Follow Us

Saturday, March 22, 2014

36. Rumput Tetangga Memang Terlihat Lebih Hijau





Di posting sebelumnya yang berjudul '730 Cangkir Semangat' saya sudah bercerita bahwa saya ikut event nulis bertema inspirasi yang diselenggarakan oleh grup Antologi Es Campur (ECA). Dan saya sempat ga pede bakal lolos apa ga. Nah, ini dia hasil bukunya. Nama saya nongol di sana. hihi alhamdulillah.

Sebenarnya saya ragu karena cerpen saya itu ga melulu inspirasi tapi masih ada romance-nya hehehe. Emang dasar nih saya paling bisa kalau bikin tema romance. PJ-nya sih bilang, "Jangan cuma cinta-cintaan ya". Nah, artinya kan gapapa tetap kita selipkan romance? Toh ga yang gimana-gimana juga. Layak dikonsumsi segala umur kok. :)

Cover awalnya bukan berjudul "Rumput Tetangga Memang Lebih Hijau" loh. Makanya begitu buku ini jadi, wah agak aneh juga kok judulnya itu padahal kan cerpen inspirasi. Tapi mungkin memang PJ lebih tahu tentang isi keseluruhan buku tersebut. Fine!

Info Pemesanan: 

Judul : Rumput Tetangga Memang Terlihat Lebih Hijau
Pengarang : Anisa Ae dan ECA Lovers
Ukuran : 13 cm x 15 cm
Tebal : vi + 118 halaman
Harga : 33.000
Kontributor : 29.000

PEMESANAN :
Ketik: RUMPUT# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 082333535560
Untuk kontributor, tambahkan #JUDUL KARYA#NAMA SERTIFIKAT
Nanti Anda akan mendapatkan SMS No.Rek dan jumlah yang harus dibayarkan.

SINOPSIS :
“Masih banyak cendolnya?”
“Masih, Pak Haji. Hujan sejak pagi, orang malas beli es cendol.” Pak Makmun tertawa, sebagian giginya sudah hilang.
“Saya beli semuanya. Dibungkus plastik, dipisah seperti biasa.”
Aku ternganga mendengar ucapan Kakek, tapi aku hanya diam mengamati Pak Makmun yang menjawab pertanyaan-pertanyaan Kakek sambil membungkus barang dagangannya dalam plastik-plastik bening besar.
(Cuplikan Banjir Cendol)

“Istrimu ... tunadaksa?” kata Karto hati-hati agar tak menyinggung Yus dan istri. Yus mengangguk. Santai.
“Meskipun begitu, aku mencintainya, To. Lebih dari siapa pun,” terang Yus.
“Tapi, apa dia mencintaimu? Pernahkah dia bilang cinta padamu?” tanya Karto kekanak-kanakan.
Yus tersenyum, lalu berkata, “Apa penting harus bilang cinta? Adanya dia di sisiku, itu lebih dari cinta, To. Dia nunjukin cinta itu dengan cara lain, To. Mengingatkanku untuk salat, mencium tanganku, menghidangkan sarapan, mencuci bajuku, dan terpenting ... dia sayang pada anak-anakku. Perhatiannya ... adalah cinta, To.”
(Cuplikan Tak Perlu Bilang Cinta)
 

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!