Sebenarnya saya sendiri heran kenapa sekarang ini saya menjadi seorang deadliner. Padahal dulu saya bukan tipe demikian. Saya tipe yang prepare jauh hari. Saya kerjakan tugas jauh hari jadi tidak terburu-buru saat deadline. Tapi di semester satu kemarin saya merasakan perubahan pada diri saya tersebut dan saya menyadarinya.
Saya sendiri sempat merasa hal ini tidak benar. Saya harus berubah. Saya perhatikan, rata-rata teman sekelas saya juga deadliner. Mereka betah begadang di malam harinya demi mengumpul tugas esok hari.
Jika rata-rata pun sama, maka apakah saya tergolong benar?
Saya tetap merasa tidak benar. Karena pola deadliner ini merugikan menurut saya. Merugikan bagaimana?
Kerugian 1
Yang jelas adalah pola tidur saya terganggu. Jadi hal itu mengganggu rencana saya untuk bangun jam sekian misal. Saya mau sholat malam misal jadi terganggu karena tidur kemalaman.
Kerugian 2
Deadliner bisa santai di awal-awal tapi terburu-buru di akhir. Istilahnya berpacu dengan waktu. Pekerjaan jadi tidak maksimal dikerjakan. Waktu untuk evaluasi dan perbaikan jadi tidak ada lagi.
Kerugian 3
Ketika sudah kepepet biasanya ide baru muncul. Nah, hal begini yang membuat pekerjaan tidak maksimal juga karena ide yang banyak bermunculan jadi tidak tertampung semuanya.
Kerugian 4
Kalau sampai terlena, bisa telat mengumpul tugas. Kasus begini terjadi di kelas saya. Alhamdulillah saya belum pernah telat. Jangan sampailah ya.
Penyebab?
Sebenarnya apa sih penyebabnya bisa menjadi deadliner? Saya pikir tiap orang punya kondisi masing-masing. Saya dan teman saya pasti punya alasan masing-masing. Kalau saya pribadi adalah rasa berat untuk memulai itu yang paling dominan. Lalu ide yang belum muncul menjadi penghambat.
Kalau jaman dulu, teman saya adalah deadliner. Saya ingat sekali dia bilang kalau sudah kepepet ide baru muncul. Nah, kala itu saya tangkap omongan dia di otak saya. Berhubung saya bukan deadliner kala itu jadi ya saya tidak merasa hal yang bagaimana begitu ya. Paling sih cuma heran saja. Oh begitu ya. Dan tidak tahunya sekarang saya merasakannya sendiri. Saya pun jadi heran dengan diri saya sendiri.
Saat ini saya sedang berjuang untuk kembali menjadi diri saya yang dulu. :)
Bagaimana denganmu? Apakah kamu deadliner? Apa suka dukamu?
Jika rata-rata pun sama, maka apakah saya tergolong benar?
Saya tetap merasa tidak benar. Karena pola deadliner ini merugikan menurut saya. Merugikan bagaimana?
Kerugian 1
Yang jelas adalah pola tidur saya terganggu. Jadi hal itu mengganggu rencana saya untuk bangun jam sekian misal. Saya mau sholat malam misal jadi terganggu karena tidur kemalaman.
Kerugian 2
Deadliner bisa santai di awal-awal tapi terburu-buru di akhir. Istilahnya berpacu dengan waktu. Pekerjaan jadi tidak maksimal dikerjakan. Waktu untuk evaluasi dan perbaikan jadi tidak ada lagi.
Kerugian 3
Ketika sudah kepepet biasanya ide baru muncul. Nah, hal begini yang membuat pekerjaan tidak maksimal juga karena ide yang banyak bermunculan jadi tidak tertampung semuanya.
Kerugian 4
Kalau sampai terlena, bisa telat mengumpul tugas. Kasus begini terjadi di kelas saya. Alhamdulillah saya belum pernah telat. Jangan sampailah ya.
Penyebab?
Sebenarnya apa sih penyebabnya bisa menjadi deadliner? Saya pikir tiap orang punya kondisi masing-masing. Saya dan teman saya pasti punya alasan masing-masing. Kalau saya pribadi adalah rasa berat untuk memulai itu yang paling dominan. Lalu ide yang belum muncul menjadi penghambat.
Kalau jaman dulu, teman saya adalah deadliner. Saya ingat sekali dia bilang kalau sudah kepepet ide baru muncul. Nah, kala itu saya tangkap omongan dia di otak saya. Berhubung saya bukan deadliner kala itu jadi ya saya tidak merasa hal yang bagaimana begitu ya. Paling sih cuma heran saja. Oh begitu ya. Dan tidak tahunya sekarang saya merasakannya sendiri. Saya pun jadi heran dengan diri saya sendiri.
Saat ini saya sedang berjuang untuk kembali menjadi diri saya yang dulu. :)
Bagaimana denganmu? Apakah kamu deadliner? Apa suka dukamu?
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!