Bismillah...
Akhirnya hari ini saya putuskan untuk memosting kisah pengalaman umroh saya. Tulisan ini sebenarnya sudah saya buat sejak kepulangan umroh dulu. Niatnya mau diikutkan lomba menulis tapi tidak jadi karena keburu deadline. Kemudian mau saya ikutkan di lomba lainnya lagi tapi juga keburu deadline. Hehe. Kalaupun diikutkan juga saya tidak bisa ngomong soal kelayakan karena tugas saya adalah ikhtiar. Sementara hasilnya ya serahkan saja pada-Nya. Betul? Jadilah saya share saja di blog ini. Moga bermanfaat! :)
Bawa
Aku Kembali ke Sana, Tuhan!
Jika bicara soal perjalanan,
maka yang terpikir dalam benakku adalah melakukan serangkaian ritual
petualangan (lebih cenderung dengan tujuan bersenang-senang) ke suatu wilayah
baru yang belum pernah dijelajahi selama beberapa hari bersama orang terkasih
entah itu teman, sahabat, keluarga, rekan kantor, dan sebagainya. Bisa dalam
cakupan lokal (dalam negeri) maupun luar negeri. Dan sedari dulu aku selalu
mendambakan bisa jalan-jalan ke luar negeri, entah itu murni dalam rangka
jalan-jalan atau memang karena menempuh pendidikan s2/s3/post doctoral,
kunjungan kerja, atau sekedar menemani suami studi di sana. Mungkin itu memang
hanya mimpi kecilku. Tapi siapa sangka perlahan-lahan Tuhan mengabulkan doaku?
Perjalanan kali ini memang
sungguh di luar mimpiku yang kusebut itu. Karena Tuhan sungguh memberiku bonus.
Bonus apakah itu? Bonus ibadah! Ya, perjalananku ini kusebut perjalanan
spiritual atau wisata religi. Karena perjalanan ini tidak hanya sekedar
perjalanan biasa tapi juga bernilai ibadah. Jadi, pada akhir tahun 2013 tepatnya 27 Desember lalu
aku melakukan perjalanan untuk ibadah umroh ke Arab Saudi. Jujur, awalnya tidak
terpikir untuk umroh. Yang terpikir dalam otakku adalah jalan-jalan ke luar
negeri ke negara empat musim seperti Jepang, Korea, Eropa, dan sebagainya. Tapi
kemudian hatiku berbelok. Allah telah memanggilku ke sana. Ini adalah hidayah
dari-Nya.
Setelah bertemu rombonganku
di bandara Soekarno Hatta, hatiku sempat bertanya-tanya, kok tua-tua semua ya? Mana anak mudanya? Rupanya aku termasuk
golongan paling muda. Anak mudanya masih bisa kuhitung dengan jari. Di sana aku
berbincang dengan seorang Bapak berusia sekitar 50–an tahun.
Beliau berkata, “Dari
kejauhan Bapak kira dari pesantren. Anak pesantren yang mendapat juara lalu dapat
hadiah umroh.”
Entah kenapa aku merasa itu lucu. Aku hanya tersenyum sambil menjawab bahwa aku bukan dari pesantren.
Entah kenapa aku merasa itu lucu. Aku hanya tersenyum sambil menjawab bahwa aku bukan dari pesantren.
“Jarang anak muda terpikir
untuk umroh. Biasanya kan anak muda senangnya jalan-jalan ke luar negeri atau menghabiskan
uang untuk bersenang-senang.”
“Sudah berapa kali umroh,
Pak?”
“Ini yang pertama. Makanya
Bapak bilang bagus kalian masih muda sudah terpikir umroh. Masih muda kan badan
masih kuat.”
Benar sekali. Tidak jarang kulihat peserta rombongan sudah uzur. Aku jadi merasa beruntung dan bersyukur dalam hati.
Benar sekali. Tidak jarang kulihat peserta rombongan sudah uzur. Aku jadi merasa beruntung dan bersyukur dalam hati.
Pukul 4 pagi pesawat take-off menuju Bangkok. Rute perjalanan kami adalah
Jakarta-Bangkok-Jeddah. Tiba di bandara Suvarnabhumi, Thailand kami istirahat dua
jam lalu lanjut lagi menuju Jeddah. Di bandara King Abdul Aziz Jeddah kami
hanya transit sebentar lalu lanjut lagi ke Madinah dengan bus selama 6 jam.
Masjid Nabawi
Kami tiba di Madinah tengah malam. Pemandu memberitahu kami bahwa kami sudah sampai. Beliau juga memberitahukan di tengah kegelapan malam itu bahwa di sisi kanan kami adalah Masjid Nabawi. Aku yang tengah terkantuk-kantuk itu melek seketika karena penasaran seperti apakah Masjid Nabi Muhammad yang sering kudengar itu. Rupanya, hotel tempat kami singgah cukup dekat dari Masjid Nabawi. Kami tinggal berjalan kaki ke sana.
Setelah check in, pukul 2 malam kami siap-siap menuju Masjid Nabawi. Kami berjalan berempat. Begitu mulai memasuki halaman masjid, aku membaca doa khusus masuk Masjid Nabawi. Dalam suasana yang hening serta kilauan lampu, kulihat megahnya Masjid Nabawi. Tak pelak suasana haru merasuki kalbuku. Mataku berkaca-kaca seketika. Subhanallah.
Masjid Nabawi
Kami tiba di Madinah tengah malam. Pemandu memberitahu kami bahwa kami sudah sampai. Beliau juga memberitahukan di tengah kegelapan malam itu bahwa di sisi kanan kami adalah Masjid Nabawi. Aku yang tengah terkantuk-kantuk itu melek seketika karena penasaran seperti apakah Masjid Nabi Muhammad yang sering kudengar itu. Rupanya, hotel tempat kami singgah cukup dekat dari Masjid Nabawi. Kami tinggal berjalan kaki ke sana.
Setelah check in, pukul 2 malam kami siap-siap menuju Masjid Nabawi. Kami berjalan berempat. Begitu mulai memasuki halaman masjid, aku membaca doa khusus masuk Masjid Nabawi. Dalam suasana yang hening serta kilauan lampu, kulihat megahnya Masjid Nabawi. Tak pelak suasana haru merasuki kalbuku. Mataku berkaca-kaca seketika. Subhanallah.
Di dalam Masjid kulanjutkan
dengan ritual sholat tahajud, tobat, hajad, zikir, berdoa, tilawah hingga subuh
tiba yang rupanya adalah pukul 5.45 waktu Arab Saudi. Baru aku tahu rupanya di
sana adzan shubuh dua kali dan selalu ada sholat ghoib setelah sholat wajib
berjama’ah.
Raudhah
Raudhah
Pukul 6.30 kami pulang ke
hotel. Lalu sejam kemudian kami melanjutkan acara dari pemandu yaitu ke
Raudhah. Raudhah adalah tempat mustajab untuk berdoa di dalam Masjid Nabawi
yang letaknya di dekat makam Rosulullah. Tempat tersebut ditandai dengan karpet
warna hijau. Namun kami harus mengantri dan berdesak-desakan dengan jamaah
seluruh dunia yang hendak berdoa juga di sana. Ketika sampai giliran kami,
begitu menginjak karpet hijau aku langsung sholat mutlak dua rakaat dan berdoa.
Tak kuasa aku menangis sambil bersujud dan berdoa. Dan ketika aku bangkit,
rupanya teman-teman yang lain juga sama bermata merah sepertiku.
Masjid Kuba
Tempat lain yang kukunjungi
selama di Madinah adalah Masjid Kuba, masjid pertama yang dibangun Rosulullah,
Masjid Qiblatain, Jabal Uhud. Lalu hari ketiga berangkat ke Mekkah untuk menunaikan
rukun umroh. Pertama kami niat ihrom dari Masjid Bir Ali lalu berangkat ke
Mekkah dengan bus. Perjalanan sekitar 6 jam menuju hotel. Pukul 11.00 malam
kami jalan kaki menuju Masjidil Harom. Bertepatan sekali dengan tahun baru
kalender masehi. Jadi, ketika orang di seluruh dunia merayakan tahun baru, aku
tengah tawaf mengelingi ka’bah.
Masjidil Harom
Di sana ramai sekali orang
dengan pakaian ihrom yang sama-sama menunaikan rukun umroh. Ketika memasuki
Masjidil Harom, tampaklah batu besar berwarna hitam berbentuk segiempat yang
tak lain adalah ka’bah. Ketika kuterus memandangnya, entah mengapa tiba-tiba
ada perasaaan haru juga dan mata jadi berkaca-kaca. Lalu kami tawaf 7 putaran,
berhenti sejenak minum air zamzam lalu sa’i 7 putaran dari bukit Safa ke Marwa
diakhiri dengan tahallul (menggunting rambut 3 helai).
Selama sudah niat ihrom, kita wanita tidak boleh memperlihatkan aurat kepada siapa pun termasuk wanita. Hanya muka dan telapak tangan yang boleh kelihatan. Sungguh susah sekali untuk menjaga ini loh. Kalau sampai melanggar akan kena denda. Jadi kita harus menyiapkan sarung tangan khusus umroh dan ikat pergelangannya dengan karet bila perlu.
Pokoknya selama rangkaian rukun umroh itu aku berusaha untuk tidak narsis mengambil foto-foto agar jangan sampai terjadi aurat terbuka tanpa sengaja misal ketika mengangkat tangan. Tapi rupanya ketika sa’i ada seseorang dari rombongan yang meminta tolong diambilkan foto. Duh, gimana ini? batinku. Tapi aku berbaik hati mengambilkan untuknya. Dan usai umroh wajib ini pukul 3.00 kami langsung memuaskan hasrat foto-foto di samping kiri Masjidil Harom.
Selama sudah niat ihrom, kita wanita tidak boleh memperlihatkan aurat kepada siapa pun termasuk wanita. Hanya muka dan telapak tangan yang boleh kelihatan. Sungguh susah sekali untuk menjaga ini loh. Kalau sampai melanggar akan kena denda. Jadi kita harus menyiapkan sarung tangan khusus umroh dan ikat pergelangannya dengan karet bila perlu.
Pokoknya selama rangkaian rukun umroh itu aku berusaha untuk tidak narsis mengambil foto-foto agar jangan sampai terjadi aurat terbuka tanpa sengaja misal ketika mengangkat tangan. Tapi rupanya ketika sa’i ada seseorang dari rombongan yang meminta tolong diambilkan foto. Duh, gimana ini? batinku. Tapi aku berbaik hati mengambilkan untuknya. Dan usai umroh wajib ini pukul 3.00 kami langsung memuaskan hasrat foto-foto di samping kiri Masjidil Harom.
Multazam
Keesokan harinya ketika
acara bebas, aku dan 3 orang teman kembali ke Masjidil Harom. Kami berniat
untuk berdoa ke Multazam, setengah lingkaran di samping ka’bah yang merupakan
tempat mustajab untuk berdoa. Setelah tawaf 7 putaran kami antri masuk ke
dalam. Lalu sholat mutlak 2 rakaat, minum air zamzam dan berdoa. Kuproposalkan
semua keinginanku di sana di depan ka’bah. Selesai kami keluar dan mencium
ka’bah sambil berdoa. Kali ini aku menangis. Meski bukan hajar aswad yang kucium,
tapi kutetap menangis.
Jabal Rahmah
Selama di Mekah, kami
jalan-jalan ke Jabal Rahmah (tempat berdoa bagi yang ingin mendapatkan
pasangan), Jabal Nur lanjut ke Miqot untuk umroh sunah. Jika kemarin umroh
wajib untuk diriku sendiri, maka umroh sunah kuniatkan untuk ayahku. Setelah
umroh sunah maka tuntaslah perjalanan selama 7 hari di Madinah dan Mekah.
Ditambah dua hari perjalanan dari Jakarta-Thailand-Jeddah lalu kembali dengan
rute Jeddah-Thailand-Jakarta.
Ketemu public figure
Menariknya, ketika sa’i aku
melihat sutradara berbakat Indonesia, Hanung Bramantyo tengah melakukan sa’i
juga. Aku hanya diam saja meski aku pernah ketemu juga ketika ziarah di Jabal
Uhud, Madinah. Kupikir, beliau sedang mencari inspirasi syuting film terbaru.
Tak tahunya ketemu lagi ketika sa’i di Mekah. Dan hebohnya adalah ketika
kusaksikan ibu-ibu yang melihatnya ketika sa’i langsung berkata, “Mas Hanung
foto dooong...”
Lalu Hanung menjawab, “Kan masih ibadah...” Hmm, begitulah ibu-ibu heboh sendiri padahal sedang ibadah hihihi. Aku juga sempat melihat ustadz Yusuf Mansur di Masjid Nabawi seusai sholat isya (kalau tidak salah mengenali loh ya) tapi lagi-lagi aku hanya diam.
Lalu ketika aku dan 3 orang temanku pernah nyasar di hari pertama usai sholat zuhur di Masjid Nabawi, rupanya kami justru ketemu politikus Aburizal Bakrie. Aku dan temanku hanya diam memandang beliau, namun ketika kami berdua cerita ke dua orang teman kami yang ibu-ibu, mereka langsung heboh dan kami pun berakhir dengan foto-foto bersama beliau. Sungguh lucu.
Lalu Hanung menjawab, “Kan masih ibadah...” Hmm, begitulah ibu-ibu heboh sendiri padahal sedang ibadah hihihi. Aku juga sempat melihat ustadz Yusuf Mansur di Masjid Nabawi seusai sholat isya (kalau tidak salah mengenali loh ya) tapi lagi-lagi aku hanya diam.
Lalu ketika aku dan 3 orang temanku pernah nyasar di hari pertama usai sholat zuhur di Masjid Nabawi, rupanya kami justru ketemu politikus Aburizal Bakrie. Aku dan temanku hanya diam memandang beliau, namun ketika kami berdua cerita ke dua orang teman kami yang ibu-ibu, mereka langsung heboh dan kami pun berakhir dengan foto-foto bersama beliau. Sungguh lucu.
Menilik apa yang
kualami, maka untuk melakukan ibadah umroh itu butuh fisik yang kuat. Aku sempat
mengalami flu ketika hendak ke Mekah untuk umroh wajib. Hal itu sangat
mengganggu ibadahku. Maka jangan lupa siapkan obat-obatan ringan. Bahkan dari
Mekah 3 hari sampai tiba di tanah air aku masih batuk-batuk. Dan di sana akan
banyak jalan. Pokoknya jalan dan jalan. Dan juga wudhu, wudhu, wudhu. Jadi
wajah kita akan selalu dibasuh air wudhu, tidak sempat untuk ber-make-up. Pokoknya manfaatkan semaksimal
mungkin untuk beribadah. Kurangi tidur dan perbanyaklah beribadah. Bila perlu
tidur cukup dua jam saja sehari.
Oleh-oleh
Oya, di sana kami
sempat mampir ke tempat oleh-oleh. Ada banyak sekali jenis kurma rupanya. Tapi
ada kurma yang apabila memakannya sekian butir sehari maka terhindar dari
sihir. Itu namanya kurma ajwa (kurma nabi). Dan kalau ingin berbelanja di sana
tidak perlu khawatir tidak bisa bahasa Arab karena para pedagangnya bisa bahasa
Indonesia. Pokoknya kalau kita tawar dan orangnya bilang ‘halal’ maka artinya
boleh.
Selama di Madinah tepat di pintu keluar 1 Masjid Nabawi banyak penjual Al Qur’an. Saranku, belilah Al Qur’an untuk diwakafkan di Masjid Nabawi. Maka insha Allah pahalanya akan terus mengalir sampai kita mati apabila ada yang terus membacanya karena itu termasuk amal jariyah. Di Masjidil Harom juga ada para penjual Al Qur’an. Selain itu juga banyak pengemis. Siapkan uang receh untuk sedekah.
Selama di Madinah tepat di pintu keluar 1 Masjid Nabawi banyak penjual Al Qur’an. Saranku, belilah Al Qur’an untuk diwakafkan di Masjid Nabawi. Maka insha Allah pahalanya akan terus mengalir sampai kita mati apabila ada yang terus membacanya karena itu termasuk amal jariyah. Di Masjidil Harom juga ada para penjual Al Qur’an. Selain itu juga banyak pengemis. Siapkan uang receh untuk sedekah.
Akhir kata, siapa pun yang
pernah dipanggil Allah ke sana maka akan rindu untuk kembali ke sana, termasuk
aku. Ya Allah, jika kemarin aku ke sana
bersama sahabatku, maka ijinkan aku selanjutnya ke sana dengan pasangan,
orangtua, dan keluargaku. Aamiin.
Salam kenal. Aku juga ada rencana ke tanah suci dalam waktu dekat ini, Semoga terwujud dan tidak ada hambatan ya allah. Amin.
ReplyDeleteOh iya bagi yang ingin berangkat ke sana melalui aku aja ya, bisa hubungi 082166493185 dengan wina. Atau bisa diakses di http://www.travelevan.com/
Bagi yang daftar akan mendapatkan uang saku senilai Rp.400.000; / jamaah. Kami juga melayani class promo, ekonomi dan VIP.
@agen tiket aamiin. semoga lancar tak ada halangan apapun. selamat ya! :)
ReplyDeletesalam kenal.
ReplyDeleteinilah pengalaman yang tidak bisa terlupakan ya mbak. Niat beribadah umroh ketanah suci, plus dipertemukan dengan orang-orang hebat luar biasa. Mungkin sangat banyak orang diluar sana mendapatkan pengalaman yang sama seperti mbak ini.:)
@agen tiket, salam kenal jg. jadi sudah berangkatkah umrohnya? iya alhamdulillah di sana memang ketemu orang2 yang sudah terpilih bisa kesana. semuanya hebat. termasuk kamu juga pastinya. :)
ReplyDeletebagus sekali tulisanya sangat inspiratif :) salam kenal
ReplyDeleteTerima kasih semoga bermanfaat. Salam kenal kembali. 😊
DeleteTerima kasih sudah berkunjung. Semoga lancar bisnis umrohnya.
ReplyDelete0895339623733 jika minat untuk umroh backpaker..
ReplyDeleteassalamualaikum
ReplyDeletemakasih sharingnya,
mau tanya, kalo untuk wakaf quran itu prosesnya gimana ya?
maksudnya qurannya langsung ditaruh tempat khusus atau bilang ke penjualnya langsung kalo kita beli mau diniatkan wakaf,
insyaallah april saya berangkat :')
Pengalaman saya penjualnya tanya. Kalaupun tidak, tak mengapa langsung ditaruh di masjid.
DeleteWah selamat semoga lancar perjalanannya 😊
wahhh BarakAllah Nice infonya
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung 😊
Deletemaa syaa Allah perjalanan yang sangat berkesan ya Mbak, semoga dimudahkan untuk berangkat kembali...
ReplyDeleteaamiin ya Allah.. terima kasih sudah berkunjung :)
DeleteSubhanallah jadi pengen ke Baitullah
ReplyDeleteaamiin. saya doakan :)
Deletesubhanallah rindu sekali dengan tempat ini
ReplyDeleteSemoga bisa ke sana lagi ya aamiin 😊
DeleteUmroh bermakna bersama travel umroh terpercaya AFITOUR. Silahkan hubungi 0817-9900374 untuk info lebih lanjut atau cek di www.umrohafitour.co.id / IG : umroh_afitour.
ReplyDeleteMakasi sis, artikel ini sangat membantu sekali terutama bagi jamaah yang baru pertama kali ingin umroh, apalagi ditambah dengan pengalaman uniknya..semoga menjadi haji yang mabrur..Aaminn
ReplyDeleteSemoga bermanfaat. Aamiin. 😊
DeleteKeren banget kak artikel nya
ReplyDeletebantu Baca Artikel Saya juga yaa... makasih
Btw, kakak, ibadah yg disyaratkan harus menutup aurot hanya ketika towaf saja,, tidak selama ihrom☺
ReplyDeleteIya selama ihrom Dek... tawaf, sai sampai selesai gunting rambut (tahallul) :)
Deletebermanfaat sekali kak tulisannya, bisa jadi panduan buat kita yang ingin menunaikan umroh saat liburan nanti
ReplyDeleteAlhamdulillah semoga bermanfaat ya Dwi.. semoga lancar perjalanannya nanti. :)
Delete