semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Sunday, March 16, 2025

Jangan Mengurus Hidup Orang Lain, Uruslah Hidupmu Sendiri

3/16/2025 02:19:00 AM 0 Comments

In life, we are often tempted to interfere in other people's affairs. We feel the need to give our opinions on their life choices, comment on their decisions, or even compare ourselves to them. Without realizing it, we spend so much time paying attention to other people's lives that we forget to focus on ourselves.


However, if we think more deeply, do we really have that much time to take care of other people?




1. Life is short, don't waste time on unnecessary things.

Everyone only has 24 hours in a day. Imagine if we spend most of that time talking about other people's lives, commenting on their mistakes, or even feeling jealous of their success. Isn't that just wasting time that we could be using to improve ourselves?


Instead of being busy comparing our lives with others, it is better to use that time to learn new skills, improve bad habits, or achieve the goals we dream of.


2. Focus on Yourself Brings Happiness

Have you ever felt tired because you think too much about what other people are doing? It could be because you haven't really focused on your own happiness.


When we care too much about other people's lives, we tend to compare ourselves, feel inadequate, or even jealous of their achievements. In fact, everyone has their own path. All we need to do is focus on the best version of ourselves.


3. Everyone has the right to their own life

How often do we feel that other people are making the “wrong” decisions simply because they are different from the way we live our lives?


The fact is, everyone has the right to determine their own path in life. We don't always know what they're going through, why they make certain decisions, or what they really feel. Rather than judging or interfering in their affairs, it's better for us to learn to appreciate the differences.


4. Positive Energy Will Bring a Better Life

People who are too busy taking care of other people's lives are often filled with negative energy—whether it's envy, hatred, or the desire to prove themselves better. On the other hand, people who focus on themselves tend to have positive energy because they learn more, grow, and enjoy life without the burden of comparing themselves to others. 


Just imagine, if all the energy we use to take care of other people's lives was diverted to improving ourselves, how many good things could we achieve?


Take Care of Your Life, Leave Others with Their Choices

We can't control other people's lives, but we can control how we live our own lives. When we stop caring about other people's business and start focusing on ourselves, we will find more real peace, happiness, and progress. So, from now on, stop caring too much about other people's lives. Focus on yourself, because only you can determine the direction of your life.


What do you think? Have you ever felt happier after stopping comparing yourself to others?

Saturday, March 15, 2025

Silver Lining: Harapan di Balik Setiap Kesulitan

3/15/2025 05:31:00 AM 0 Comments

Pernahkah kamu mengalami hari yang terasa begitu berat, seolah-olah semuanya berjalan tidak sesuai rencana? Saat hujan turun di tengah perjalanan penting, saat proyek yang sudah dikerjakan dengan susah payah gagal, atau saat rencana besar tiba-tiba hancur begitu saja? Dalam momen-momen seperti itu, mudah bagi kita untuk merasa putus asa. Namun, ada satu konsep yang bisa membantu kita melihat kehidupan dengan cara berbeda: silver lining.




Apa Itu Silver Lining?

Istilah silver lining berasal dari ungkapan “Every cloud has a silver lining”, yang berarti bahwa di balik setiap awan gelap (masalah), selalu ada sisi terang (harapan). Dengan kata lain, tidak peduli seberapa buruk situasi yang kita hadapi, selalu ada sesuatu yang bisa dipelajari atau disyukuri.


1. Kesulitan Adalah Guru Terbaik

Banyak orang sukses tidak mencapai posisi mereka dengan mudah. Justru, mereka menghadapi banyak kegagalan sebelum akhirnya menemukan jalannya. Thomas Edison, misalnya, gagal ribuan kali sebelum menemukan bola lampu yang berfungsi. Namun, ia tidak menganggap kegagalannya sebagai keburukan, melainkan sebagai bagian dari proses belajar. Begitu juga dalam hidup, ketika kita menghadapi tantangan, kita sebenarnya sedang diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.


2. Tidak Semua Hal Buruk Benar-Benar Buruk

Kadang, apa yang kita anggap sebagai musibah justru bisa membawa sesuatu yang lebih baik. Mungkin kamu pernah gagal dalam wawancara kerja di perusahaan impian, tetapi beberapa bulan kemudian, kamu mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik. Atau mungkin kamu pernah mengalami putus cinta yang menyakitkan, tetapi dari situ kamu menemukan seseorang yang lebih tepat untukmu. Kita mungkin tidak bisa langsung melihat silver lining dalam setiap situasi, tetapi jika kita bersabar dan tetap berpikir positif, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu terjadi untuk alasan yang baik.


3. Belajar Melihat dari Sudut Pandang Berbeda

Ketika menghadapi masalah, kita sering terjebak dalam pikiran negatif dan lupa bahwa ada hal lain yang bisa kita syukuri. Misalnya, kehilangan pekerjaan memang menyakitkan, tetapi mungkin itu adalah kesempatan untuk mengejar passion yang selama ini terabaikan. Atau jika kita mengalami kegagalan dalam suatu proyek, mungkin itu adalah cara semesta memberi tahu kita bahwa ada jalan lain yang lebih baik. Mengubah sudut pandang bukan berarti mengabaikan rasa sakit atau kesedihan, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk meresponsnya.


4. Harapan Itu Selalu Ada

Ketika hujan turun, kita bisa melihatnya sebagai penghalang atau sebagai penyegar. Ketika badai datang, kita bisa memilih untuk bersembunyi atau bersiap menghadapi langit cerah setelahnya. Hidup memang penuh dengan ketidakpastian, tetapi satu hal yang pasti: tidak ada badai yang berlangsung selamanya. Setiap kesulitan pasti akan berlalu, dan di ujungnya selalu ada kesempatan baru. Yang perlu kita lakukan adalah tetap percaya bahwa harapan itu ada.


Temukan Cahaya di Balik Awan Gelap

Dalam hidup, kita tidak bisa menghindari masalah, tetapi kita bisa memilih bagaimana cara menghadapinya. Silver lining mengajarkan kita bahwa tidak ada kejadian yang benar-benar buruk; selalu ada pelajaran, peluang, atau harapan yang tersembunyi di dalamnya.


Jadi, saat menghadapi masa sulit, tanyakan pada diri sendiri: Apa silver lining yang bisa aku temukan dari ini? Karena siapa tahu, di balik awan gelap hari ini, ada matahari cerah yang menunggu besok.


Bagaimana denganmu? Apa pengalaman paling sulit yang akhirnya membawamu pada sesuatu yang lebih baik?

Usaha Tidak Mengkhianati Hasil: Ketika Kerja Keras Membawa Perubahan

3/15/2025 05:21:00 AM 0 Comments

Dalam hidup, sering kali kita dihadapkan pada tantangan yang membuat kita merasa lelah dan ingin menyerah. Mungkin kita sudah belajar mati-matian, tetapi tetap gagal dalam ujian. Mungkin kita sudah bekerja keras, tetapi belum juga mendapat pengakuan. Di saat seperti itu, muncul keraguan: Benarkah usaha tidak mengkhianati hasil?


Jawabannya, ya—usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Namun, hasil tidak selalu datang dalam bentuk yang kita harapkan dan dalam waktu yang kita inginkan.



1. Hasil Tidak Datang dalam Sekejap

Banyak orang mengira bahwa keberhasilan adalah sesuatu yang bisa diraih dengan cepat. Padahal, di balik setiap pencapaian besar, selalu ada kerja keras dan proses panjang yang tidak terlihat. Seorang atlet tidak langsung menjadi juara dalam semalam. Seorang penulis tidak langsung menghasilkan buku bestseller dari tulisan pertamanya. Begitu pula dalam hidup, usaha yang kita lakukan hari ini mungkin belum menunjukkan hasil sekarang, tetapi itu bukan berarti sia-sia. Setiap langkah kecil yang kita ambil akan mengarah pada hasil besar di masa depan.


2. Tidak Semua Hasil Sesuai Ekspektasi

Ketika kita berbicara tentang usaha dan hasil, sering kali kita menganggap bahwa hasil harus sesuai dengan apa yang kita inginkan. Padahal, hidup tidak selalu berjalan lurus. Ada kalanya kita mendapatkan sesuatu yang berbeda dari yang kita harapkan, tetapi bukan berarti itu buruk. Misalnya, seseorang yang bercita-cita menjadi dokter mungkin gagal dalam seleksi kedokteran, tetapi akhirnya menemukan passion di bidang lain yang justru membawanya pada kesuksesan. Atau seorang pebisnis yang mengalami kegagalan, tetapi dari kegagalan itu, ia belajar dan membangun usaha yang lebih besar.


3. Hasil Adalah Cerminan dari Konsistensi

Banyak orang menyerah di tengah jalan karena merasa usaha mereka sia-sia. Padahal, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa keras kita bekerja, tetapi juga oleh seberapa konsisten kita melakukannya. Bayangkan jika seorang petani menanam benih, tetapi karena tidak melihat hasil dalam beberapa hari, ia berhenti menyiramnya. Tentu saja tanamannya tidak akan tumbuh. Sama halnya dalam kehidupan, usaha yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun kecil, akan membawa hasil yang besar.


4. Ada Faktor di Luar Usaha, Tetapi Bukan Alasan untuk Menyerah

Kita harus menerima kenyataan bahwa selain usaha, ada faktor lain yang mempengaruhi hasil, seperti takdir, kesempatan, atau keadaan di luar kendali kita. Namun, bukan berarti kita hanya pasrah dan berhenti berusaha. Usaha tetap menjadi faktor utama dalam menentukan ke mana arah hidup kita.

Jika suatu usaha belum membuahkan hasil, mungkin itu hanya masalah waktu atau cara yang perlu diperbaiki. Yang terpenting, jangan berhenti sebelum benar-benar sampai pada tujuan.


Teruslah Berusaha, Hasil Akan Menyusul

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, selama kita terus bergerak dan belajar dari setiap kegagalan. Mungkin hasilnya tidak datang sekarang, mungkin bentuknya tidak seperti yang kita harapkan, tetapi satu hal yang pasti: setiap usaha akan membentuk diri kita menjadi lebih baik.


Jadi, ketika merasa ingin menyerah, ingatlah: usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia. Teruslah berusaha, karena hasil akan datang pada waktunya.


Apa pengalamanmu tentang usaha yang akhirnya membuahkan hasil?

Apes Tidak Ada dalam Kalender: Hidup Bukan Sekadar Keberuntungan

3/15/2025 05:05:00 AM 0 Comments

Pernahkah kamu merasa hari ini benar-benar sial? Bangun kesiangan, ketinggalan transportasi, kerjaan berantakan, lalu ditambah hujan deras tanpa membawa payung. Rasanya seperti semesta sedang menguji kesabaran kita. Tapi tunggu dulu, benarkah hari ini memang hari sial? Atau mungkin kita hanya melihatnya dari sudut pandang yang salah?



Seperti kata Miss Yuni (youtuber yang belakangan sering saya tonton channelnya), "Apes tidak ada dalam kalender." Sebuah kalimat sederhana, tapi penuh makna. Kita sering menganggap hari buruk sebagai takdir yang tidak bisa dihindari, padahal sebenarnya hidup ini bukan soal keberuntungan semata.


1. Apes Itu Soal Sudut Pandang

Apa yang kita anggap sebagai "hari apes" bisa jadi hanya perspektif kita saja. Misalnya, jika kita melihat hujan sebagai musibah karena lupa membawa payung, kita akan merasa sial. Tapi bagi petani yang menanti hujan untuk tanamannya, itu adalah berkah. Sama seperti kegagalan dan tantangan dalam hidup, semua tergantung dari cara kita melihatnya. Kita bisa menganggapnya sebagai kemalangan, atau sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.


2. Keberuntungan Itu Dibentuk, Bukan Ditunggu

Banyak orang percaya bahwa nasib seseorang ditentukan oleh keberuntungan. Tapi kalau diperhatikan, orang-orang yang sukses bukan karena mereka selalu beruntung, melainkan karena mereka terus berusaha dan tidak menyerah saat menghadapi kesulitan. Misalnya, seorang atlet yang berhasil memenangkan kejuaraan bukan hanya karena "hari baik," tapi karena latihan keras yang ia lakukan selama bertahun-tahun. Seorang pebisnis sukses bukan karena kebetulan, melainkan karena ketekunan dan strategi yang ia jalankan.


Jadi, kalau merasa hari ini "apes," coba pikirkan: sudahkah kita melakukan yang terbaik? Atau kita hanya menyalahkan keadaan?


3. Tidak Ada Hari Sial, Hanya Hari yang Penuh Pelajaran

Setiap kejadian dalam hidup, baik atau buruk, selalu membawa pelajaran. Mungkin hari ini kita mengalami kegagalan, tapi siapa tahu, justru dari situ kita belajar sesuatu yang akan membuat kita lebih baik di masa depan. Misalnya, jika hari ini kita terlambat ke kantor karena bangun kesiangan, kita bisa memilih untuk mengeluh dan menyalahkan alarm, atau kita bisa belajar untuk tidur lebih awal dan mengatur ulang jadwal pagi kita.

Hidup adalah tentang bagaimana kita merespons kejadian, bukan tentang apakah kita "sial" atau "beruntung."


Hidup Adalah Pilihan, Bukan Sekadar Nasib

Pada akhirnya, "apes" hanya ada di pikiran kita. Jika kita melihat setiap kejadian sebagai tantangan yang harus dihadapi, bukan sebagai takdir yang tak bisa diubah, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih tangguh.


Jadi, kalau besok ada hal yang tidak berjalan sesuai rencana, ingat kata-kata Miss Yuni: "Apes tidak ada dalam kalender." Yang ada hanyalah kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih baik.


Namun, tak bisa dimungkiri bahwa apes bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, tanpa pernah bisa diduga sebelumnya. Kita bisa saja sudah merencanakan segalanya dengan matang, tetapi tetap saja ada hal-hal di luar kendali yang tiba-tiba terjadi. Seorang pebisnis bisa mengalami kerugian mendadak, seorang atlet bisa cedera sebelum pertandingan besar, atau seseorang bisa terkena musibah di saat yang paling tak terduga. Semua itu menunjukkan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari manusia, yaitu kuasa Tuhan. Hanya Dia yang tahu rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya. Kadang, sesuatu yang kita anggap sebagai kesialan justru bagian dari jalan yang telah Tuhan tetapkan agar kita belajar, bertumbuh, atau bahkan terhindar dari hal yang lebih buruk. Sebab, manusia boleh berencana, tetapi pada akhirnya, Tuhanlah yang menentukan.


Bagaimana denganmu? Apa pengalaman "apes" yang ternyata membawa pelajaran berharga dalam hidupmu?




Hidup Itu Pilihan: Menentukan Arah dan Bertanggung Jawab atas Keputusan

3/15/2025 04:54:00 AM 0 Comments

Hidup selalu menghadapkan kita pada berbagai pilihan, mulai dari hal kecil seperti memilih menu sarapan hingga keputusan besar yang menentukan masa depan. Setiap pilihan yang kita buat membawa konsekuensinya sendiri, baik yang langsung terasa maupun yang baru tampak di kemudian hari. Karena itu, memahami bahwa hidup adalah serangkaian pilihan bisa membantu kita menjalani hidup dengan lebih sadar dan bertanggung jawab.




1. Pilihan Ada di Tangan Kita

Sering kali kita merasa terjebak dalam keadaan tertentu dan berpikir bahwa kita tidak punya pilihan. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, kita sebenarnya selalu memiliki opsi, meskipun beberapa mungkin terasa sulit atau tidak ideal. Misalnya, saat merasa tidak bahagia dengan pekerjaan, kita bisa memilih untuk bertahan sambil mencari solusi, mencari pekerjaan lain, atau bahkan memulai bisnis sendiri. Pilihan-pilihan ini mungkin tidak mudah, tetapi tetap ada.


2. Konsekuensi dari Setiap Keputusan

Setiap keputusan yang kita ambil akan membawa konsekuensi. Tidak ada pilihan yang sepenuhnya bebas dari risiko atau pengorbanan. Kadang, kita harus mengorbankan kenyamanan demi sesuatu yang lebih baik dalam jangka panjang. Misalnya, seseorang yang memilih untuk melanjutkan studi mungkin harus mengorbankan waktu bersantai dan kestabilan finansial sementara demi memperoleh masa depan yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang memilih langsung bekerja bisa mendapatkan penghasilan lebih cepat, tetapi mungkin menghadapi keterbatasan dalam karier ke depannya.


3. Jangan Biarkan Orang Lain Memilih untuk Kita

Tekanan sosial dan ekspektasi dari keluarga atau lingkungan sering kali membuat kita merasa harus mengikuti pilihan yang bukan benar-benar keinginan kita. Namun, jika kita terus hidup dengan pilihan orang lain, kebahagiaan sejati akan sulit dicapai. Memilih sesuai dengan apa yang benar-benar kita inginkan memang tidak selalu mudah. Bisa jadi ada penolakan, keraguan, atau ketakutan akan kegagalan. Namun, pada akhirnya, kita sendiri yang harus menjalani hidup ini, bukan orang lain.


4. Berani Bertanggung Jawab

Ketika telah membuat keputusan, penting untuk bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Menyalahkan keadaan atau orang lain hanya akan membuat kita merasa tidak berdaya. Sebaliknya, dengan menerima konsekuensi dan belajar dari kesalahan, kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Misalnya, jika kita gagal dalam suatu proyek, menyalahkan keadaan atau rekan kerja tidak akan mengubah apa pun. Tetapi jika kita mengevaluasi apa yang bisa diperbaiki, kita dapat tumbuh dan meningkatkan peluang sukses di masa depan.


5. Pilihan Hari Ini Menentukan Masa Depan

Sering kali, kita tidak langsung melihat dampak dari pilihan yang kita buat. Namun, pilihan kecil yang konsisten akan membentuk jalan hidup kita. Misalnya, memilih untuk membaca buku setiap hari mungkin tidak terasa besar dalam jangka pendek, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, kita akan memiliki wawasan yang lebih luas dibandingkan mereka yang tidak melakukannya. Begitu juga dengan kebiasaan lain, seperti menjaga kesehatan, mengelola keuangan, atau membangun hubungan yang sehat. Semua itu adalah hasil dari pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari.


Kesimpulan

Hidup adalah tentang memilih, dan setiap pilihan membawa konsekuensi. Kita mungkin tidak bisa mengontrol segala hal yang terjadi, tetapi kita bisa mengontrol bagaimana kita merespons dan mengambil keputusan. Jadi, buatlah pilihan dengan sadar, jangan takut mengambil risiko, dan bertanggung jawablah atas setiap keputusan yang diambil. Pada akhirnya, hidup yang kita jalani adalah hasil dari pilihan yang kita buat.

Apa pilihan besar yang pernah kamu ambil dalam hidup? Bagaimana dampaknya bagi perjalananmu saat ini?

Friday, March 14, 2025

Signs: Secret of the Universe

3/14/2025 08:51:00 PM 0 Comments

Buku Signs: Secret of the Universe adalah karya yang mengupas tentang tanda-tanda yang diberikan alam semesta kepada kita dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap berbagai simbol, kejadian, dan kebetulan yang sering kali dianggap biasa, padahal bisa jadi merupakan pesan tersembunyi.




Memahami Tanda dari Alam Semesta

Apakah kamu pernah mengalami kejadian yang terasa seperti lebih dari sekadar kebetulan? Misalnya, kamu sedang memikirkan seseorang, lalu tiba-tiba orang itu menghubungi kamu? Atau mungkin kamu melihat angka yang sama berulang kali dan merasa seakan ada sesuatu yang ingin disampaikan kepadamu? Buku Signs: Secret of the Universe mengajarkan bahwa tanda-tanda semacam itu adalah cara alam semesta berkomunikasi dengan kita.


Cara Alam Semesta Memberikan Tanda

  1. Melalui Pola Angka Banyak orang percaya bahwa angka tertentu memiliki makna spiritual, seperti angka malaikat (angel numbers) yang sering muncul dalam kehidupan kita, seperti 11:11, 222, atau 333. Buku ini menjelaskan bagaimana pola angka ini bisa menjadi petunjuk tentang jalan hidup kita.

  2. Mimpi dan Intuisi Mimpi sering kali menjadi medium komunikasi dari alam semesta. Jika suatu simbol atau peristiwa muncul berulang kali dalam mimpi, bisa jadi itu adalah pesan yang perlu kamu perhatikan.

  3. Pertemuan Tak Terduga Kadang-kadang, orang yang kita temui secara tiba-tiba atau kebetulan memiliki peran penting dalam perjalanan hidup kita. Buku ini mengajarkan bagaimana menyadari makna dari pertemuan-pertemuan tersebut.

  4. Pesan dari Alam Alam juga sering memberikan tanda, seperti munculnya hewan tertentu dalam hidup kita, perubahan cuaca yang tiba-tiba, atau bahkan suara-suara alam yang terasa memiliki arti tertentu.


Mengasah Kepekaan terhadap Tanda-tanda

Salah satu inti dari buku ini adalah bagaimana kita bisa lebih peka terhadap tanda-tanda tersebut. Beberapa langkah yang disarankan meliputi:

  1. Merenung dan memperhatikan kejadian yang terasa berbeda atau berulang
  2. Menuliskan pola-pola yang muncul dalam kehidupan sehari-hari
  3. Mengembangkan intuisi dan belajar mendengarkan suara hati
  4. Membuka pikiran dan hati terhadap kemungkinan bahwa segala sesuatu terjadi karena alasan tertentu


Kesimpulan

Buku Signs: Secret of the Universe adalah panduan menarik bagi siapa pun yang ingin memahami hubungan antara manusia dan alam semesta. Dengan membuka diri terhadap tanda-tanda yang ada di sekitar kita, kita bisa menemukan petunjuk yang membantu dalam perjalanan hidup. Jadi, sudah siap untuk mulai membaca tanda-tanda yang dikirimkan oleh alam semesta?

Menulis Itu Amal Jariyah

3/14/2025 08:29:00 PM 0 Comments

Sobat, pernah kepikiran nggak kalau menulis itu bisa jadi amal jariyah? Mungkin banyak yang mikir kalau amal jariyah itu cuma sebatas bangun masjid, wakaf tanah, atau menyumbang buku di perpustakaan. Padahal, menulis juga bisa jadi salah satu cara untuk terus mengalirkan kebaikan, lho!


Coba bayangkan, kamu menulis sesuatu yang bermanfaat—entah itu artikel motivasi, tips kehidupan, atau sekadar pengalaman hidup yang bisa jadi inspirasi orang lain. Selama tulisan itu masih dibaca, diambil manfaatnya, dan diteruskan ke orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir meskipun kamu sudah nggak ada di dunia ini. Keren, kan?



Kenapa Menulis Itu Bisa Jadi Amal Jariyah?

  1. Ilmu yang Bermanfaat

    Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh." (HR. Muslim). Nah, menulis yang memberikan ilmu dan manfaat itu masuk dalam kategori ilmu yang bermanfaat.

  2. Bisa Diteruskan ke Banyak Orang

    Tulisan yang baik itu seperti benih yang ditanam. Sekali ditanam, ia bisa tumbuh dan menyebar ke mana-mana. Misalnya, kamu menulis tentang cara bersikap sabar dalam menghadapi masalah. Orang yang membacanya bisa mendapat inspirasi dan membagikannya ke orang lain. Efeknya bisa panjang banget!

  3. Meninggalkan Jejak Positif

    Dunia ini nggak selamanya milik kita, tapi jejak yang kita tinggalkan bisa bertahan lama. Bayangkan kalau tulisan kita bisa terus menginspirasi orang, bahkan setelah bertahun-tahun. Tulisan yang baik akan selalu menemukan pembacanya, dan siapa tahu, bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik.


Gimana Caranya Biar Tulisan Kita Jadi Amal Jariyah?

  • Tulis Sesuatu yang Bermanfaat
    Jangan cuma menulis yang viral atau sekadar ikut tren. Coba buat tulisan yang bisa memberi dampak positif. Bisa tentang motivasi, agama, pendidikan, atau pengalaman hidup yang menginspirasi.

  • Sebarkan dengan Niat yang Baik
    Jangan takut tulisanmu nggak dibaca. Selama niatnya baik, pasti ada yang mendapatkan manfaat darinya. Bisa lewat blog, media sosial, atau bahkan buku fisik.

  • Jangan Berhenti Menulis
    Semakin banyak tulisan yang kamu buat, semakin besar peluangnya untuk menjadi manfaat bagi orang lain. Jangan minder kalau merasa tulisanmu belum sempurna. Yang penting terus berbagi kebaikan!

Jadi, kalau kamu suka menulis, teruslah menulis! Siapa tahu, tulisan kamu adalah salah satu jalan yang membuat pahala terus mengalir, bahkan setelah kamu tiada. Menulis itu bukan cuma soal menuangkan pikiran, tapi juga bisa jadi warisan yang nggak ternilai harganya. Yuk, kita jadikan menulis sebagai ladang amal jariyah! 😊




Kepo atau Ngurusin Orang Lain?

3/14/2025 08:16:00 PM 0 Comments

Siapa yang suka kepo hayo ngaku! Kalau dengar berita terus ga kepo rasanya gatal. Adakah Sobat yang demikian?


Di jaman teknologi modern ini memang mudah sekali ngepoin (kepo) orang lain. Tinggal stalking media sosialnya. Biasanya kalau orangnya rajin update ada banyak info yang bisa diperoleh.


Menurut KBBI, kepo adalah rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain.


Nah Sobat, bahkan kepo yang merupakan bahasa gaul ini sudah masuk KBBI. Di sini saya tidak akan membahas tentang asal-usul kata kepo dari mana ya. Yang ingin saya soroti di sini adalah perilaku kepo atau ngurusin orang lain.



Di kantor, saya termasuk orang yang tidak update berita atau pergosipan seputar kantor. Saya memang tidak gaul saya akui. Saya penyendiri. :D


Sementara yang lain asyik ngobrolin siapa yang deket sama siapa, siapa yang baru resign, atau siapa yang kena semprot bos, saya biasanya cuma duduk tenang sambil ngetik atau minum kopi. Kalau ada yang tiba-tiba nyolek dan bilang, "Eh, lo tau nggak sih kemarin si A begini..." saya cuma bisa nyengir, "Oh ya? Baru denger nih."


Bukan berarti saya nggak peduli sama sekitar, tapi saya memang nggak punya energi buat ngurusin hidup orang lain. Saya pikir, tiap orang punya masalah sendiri-sendiri, dan saya lebih suka fokus ke urusan saya sendiri.


Tapi bukan berarti kepo itu selalu buruk, ya. Ada juga kepo yang positif. Misalnya, kepo soal peluang kerja yang lebih baik, kepo tentang cara meningkatkan skill, atau kepo soal teknologi baru yang bisa bikin kerja lebih efisien. Kalau kepo yang model begini, saya malah mendukung.


Jadi, kepo itu baik atau buruk? Menurut saya, tergantung kepo-nya ke arah mana. Kalau sekadar kepo buat gosipin orang tanpa manfaat, ya mending waktunya dipakai buat hal lain yang lebih berguna. Tapi kalau kepo yang bisa bikin kita berkembang, kenapa nggak?


Nah, Sobat, gimana? Termasuk tim kepo positif atau kepo buat gosip? 😆



Tipe-Tipe Bos yang Bikin Kantor Jadi Drama Series

3/14/2025 08:04:00 PM 0 Comments

Saya Mengalami Beberapa Kepemimpinan

Dalam dunia kerja, kita tidak cuma ketemu sama berbagai jenis rekan kerja, tapi juga beragam tipe pemimpin. Ada yang santai kayak angin sepoi-sepoi, ada yang keras kayak batu, dan ada juga yang penuh kejutan kayak bom waktu. Dari sekian banyak pengalaman, saya mau cerita tentang beberapa tipe pemimpin yang paling berkesan. Siapa tahu kamu juga pernah ketemu yang kayak gini!



1. Mau Selalu Nomor Satu 🚀

Pernah tidak sih punya bos yang maunya selalu jadi pusat perhatian? Pokoknya dia tidak mau ada yang lebih bersinar dari dia. Segala pencapaian tim? Ya, itu berkat dia. Ide bagus dari bawahan? Dia yang bakal dapat pujian. Pokoknya dia yang harus jadi nomor satu. Kalau ada orang lain yang lebih menonjol, langsung deh ada drama. Kadang saya mikir, ini bos apa influencer sih? 😆


Tipe pemimpin kayak gini bikin kita harus ekstra hati-hati. Mau kasih ide? Harus dibungkus rapi biar dia tetap merasa superior. Mau berprestasi? Jangan terlalu mencolok, nanti malah kena mental attack. Intinya, harus pintar-pintar membaca situasi.

2. Diam Menghanyutkan, Tiba-tiba Dapat "Surat Cinta" 📩

Tipe ini awalnya kelihatan adem, kalem, tidak banyak omong. Tapi, jangan salah! Justru yang diam-diam kayak gini yang kadang bikin deg-degan. Soalnya, kita tidak tahu dia lagi mikirin apa. Terlihat santai, tapi ternyata mengawasi setiap gerak-gerik kita. Pas kita sudah merasa aman, tiba-tiba… BOOM! Dapat surat cinta alias surat peringatan atau teguran tanpa aba-aba. 😭


Pernah ada kejadian, teman kerja saya santai-santai saja, merasa kerjaannya oke. Eh, suatu hari dia dipanggil ke ruangan bos dan dikasih evaluasi panjang lebar soal kinerjanya. Padahal dia pikir semuanya aman-aman saja. Dari situ saya belajar, kalau punya bos tipe diam tapi menghanyutkan ini, lebih baik sering-sering komunikasi. Jangan sampai kita kena jebakan batman karena tidak tahu apa yang dia pikirkan.

3. Meledak di Depan 💥

Nah, kalau tipe yang satu ini sih tidak usah ditanya. Orangnya ekspresif banget, gampang marah, dan kalau ngamuk, bisa didengar satu lantai. Paling sering marah di depan semua orang, tidak peduli kalau itu bikin malu bawahannya. Pengen rasanya kasih dia mic sekalian, biar semua orang makin jelas dengar ceramahnya. 🤯


Yang bikin repot, orang kayak gini biasanya emosinya tidak stabil. Kadang baik banget, besoknya bisa ngamuk-ngamuk. Rasanya kayak lagi pacaran sama pasangan moody, tapi ini di dunia kerja. Strategi menghadapi bos model begini? Ya, harus banyak sabar, tahan mental, dan sebisa mungkin hindari kesalahan. Tapi jujur, kerja di bawah kepemimpinan kayak gini bikin capek hati.

4. Santai yang Penting Kerjaan Selesai 😎

Ini tipe bos yang asyik banget! Tidak terlalu menekan, tidak terlalu santai juga. Yang penting kerjaan selesai, target tercapai, dan tim tetap happy. Dia percaya sama timnya dan tidak suka drama. Paling suka bilang, "Udah, yang penting beres aja ya!"


Punya pemimpin kayak gini bikin kerja lebih nyaman karena tidak ada tekanan berlebihan. Tapi kalau timnya kurang disiplin, bisa-bisa malah pada leha-leha dan kerja jadi molor. Jadi tetap butuh keseimbangan antara santai dan tetap profesional.

5. Terima Beres 🎁

Nah, kalau yang ini kebalikannya! Kerjaan semua dilempar ke bawahan, dia tinggal terima hasil akhirnya. Pokoknya kalau ada masalah, bawahan yang pusing, tapi kalau sukses, dia yang dapat pujian. Kadang merasa kayak kerja sendiri, bukan kerja sama bos.


Bos model begini bisa bikin bawahan stres karena tanggung jawabnya berat banget, tapi kalau kita tipe yang mandiri dan suka tantangan, mungkin masih bisa bertahan. Tapi tetap saja, pemimpin yang baik itu harus mau turun tangan juga, bukan cuma duduk manis nunggu hasil.

Kesimpulan 🎯

Dari semua tipe pemimpin yang pernah saya temui, satu hal yang saya pelajari: tidak ada yang sempurna. Setiap pemimpin pasti punya kelebihan dan kekurangan. Yang terpenting, kita harus bisa beradaptasi, tahu kapan harus maju dan kapan harus menahan diri. Dan kalau suatu saat kita jadi pemimpin, semoga kita bisa belajar dari pengalaman ini dan tidak bikin bawahan stres! 😆


Jadi, dari tipe-tipe pemimpin di atas, mana yang paling relate sama pengalaman kamu? Atau kamu punya cerita lain? Yuk, share di kolom komentar! 👇😃


Kepemimpinan Tanpa Amarah: Mungkinkah?

3/14/2025 07:45:00 PM 0 Comments
Sayang dibuang.
Mengendap di draf sejak 22 Juli 2022.

Halo Sobat, apa kabar?

Kali ini saya akan membahas mengenai pemimpin. Setiap diri kita pada dasarnya adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Setuju ya? Lalu bagaimana saat kalian menjadi pemimpin bagi yang lain?

Berhubung saya adalah pegawai, maka saya mengalami yang namanya dipimpin oleh atasan. Sudah beberapa kali mengalami pergantian pemimpin. Pemimpin pria maupun wanita sudah saya alami. Apakah ada perbedaan antara keduanya?

Tentu saja. Dan tiap pemimpin ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari yang emosional, yang selalu ingin jadi nomor satu sampai yang santai sudah pernah saya alami. Dari yang meledak di depan hingga yang halus caranya dengan memanggil personal sudah saya alami. Dari yang moody, yang tidak suka marah sudah saya alami. Macam-macam pokoknya tabiat pemimpin.



Yang diceritakan kok negatif semua, apa tidak ada positifnya? Tentu ada. Contohnya, pemimpin yang mendorong pegawai untuk lanjut kuliah, tidak menghalangi pegawai yang ingin pindah, dll. 

Bagi saya, tidak suka marah-marah itu sudah suatu hal baik loh. Karena marah-marah itu energinya negatif. Menurut saya, marah-marah pertanda emosi yang tidak stabil. Kurang pengendalian emosinya. Emang ada orang yang suka dimarah? Tidak ada kan? Apalagi di usia dewasa. Hello... kita bukan lagi anak kecil. Mungkin anak kecil hanya bisa menangis jika dimarahi. Sementara kita? 

Luka itu akan terus ada walau mungkin sudah memaafkan. Pasti tidak akan pernah sama lagi rasanya. 

Bukan maksud kita dendam atau tidak melepaskan masa lalu. Tapi luka itu memang membekas. Pengalaman buruk itu terekam di memori kita. 

Terus terang saya tidak suka dengan segala macam tindakan yang menimbulkan luka. Pasti tidak hanya saya. Ya kan? Saya percaya ada jalan/cara lain yang lebih bijak ketimbang meluapkan emosi dengan kemarahan. Mungkin dengan marah setelahnya akan merasa lega. Tapi apakah pernah dipikirkan efek untuk orang yang dimarahi?

Menurut saya orang yang meluapkan emosi kepada orang lain untuk membuat dirinya sendiri lega adalah orang yang egois. Dia hanya memikirkan kelegaannya sendiri, dirinya sendiri. Bagaimana dengan orang lain? Pernahkah dia pikirkan? Dia mau kita yang selalu mengerti dia dengan berkata, "Kamu tahu kan aku begini". Lalu kita disuruh memaklumi setiap dia emosi? Apa dia memahami kita kalau kita tidak suka dimarahi? Dia hanya mau dipahami tapi tidak mau memahami orang lain. Sangat tidak adil bukan?

Jika kita berbuat salah, sewajarnya kita diberitahu akan kesalahan kita dengan cara yang santun. Semua orang pasti menyukai kebaikan. Apalagi jika orang berpendidikan sudah selayaknya untuk bertindak santun. Apa yang terjadi jika begitu mudah emosi sebagai pemimpin? Bawahan taat bukan karena respek melainkan karena rasa takut. Bisa jadi justru baik di depan saja tapi mengomel di belakang. 

Apakah orang yang emosinya tidak stabil tersebut ada histori di masa lalu yaitu di masa kecilnya? 

Tentu saja, masa lalu seseorang, terutama pengalaman di masa kecil, bisa sangat memengaruhi bagaimana mereka mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain, termasuk dalam kepemimpinan. Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh tekanan, sering dimarahi, atau tidak mendapatkan contoh pengelolaan emosi yang baik mungkin akan membawa pola itu ke kehidupan dewasanya.


Namun, bukan berarti mereka tidak bisa berubah. Kesadaran akan pola tersebut dan kemauan untuk belajar mengendalikan emosi dapat membantu seseorang menjadi pemimpin yang lebih baik. Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa menginspirasi, membimbing, dan memberikan arahan dengan bijaksana, bukan yang memimpin dengan ketakutan.


Saya percaya, kepemimpinan bukan hanya soal mengatur orang lain, tetapi juga bagaimana seseorang bisa mengelola dirinya sendiri. Jika seorang pemimpin tidak mampu mengelola emosinya, bagaimana dia bisa mengelola tim dengan baik? Justru pemimpin yang bisa menahan diri dan bersikap bijak dalam menghadapi masalah akan lebih dihormati dan dicontoh oleh bawahannya.


Jadi, jika kita suatu saat menjadi pemimpin, penting untuk bertanya pada diri sendiri: "Apakah saya ingin dihormati karena kebijaksanaan saya atau hanya ditakuti karena amarah saya?" Jawaban dari pertanyaan itu bisa menentukan bagaimana kita ingin dipandang dan dikenang oleh orang-orang di sekitar kita.


Bagaimana menurutmu? Apakah pernah mengalami pemimpin yang emosinya tidak stabil atau justru sebaliknya, pemimpin yang benar-benar mengayomi? 😊




 

Kenapa Selalu Datang Kembali Setelah Pergi?

3/14/2025 07:36:00 PM 0 Comments
Saya mengamati fenomena kepergian seseorang yang kemudian tak jarang kembali lagi di lain waktu. Ini bukan pergi secara fisik ya tapi tapi pergi dari sebuah hubungan. Tak satu dua kali seseorang menghubungi saya kembali setelah sekian waktu berlalu. Dan di saat itu perasaan sudah tak lagi sama. Tak jarang bahkan hilang sama sekali. Hello saya sudah move on!



Ke mana dia ketika kita menantinya? Ketika masih ada secercah harapan di hati. Dia pergi. Kita pun menangis sendirian. Lalu bersusah payah kita mengatasi rasa perih. Kita pun kembali berbahagia dan menjalani hidup tanpanya. Namun kemudian dia kembali tanpa angin tanpa hujan. 

Pernahkah dia berpikir tentang betapa kita menderita dalam ketidakhadirannya? Apakah dia mengira kita akan selalu berada di tempat yang sama seperti saat dia meninggalkan kita? Kenyataannya, waktu tidak berhenti hanya karena seseorang pergi. Perasaan berubah. Luka sembuh. Dan terkadang, saat mereka kembali, mereka tidak lebih dari sekadar orang asing yang mengetuk pintu yang sudah tidak lagi menjadi milik mereka.


Mungkin bagi mereka, pergi adalah hal yang mudah karena mereka percaya bahwa mereka bisa kembali kapan saja. Tetapi yang mereka tidak sadari adalah bahwa versi diri kita yang mereka tinggalkan tidak lagi ada. Kita bukan lagi orang yang sama seperti dulu. Kita telah tumbuh, kita telah sembuh, dan kita telah belajar untuk berdiri sendiri.


Jadi, ketika mereka kembali dengan harapan dapat melanjutkan dari tempat yang mereka tinggalkan, mereka mungkin akan mendapati bahwa tempat itu sudah tidak ada lagi. Karena cinta bukanlah permainan yang bisa dijeda dan dilanjutkan sesuka hati. Ada hal-hal yang, sekali hilang, tidak akan pernah kembali. Dan itulah konsekuensi dari pergi tanpa menoleh ke belakang.


Dan yang lebih menyakitkan, beberapa dari mereka tidak kembali karena cinta. Mereka kembali karena penasaran. Mereka ingin tahu apakah kita masih ada di sana, masih merindukan mereka, masih menunggu. Mereka datang bukan dengan permintaan maaf atau niat untuk memperbaiki segalanya. Mereka datang hanya untuk memastikan apakah pintu itu masih terbuka, apakah mereka masih memiliki kuasa atas hati kita.


Namun, mereka tidak menyadari bahwa kita tidak lagi berdiri di tempat yang sama. Kita telah melangkah maju, selangkah demi selangkah, meskipun itu menyakitkan. Kita telah menciptakan kebahagiaan baru, belajar pelajaran baru, dan merangkul masa depan di mana mereka bukan lagi pusat dunia kita.


Dan ketika mereka mengetuk, yang mereka temukan bukanlah pelukan yang terbuka, tetapi keheningan. Bukan karena kita dendam, bukan karena kita ingin membalas, tetapi karena kita telah belajar untuk memilih diri kita sendiri. Untuk melindungi hati kita dari mereka yang hanya menganggapnya sebagai tempat persinggahan sementara, bukan rumah.


Pergi adalah pilihan mereka. Move on adalah pilihan kita. Dan kali ini, pintu itu tetap tertutup.

Merasa Bodoh

3/14/2025 07:28:00 PM 0 Comments
Pernahkah kamu merasa bodoh?

Jawaban saya adalah pernah. Saya pernah merasa diri saya bodoh. Memang saya akui diri saya bodoh karena banyak hal yang tidak saya ketahui. Murni karena ketidaktahuan. Tapi benarkah saya bodoh?

Stupid is having or showing a great lack of intelligence or common sense. (Oxford Dictionary)

Ketidaktahuan bukan berarti serta merta bodoh. Ketidaktahuan karena belum belajar, belum pernah mengenal bukanlah bodoh. Apabila dia belajar dan kemudian menjadi tahu maka bukan bodoh. Tapi jika sudah belajar namun tetap tidak tahu kemungkinan adalah bodoh karena kurangnya intelensia dalam menyerap materi. 


Tapi seringkali ada perasaan bodoh menyelinap di hati tatkala dihadapkan pada suasana misal yang pernah saya alami, saya ditanya sesuatu namun saya tidak tahu jawabannya, saya tampak bingung (mungkin saja tampang pun jadi bodoh) sementara ada banyak mata yang melihat. Wajarkah jika saya merasa bodoh? Dan mungkin orang yang melihat juga menganggap saya bodoh. 

Namun saya bertanya pada diri saya sendiri, benarkah saya bodoh. Hal yang saya tidak tahu jawabannya tadi lalu saya pelajari dan kemudian saya paham. Hello! Saya paham. Lalu apakah memang saya bodoh jika saya paham? Saya mengambil kesimpulan, hal itu hanya perkara waktu apakah sudah pernah mengenal/mempelajari. Jika tidak pernah tahu apa-apa, lalu ditanya maka wajar jika tidak bisa menjawab. Dan itu sama sekali bukan bodoh.

Perasaan bodoh ini memiliki energi yang negatif karena membuat diri merasa kecil. Walau di sisi lain bisa menjadi cambuk untuk menjadi lebih baik dan terus belajar. Semua memang tergantung bagaimana diri menanggapi. Tapi percayalah perasaan kecil diri itu sangat tidak nyaman. Seakan-akan sangat hina/tidak berharga. Bahkan seperti dipandang rendah. Ya tuhan saya pernah merasa demikian.

Saya sadar hal itu tidak baik untuk mental saya. Mungkin itu hanya perasaan saya saja. Tapi perasaan demikian tidak seharusnya ada karena energinya cukup negatif. Ini bisa membuat kita merasa kecil, tidak berharga, bahkan malu. Jika dibiarkan, ini bisa menggerogoti rasa percaya diri dan harga diri kita. Namun di sisi lain, perasaan ini juga bisa menjadi dorongan—motivasi untuk terus belajar, berkembang, dan tidak pernah berhenti meningkatkan diri. Semuanya tergantung pada bagaimana kita memilih untuk meresponsnya.


Meski begitu, saya tidak akan menyangkal bahwa merasa kecil itu menyakitkan. Perasaan diremehkan, seolah-olah tidak berharga—oh, saya pernah mengalaminya. Dan saya tahu itu tidak baik untuk kesehatan mental saya. Mungkin ini hanya perasaan saya, mungkin orang lain sebenarnya tidak menghakimi saya, tapi itu tidak membuatnya terasa lebih ringan.


Karena itulah, saya percaya bahwa perasaan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Wajar jika kita menyadari ketidaktahuan kita, tapi itu tidak boleh mendefinisikan nilai diri kita. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh, bukan sesuatu yang kita miliki sejak lahir. Tidak ada seorang pun yang tahu segalanya. Dan hanya karena kita belum tahu sesuatu saat ini, bukan berarti kita tidak akan pernah tahu.


Jadi, lain kali ketika saya merasa bodoh, saya akan mengingatkan diri saya sendiri:
Saya sedang belajar. Saya sedang berkembang. Dan itu sama sekali tidak bodoh.



Thursday, March 13, 2025

Kisah Low Back Pain dan Ischialgia

3/13/2025 06:45:00 AM 0 Comments
Lama tak bersua ya sobat. Lama sekali ternyata saya tidak posting apapun di blog ini. Walau lama vakum, blog ini masih tetap hidup. Masih ada saja yang mengakses setiap hari. Saya harus mulai kembali mengurus blog ini. Untuk posting pertama di tahun 2025 ini adalah tulisan lama saya yang mengendap di draf. Saya putuskan untuk memposting hari ini, siapa tahu ada membawa manfaat untuk siapapun yang membaca tulisan ini. Selamat membaca!





24 Oktober 2024

Halo sobat lama tidak berjumpa. Apa kabar kalian semua? Semoga semuanya sehat dan bahagia ya. Kali ini saya mau cerita keabsenan saya selama ini. Selain karena memang terhanyut dalam kehidupan nyata sehari-hari, saya sempat mengalami sakit dalam 2 bulan ini yaitu low back pain dan ischialgia. Wah apaan itu ya. 

Hari ini saya punya semangat untuk menulis. Saya akan ceritakan kronologisnya. Semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua. 

Awal puasa lalu (12 Maret 2024) saya merasakan ngilu di panggul kiri (tepatnya bokong -- saya sebut panggul saja ya sobat biar lebih nyaman). Ketika duduk di bawah kaki serba salah karena rasanya sampai betis seperti ada yang salah. Seperti ketarik-tarik. Posisi apapun salah. Awalnya cuma seperti keseleo saya pikir. Saya masih bisa berjalan normal, sholat normal sehingga saya pun pergi kerja seperti biasa berjalan kaki. Anehnya lebih enak jalan daripada diam tiduran. Karena ketika tiduran mau bangun susah. Bangun harus miring ke kanan. 

Lama-lama kok saya merasa ada yang salah ini. Bukannya sembuh dengan sendirinya eh malah jadi susah jalan. Saya jalan ke kamar mandi saja pelan-pelan. Tapi masih bisa sholat berdiri. Berhubung itu masih hari libur jadi masih aman saya tidak ke mana-mana beberapa hari. Yang menyedihkan adalah saya harus mulai masuk kerja lagi. Haduh, bagaimaana ini saya sulit berjalan. Bagaimana caranya mau ke kantor. Akhirnya saya keluar jalan kaki pelan-pelan sekali sampai jalan raya naik bajaj. Sampai di kantor saya jalan lagi pelan-pelan menuju gedung tempat ruangan saya berada. Saya naik tangga pelan-pelan sambil pegangan pada besi di pinggir tangga. Security melihat saya mungkin aneh tapi ya sudahlah biarkan saja. Akhirnya pun saya sampai di ruangan. Saya masih bisa kerja biasa sampai akhirnya jam 12 siang saya harus sholat zuhur dan saya merasa kesulitan berdiri dari kursi saya. Sakit. Lalu saya dibantu teman saya ke musholla. Padahal mushollanya paling dekat dengan kursi saya. Saya pun jalan pelan-pelan sambil pegangan tembok dibantu teman saya. Akhirnya saya sholat sambil duduk di kursi.

Berasa disable

Setelah sholat saya dibawa ke klinik kantor. Ini pertama kalinya saya naik kursi roda. Berasa seperti disable. Astaghfirullahaladzdim. Di sana saya diberi obat dan surat keterangan sakit. Lalu saya diantar pulang. Keadaan saya semakin parah. Semakin sulit berjalan. Saya dibantu teman saya sampai kosan. Sampai di kos saya disuruh istirahat di tempat ibu kos. Berhubung saya puasa dan tidak ingin membatalkan puasa, jadi saya tiduran saja sambil menunggu magrib.

Setelah buka puasa saya minum obat dan sekitar jam 11 malam kakak saya datang menjemput saya. Mungkin karena efek obat saya bisa berjalan ketika kakak saya datang. Tapi kemudian saya melemah lagi. Efek obat tidak lama. Tapi setidaknya lumayan. Saya jadi bisa berjalan ke kamar mandi. 

Saya pun pamit pergi ke tempat kakak saya. Saya istirahat selama 5 hari dari rabu hingga minggu di rumah kakak saya. Saya minum obat dan hanya istirahat selama di sana. Perlahan-lahan saya mulai membaik. Saya bisa berjalan sendiri. Dan hari minggu saya pulang ke Jakarta lagi karena senin harus masuk kerja lagi. Akhirnya saya kerja selama 3 hari senin sampai rabu dan WFA dari kamis hingga jumat. Sabtu saya mudik ke kampung. 

Saya mudik naik damri karena sudah lama pesan tiket dari sebelum puasa. Tadinya saya berpikir untuk tidak pulang jika kondisi tubuh tidak memungkinkan. Tapi akhirnya saya pulang walau harus menahan sakit selama di jalan. Saya berpikir damri masih lebih lumayan ketimbang naik pesawat. Naik pesawat tidak enaknya karena harus jalan kaki jauh di bandara sementara saya tidak sanggup jalan kaki jauh. Jika naik damri permasalahannya adalah harus naik turun tangga di kapal feri. Dan saya pun menderita karena naik turun tangga. Sementara saya membawa tas berat berisi laptop. Saya merasakan sakit di tulang ekor.

Selama di rumah, saya hanya mengoles-oleskan salep dari dokter klinik kantor yang masih tersisa. Kemudian setelah lebaran begitu klinik spesialis sudah mulai buka, saya berobat ke spesialis saraf. Di sana diketahui saya menderita ischialgia yaitu sakit pada panggul yang menjalar hingga betis. Saya ditanya apakah saya ada riwayat jatuh. Saya bilang ada 2020 tapi jatuhnya ke kanan. Ini saya sakitnya di kiri. Lalu saya ditanya apakah ada kesemutan atau sakit di bagian perut. Saya bilang tidak. Lalu saya diberi obat dan vitamin. Saya pulang. Beberapa hari minum obat, saya mulai pelan-pelan membaik. Tapi tentu belum sembuh total. Obat belum habis, saya sudah harus ke Jakarta lagi. 

Saya pun berhasil ke Jakarta dengan naik pesawat. Hanya saja karena jalannya jauh di bandara tentu saya masih belum begitu kuat. Apalagi saya menggendong tas berat berisi laptop dan pernak-perniknya. Di kosan saya merasa sakit lagi. Merasa tidak tahan, akhirnya saya mencari dokter spesialis saraf lagi. Setelah mencari beberapa dokter yang dekat domisilinya dengan tempat tinggal saya, akhirnya saya putuskan ke dokter Indrajana Soediono di daerah Batu Ceper, Gambir. Beliau buka praktek di rumahnya. Waktu itu saya sempat berdoa semoga dokternya ada. Alhamdulillah dokternya ada. Ternyata beliau sudah sangat sepuh. Beliau masih bekerja di RS Medistra dan buka praktek di rumah saat pagi saja.

Saya ditanya keluhan saya apa. Lutut saya dicek masih bagus kata beliau. Saya diberitahu cara bangun tidur harus miring kanan dahulu agar tidak sakit. Saya diberi resep obat dan rujukan rontgen. Obat diberi untuk 10 hari tapi saya tebus untuk 5 hari dahulu. Nah, saya pun kemudian rontgen di lab Gunung Sahari. Syukurnya tidak perlu buka-buka baju karena sudah canggih. Karena saya rontgen saat hari sabtu, sehingga hasilnya keluar pada hari senin. Setelah hasil keluar saya kembali ke dokter Indrajana dan dari hasil rontgen beliau menyarankan untuk fisioterapi dan renang. Berhubung saya tidak bisa renang maka disarankan untuk jalan kaki saja di dalam air setinggi dada. 

Tadinya saya pikir tempat terapinya ada di tempat lain tapi ternyata ada di samping belakang rumah dokter Indrajana. Bersyukur karena tidak perlu jauh-jauh. Saya disarankan 3-5 kali terapi. Saya pun kemudian mulai terapi. 5 kali terapi saya masih belum sembuh. Progres saya sangat lambat. Mungkin karena saya juga belum pernah terapi air di kolam renang saya pikir sehingga lambat progresnya. Kalau di bagian tulang ekor memang lebih cepat sembuhnya, 3x terapi sudah terasa hasilnya. Tapi di bagian panggul yang membandel. Akhirnya saya terus-menerus terapi. Awal-awal saya ambil 2x seminggu terapi. setelah 10x terapi saya merasa sudah ada progres dan lumayan enak buat jalan kaki lagi, dosis terapi diturunkan menjadi 1x seminggu. Saat itu memang saya juga sudah  mulai mencoba terapi air 2x seminggu. Kemudian saya lanjut fisioterapi 1x seminggu dan terapi air 1x seminggu. 

Saat terapi air di kolam renang ternyata banyak juga ibu-ibu yang terapi, mayoritas nenek-nenek ya. Saya pun diajari cara gerak seperti apa saja. Mereka baik-baik. Ada pula kakek-kakek yang bertanya dalam rangka apa saya ke kolam renang. Saya bilang terapi. Beliau bilang masih muda kok bisa kena saraf kejepit apa pernah jatuh. Karena memang rata-rata yang kena dan terapi di sana sudah tua-tua. Ya allah berasa sedih. Saya juga tidak pernah menyangka bakal sakit seperti ini. Sejujurnya mental saya sangat down terkena penyakit ini. Tapi saya semangati diri saya untuk bisa sembuh. Karena entah kenapa setiap ketemu orang dan mengobrol saraf kejepit, ceritanya selalu saja bilang tidak sembuh. Padahal sudah fisioterapi. Ada yang sudah setahun lebih kena saraf kejepit sudah 36x fisioterapi akhirnya berhenti dan rutin terapi air saja tapi masih minum obat. Terapis saya juga bilang biasanya tidak bisa sembuh 100%, mungkin sekitar 70%, rasa sakitnya bisa sembuh tapi ada kemungkinan mengulang dan masih harus terus terapi.

Saya pernah bertanya dokter Indrajana apakah saya bisa sembuh. Beliau bilang harus sembuh. Saya pun cukup lega mendengarnya. Teman saya seorang dokter juga bilang bisa sembuh karena kondisi tubuh seseorang berbeda-beda. Saya pikir benar juga ya kita tidak ada yang tahu, apa yang tidak berlaku untuk orang lain mungkin saja berlaku untuk kita dan sebaliknya. Jadi saya tanamkan pikiran positif saja dan terus berikhtiar untuk bisa sembuh. Walaupun dalam perjalanannya ini sangat lambat progres saya tapi progresnya ada. Sudah 4 bulan saya sakit ini dan saya merasa aktivitas saya jadi terganggu tapi saya tetap beraktivitas seperti biasa. Sekarang menjadi terbatas sekali aktivitas saya yang membutuhkan gerak. Saya tidak pergi jauh-jauh dahulu. 

Terkadang memang saya melo. Saat lagi sendirian dan merenung. Apa iya akan seumur hidup saya sakit seperti ini. Karena memang ketika satu bagian tubuh sakit maka semua merasakan sakit sehingga mental kita menjadi jatuh. Ya Allah semoga saya diberi kesembuhan. 

6 Oktober 2024 08.30 pm

Jalan setengah tahun mengidap sciatica


Sekitar pertengahan september 2024 saya mulai mencoba gerakan peregangan atau stretching untuk penderita sciatica di youtube.  Ketemulah satu channel yang menurut saya cocok untuk diikuti. Kemudian saya melihat deretan channel-channel di bawahnya yang juga menampilkan bahasan tentang sciatica. Lalu saya tertarik pada 1 channel yaitu Pak BennyW Tan. Di sana saya lihat Pak Benny membahas banyak tentang kesehatan da tips-tips gerakan untuk penderita sciatica. Karena beliau pernah menderita sciatica selama 2 tahun dan sembuh, saya pun mulai merasa ada secercah cahaya "Wah ternyata bisa sembuh" batin saya. Beliau bilang 90an persen. Angka yang jauh lebih tinggi ketimbang yang diucapkan oleh terapis saya. terapis saya mengatakan sekitar 70%. Coba bayangkan? Betapa ciutnya hati saya mendengar hal itu. Dan memang ketika merasa sakit pasti ada perasaan desperate di hati saya. Namun ketika merasa enakan, saya pun termotivasi dan yakin bisa sembuh. Saya baca komen-komen di video-videonya ternyata banyak yang cocok dan sembuh. Saya jadi semakin termotivasi. Walau sebenarnya saya tidak tahu seberapa tingkat keparahan mereka yang komen itu. Karena kondisi tubuh kan berbeda-beda. Tentunya efek treatment juga tidak sama.

Gerakan yang rutin saya lakukan tiap hari adalah ATT (ajaib tempel tembok) 3 menit sekali melakukan gerakan dan sehari bisa 2 sampai 4 kali. Untuk gerakan lain saya kombinasikan dari youtuber lain. Favorit saya adalah Dr. Rowe. Beliau memberi banyak tips gerakan yang bisa dicoba. Beberapa yang saya ikuti ada yang memberikan efek instant relief. Memang ada efeknya untuk mengurangi nyeri. Tapi memang butuh waktu untuk hasil yang lebih besar. Jalan 3 minggu pelan-pelan ada kemajuan. Ketika tidur telentang di bagian betis sudah tidak merasa seperti ketarik-tarik. Lebih enakan buat jalan kaki.   

Tak terasa sudah setengah tahun lamanya saya hidup dengan sciatica. Dan tiada hari tanpa merasa sakit. Sakit yang saya rasakan sangat bervariasi. Bisa berubah-ubah setiap hari. Ada rasa nyeri, ngilu, pegal, dan rasa-rasa yang tak bisa saya deskripsikan, entah apa namanya. Siapa pun yang membaca tulisan ini semoga tidak merasakan sakit yang saya rasakan karena sangat menyiksa.

Di setengah tahun perjalanan saya bersama sciatica saya mulai rutin melakukan gerakan peregangan setiap hari dan bersyukur sejak saat itu saya berhenti minum obat pereda nyeri. Obat terakhir yang saya minum memberi efek mengantuk dan juga seperti melayang rasanya sangat tidak nyaman seperti antara nyata dan tidak. Apalagi saya sambil bekerja. 

Bersambung ke posting selanjutnya ya...

  












    

Saturday, March 9, 2024

Bohemian Rhapsody

3/09/2024 08:21:00 AM 0 Comments
Halo Sobat, kita ketemu lagi. Libur panjang 4 hari ke depan lumayan ya langsung puasa ramadhan. Saya ingin pulang tapi baru januari lalu saya pulang. Dan malas kalau harus perjalanan jauh ketika puasa. Ok, Sobat kali ini saya ingin membahas tentang Bohemian Rhapsody. 


Saya baru dengar Bohemian Rhapsody dulu kala ketika film ini rilis di tahun 2018. Tapi saya tidak menonton dan tidak tertarik juga kala itu. Ini film biografi dari band legendaris Queen asal UK. Saat itu saya hanya sempat baca profil pemeran utamanya Rami Malek sebagai Freddie Mercury sang vokalis. Rami Malek adalah warga USA berdarah Mesir. Dilansir wikipedia bahwa beliau beragama kristen koptik ortodok. Kalau saya pernah baca novelnya Habibirrahman El Shirazy, agama kristen koptik ortodok ini memang salah satu agama yang masih ada di Mesir. Jadi tidak semua warga Mesir yang umumnya kita lihat berwajah arab itu lantas otomatis pasti beragama islam.

Jadi kemarin saya baru kelar nonton film ini di netflix. Sepertinya umumnya film bergenre biografi sebuah band, kisahnya adalah tentang pembentukan band hingga kesuksesan karir dengan titik sentral pada kisah sang vokalis. Dikisahkan bahwa Freddie Mercury yang nama aslinya adalah Faroukh Bulsara adalah seorang mahasiswa yang kemudian membentuk band bernama Queen. Freddie ini merupakah warga UK keturunan Farsi-Indian (bangsa Persia). Dari penampakan fisiknya beliau tidak terlalu bule seperti warga UK pada umumnya. Tapi dalam pandangan saya ketika melihat footage beliau pas masih muda tidak beda-beda jauh dari teman se-bandnya. sudah seperti orang sanalah. Tidak kelihatan orang Persia banget. Karena kan beliau juga berkulit terang, hidung mancung dan tinggi juga. Tapi ini pendapat saya saja. Tapi ketika beliau berkumis memang kelihatan persianya.

Beliau ini punya ciri khas gigi tonggos. Namun dibalik itu punya suara yang melengking tinggi sebagai vokalis band rock. Awalnya beliau bukan vokalis utama. Beliau menggantikan vokalis yang kebetulan hengkang dari band. Begitu Freddie menjadi vokalis band tersebut semakin bersinar dan sukses. Band tersebut menghasilkan banyak lagu bagus dan masih bertahan hingga saat ini seperti lagu We are Champion yang menjadi background music kejuaraan olahraga. Lalu ada lagu We will rock you yang hingga saat ini masih sering kita dengar. Memang keren sih lagu ini saya akui. Saya pertama dengar lagu ini bukan dari Queen langsung, malah dari boyband jaman dulu bernama Five. Ada yang tahu boyband Five tidak?

Saya dulu tidak tahu Queen. Saat Queen lahir saya belum lahir. Dan ketika saya beranjak besar juga sudah redup Queen. Nah, saya tahu lagu We will rock you dari boyband Five. Dulu saya punya kasetnya Five yang di dalamnya ada track lagu We will rock you (remake Queen). Jaman dulu tidak tahu Queen. Tapi saya dulu suka We will rock you yang dibawakan Five. Keren sih. Dan ternyata kisah dibalik diciptakannya lagu tersebut adalah karena Brian May (gitaris) ingin membuat sebuah lagu yang mana yang fans (penonton) bisa ikut berpartisipasi. Jadi tidak satu arah dari sang band saja melainkan penonton juga bisa ikut andil dalam lagunya. Maka dia buat rhytme dari hentakan kaki dan tepukan tangan lalu jadilah lagu We will rock you. Idenya brilian sih ini. 

Setelah saya nonton Bohemian Rhapsody kan di filmnya diputar beberapa penggal lagu-lagunya Queen. Ada beberapa lagu memang yang sudah familiar di kuping saya dan saya baru tahu ternyata Queen yang menyanyikan. Selain We will rock you ada We are the champion, Love of my life, dan Break free. Sering dengar lagu-lagu tersebut tapi tidak tahu siapa yang nyanyi. Tahunya itu lagu kenangan. Saya juga belum pernah melihat wajah personil Queen. Freddie Mercury yang sefantastis itu juga belum pernah lihat. Jadi ketika nonton Bohemian Rhapsody yang diperankan Rami Malek yang berpenampilan wajah Mesir lalu khas gigi maju ke depan itu saya lalu penasaran. Saya googling dan kemudian ternyata memang Freddie adalah warga keturunan Farsi-Indian. Selain penampilan fisik tadi, memang agak nyeleneh gayanya. Dan gaya beliau saat manggung memang nyentrik ya sobat. Enerjik dan menarik. Kostumnya aneh-aneh. Apalagi di jaman dulu. Tapi beliau tetap jadi diri sendiri (tidak merubah gigi). Dan malah jadi ciri khasnya sih.

Salah satu hal yang disoroti di film ini adalah kisah romansa Freddie dengan Mary Austin. Mereka lama menjalin kasih hingga akhirnya ketahuan bahwa Freddie ada kelainan seksual. Dia adalah seorang biseksual. Ketika Mary tahu bahwa Freddie ada hubungan dengan sesama jenis, hubungan romansa dengan Mary berakhir. Tapi mereka tetap berhubungan baik sebagai teman. Bahkan Freddie selalu menganggap Mary adalah love of his life

Di akhir hayat, Freddie mengidap penyakit HIV AIDS lalu meninggal dunia. Freddie memang dikisahkan berhubungan dengan banyak pria. Dibalik kesuksesan beliau sebagai vokalis band ternama ternyata berakhir dengan tragis. Sangat disayangkan tapi mungkin sudah pilihan hidup. 

Saya pun ketika membaca biografi Queen sempat tercengang sebelum melanjutkan menonton filmnya. Wah ternyata demikian. Dan di filmnya memang diangkat tentang penyimpangan orientasi seksualnya. Kalau saya ambil kesimpulan dari filmnya sebenarnya pertama kali dia tahu dia ada ketertarikan dengan pria adalah saat di bertemu Paul lalu Paul menciumnya. Saat itu dia tidak menolak. Lalu dari sini dia mulai berubah sikap terhadap Mary. Dan Paul ini membawa efek buruk terhadap karirnya. Akhirnya dia bisa lepas dari Paul dan kembali bergabung dengan Queen (sebelumnya dia sempat solo karir). Di akhir kisah beliau menghabiskan sisa waktunya dengan Jim Hutton.

                            Rami Malek mirip banget gayanya Freddie ketika konser Live Aid 1985. 

Begitulah sobat kisah di film tersebut. Semoga ada yang bisa diambil hikmahnya. Hidup hanya sekali dan juga mungkin hanya sebentar kita tidak ada yang tahu. Terus berbuat baik saja. Terus berada di jalan yang lurus. Sayang jika semua usaha keras yang dilakukan harus berakhir sia-sia ketika telah membuahkan hasil kesuksesan. Walau memang pepataha bilang bahwa semakin tinggi pohon semakin keras pula badai yang menghantam. Makin tinggi karir seseorang makin banyak ujiannya. Namun dalam perjalanan hidup kita selalu punya pilihan. Tinggal apa yang kita pilih karena kita punya kehendak bebas. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan. Aamiin.

Sunday, March 3, 2024

Jalan-Jalan ke Dieng, Wonosobo

3/03/2024 02:41:00 PM 0 Comments


Idul Adha 2023 lalu saya putuskan untuk jalan-jalan ke Dieng, Wonosobo. Kami jalan bertiga. Untungnya akur ya guys pergi ganjil. Tidak baper. Tak ada ngambek-ngambekan. Jadi kami rencananya berangkat bersama tapi gagal karena saya ada hal mendesak yang tidak bisa ditinggal. Jadinya saya menyusul sendirian dan mereka duluan. Mereka naik bus dari terminal Pulo Gebang menuju Banyumas pada hari rabu 28 Juni 2023. Sementara saya menyusul hari kamis setelah sholat idul adha. Rasanya tidak afdhol kalau tidak sholat dulu karena hanya setahun sekali. 

Ya sudah tak apa saya pergi sendiri. Tiket bus saya pun hangus. Saya pesan tiket baru dan saya berangkat dari pool bus Damri Kemayoran. Sampai di pool damri Banyumas kala itu masih belum subuh. Saya pun menunggu agak siangan. Sendirian pula saya di pool. Alhamdulillah aman. Ada kenek bus yang masih di sana malah saya dikasih teh panas. 


Agak siangan sekitar pukul 05.30 saya pesan gojek. Saya ke alamat yang dituju yaitu Bobocabin Baturraden. Teman saya yang memilih menginap di sana. Ternyata jauh juga loh dari pool damri. Dan mengenaskannya lagi itu di tengah hutan. Dan saya sempat muter-muter karena tidak ketemu-temu. Saya sampai kasihan sama si Bapak Ojek. Tapi bapaknya baik sih. Terima kasih bapak!

Saya pun sampai juga ke tujuan. Kala itu sudah hampir tengah hari. Jadi saya tidak menginap di sana. Hanya istirahat saja sebentar lalu pergi ke Air Terjun dekat situ yaitu Curug Bayan sekalian check-out. 

Kami naik mobil sewa dari Bobocabin menuju Curug Bayan. Tidak mahal karena memang tidak jauh. Sampai di sana kami foto-foto lalu sholat zuhur makan makanan ringan lalu menjelang sore kami putuskan untuk pergi ke Wonosobo. Dari Curug Bayan kami naik gocar menuju bus trans dekat situ. Teman saya bersikeras mau mencoba transportasi umum di sana. Baiklah. 

Kami pun naik bus trans. Kami sempat ketinggalan bus yang lebih duluan lewat karena kali itu teman saya sedang belanja di indomaret. Ya sudah kami tunggu bus selanjutnya. Setelah itu kami turun di lokasi untuk menyambung bus trans selanjutnya menuju terminal bus untuk ke Wonosobo. Kami naik bus ekonomi non AC. Ya Allah baru kali ini saya jalan-jalan backpackingan naik transport putus-putus. Teman saya yang satunya sempat ngomel-ngomel karena backpackingan ini ribet. Walau teman saya yang satu lagi sempat tidak mau naik bus non-AC ini, tapi saya sih memperhitungkan waktu. Karena perjalanan lumayan lama ke Wonosobo, lalu bus ini adalah bus terakhir. Dan pas kami sampai di sana busnya ada. Saya juga sudah lelah. Kalau saya sih ya sudah naik itu saja tak apa yang penting cepat sampai. Teman saya masih ingin naik kereta soalnya. Kalau saya pilih mana yang cepat dan tersedia.


Sampai juga loh kami di Wonosobo dan sudah malam ya sudah isha. Di sana kami makan malam dulu. Setelah itu baru kami pesan gocar menuju penginapan. Sudah malam waktu itu sekitar jam 20.30 - 21.00. Dan kami bakal dijemput sekitar jam 2 malam. Jadi kami bersih-bersih lalu tidur. 

Jam 1 malam bangun mandi lalu siap-siap menunggu jemputan jeep yang sudah kami pesan. Kami langsung check-out dan berangkat ke Dieng. Berhubung waktu itu hari libur jadi ramai sekali macet jalan menuju ke Dieng. Kami turun jalan kaki ada sekitar 1 kiloan kali ya. Mana dingin sekali waktu itu sebelum subuh. Kurang persiapan baju yang tebal. Padahal saya sudah pernah ke Bromo tapi kali ini memang kurang persiapan. Wuah jalan kaki rasanya kedinginan sekali badan saya. Tapi alhamdulillah sampai juga ke tempat tujuan. 

Di sana saya sholat subuh dulu lalu istirahat sejenak makan gorengan. Baru saya naik. Lumayan ngos-ngosan. Saya pisah dengan teman saya. Mereka duluan. Teman saya malah sempat jatuh. Ramai sekali yang naik. Tapi lokasi Dieng ini masih mendingan ketimbang Bromo. Maksud saya di sana banyak orang jualan dan sudah lumayan ramai. Tidak seperti Bromo yang cukup jauh dan masih sepi. 


Sampai di atas saya foto-foto sama teman saya. Lumayan lama juga kami menikmati suasana pagi. Lalu kami turun dan foto-foto di sekitaran kebun teh. Lalu kami pulang. Kami jalan kaki lagi ini menuju keluar tempat jeep menunggu kami. Setelah itu kami lanjut ke kawah Sikidang, Candi Arjuna, Dieng Park, air terjun, dan Telaga. Baru kami pulang menuju terminal bus ke Jakarta. 


Dieng berkabut tebal dan dingin suasananya

Sebenarnya ada tragedi ketika kami liburan di sana. Yang pertama, saya kehilangan cincin. Jadi waktu habis sholat subuh saya beli gorengan dan duduk bersama teman saya. Saat mau makan loh kok saya tidak melihat cincin saya. Kaget sekali saya. Ini saya sudah ada kepikiran mau lepas cincin sebelum berangkat (masih di Jakarta). Dan ternyata kejadian. Hilang. Saya coba telusuri di toilet, tempat, wudhu sampai tempat sholat dan jalan yang saya lalui beli gorengan tidak ketemu. Teman saya coba kontak ke hotel juga tidak ada. Ya sudahlah saya ikhlaskan saja. Walau lumayan sekali sih itu. Setelah sampai di rumah saya cari-cari di tas saya juga tak ketemu. Ya sudah pasrah. Lalu saya googling tentang kehilangan barang eh saya nemu situs yang menyarankan untuk membaca doa kehilangan barang. Ya saya coba baca. Tak ada salahnya kan ya. Tas itu tak pernah saya sentuh atau pakai setelah itu. Saya pakai tas lain untuk keperluan ke kantor dan hal lainnya. 

Ibu saya waktu saya ceritakan malah cerita beliau juga pernah kehilangan cincin, tapi eh keesokannya ketemu. Benar-benar masih rezeki.

Bulan Agustus 2023 saya berencana pulang kampung. Saya mau kemas-kemas barang pakai tas itu yang tadinya menganggur dari bulan juni. Betapa kagetnya saya itu cincin ada di situ. Alhamdulillah sujud syukur. Masih terheran-heran. Kok bisa ya? Saya sama sekali tidak ingat kalau saya melepas cincin dan menaruhnya di situ. Apa sebegitu lupanya saya hanya dalam waktu beberapa jam saya tidak ingat? Apakah Allah membuat saya lupa? Saya mengingat-ingat bahwa ketika saya di bobocabin cincin masih saya pakai. Keluar bobocabin kan sekitar jam 12 siang. Cincin itu memang agak longgar tapi tidak pernah lepas dengan sendirinya kecuali ketika kena sabun. Saya pakai sabun hanya pas mandi yaitu di bobocabin dan penginapan di Wonosobo. Saya tidak ingat sama sekali kalau saya melepas cincin. Kapankah? Apakah dalam sehari (malah hanya sekian jam) saya hilang ingatan? Dan saya menaruh di tempat yang tidak aman karena posisinya ketika ketemu bukan di ruang kecil tas. Apakah saya seteledor itu? Apakah saya melepas cincin ketika di bus non AC ke Wonosobo? Entahlah saya benar-benar lupa. Makanya saya terheran-heran cincin itu ada di tas. Terima kasih ya allah masih rezeki.

Tragedi kedua adalah salah seorang teman saya tiba-tiba tiket bus kepulangan direschedule keesokan harinya oleh agen tiket bus. Padahal tadinya teman saya kan sudah dapat tiket itu. Tinggal nunggu sejam perjalanan kali ya eh ada pemberitahuan itu. Bagaimana rasanya sebagai pelanggan? Wah parah sekali itu. Akhirnya dengan berat hati kami pulang duluan karena kita beda arah bus ya walau sama-sama ke Jakarta. Dan karena hari senin saya harus langsung ke kantor. 

Saya sendiri pernah mengalami dicancel travel yang sudah saya pesan. Padahal saya sudah beli tiket di traveloka dan menunggu di Gambir untuk dijemput. Tapi kok lama tidak dijemput-jemput saya cemas. Akhirnya saya mendapat kabar kalau tiket saya dicancel oleh agen (bukan travelokanya). Parah sekali ini. Akhirnya saya dibantu orang di Gambir dicarikan travel tapi belum beruntung karena sudah berangkat travel-travel lainnya juga. Akhirnya saya ke loket Damri. Syukur alhamdulillah masih tersisa 1 kursi. Saya sikat saja walau itu tiket royal yang harganya lebih mahal. Tapi berangkat esok harinya. Ya sudahlah tak apa. Yang penting dapat tiket. Biasanya kan saya naik damri. Nah, ini saya coba naik travel (karena pesan mendadak dan mencari waktu yang pas sementara damri biasa sudah habis). Tadinya berencana pulang bareng kakak tapi gagal karena belum dapat persetujuan cuti. Eh, tak tahunya malah dicancel. Kecewa sekali karena sudah menunggu.  

Begitulah sobat kejadian yang kami alami.


P.S Thank you for the beautiful moment with you guys.