melakukan supervisi ke lapangan bersama rekan lelaki, oke saya lakukan. Saya tidak pernah berpikir macam-macam. Saya percaya dengan mereka. Saya yakin begitu pula sebaliknya.

Apa saya terlalu polos? Entahlah selama ini saya tidak memikirkan rekan saya. Lalu ketika saya renungi, oh ternyata rekan saya adalah suami orang, baru saya mulai berpikir. Entah mengapa beberapa kali ada perasaan insecure ketika harus bertugas dengan mereka. Terlebih ketika keadaan mengharuskan hanya kami berdua bertugas. Ketika saya dengar percakapan rekan saya dan istrinya yang berulang kali menelepon, saya jadi berpikir, salahkah saya ada di sini?

Wow, kenapa jadi menyalahkan diri sendiri? Bukan! Bukan itu maksudnya. Saya jadi merenung. Jika di kemudian hari saya berstatus menikah, apakah saya akan melakukan hal yang sama seperti istri rekan tersebut? Berkali-kali menelepon. Bertanya sudah sampai mana? Pergi dengan siapa? Acara apa?

Bahkan di momen yang lain, seorang istri rekan tak segan menelepon kami sesama pegawai perempuan untuk bertanya di mana suaminya kenapa telponnya tidak diangkat atau tidak bisa dihubungi. Saya kembali merenung. Apakah saya juga kelak akan melakukan hal yang sama? Ternyata mereka aware dengan menyimpan nomor-nomor rekan kantor suaminya terutama yang wanita. Karena saya sendiri termasuk yang pernah ditelepon atau sms. Saya jadi paham kira-kira begitulah seorang istri. :)

Apakah itu suatu bentuk perhatian atau rasa sayang seorang istri terhadap suami? Ataukah itu kekhawatiran? Ataukah pula kecurigaan? Insecure?

Jika saya menjadi mereka (baca: istri yang tidak sekantor dengan suami) apakah akan merasa insecure? Insecure karena tidak bisa mengawas suami sepanjang waktu. Insecure karena tidak tahu apa saja yang dilakukan suami seharian. Insecure karena ada sosok lain yang dianggap bisa mencuri perhatian suami?

Entahlah. Pelik urusan rumah tangga. Saya hanya bertanya-tanya jika suatu saat saya menjadi seorang istri seperti mereka. Apakah sama?

Tak bisa dipungkiri karena suami mereka bekerja di luar rumah selama seharian full 8 jam dari pagi hingga sore. Saya hanya berkesimpulan bahwa mereka (baca: para istri) tidak paham dengan apa pekerjaan suami. Sebenarnya apa yang dilakukan suami dengan pekerjaannya tersebut. Sehingga salah paham bisa saja terjadi karena hal sepele. Saya jadi memahami kenapa sebagian pasangan suami-istri memilih untuk bekerja di lahan yang sama. Akan terawasi pastinya. Tidak ada celah untuk berbuat kecurangan. :)

Lalu kenapa saya malah merasa insecure? Ya, saya yang masih single ini tidak bisa terus-menerus cuek karena meskipun saya berusaha amanah dalam bekerja namun siapa tahu dalamnya hati manusia? Siapa tahu saya pernah membuat istri tidak senang karena banyak berinteraksi dengan saya? Bagaimanapun juga saya tahu batasan kok. Karena saya merasa ada yang selalu mengawasi saya di mana pun saya berada. 

Normal kali ya jika pada akhirnya malah saya sendiri yang merasa insecure. :)

Kalau selama ini sih saya adala tipe orang yang diberi kepercayaan penuh oleh orangtua saya. Jadi, meskipun saya jauh dari mereka, tidak pula semena-mena saya dengan diri saya sendiri. Dalam artian saya berusaha menjaga kepercayaan mereka hingga saat ini. Apalagi saya ini perempuan, mana boleh sembarangan. Tidak boleh mengecewakan orangtua. Sepertinya dari sini saya belajar dari keluarga saya tentang memberi kepercayaan dan menjaga kepercayaan.

Tapi ini baru pikiran sempit saya yang masih single, tidak tahu kelak ketika sudah menikah apakah akan sama?

Btw, benar ga ya saya pakai istilah insecure? :)

Begini insecure dari www.liveluvcreate.com



Apakah kamu merasa insecure? Insecure yang manakah?


Thursday, December 4, 2014

Privacy Policy

12/04/2014 12:45:00 AM 0 Comments



Berikut adalah privacy policy blog Reana Talks! Harap dibaca dengan seksama bagi seluruh pembaca blog Reana Talks! yang budiman. Mari kita belajar menghargai hasil karya orang lain sebagaimana tertera dalam butir Pancasila sila kelima. Privacy Policy ini dibuat untuk kenyamanan kita bersama.

1. Reana Talks! berdiri pada bulan Mei 2007

2. Reana Talks! merupakan blog pribadi owner blog.

3. Owner blog bertindak selaku author dan writer tunggal.

4. Reana Talks! merupakan media owner blog untuk berkreasi dan membagikan berbagai macam kisah/pengalaman sehari-hari owner blog.

5. Reana Talks! berisi tentang opini/pendapat, pemikiran, cerita, dll dalam sudut pandang/perspektif owner blog.

6. Reana Talks! mengusung jargon 'Spread My Thought to The World!' dalam rangka berbagi kepada dunia.

7. Seluruh isi/content blog baik tulisan maupun gambar merupakan milik owner blog kecuali pada beberapa tulisan dan gambar yang telah dicantumkan credit-nya.

8. Bagi siapa pun boleh membagikan link tulisan/gambar dari blog dengan mencantumkan credit blog Reana Talks!

9. Dilarang meng-copy tulisan ke dalam blog/website/forum/dll tanpa mencantumkan credit blog Reana Talks!

10. Dilarang mengambil gambar dan mengubah watermark atau pun membuat watermak sendiri pada gambar milik blog Reana Talks! yang belum ber-watermark dan memosting di blog/website/forum/sejenisnya tanpa seijin owner blog Reana Talks!

11. Dilarang meninggalkan comment sampah atau berjualan di blog Reana Talks!

12. Menulis bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang. Tidak semua orang bisa menyalurkan aspirasi/pemikiran/opini/pendapat/hasrat melalui tulisan. Menulis butuh waktu. Menulis butuh konsentrasi. Menulis butuh ide/inspirasi. Menulis butuh kemampuan merangkai kata-kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, paragraf menjadi sebuah cerita. Menulis juga butuh seni agar kata-kata yang terbentuk enak dibaca, tidak amburadul. Yuk, kita saling menghargai karya orang lain.

13. Menghasilkan gambar bukan hal mudah. Diperlukan alat untuk mengambil gambar. Diperlukan objek/model untuk diambil gambar. Diperlukan alat, kemampuan, dan waktu untuk meng-edit gambar. Diperlukan seni untuk menghasilkan gambar yang menarik. Yuk, hargai hasil karya orang lain.

14. Masukan, kritik, dan saran harap hubungi kontak owner blog yang tertera di pojok kanan atas halaman blog. Silahkan pilih contact yang paling nyaman menurut Anda.


Terima kasih atas kunjungan Anda! Selamat berselancar!

Salam,
Reana



Monday, December 1, 2014

Punya Kebiasaan Makan Banyak?

12/01/2014 09:50:00 PM 0 Comments




    Sering  saya jumpai di sekitar, banyak di antara teman-teman wanita saya yang makannya banyak. Saya tidak heran sama sekali. Malah saya anggap hal itu biasa saja. Mungkin memang sudah kebiasaan dari kecil makannya banyak. Jadi kalau lambungnya belum penuh ya belum berhenti makan. Belum merasa kenyang. 

Mungkin memang ada semacam budaya yang berkembang di tengah masyarakat kita begitu ya kalau cowok makannya banyak itu biasa. (Duh enak banget jadi cowok). Tapi kalau cewek? Duh, ga pantes! Hihi itu dulu kali ya. Soalnya yang saya temui di jaman saya kuliah malah rata-rata teman saya makannya banyak. Ketemu lagi jaman kerja juga begitu. Ketemu beberapa yang makannya sedikit itu karena memang lagi program diet. :)

Bagi yang makannya banyak tapi ga ngaruh ke badan alias tetap saja kurus mah enak-enak aja ya mau makan sebanyak apa pun? La tapi kalau yang mudah banget naik berat badan pasti stres. Entah mengapa wanita itu sensitif banget sama berat badan. Ngerasa gemukan dikit, langsung diet ketat abis-abisan. 

Bukan tambah gemuk tapi malah menyusut

Sekarang, giliran saya cerita tentang diri saya. Sebenarnya saya heran dengan diri saya sendiri. Ketika sudah memasuki dunia kerja sekian tahun. Begitu ketemu teman lama, wah mereka pada subur-subur semua. Hebat! Begitu melihat diri saya, loh kok malah nyusut. Ada apa dengan saya?

Keseringan, saya tidak sadar dengan apa yang orang lain katakan. Saya merasa orang lain lebih kurus dari saya. Dan orang lain berkata sebaliknya. Saya tidak percaya. Tapi rupanya saya underestimate. Setelah saya cek di depan cermin dan cek berat badan, saya memang lebih kurus. :(

Bukan saya bangga loh ya. Kalau kekurusan kan ga bagus juga. Ini jadi koreksi buat diri saya juga.

Lalu apa kiat saya supaya tidak gemuk?

Sebenarnya tidak ada kiat. Saya juga tidak pernah menganggap diri saya diet. Malah saya pernah merasakan betapa tersiksanya orang yang sedang diet. Makan dibatasi. Apalagi jika programnya yang rebus-rebusan tanpa minyak. Haduh, benar-benar ga ada rasanya loh itu. Karena yang bikin enak kan lemak/minyak. Hal itu saya rasakan ketika tempo hari terserang cacar dan kata ibu saya ada anjuran supaya jangan makan yang berminyak. Saya ikuti saja pada awalnya sebelum konsul ke dokter. Dan rupanya saya sungguh tersiksa! Batin saya, begini ya kalau orang diet? Ck ck ck...

Kebiasaan makan

Hmm, ok kembali ke pertanyaan tadi. Sekedar sharing. Jadi mungkin ini berhubungan dengan kebiasaan makan. Dari kecil memang saya punya kebiasaan makan nasi sedikit. Bukan dalam rangka diet sama sekali. Masih kecil dulu mana kenal diet? Melainkan karena lambung saya yang memang tidak muat banyak. Ketika saya mengambil nasi lumayan banyak, eh ternyata tidak habis. Lalu saya dinasehati ibu supaya ambil nasi sedikit saja dulu, nanti kalau kurang tinggal nambah lagi. Supaya nasi tidak terbuang mubazir. Lalu saya nurut dengan ibu saya.

Begitu pula jika makan sambil minum, pasti tidak habis karena sudah kenyang duluan dengan air. Saya dinasehati supaya minumnya di akhir. Habiskan nasi dulu baru minum.

Karena makan nasi saya sedikit, maka diimbangi dengan buah/jus dan cemilan supaya asupan tetap ada. Kan ada nih tipe orang yang lebih baik makan nasi sampai kenyang saja jadi tidak usah lagi makan cemilan. Kalau saya mah tukang ngemil. :)

Kapok kenyang

Setelah dewasa begini, terkadang saya juga pengen loh bisa makan banyak seperti teman-teman yang lain. Pernah dulu jaman kuliah ada traktiran dari teman saya di Mc D. Dipesanlah paket spesial nasi ayam plus telor. Ditambah minumnya dan es krim. Teman-teman saya makan dengan lahapnya. Saya berusaha untuk menghabiskan. Tapi apa daya, alhasil ketika di rumah malamnya saya tidak bisa tidur karena sakit di perut dan punggung. Mau posisi apa pun tidak enak. Rasanya sangat tidak nyaman. Saya perhatikan beberapa kali begitulah yang saya rasakan ketika saya makan sampai kenyang. Kapok saya jadinya.

Dari beberapa kejadian, saya ambil hikmah bahwa ternyata memang benar hadis Nabi Muhammad agar kita membagi perut kita menjadi 3 bagian yaitu makan, minum dan udara. Hal itu isyarat bahwa kita harus menyisakan perut kita untuk udara (bernafas). Berhenti makan sebelum kenyang.

Makanya saya wanti-wanti diri saya supaya tidak kekenyangan. Atau akibatnya saya sendiri yang tersiksa karena sakit. Nikmat sih nikmat pas makan. Tapi siapa yang mau sakit coba? Kan kalau orang lain sering bilang kalau kenyang ngantuk. Wah enak banget bisa begitu. La kalau saya malah ga bisa tidur nahan sakit. Sungguh ironis.

Oke, jadi itu satu hal yang menjadi penyebab. Kedua, saya penggemar buah-buahan. Entah kenapa saya berselera kalau makan buah-buahan dibandingkan cemilan. Saya penyuka buah yang asam. Jadi, kebutuhan buah saya dalam seminggu lebih besar daripada cemilan lain. Ngejus juga hobi saya. Hampir tiap hari saya ngejus. Favorit saya sirsak, alpukat, mangga. Sesekali jambu.

Sering hilang selera makan

Saya termasuk tipe yang sering kehilangan selera makan. Padahal tidak ada penyebab apa pun. Mungkin bosan atau bagaimana entahlah. Baru sekian sendok bisa dihitung sudah tidak ingin meneruskan. Harus berhenti, begitu perintah otak saya. Makanya pelarian saya ke buah-buahan. Kalau buah-buahan saya tetap selera. Jadi tetap makan tapi sedikit saja sekian sendok lalu sisanya buah dan cemilan (kalau selera).

Saya juga tipe yang tidak selera makan ketika lelah atau stres. Ada kan orang yang pelarian ke makan ketika stres? Nah, saya justru tidak. Kalau banyak pikiran ya tidak selera. Kalau sedang fokus sesuatu hal (serius banget) juga ga kepikiran makan. Tapi biasanya saya tetap makan besar supaya tidak sakit maag. Jaga-jaga... 

Ketiga, saya hobi sekali teh jeruk nipis sejak dulu masih kecil. Malah dulu sering dibuatkan minuman air hangat plus gula jawa dan asam jawa oleh ibu saya. Enak banget asem-asem manis. Sama halnya seperti teh jeruk nipis. Kalau sekarang plus lemon tea karena sudah bisa beli sendiri. Kalau jaman dulu jeruk nipis tinggal petik. Sampai sekarang kebiasaan minum lemon tea atau teh jeruk nipis masih tetap. Atau jeruk hangat juga jadi favorit saya.

Keempat, saya bukan penggemar manis. Saya lebih suka cemilan yang asin-asin, yang kering-kering renyah semacam keripik, kerupuk, dll. Bukan kue-kue basah ya. Karena kue basah biasanya cenderung manis. Kalau pun gorengan ya bakwan, tahu bunting yang tidak manis. Kalau pisang goreng saya kurang suka. 

Saya tidak punya aturan jam makan loh misal kalau setelah azan isya ga boleh makan lagi. Selama ini saya free (Alhamdulillah). Kapan saya ingin makan ya makan. Tapi dengan sendirinya kalau menjelang malam ya sudah tidak selera lagi makan. Seperti ketika makan sahur, kalau puasa sunnah saya tidak pernah sahur makan nasi. Kalau bangun malam ya minum saja cukup. Karena tidak selera makan. Makanya sebenarnya sahur ramadhan itu saya paksakan untuk makan karena kan puasa tiap hari. Tidak seperti Senin-Kamis.

Pengaruh gen?

Apakah ada pengaruh gen? Entahlah ya. Yang jelas kedua orangtua saya memang tidak ada yang gemuk. Tapi kakak-kakak saya punya bakat gemuk. Gemuknya masih wajarlah tidak ada yang gemuk banget. Sementara saya jaman abege dulu termasuk yang seger loh. Mungkin karena masa pertumbuhan ya. Pipi saya tembem. Memang saya tipikal yang lemaknya lari ke pipi terlebih dahulu. :)

Oya, awas obesitas bagi yang makannya banyak. Bagaimana pun juga kalau gemuk itu mudah terserang penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll. Gampang capek pula. Jongkok nggak bisa. Pernah coba cek darah? Cobalah cek supaya bisa mengatur pola hidup sehat. Sudah ada contohnya beberapa teman saya masih muda tapi terserang darah tinggi. Alhasil disuruh diet sama dokter. Ada juga yang siklus menstuasinya ga teratur. 

Yuk, hidup sehat! :)





Sunao ni Narenakute (Hard to Say I Love You)

12/01/2014 07:26:00 PM 6 Comments


Entah kenapa ya, di awal-awal episode, saya pun jatuh cinta dengan Nakaji seandainya saya menjadi Haru. 

Menurut saya, drama ini layak ditonton. Tidak muluk-muluk. Tidak menjual mimpi.

Hmm, saya kembali bernostalgia dengan drama Jepang Sunao ni Narenakute yang telah rilis 2010 lalu. Jadi sebenarnya saya sudah tamat nonton drama ini dulu kala tahun 2010 karena cuma 11 episode. Itulah enaknya nonton drama Jepang. Hanya berkisar 8-11 episode saja keseringan sehingga alur ceritanya tidak bertele-tele. Penonton jadi tidak bosan di tengah jalan karena cerita dipanjang-panjangkan dan ditambah hal-hal yang tidak penting. 

Drama ini mengisahkan persahabatan 4 orang anak muda yang saling mengenal via twitter dan kemudian bertemu kopi darat di sebuah cafe. Mereka adalah Nakaji (Eita), Haru (Ueno Juri), Doctor (Kim Jaejoong), dan Linda. Ditambah satu orang lagi sahabat Haru yang ikut datang menemani kopi darat yaitu Peach.

Ceritanya tentang kehidupan sehari-hari mereka sebagai seorang pekerja. Pada awalnya mereka berbohong tentang jati diri pekerjaan mereka masing-masing namun kemudian mengaku yang sebenarnya. Nakaji, mengaku seorang fotografer terkenal yang kenyataannya adalah fotografer majalah porno. Haru, hanya seorang guru honor. Doctor yang ternyata hanya seorang penjual alat kedokteran. Linda, bukan seorang editor majalah. Peach, bukan seorang pramugari. Namun mereka tetap saling berteman. Mereka adalah orang-orang bernasib sama yang butuh support satu sama lain untuk tetap maju. Karena pada kenyataannya mereka mempunyai masalah sendiri-sendiri dalam pekerjaannya. Tidak seperti apa yang tampak. Life is hard, guys!

Keadaan semakin pelik ketika Haru menyukai Nakaji. Doctor menyukai Haru. Peach menyukai Linda. Linda menyukai Nakaji (hah?). Namun Nakaji menyukai kekasihnya yang ternyata sudah bersuami, Kiriko. Apakah pada akhirnya Nakaji menyukai Haru? Bagaimana nasib Doctor? Akankah ia menyatakan perasaannya? 

Kehidupan orang dewasa yang merupakan potret kehidupan nyata memang sungguh rumit. Seperti Peach yang hamil dengan pacarnya namun kemudian berniat membesarkan anaknya itu sendirian. Linda yang merupakan anak pemilik rumah sakit tapi malah memilih bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan majalah. Lalu agar naik jabatan menjadi editor, ia harus menyenangkan bos wanitanya dengan cara melayani bosnya di tempat tidur. Doctor, datang dari Korea untuk mengadu nasib namun malang dalam pekerjaan. Desain pamfletnya pernah dicuri dan diplagiat oleh rekan sekantornya. Nakaji, bosnya tidak puas dengan foto-foto jepretannya. Dan Haru adalah sosok yang paling polos di sini. Dia adalah seorang guru yang sering dikerjai oleh muridnya.

Kiriko, tampak jelas ia merasa insecure dengan kehadiran Haru. Meski dia tahu bahwa Nakaji sangat menyukainya, tapi yang namanya perasaan manusia itu kan bersifat dinamis ya. Bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi, wajarlah dia merasa begitu. Apalagi statusnya yang sudah bersuami membuatnya tak bisa berbuat banyak sehingga ia pun berbuat hal yang tak semestinya terhadap Haru karena terbakar cemburu dan takut kehilangan. 

Yang paling mengagetkan adalah sosok Linda yang manly dan tidak tampak ada yang aneh padanya. Dia berhubungan baik dengan siapa pun namun belakangan ternyata menyukai Nakaji. 

Sementara Nakaji adalah sosok yang baik pada semua orang. Ia tidak yakin dengan perasaannya sendiri terhadap Haru. Seperti tidak menyadari bahwa sebenarnya ia menyukainya karena posisinya sudah punya kekasih.

Btw, saya suka penampilannya Nakaji. Casual. Santai tapi keren! Mungkin karena pada dasarnya orangnya goodlooking ya jadi mau pakai apa saja dengan gaya rambut apa saja juga tetap keren. :)

Eita dan Ueno Juri sudah 3 kali ini main bareng ya setelah Nodame Cantabile dan Last Friend. Tapi cuma di sini mereka couple. 

Picture credit to the rightful owner

Saturday, November 29, 2014

Proyek Crochet 10: Paket Rajut Spesial Lebaran

11/29/2014 07:21:00 AM 0 Comments



Sebelum lebaran Idul Fitri 2014 lalu, ketika saya menelpon ibu yang ada di Lampung, berikut percakapan kami:

Ibu: "Lagi ngapain?"
Saya: "Ngerajut."
Ibu: "Emang bisa?"
Saya: "Bisa donk..."
Ibu: "Bisa bikin apa aja?"
Saya: "Macam-macam kayak syal, topi, sepatu bayi, (bla bla bla nyebutin yang saya udah coba)"
Ibu: "Kalau gitu buatin Ibu taplak meja ya!"
Saya: "Nah itu dia aku memang berencana buat taplak meja tapi ga tau ukurannya."
Ibu: "Tar kakakmu ukur mejanya dulu. Buatin 4 ya!"
Saya: "4? Banyak amat?"
Ibu: "Iya meja besar 2 dan meja kecil buat dipojok 2."
Saya: "Oke deh, Bu, tar kirimin ukurannya ya!"

Friday, November 28, 2014

Eksotisnya Prambanan

11/28/2014 11:00:00 PM 0 Comments




Pernahkah kamu berkunjung ke Candi Prambanan?

Jika jawabanmu belum pernah, ayo sempatkanlah ke sana walau hanya sekali seumur hidup. Candi yang konon cerita legendanya dibangun dalam waktu semalam dengan bantuan para lelembut ini demi mendapatkan hati Roro Jonggrang, worth it loh buat dikunjungi. Karena candi tersebut terdiri dari gabungan beberapa candi seperti Brahma, Vishnu, Shiva, Angsa, Garuda, Nandi, Kelir, maka ada banyak spot untuk berfoto-foto yang indah buat kamu yang narsis atau hobi fotografi.

Wednesday, November 26, 2014

Bosan Jadi Orang Baik?

11/26/2014 09:55:00 PM 0 Comments
Sepertinya kali ini saya membuat judul postingan berunsur negatif. Tak lain terinspirasi dari apa yang saya rasakan sendiri beberapa hari lalu. Salahkah jika pop out dalam pikiran saya bosan jadi orang baik?



Tiba-tiba saya jadi teringat akan tokoh Naoki Irie dalam drama Jepang "Itazura na Kiss" tempo dulu jaman saya masih sekolah SMA yang diperankan oleh Kashiwabara Takashi. Pernah suatu kali Naoki ketahuan mengutil barang di sebuah mini market (kalau tidak salah). Sungguh mengagetkan. Sesosok Naoki yang begitu perfect dan menjadi pujaan di sekolah karena kepintaran dan ketampanannya, bisa melakukan hal serendah itu. Lalu apa jawaban Naoki ketika ditanya apa alasannya?

Yang lebih mencengangkan adalah ketika dia berkata, "Bosan menjadi orang baik".

Lalu saya pun berpikir, ternyata hal itu memang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Nyata bahwa hal itu bisa saja terjadi. Karena saya sendiri merasakannya. :(

Berawal dari hal sepele namun berimbas pada pemikiran negatif 'bosan jadi orang baik'. 

Ketika saya pulang dari mengajar sebagai instruktur suatu survei dalam posisi kehujanan (walau tidak deras), waktu sudah gelap, lelah pikiran dan fisik, ditambah stres menghadapi suatu deadline. Eh, dalam kondisi sekitar gelap sampailah saya di depan rumah kontrakan. Dan wow! Miris hati seketika melihat jemuran melambai-lambai menangis minta saya angkat. Lalu saya turun dari sepeda motor menyelamatkan jemuran yang basah tersebut. Untung saja saya akhirnya memutuskan pulang langsung ke rumah. Padahal awalnya saya berniat mampir ke kantor dulu untuk mengejar deadline suatu hal. Dan saya juga tidak jadi memutuskan menginap di hotel meski saya diberi fasilitas itu. Kesibukan mengajar memang telah membuat saya lupa bahwa saya punya jemuran hari itu. 

Saya tengok ke tetangga sebelah kanan saya, lampu menyala. Lalu saya tengok tetangga sebelah kiri saya, lampu menyala bahkan pintu terbuka. Tak adakah rasa kepedulian? Lalu saya teringat bahwa beberapa kali saya mengangkatkan jemuran mereka ketika mereka tak ada di rumah dan tiba-tiba hujan. Bahkan ketika hujan mereka ada di rumah namun telat keluar. Ya Allah inikah balasannya? Lalu saya yang memang dalam kondisi negatif jadi merasa hidup sendirian. Saya jadi terbersit bosan jadi orang baik. Lebih baik individualistis cuek dengan sekitar. 

Tidak tahu kenapa bisa sedemikian efeknya buat saya hari itu. Mungkin karena campur aduk kondisi psikologis saya saat itu. Dan jatuhnya jadi stres. Lalu saya telpon kakak perempuan saya dan curhat. Dan rupanya beliau masih pada jalur yang benar. Tidak menyiram bensin supaya lebih dahsyat kobarannya. Well, ketika saya bilang, "Bosan jadi orang baik." 

Beliau jawab, "Tidak boleh begitu... Tetaplah jadi orang baik. Resiko menjadi orang baik memang begitu."

Bla bla bla

Ok, saya pun mencerna kalimat demi kalimatnya. Sebenarnya saya sadar betul dengan kehidupan saya. Saya tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali diri sendiri. Maka itu harus terima apa pun resikonya. Jangan pernah berharap lebih pada orang lain.

Well, pada dasarnya saya ini tidak pernah ambil pusing hal-hal yang tidak prinsip demikian. Tapi kembali lagi kondisi psikologis yang sedang tidak baiklah yang membuat muncul pemikiran negatif.

Keesokan harinya tetangga sebelah kanan cerita bahwa orang yang di rumahnya kala itu bilang, "Kasian Ayuk (nama saya). Gak bisa ngangkatin jemurannya karena adik (si bayi) rewel."

I don't mind, dear. Saya sudah melupakannya, batin saya. Karena saya sudah kembali pada diri saya yang positif. Saya tidak menyalahkan siapa pun.

:)


Sunday, November 23, 2014

23 Items Persiapan Umroh Untuk Wanita

11/23/2014 03:34:00 PM 0 Comments



Tak terasa rupanya sudah hampir setahun sejak kepergian saya beribadah umroh tepatnya 27 Desember 2013 lalu hingga 4 Januari 2014 selama 9 hari. Belum sempat bercerita tentang pengalaman saya selama di sana dalam satu postingan pun. Dan sekarang saya tergerak untuk menulis meski baru dimulai dengan persiapan umroh untuk wanita. Karena sebelum kita pergi tentunya ada hal-hal yang harus kita siapkan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Passport
Karena kita akan pergi ke negara lain, sudah pasti butuh passport. Tidak mahal kok biaya pembuatannya. Bisa dicek persyaratannya di website imigrasi. Kalau pengurusan visa kala itu saya diuruskan oleh travel agent.

2. Kartu Kuning Suntik Meningitis
Syarat membuat dengan memberi bukti botol bekas suntik meningitis. Kala itu diurus oleh travel agent. Untuk suntiknya sendiri waktu itu saya suntik di Dinas Kesehatan. Cerita lengkapnya bisa baca di sini.

3. Surat keterangan mahrom
Karena saya masih single (belum menikah) dan pergi sendirian tanpa mahrom makanya perlu dibuatkan surat keterangan mahrom. Diurus oleh travel agent. Kala itu saya lihat passport saya tertulis sebuah nama yang menjadi mahrom saya, Bapak M. Indra Sahabu. Bahkan saya tidak kenal dengan bapak ini loh. Karena si Bapak berasal dari rombongan yang berbeda dengan saya. Tapi saya tahu wajahnya ketika akan berangkat naik pesawat karena ditunjukkan oleh pengurus. Hal ini untuk mencegah kalau ditanya di Bandara Jeddah siapa mahrom saya dan saya bisa menunjukkan siapa orangnya. Dan benar saja loh saya ditanya! Haha waktu itu si Bapak entah ada di mana tidak bersamaan dengan saya ngantrinya.

3. Baju Ihrom
Baju ihrom ini berguna banget ketika kita mau tawaf. Saran saya sih siapkan dua potong baju minimal. Itu kalau kita berniat bawa baju ihrom yang putih-putih. Kalau pun ngga juga tidak masalah karena baju putih itu ciri khas orang Indonesia banget. Saya lihat wanita dari negara lain tidak memakai baju ihrom putih ketika tawaf.

4. Jilbab
Bawa jilbab seperlunya saja. Jilbab ini hal utama bagi wanita jadi siapkan sesuai kebutuhan. Yang jelas untuk keperluan selama perjalanan pergi dan pulang, untuk pergi beribadah ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom, untuk berziarah atau pun jalan-jalan bersama rombongan ke tempat-tempat tertentu, serta untuk acara bebas. Oya jangan lupa ketika kita makan di hotel 3x sehari jelas butuh jilbab untuk keluar dari kamar hotel.

5. Mukena
Bawa mukena seperlunya saja. Biasanya sudah mendapat mukena atasan dari travel agent (tergantung travel agent masing-masing). Tapi baiknya bawa mukena pribadi satu pasang yang tipis untuk sholat di perjalanan ketika kita turun dan sholat di Masjid. Mukena berguna untuk kita pakai beribadah di Masjid Nabawi dan Masjdil Harom. Bagi yang terbiasa pakai jilbab lebar tidak perlu pakai mukena lagi. Jika kita senang berganti-ganti mukena, siapkan mukena khusus untuk beribadah selama sekian hari di Masjid Nabawi dan Masjidil Harom.

6. Sarung Tangan
Bawa satu pasang saja cukup. Sarung tangan ini berguna buat tawaf dan ketika sholat di kendaraan untuk menutup punggung tangan. Sarung tangan ini bukan sarung tangan seperti sarung tangan ketika mengendarai sepeda motor loh ya atau sarung tangan musim dingin melainkan sarung tangan khusus yang tetap terbuka di bagian depan telapak tangan namun menutup punggung tangan hingga pergelangan tangan. Sarung tangan ini biasa dijual di toko perlengkapan haji dan umroh. Biasanya justru sepaket dengan baju ihrom. Plus ada sarung kerikil juga. Nah berhubung umroh ini tidak ada lempar jumroh maka kita tidak perlu membawa sarung kerikil.

7. Kaos Kaki
Jelas kaos kaki ini manfaatnya besar sekali yakni untuk menutup aurat kita, kaki. Ketika sholat di kendaraan kita akan butuh penutup kaki begitu pula ketika jalan-jalan keluar. Siapkan beberapa pasang yang mudah untuk dicuci dan cepat kering. Kalau tidak mau mencuci artinya harus siap lebih banyak.

8. Sepatu
Sepatu berguna untuk di perjalanan dan ketika kita jalan-jalan selama di sana. Apakah sandal saja tidak bisa? Bisa! Tergantung kenyamanan pribadi masing-masing. Kalau saya sih lebih nyaman pakai sepatu jika bepergian. Kalau sandal itu buat nyantai. Nah, sepatu di sini bebas kok mau model apa saja dan warna apa saja. Tidak harus putih. Kalau memilih warna putih itu sebenarnya supaya matching dengan baju ihrom kita yang juga putih.

9. Sandal
Sandal berguna untuk berjalan ke masjid atau santai, ketika ke toilet atau wudhu.

10. Baju/jaket
Bawa baju seperlunya. Yang pasti baju selama perjalanan pergi dan pulang dan selama tinggal di sana. Kalau pun persediaan kita sedikit, bisa beli di sana. Pusat perbelanjaan ada di depan masjid dan sekitaran hotel. Dekat kan? Untuk baju ini bebas mau membawa model dan warna apa. Tidak harus gamis atau model tertentu. Kalau jaket juga tergantung musim apa kita ke sana. Kalau saya kemarin pas musim dingin, anginnya kencang. Paling tidak butuh satu jaket selama perjalanan di pesawat dan bus karena kita bakal kena AC berjam-jam bagi yang tidak tahan AC. Maklum biasa kepanasan di Indonesia.

11. Sajadah
Sajadah berguna untuk sholat di dalam kamar hotel. Kalau mau dibawa ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom juga tak ada yang melarang meski sudah tersedia karpet. Buat jaga-jaga siapa tahu kita kehabisan tempat sholat di dalam masjid karena overload, nah sholat di halaman akan menjadi pilihan kita nantinya. Makanya sajadah akan sangat berguna kala itu. Jadi, siapkan yang tipis saja ya! Berdasarkan pengalaman, saya sempat beberapa kali sholat di halaman masjid. Sebenarnya tidak masalah sholat di halaman karena kita tidak sendiran. Ada banyak jamaah lain yang sholat di halaman juga.

12. Tas kecil
Tas ini berguna untuk membawa barang-barang vital kita seperti dompet, HP, kamera, dll. Pengalaman dulu saya mendapat tas kecil dari travel agent. Tapi saya tetap membawa tas ransel ke mana-mana karena muat lebih banyak.

13. Mushaf kecil
Mushaf Al Quran berlimpah ruah di Masjid Nabawi/Harom. Jika kita tidak membawa mushaf, kita bisa mengambil mushaf di sana ketika beribadah di dalam. Pengalaman, saya terlupa membawa mushaf. Akhirnya saya meminjam teman saya ketika singgah di Jakarta. Rupanya selama di sana hanya saya baca sekali karena saya membeli mushaf di depan Masjid Nabawi. Bagaimana pun lebih afdol pakai mushaf sendiri. Hehe. Oya, jangan lupa sebaiknya kita membeli mushaf di sana untuk diwakafkan di Masjid Nabawi/Harom. Insha Allah pahalanya akan mengalir terus ke kita sampai kiamat selama ada terus yang membaca. Jadi, siapkan uang! Untuk oleh-oleh juga keren loh. :)

14. Kantong plastik/keresek
Kantong ini berguna banget buat membungkus sandal/sepatu kita ketika masuk Masjid supaya tidak hilang/mudah dicari.

15. Obat-obatan
Obat ini sangat berguna karena kita berada di wilayah yang bukan tempat asal kita. Perbedaan suhu, ketinggian, dsb bisa menyebabkan kita tidak fit untuk beraktivitas. Apalagi jadwal kita selama di sana full. Dengan berbekal motto "Tidur sejam, ibadah 23 jam" kalau tidak kuat maka stamina drop. Jadilah terserang masuk angin, flu dsb. Eh, mottonya kejam banget ya tidur cuma sejam? Emang bisa? Yah, mumpung di sana. Kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Entah kapan kita bisa ke sana lagi kan?

Pengalaman sih saya terserang flu. Haduh pas mau tawaf pas badan lagi panas-panasnya! Sampai saya lemah sekali rasanya dan tidak kuat mengikuti briefing tawaf. Alhamdulillah badan membaik keesokan harinya setelah minum obat dari salah satu ibu yang sekamar dengan saya. Terima kasih ibu! Obat sebelumnya tidak mempan. Bahkan vitamin C pun tidak mempan menahan.

16. Uang
Uang adalah hal yang penting untuk umroh. Kita bayar biaya umroh pakai uang kan? Selain untuk membayar biaya perjalanan meliputi pesawat, hotel dan administrasi lainnya, kita perlu uang untuk membeli oleh-oleh. Sebenarnya ini tidak wajib, tapi masa iya kita pulang dengan tangan kosong? Oleh-oleh ini macam-macam loh. Di sana banyak penjual kok dari mushaf Al Quran yang penjualnya bertebaran di depan gerbang Masjid Nabawi maupun Masjidil Harom, pakaian abaya hitam dan semacamnya, jilbab, perhiasan, kurma, coklat, permen, obat, dll. Dan para penjual ini bisanya paham dengan bahasa Indonesia jadi bayar pakai rupiah pun juga bisa tanpa harus menukar Riyal (mata uang Arab Saudi). Jangan segan pula untuk menawar ya. Biasanya kalau mereka setuju dengan tawaran kita, mereka akan bilang "halal".

Selain itu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Yup! Ada banyak pengemis loh di sana. Jangan dikira hanya di Jakarta kita ketemu pengemis. Di pinggiran jalan depan Masjidil Harom banyak sekali pengemis yang duduk-duduk menunggu uluran tangan. Oya budaya di sana kan wanitanya memakai cadar, jadi pengemis pun juga bercadar. Kebanyakan mereka kulit hitam. Pernah loh di bus kami didatangi pengemis wanita bercadar sambil menggendong anaknya. Sebenarnya saya merasa aneh karena pengemis itu beda sekali dengan pengemis yang saya temui di Jakarta atau pun di daerah saya. Biasanya di sini kan berpakaian cenderung tidak bagus. Tapi di sana ya biasa saja layaknya wanita arab lainnya. Mungkin karena baju wanita untuk keluar memang sama semua.

Mau tahu apa lagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kan sudah disebut tadi di atas. Yup! Tapi kali ini lain pemanfaatannya. Sedekah kepada pemandu kita. Pemandu kita itu biasanya orang Indonesia juga hanya mereka tinggal di sana. Entah itu mahasiswa atau lainnya. Kalau kita umroh selama 9 hari kan selama itu pula mereka menemani kita. Biasanya hal ini dikordinir oleh ketua rombongan.

Lalu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kok sedekah lagi? Yup! Sedekah kali ini adalah sedekah karena kita terkena dam atau denda ketika mengikuti prosesi tawaf. Bagi wanita, ketika kita mulai niat dan memakai baju ihrom lalu sholat, tawaf, sai dan tahalul, maka tidak boleh aurat kita terbuka dan dilihat oleh orang lain termasuk wanita. Jika melanggar maka terkena denda memotong kambing atau memberi makan fakir miskin. Mungkin sulit untuk mencari fakir miskin di tanah arab, maka ketua rombongan menyarankan untuk memberikan kepada pengemis.

17. Buku panduan dan doa
Buku panduan ini biasanya dibagikan oleh travel agent. Kalau pun seandainya tidak dapat atau masih kurang puas bisa dibeli di toko buku. Buku panduan ini berguna banget untuk kita bawa ke mana-mana sepanjang waktu. Makanya biasanya ada tali buat dikalungkan di leher. Ketika kita naik kendaraan dan belum hapal doanya, bisa buka buku panduan tersebut. Ketika masuk masjid Nabawi, Masjidil Harom dan tempat-tempat sakral lainnya, ketika melihat Ka'bah dan lain-lain. Semua ada doanya dan sudah ada di buku tersebut.

18. Panty liner
Benda satu ini wajib buat wanita bepergian supaya selalu bersih ketika mau sholat.

19. Lotion dan pelembab bibir
Kedua barang ini perlu untuk melembabkan kulit dan bibir. Dalam cuaca dingin, kulit cepat kering. Begitu pula bibir. Bisa pecah-pecah loh. Menyesuaikan dengan cuaca saja intinya. Kalau alat make-up lainnya sih tergantung pribadi masing-masing saja. Toh tidak sempat ber-make up juga di sana karena wajah kita selalu dibasuh dengan air wudhu kok. Tapi sebagai wanita tetap saja perlu membawa untuk jaga-jaga. Seperlunya saja.

20. Botol air minum
Botol ini penting sekali untuk menampung air zam-zam. Di Masjid Nabawi/Harom zam-zam dibagi gratis. Kita tinggal menuang sendiri dari bejana yang sudah disiapkan berderet-deret di dalam maupun halaman. Ada yang bersuhu normal, ada pula yang dingin seperti es. Nah, selesai sholat sebaiknya kita ambil zam-zam lalu kita bawa ke kamar hotel. Jadi, selama kita di sana selalu minum zam-zam. Bahkan sepuasnya! Botol-botol air minum yang kita dapat ketika makan di pesawat juga sebaiknya disimpan. Lumayan buat menampung zam-zam. :) Jangan khawatir, kita per orang dapat jatah zam-zam yang sudah disiapkan oleh travel agent untuk kita bawa pulang ke rumah masing-masing. Asyik kan?

21. Alat mandi
Kita perlu membawa alat mandi meski sudah disiapkan hotel (tergantung hotelnya) sesuai selera kita. Hindari membawa cairan lebih dari 100 ml ke dalam pesawat ya! Untuk dibawa ke kabin pesawat, sikat gigi dan pasta gigi, serta pembersih wajah (facial foam) adalah wajib! Terutama kalau pesawat kita transit di negara lain dulu. Sisanya masukkan koper.

22. Masker/syal
Masker/syal ini penting buat menutup hidung dan mulut kita selama di pesawat karena terpaan AC. Yang saya rasakan sih hidung saya sakit karena dinginnya AC berjam-jam. Dengan adanya masker/syal maka hidung kita jadi hangat. Tapi saya lebih rekomendasi syal rajut bahan wol karena berpori lebih besar sehingga kita tetap merasa hangat sekaligus tidak kesulitan bernapas. Pada musim dingin juga ketika keluar hotel dan berjalan di sekitaran maka masker/syal bisa menghalau udara dingin agar wajah kita tetap hangat. Sebenarnya sih kebutuhan akan masker/syal ini tergantung pribadi masing-masing. Yang jelas, karena perjalanan kita cukup jauh dan kebanyakan tidur selama di pesawat maupun bus maka perlu masker/syal untuk menutup mulut. Ya siapa tahu tidurnya ada yang nganga ataupun ngiler kan ga enak dilihat. :)

23. Koper
Koper biasanya dibagikan dari travel agent. Warnanya seragam sehingga jelas dari travel agent apa.

Demikian beberapa poin yang bisa saya tulis dan share ke reader semuanya. Selebihnya bisa dikira-kira sendiri ya. Tiap orang pasti kebutuhannya beda-beda. Saran saya sih pilah-pilah mana yang urgent dan tidak. Tidak perlu membawa terlalu banyak karena berat. Toh setelah ditambah oleh-oleh yang dibeli di sana maka koper pun penuh dengan sendirinya. :)

Mudah-mudahan next time akan bisa saya posting cerita-cerita lainnya seputar umroh yang saya alami. Semoga posting ini bisa jadi referensi. Dan bagi yang belum berangkat umroh, semoga bisa segera berangkat ya! Bagi yang sudah (termasuk saya) semoga bisa berangkat lagi. Aamiin. Karena kerinduan beribadah di sana lagi itu melekat di dada.

:)

See u next post!

Thursday, November 20, 2014

Istilah Gaul ala Bahasa Gaul Lampung

11/20/2014 10:17:00 PM 0 Comments
Siger
Lambang kebanggaan Lampung

Gara-gara sehabis baca status facebook seorang teman yang share link tentang "Bahasa Gaul di Lampung", maka itu saya tergerak untuk membuat postingan ini setelah sekian lama tidak posting terhitung dari September 2014. 

Bermula karena saya berasal dari Lampung. Merasa pernah jadi anak muda dan gaul di sana gitu loh maksudnya. Sekarang juga masih muda sih cuman sudah lama sekali meninggalkan bumi tercinta tanah kelahiran saya itu demi pendidikan dan pekerjaan. Haiyah siapa yang nanya coba? :)

Intinya saya jadi kangen gitu dengan suasana di Lampung. Bergaul dengan teman-teman saya masa remaja. Pastinya memraktekkan bahasa gaul anak muda ala Lampung.

Yang saya rasakan ketika saya pulang kampung dan bertemu dengan teman yang memang tinggal di sana seumur hidupnya (kagak merantau sama sekali) ya saya merasa kagok/kelu gitu berbicara dengan bahasa gaulnya. Sudah lama hilang dari lidah saya setelah 4 tahun tinggal di Jakarta dan 6 tahun di Bengkulu. Memang bahasa gaul Lampung itu ya bahasa Indonesia gaul pakai sebutan elo-gw/ lu-gua mirip di Jakarta. Tapi tetap saja beda loh. Banyak istilah-istilah yang cuma ada di Lampung. Kamu bakal tahu kalau pernah tinggal di Lampung. :)

Ketika awal-awal masuk kuliah dulu, bahasa saya masih kental bahasa gaul Lampung dengan ciri khas kata 'geh' dan 'kamu/kita/dia orang'. Berhubung teman kuliah saya itu beragam sekali asalnya dari Sabang sampai Merauke (namun tetap etnis jawa paling dominan) jadi ya mereka merasa aneh gitu ketika saya tanpa sadar mengucap kata tersebut. Mereka mengkritik bahasa saya. Ketika saya pakai kata 'kamu orang' maka ada salah seorang yang berujar, " Iya aku orang, la kalo kamu apa? Gajah?"

Ups! Meski dia bercanda tapi jadi ga nyambung ya karena sudah jadi kebiasaan lidah selama hidup di Lampung. Makanya saya mulai menyesuaikan bahasa yang saya gunakan. Lama-lama menghilang dengan sendirinya. Apalagi setelah itu saya tinggal di Bengkulu yang notabene masih menggunakan bahasa daerah Bengkulu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Otomatis tambah padamlah bahasa gaul Lampung saya karena lawan bicara saya berbahasa Bengkulu yang campuran bahasa Palembang dan Minang dengan ciri khas akhiran huruf 'o' di setiap katanya.

Di Lampung memang tidak sama seperti daerah lain yang masih kental menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan. Mungkin karena multi etnis yang tinggal di sana sehingga bahasa pemersatunya bahasa Indonesia. Namun kemudian berkembang menjadi bahasa gaul. Entah darimana juga asalnya bahasa gaul itu. Banyak serapan-serapan dari bahasa daerah sih sebenarnya. 

Nah, buat kamu yang mungkin berminat untuk main/jalan-jalan, studi, kerja atau menetap di Lampung, ada baiknya kamu tahu beberapa istilah-istilah yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari di sana biar kamu nyambung kalau diajak ngobrol. Kalau pun ngga, ya sekedar buat nambah pengetahuan aja juga ok. Cari di google saja ya. :)


Picture credit to the rightful owner