Winter in Tokyo (1) : Persiapan Awal
Reana
3/30/2015 08:41:00 PM
2 Comments
Winter in Tokyo, ada yang kenal? Bagi kamu pecinta novel karangan Ilana Tan pasti tahu deh. Tapi saya menulis kali ini bukan mau membahas novel ya melainkan pengalaman saya jalan-jalan. Kenapa Tokyo dan kenapa pas winter juga tidak ada kaitannya dengan novel tersebut sama sekali. :)
Alhamdulillah. Kesampaian dream jalan-jalan ke Tokyo. Kalau dirunut, saya sudah pernah hendak ikutan jalan-jalan ke Jepang tahun 2011 silam bareng salah seorang sobat saya. Di waktu yang sama Januari. Tapi gagal. Rupanya tahun inilah Allah ijinkan saya ke sana. Saya jadi merenung. Dari hal ini terbukti bahwa bukan Allah tidak mengabulkan doa kita. Tapi menunggu waktu yang tepat. Ya, meski harus menunggu 3 tahun, jika memang itulah waktu yang tepat menurut-Nya maka tidak ada yang tidak mungkin. Kun Fayakun!
Awalnya di pertengahan tahun lalu saya merencanakan ikut jalan-jalan autumn atau winter Korea. Tapi rupanya tiba-tiba saya mendapat panggilan diklat Pim IV di Jakarta dari 18 Agustus sampai 4 Oktober 2014. Saya khawatir jadwal bertabrakan jadi ya sudahlah saya urungkan niat. Lagipula cuti saya itu sudah habis di 2014 jadi sebenarnya maksa banget kalau saya berangkat di 2014. Kalau pun mau nekat pergi pas winter Desember ya tetap saja sudah tidak punya cuti lagi. Itu yang menjadi kendala salah satunya.
Akhirnya saya mengambil jatah cuti 2015 di awal tahun tepatnya 25-28 Januari. Karena jatah cuti PNS cuma 12 hari setahun dan setelah dipotong cuti bersama maka yang tersisa hanya 8 hari, jadilah saya hanya mengambil 5 hari cuti untuk jalan-jalan ke Jepang dan sisa 3 harinya akan saya gunakan untuk cuti mudik lebaran nanti. Maklum perantauan memang harus perhitungan.
Ke Jepang pun hanya terhitung dari 25-28 Januari saja. 29-31 Januari saya pergunakan untuk pulang kampung ke Lampung. Tanggal 1 Februari saya kembali lagi ke Bengkulu. Padahal badan masih terasa remuk redam. Tapi bahagia! Haha :)
Sebenarnya nih terlalu singkat jalan-jalannya. Dengan sekian US Dolar yang sudah dikeluarkan sebenarnya rugi ngga extend. Yah minimal seminggulah ya biar bisa puas. Mudah-mudahan one day bisa balik lagi ke sana karena masih banyak tempat yang ingin dikunjungi. Aamiin.
Akhirnya saya mengambil jatah cuti 2015 di awal tahun tepatnya 25-28 Januari. Karena jatah cuti PNS cuma 12 hari setahun dan setelah dipotong cuti bersama maka yang tersisa hanya 8 hari, jadilah saya hanya mengambil 5 hari cuti untuk jalan-jalan ke Jepang dan sisa 3 harinya akan saya gunakan untuk cuti mudik lebaran nanti. Maklum perantauan memang harus perhitungan.
Ke Jepang pun hanya terhitung dari 25-28 Januari saja. 29-31 Januari saya pergunakan untuk pulang kampung ke Lampung. Tanggal 1 Februari saya kembali lagi ke Bengkulu. Padahal badan masih terasa remuk redam. Tapi bahagia! Haha :)
Sebenarnya nih terlalu singkat jalan-jalannya. Dengan sekian US Dolar yang sudah dikeluarkan sebenarnya rugi ngga extend. Yah minimal seminggulah ya biar bisa puas. Mudah-mudahan one day bisa balik lagi ke sana karena masih banyak tempat yang ingin dikunjungi. Aamiin.
Berikut itinerary kami:
Sabtu 24/01/2015 Soekarno Hatta Airport pesawat Garuda Indonesia take off 23.45 pm. Perjalanan memakan waktu sekitar 7 jam.
Minggu 25/01/2015 tiba di Haneda Airport, Tokyo, Jepang pukul 09.15 am. Sampai di hotel, menunggu agak lama naruh barang lalu lanjut ke Kyoto. Check in.
Senin 26/01/2015 Gotemba/Gunung Fuji/Owakudani Hall Valey
Selasa 27/01/2015 Kaminarimon/Sensoji Temple/Shibuya/Shinjuku/Harajuku
Rabu 28/01/2015 Check out
Persiapan apa saja yang diperlukan, diantaranya sebagai berikut:
Visa
Pengurusan visa ke Jepang ini berdasarkan yurisdiksi. Ada pembagiannya di situs kedutaan Jepang untuk Indonesia. Nah, Bengkulu masuk yurisdiksi Jakarta. Jadi untuk pengurusan visa harus di Jakarta. Untuk saya yang jauh begini tentu hal ini menjadi kendala kan buat saya mengurus harus ke Jakarta. Kapan waktunya? Senin hingga Jumat saya masuk kerja. Sementara Kedutaan juga sama hari kerjanya Senin hingga Jumat. Belum biayanya berapa yang harus saya keluarkan dari kabupaten hingga Jakarta pulang pergi.
Ga bakalan ngurus deh kalau memikirkan itu jadi kendala. Makanya saya cari alternatif. Berhubung tidak ada link di Jakarta buat ngurusin, makanya saya cari travel agent yang menyediakan jasa pengurusan visa. Nah kita tinggal kirim syarat-syaratnya saja plus transfer uang untuk biayanya juga ongkos kirim setelah visa jadi. Tidak mahal kok biaya tambahan untuk pengurusan ke agent-nya. Jadi kita tidak perlu susah payah lagi tinggal menunggu saja sampai ke alamat kita. Saran saya sih cari travel agent yang terpercaya ya!
Sebenarnya kalau kita punya e-passport (passport yang ada chip-nya) tidak perlu lagi mengurus visa untuk bisa pergi ke Jepang. Mulai tahun 2015 ini diberlakukan bebas visa ke Jepang bagi pemilik e-passport. Tapi berhubung passport saya masih yang lama ya saya mengurus visa deh jadinya.
Syarat-syarat pengurusan visa ada di situs Kedutaan Jepang. Kalau yang saya serahkan di antaranya:
1. Passfoto berwarna
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi Akte Lahir/KK
4. Rekening koran 3 bulan terakhir
5. Itinerary perjalanan
6. Bukti Pembelian tiket pesawat
7. Mengisi formulir dari kedutaan Jepang
8. Surat sponsor/rekomendasi atasan
9. Passport
Tiket Pesawat
Tiket pesawat ada banyak pilihan ya kita tinggal pilih saja yang sesuai jadwal dan juga budget pastinya. Kalau ada yang promo bisa jadi pilihan buat berhemat. Lumayan sekian yen bisa untuk beli cemilan di sana atau tiket subway. :)
Pilihan pesawat ke Jepang bisa pakai Garuda, Air Asia, JAL, Cathay Pacific, Philippine Airlines, dll. Tergantung mau lewat Haneda atau Narita Airport. Kemarin saya ke Haneda dan pesawat pilihan saya adalah Garuda. Pas banget lagi ada promo midnight sale Garuda. Jadi bisa lumayan berhemat. Garuda midnight sale kala itu juga penerbangan langsung tengah malam jadi pagi-pagi sudah sampai. Tidak perlu transit lagi.
Kalau jadwal sebelumnya saya cek jauh hari di Garuda transit Denpasar dulu. Lama pula transitnya sehari. Kalau Air Asia transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara Cathay Pacific transit di Hongkong. Sebenarnya pengen mencoba Cathay. Pengen lihat Hongkong meski cuma di bandaranya doank hehe. Ah, mudah-mudahan one day bisa khusus jalan-jalan ke Hongkong. Aamiin.
Pakaian:
1. Jaket Tebal
Meski tidak turun salju, suhu tetap saja dingin. Padahal sih Matahari tetap nongol juga. Maka tetap wajib pakai jaket tebal. Kala itu saya membawa jaket wol maupun bulu angsa buat jaga-jaga. Jaket dipakai untuk lapisan luar.
2. Longjohn
Saya membawa dua pasang longjohn buat gantian. Longjohn ini untuk lapisan pertama setelah underwear supaya kita tetap hangat karena menutup rapat dan ketat seluruh tubuh kita.
3. Baju/celana
Cukup pakai baju biasa saja seperti kemeja dan celana jeans sesuai nyamannya kita apa.
4. Syal/masker
Syal buat nambah leher kita jadi hangat. Sekalian buat gaya. Kalau masker lumayan buat melindungi hidung kalau anginnya kenceng.
5. Sepatu + kaos kaki
Sepatu kets pun cukup kok kalau tidak pakai booth. Balik lagi kita nyamannya apa. Disesuaikan dengan suhulah pastinya. Toh di Tokyo kala itu tidak turun salju. Ditambah di sana bakal jalan kaki terus-menerus jadi pilih sepatu yang lepes saja dan pastinya nyaman. Kalau kaos kaki sih pilih yang hangat ya pastinya seperti dari bahan bulu domba/merino.
6. Sarung tangan
Ini penting banget ya kalau tidak mau tangan jadi beku bagi yang tidak tahan dingin. Enaknya pakai yang touch screen loh ya jadi kalau kita pencet-pencet gadget ga perlu lepas sarung tangan. Atau sarung tangan yang tinggal dibuka saja di bagian jari-jarinya.
7. Lotion/pelembab bibir
Ini untuk menjaga agar kulit dan bibir tidak kering tapi tetap lembab. Udara dingin membuat kulit dan bibir cepat kering.
Tukar Uang Yen
Nah yang penting banget ketika jalan-jalan adalah money! Siapkan uang Yen sebelum kita berangkat. Pengalaman sih saya menukar pada hari Sabtu (24/01/2015) di money changer Mangga Dua Square. Kurs waktu itu 1 Yen = 107 Rupiah. Nah, bisa dikira-kira kebutuhan kita di sana selama sekian hari berapa Yen. Lalu tukarkan sebanyak yang kita butuhkan. Kalau tidak sempat menukar di luaran, menukar di bandara Soekarno Hatta juga bisa. Tapi saya lihat harganya lebih mahal. Begitu pula di bandara Haneda atau pun di bank Tokyo jadi lebih mahal. Waktu itu saya menemani teman menukar di bank yang ada di Shibuya memang jadi lebih mahal.
Lanjut ke part selanjutnya ya... :)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 1 (Kyoto)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 2 (Gotemba/Mount Fuji/Owakudani Hall Valey/Ropeway)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 3 (Kaminarimon/Shibuya/Shinjuku/Harajuku)
Winter in Tokyo (3) : Oleh-Oleh Khas
Winter in Tokyo (4) : End
Minggu 25/01/2015 tiba di Haneda Airport, Tokyo, Jepang pukul 09.15 am. Sampai di hotel, menunggu agak lama naruh barang lalu lanjut ke Kyoto. Check in.
Senin 26/01/2015 Gotemba/Gunung Fuji/Owakudani Hall Valey
Selasa 27/01/2015 Kaminarimon/Sensoji Temple/Shibuya/Shinjuku/Harajuku
Rabu 28/01/2015 Check out
Persiapan apa saja yang diperlukan, diantaranya sebagai berikut:
Visa
Pengurusan visa ke Jepang ini berdasarkan yurisdiksi. Ada pembagiannya di situs kedutaan Jepang untuk Indonesia. Nah, Bengkulu masuk yurisdiksi Jakarta. Jadi untuk pengurusan visa harus di Jakarta. Untuk saya yang jauh begini tentu hal ini menjadi kendala kan buat saya mengurus harus ke Jakarta. Kapan waktunya? Senin hingga Jumat saya masuk kerja. Sementara Kedutaan juga sama hari kerjanya Senin hingga Jumat. Belum biayanya berapa yang harus saya keluarkan dari kabupaten hingga Jakarta pulang pergi.
Ga bakalan ngurus deh kalau memikirkan itu jadi kendala. Makanya saya cari alternatif. Berhubung tidak ada link di Jakarta buat ngurusin, makanya saya cari travel agent yang menyediakan jasa pengurusan visa. Nah kita tinggal kirim syarat-syaratnya saja plus transfer uang untuk biayanya juga ongkos kirim setelah visa jadi. Tidak mahal kok biaya tambahan untuk pengurusan ke agent-nya. Jadi kita tidak perlu susah payah lagi tinggal menunggu saja sampai ke alamat kita. Saran saya sih cari travel agent yang terpercaya ya!
Sebenarnya kalau kita punya e-passport (passport yang ada chip-nya) tidak perlu lagi mengurus visa untuk bisa pergi ke Jepang. Mulai tahun 2015 ini diberlakukan bebas visa ke Jepang bagi pemilik e-passport. Tapi berhubung passport saya masih yang lama ya saya mengurus visa deh jadinya.
Syarat-syarat pengurusan visa ada di situs Kedutaan Jepang. Kalau yang saya serahkan di antaranya:
1. Passfoto berwarna
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi Akte Lahir/KK
4. Rekening koran 3 bulan terakhir
5. Itinerary perjalanan
6. Bukti Pembelian tiket pesawat
7. Mengisi formulir dari kedutaan Jepang
8. Surat sponsor/rekomendasi atasan
9. Passport
Tiket Pesawat
Tiket pesawat ada banyak pilihan ya kita tinggal pilih saja yang sesuai jadwal dan juga budget pastinya. Kalau ada yang promo bisa jadi pilihan buat berhemat. Lumayan sekian yen bisa untuk beli cemilan di sana atau tiket subway. :)
Pilihan pesawat ke Jepang bisa pakai Garuda, Air Asia, JAL, Cathay Pacific, Philippine Airlines, dll. Tergantung mau lewat Haneda atau Narita Airport. Kemarin saya ke Haneda dan pesawat pilihan saya adalah Garuda. Pas banget lagi ada promo midnight sale Garuda. Jadi bisa lumayan berhemat. Garuda midnight sale kala itu juga penerbangan langsung tengah malam jadi pagi-pagi sudah sampai. Tidak perlu transit lagi.
Kalau jadwal sebelumnya saya cek jauh hari di Garuda transit Denpasar dulu. Lama pula transitnya sehari. Kalau Air Asia transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara Cathay Pacific transit di Hongkong. Sebenarnya pengen mencoba Cathay. Pengen lihat Hongkong meski cuma di bandaranya doank hehe. Ah, mudah-mudahan one day bisa khusus jalan-jalan ke Hongkong. Aamiin.
Pakaian:
1. Jaket Tebal
Meski tidak turun salju, suhu tetap saja dingin. Padahal sih Matahari tetap nongol juga. Maka tetap wajib pakai jaket tebal. Kala itu saya membawa jaket wol maupun bulu angsa buat jaga-jaga. Jaket dipakai untuk lapisan luar.
2. Longjohn
Saya membawa dua pasang longjohn buat gantian. Longjohn ini untuk lapisan pertama setelah underwear supaya kita tetap hangat karena menutup rapat dan ketat seluruh tubuh kita.
3. Baju/celana
Cukup pakai baju biasa saja seperti kemeja dan celana jeans sesuai nyamannya kita apa.
4. Syal/masker
Syal buat nambah leher kita jadi hangat. Sekalian buat gaya. Kalau masker lumayan buat melindungi hidung kalau anginnya kenceng.
5. Sepatu + kaos kaki
Sepatu kets pun cukup kok kalau tidak pakai booth. Balik lagi kita nyamannya apa. Disesuaikan dengan suhulah pastinya. Toh di Tokyo kala itu tidak turun salju. Ditambah di sana bakal jalan kaki terus-menerus jadi pilih sepatu yang lepes saja dan pastinya nyaman. Kalau kaos kaki sih pilih yang hangat ya pastinya seperti dari bahan bulu domba/merino.
6. Sarung tangan
Ini penting banget ya kalau tidak mau tangan jadi beku bagi yang tidak tahan dingin. Enaknya pakai yang touch screen loh ya jadi kalau kita pencet-pencet gadget ga perlu lepas sarung tangan. Atau sarung tangan yang tinggal dibuka saja di bagian jari-jarinya.
7. Lotion/pelembab bibir
Ini untuk menjaga agar kulit dan bibir tidak kering tapi tetap lembab. Udara dingin membuat kulit dan bibir cepat kering.
Tukar Uang Yen
Nah yang penting banget ketika jalan-jalan adalah money! Siapkan uang Yen sebelum kita berangkat. Pengalaman sih saya menukar pada hari Sabtu (24/01/2015) di money changer Mangga Dua Square. Kurs waktu itu 1 Yen = 107 Rupiah. Nah, bisa dikira-kira kebutuhan kita di sana selama sekian hari berapa Yen. Lalu tukarkan sebanyak yang kita butuhkan. Kalau tidak sempat menukar di luaran, menukar di bandara Soekarno Hatta juga bisa. Tapi saya lihat harganya lebih mahal. Begitu pula di bandara Haneda atau pun di bank Tokyo jadi lebih mahal. Waktu itu saya menemani teman menukar di bank yang ada di Shibuya memang jadi lebih mahal.
Lanjut ke part selanjutnya ya... :)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 1 (Kyoto)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 2 (Gotemba/Mount Fuji/Owakudani Hall Valey/Ropeway)
Winter in Tokyo (2) : Kisah Perjalanan 3 (Kaminarimon/Shibuya/Shinjuku/Harajuku)
Winter in Tokyo (3) : Oleh-Oleh Khas
Winter in Tokyo (4) : End