semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Saturday, February 10, 2018

English Conversation Strategy #1: Everyday Expression

2/10/2018 06:04:00 PM 0 Comments




Beberapa posting ke depan, saya akan mencoba berbagi mengenai conversation strategy plus buat kamu yang ingin belajar conversation. Sebagai pembuka alias bahasan pertama, saya akan mengulas tentang everyday expression.

Everyday expression berupa ungkapan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan-ungkapan tersebut cukup populer dan kamu semua pasti sudah sering menggunakan atau mendengar. Di antaranya adalah sebagai berikut:

More FormalLess Formal
Yes.Yeah.
Thank you.Thanks.
Hello.Hi.
How are you?How are you doing?
I'm fine.OK. / Pretty good. / Good.
Good-bye.Bye. / See you. / See you later.

Pada kolom sebelah kiri merupakan ungkapan yang lebih resmi (more formal). Sementara kolom sebelah kanan adalah ungkapan yang kurang resmi (less formal). Kemungkinan besar yang banyak kita pelajari selama ini di bangku sekolah adalah kolom sebelah kiri. Betul?

Sementara kolom sebelah kanan akan sering kamu jumpai dalam percakapan sehari-hari yang sifatnya tidak formal. Untuk menyatakan apa kabar misal, ketika saya chatting keseringan saya mendapat pesan, "Hi", "How are you doing?" 

In conversation, YEAH is 10 times more common than YES.

Sekian sharing dari saya hari ini. Sampai jumpa strategi yang berikutnya! :)





Source: Touchstone

Friday, February 9, 2018

Pantun Anak Buah Manggis, Siapa Ingat?

2/09/2018 11:34:00 AM 0 Comments

Buah manggis manis rasanya.
Dibelah dua putih isinya.
Anak TK jangan menangis.
Kalau menangis giginya ompong... 

Ada yang tahu kutipan di atas tidak? Sebait kalimat di atas mungkin lebih tepatnya bukan lirik lagu melainkan pantun anak. Saya tiba-tiba teringat dengan pantun di atas pagi ini kala saya memakan buah manggis. Dan itu pantun masih saja saya ingat dari jaman saya TK dulu. Subhanallah... nostalgia

Baris keempat pantun itu akhirannya tidak nyambung sih ya. Tapi tak apalah yang penting lucu dan ada kesan anak-anaknya. :)

Sewaktu TK dulu sih saya belum pernah makan buah manggis. Bentuknya seperti apa juga belum pernah melihat. Tapi dari pantun itu saya tahu kalau isinya berwarna putih. Saya yang dulu anak TK cuma bisa berimajinasi. Hihi :)

Memang di tempat tinggal saya dulu tidak populer buah manggis. Tidak ada juga orang yang menanam buah manggis. Di pasar tradisional juga tidak beredar buah manggis. Kecuali kalau mau meluangkan waktu ke kota pasti semua ada.

Mana buah ini kan musiman ya. Eh sudah lumayan musim manggis ya sekarang. Seminggu lalu saya pergi berangkat ke Jakarta, manggis belum merajalela. Hanya sebagian pedagang di pinggir jalan menuju Bandara Raden Intan II saya lihat menjajakan manggis, durian, duku dan juga rambutan. Wah wah kok bisa serentak ini buah musiman ada di satu waktu. Tapi saya pikir masih mahal kalau durian, duku dan manggis.

Hari kamis minggu lalu saya belanja ke Tip Top Rawamangun. Itu pertama kalinya saya belanja di sana setelah sekian lama. Terakhir kali saya ke sana sekitar 10 tahunan bersama sahabat saya yang kini ada di Sumatera Utara. Padahal kan saya di sini sudah setengah tahun tapi tidak kepikiran sama sekali untuk melanglang buana.

Nah, ini ceritanya teman kos ada yang mau ke sana, lalu saya pikir lumayan buat refreshing. Niatnya cuma mau mencari buah segar untuk stok beberapa hari ke depan. Saya berangkat ke sana dengan gojek. Selamat sampai di tujuan, kami mencari kebutuhan masing-masing. Dari awal berangkat, saya sudah merasa tidak enak badan. Alhasil saya merasa lemas sampai saya pulang. Kami menggunakan go car sewaktu pulang. Begitu kami mau turun, eh si sopir bertanya ke saya mau pinjam akun gojek saya. Lah, buat apa?

Rupanya dia mau order pakai akun saya karena dia malas narik. Haduh, maaf anda kurang beruntung karena akun saya sudah saya hapus tadi pagi dan tidak bisa diinstal. Itu saja saya nebeng teman saya pesan gojeknya. Ada-ada saja ya memang orang Indonesia ini banyak akalnya.

"Yang jujur-jujur aja mas...," begitu seloroh saya sembari turun dari mobil.

Oke, kembali ke buah manggis. Buah manggis yang saya beli di Tip Top minggu lalu sekilo harganya Rp. 29.000. Sementara yang saya beli di Pasar Paseban harganya Rp. 10.000, jauh lebih murah 3x lipatnya. Memang kecil-kecil yang saya beli di Pasar Paseban dan penghabisan juga kata penjualnya jadinya murah. Sewaktu saya tinggal di Bengkulu, buah ini melimpah di sana karena banyak juga warga yang menanam. Kalau lagi musim, saya sering beli. Kisaran harga 8 ribu sampai 10 ribu rupiah per kilo. Jadi, saya sudah puas makan buah ini. Alhamdulillah. :)


Oya, buah manggis ini bahasa Inggrisnya mangosteen. Pernah dengar merk Mangosteen? Itu loh merk clothing. Kalau mango kan familiar ya. Pasti tahu artinya mangga. Nah, kalau mangosteen, artinya berubah menjadi manggis. :)


Note: Saya masih ingat, pertama kali saya makan manggis dari siapa. Terima kasih ya! :)


#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe6

Thursday, February 8, 2018

Mainan Edukasi Anak Lego Stick

2/08/2018 11:44:00 PM 0 Comments


Saya baru saja membelikan keponakan laki-laki saya yang usianya 4 tahun sebuah mainan. Setelah searching berbagai macam mainan online dan offline, rupanya ada banyak sekali jenis mainan edukasi yang bagus-bagus. Rasanya ingin diborong semua! :)

Awal mula saya ingin membelikan mainan ini adalah gegara sewaktu saya pulang kampung lalu, keponakan saya menagih mainan. Padahal saya tidak tahu-menahu. Saya tidak pernah bilang atau menjanjikan akan membelikan mainan. Keponakan saya ini memang selalu ikut menjemput saya di bandara setiap kali saya pulang.

Tapi kepulangan kemarin itu rupanya tak disangka adalah ulah ayah saya yang bilang ke keponakan bahwa dia akan saya belikan mainan kalau saya pulang. Haduh. Tepuk jidat. :D

Itu semua cuma ide ayah saya yang ingin membuat keponakan saya mau datang main ke rumah ayah saya. Ayah saya kangen begitu ceritanya karena lama dia tidak mau main ke rumah. Padahal sih ya tidak jauh. Ya, maklumlah ya namanya kakek-kakek ingin bermain dengan cucunya. 

Jadi, akhirnya benar saya yang ketiban ditagih mainan. Hehe. Okelah saya bawa keponakan saya ke toko yang menjual mainan. Tapi saya mau yang banyak pilihan mainan biar bisa memilih. Dan saya tidak mau membelikan mobil-mobilan karena mobil-mobilan dia sudah sangat banyak masuk karung. Menurut saya juga mobil-mobilan kurang edukasinya. Saya lebih suka mainan yang merangsang otak anak menjadi kreatif. 

Oke, saya putuskan pergi ke Multi M terdekat di wilayah saya yang terkenal harganya miring. Saya bawa dia ke sana melihat-lihat terlebih dulu. Lalu saya tawari lego brick. Saya pilihkan yang kemasannya berbentuk tas kecil. Harganya waktu itu Rp. 60.000,-. Isinya tertulis 136 pcs. Sebelumnya memang saya tahu dia sudah pernah punya lego tapi hanya sedikit jumlahnya. Dan dia mau menerima tawaran saya itu untuk membeli lego (lagi). Alhamdulillah. :)

Begitu sampai di rumah, langsung dia buka. Dia juga langung merangkai lego brick tersebut. Dan yang membuat saya senang adalah ternyata keponakan saya itu kreatif sekali membuat berbagai macam bentuk seperti kapal pesiar, rumah bertingkat, pesawat, dinosaurus dan lain-lain. 

Saya sampai penasaran bertanya, "Siapa yang ngajarin kamu?"
"Aku sendiri...," jawab dia.

Beberapa kali saya ditantang main olehnya dan ya tentu saya kalah. Hehe. Dia tambah-tambahi itu buatan saya supaya lebih bagus katanya.

Nah, berawal dari situlah saya ingin kembali membelikan mainan buat dia. Ada beberapa pilihan yang masuk ke daftar pilihan saya. Tapi saat ini, saya putuskan membeli lego stick smart bar dulu nih. Mudah-mudahan sih nantinya dia suka. Karena setahu saya dia suka bongkar pasang. 






Lego stick ini ada beberapa pilihan kemasan. Ada yang plastik ada juga yang box berupa toples. Isinya juga bervariasi dari 420, 840 dan 1200 pcs. Saya pilih yang 1200 pcs supaya puas mainnya nanti. Oya, saya beli seharga Rp. 139.500,-. Kalau di keterangan penjualnya sih beratnya 2000 gram. Jenis plastik ABS. Cocok untuk anak usia 6+. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 3 tahun karena ada bagian-bagian kecil takutnya tertelan nantinya.




Mainan ini bentuknya bermacam-macam dan juga bisa dikreasikan menjadi macam-macam. Ada buku petunjuk berisi contoh gambar. 





Sekian sharing dari saya. Semoga bisa bermanfaat untuk kamu yang sedang mencari referensi mainan edukasi anak. Cocok juga loh buat hadiah ulang tahun buah hati! :)


#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe5



Wednesday, February 7, 2018

Karakteristik Memilih Wanita

2/07/2018 10:02:00 PM 0 Comments



Syeikh Assim Al Hakeem menyebutkan dalam ceramahnya beberapa karakeristik memilih wanita (bagi pria) untuk menjadi istri.

Good characteristics of future wife:

  1. Pious/righteous/God fearing/religious (practicing) -- the most important thing
  2. Modest
  3. Satisfied with what Allah gives her
  4. Obedient
  5. Not a jealous one

Beliau juga menyebutkan bahwa:
The women of jannah is walud, wadud. Wadud is caring and loving. Walud is Fertile.
The worst wife is the one who is unappreciative/never satisfied/never content


#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe4

Tuesday, February 6, 2018

Cara mengatasi kangen

2/06/2018 11:34:00 PM 0 Comments



Kangen oh kangen. Pernah kangen? Kangen itu menyebalkan sekaligus menyenangkan. Betul? Obat paling mujarab ya ketemu. Kalau pun tak bisa ketemu, keep in touch via teknologi canggih masa kini juga cukup mempan untuk mengobati. Tapi bagaimana pun tak ada yang bisa mengalahkan efek ketemu langsung. Setuju?

Lalu bagaimana kalau tak bisa ketemu dan tak bisa pake teknologi canggih? Lah hari gini kenapa tak bisa? Walau kangen tak selalu juga harus langsung ketemu atau pakai teknologi canggih. Ada kalanya rasa itu ditahan. Lalu? 

1. Menulis
Yang sering saya lakukan ketika kangen adalah menulis. Dengan menulis jadi punya catatan sejarah. Menulis ini luas cakupannya. Bisa menulis di media apa saja. Status media sosial? Tentu bisa sekali terutama buat kamu yang hobi update status. Siapa tahu orangnya baca. Iya kan? Tapi bukan tipe saya kalau yang ini. Lebih baik saya nikmati sendiri kerinduan saya dan curhat pada-Nya minta disampaikan salam rindunya. 😊

2. Menyibukkan diri
Kalau tak ada kegiatan yang dilakukan, jangan diam menyendiri di kamar tapi keluarlah menghirup udara segar. Pergi ke pusat pertokoan sekedar cuci mata sampai belanja. Ngobrol-ngobrol dengan orang lain juga bisa mengalihkan barang sejenak. Lumayan.

3. Tidur
Pilihan terakhir namun jitu adalah tidur. Tidur beberapa jam lumayan untuk memangkas rasa kangen. Kalau saya sih trik ini mempan.

Oke, sekian sharing dari saya. Kalau kamu, apa triknya?


#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe3




Monday, February 5, 2018

Pendewasaan Diri

2/05/2018 01:00:00 PM 6 Comments

Halo Readers! Saya ingin kembali berbagi dengan kalian. Ada hal menggelitik yang membuat saya ingin menumpahkan dalam tulisan ini.
Dalam hidup ini banyak sekali hal yang sudah saya alami. Di antaranya ada hal-hal yang membuat saya sejenak merenung lalu memutuskan untuk berkata "ya sudah" dalam hati maupun "belum rejeki." Dengan kata lain memilih untuk "mengikhlaskan." Tidak perlu menyalahkan siapa pun. Tak pula marah apalagi memecahkan gelas biar ramai. :)
Apakah mudah untuk melakukannya? Saya merasa ini suatu pendewasaan diri. Ketika saya merasa sudah berusaha namun ternyata ada hal di luar kontrol yang menyebabkan tidak mulus apa yang direncanakan, apa yang bisa saya katakan?



Saya terima. Memang sudah garisnya demikian hal ini itu bakal terjadi pada saya. Sungguh tak pernah terpikir akan terjadi hal-hal yang sungguh di luar kontrol saya. Terkadang justru hal yang tampak sepele yang menimpa saya secara tiba-tiba tanpa pernah terpikirkan akan terjadi namun tetap bisa dimaknai sebagai suatu pendewasaan buat saya. 

Terkadang Allah justru menguji saya dengan hal-hal yang sepele yang tak pernah terduga tersebut. Saya pun hanya bisa berdecak kagum atas kuasanya. Allahu Akbar!

Pelajaraan kehidupan rasanya tidak pernah ada hentinya datang selagi kita masih bernafas di dunia ini. Kendati baru beberapa bulan saya ada di Jakarta (kembali), sudah banyak pelajaran yang saya peroleh. Pelajaran di kampus sudah pasti ya. Hehe. Tapi selain itu juga banyak. 

Merenungi bahwa sesuatu yang terjadi pada saya adalah atas seizin Allah, sering saya sebut sebagai takdir. Bagaimana tidak ya. Saya sudah berusaha tapi terjadi hal di luar kuasa saya. Sedih sih pasti. Normal. Namanya juga manusia biasa. Tapi itu sebuah pelajaran besar untuk menjadi lebih dewasa, lebih bijak, dan lebih bisa menerima. 

Saya selalu ingat perkataan seorang sahabat bahwa jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita, hal itu pertanda ada yang mengatur hidup kita.

Berulang kali saya mengalami hal demikian. Sehingga saya pun semakin yakin bahwa itu benar. :)


#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe2




Sunday, February 4, 2018

Kisah Nyata dan Karma

2/04/2018 11:48:00 PM 2 Comments


Kisah nyata

Di suatu hari minggu saya pergi ke Atrium Senen. Niat hanya ingin makan siang menjelang sore. :) Saya memilih tempat makan di lantai 3. Selesai mengantri di kasir, saya mencari tempat duduk. Dan ternyata penuh. Semua kursi sudah ada yang mengisi walau cuma dua orang dalam satu tempat. Ada pula yang hanya satu orang. Saya berbalik ke arah kasir, ternyata di sebelah kasir juga penuh.

Kembali lagi berjalan ke tempat awal yang memang kursinya lebih banyak, saya hampiri satu meja yang hanya ada 1 orang, seorang wanita muda. Saya tanya apakah kosong (di depannya memang kosong karena dia sendirian). "Kalau mau duduk di situ silahkan," kata si wanita muda itu. Tapi dengan muka sewotnya itu loh ya ampun . Dia bilang ada temannya yang sedang pesan. Baiklah, saya pun melipir pergi. Tahu dirilah saya ini ceritanya. Padahal kalau mau dipikir sih ya, yang sudah pesan dan membawa makanan itu lebih berhak duduk ketimbang yang belum. Tapi ya sudahlah. Tak ada peraturan tertulis demikian juga di sana. 

Saya berjalan ke depan hingga ujung. Lalu seorang ibu memanggil saya. Ibu itu berkata, "Mau Ibu panggil dari tadi." Maksudnya pas pertama saya berjalan pertama ke arah ibu itu duduk.

"Gapapa saya di sini, Bu?" tanya saya. Baik sekali ibu ini, batin saya.
"Gapapa..." jawab si Ibu.

Saya pun menaruh minuman dan duduk di situ. Lalu kami mengobrol. Ternyata si ibu habis belanja dengan anaknya. Si Ibu cerita kalau anaknya kerja di BUMN di bagian accounting dan sering pulang malam. Si Ibu juga bilang anaknya mau mengambil S2. Biaya masuknya seratusan juta. Tampak jelas ibu ini bangga sekali menceritakan anaknya. Hmm, sementara kalau dibandingkan dengan saya sih ya, jomplang sangat! Saya modal gratisan (hehe).

Tidak lama kemudian si anak gadis ibu itu datang membawa makanan.
Dia bilang, "Pindah yuk, Ma."

Si Ibu tidak mengiyakan atau menolak. Tampak di wajahnya kalau si ibu merasa tidak enak untuk mengusir saya ataupun jika dia yang harus pindah. Sebagai seorang yang berperasaan alias sensitif, jelas saja saya paham bahwa anaknya tersebut tidak ingin ada kehadiran saya. Saya pun juga tidak nyaman sebenarnya.

"Mbak ini sama siapa?" tanya anaknya seketika ke saya.
"Sendiri," jawab saya langsung. Lalu saya bilang, "Saya saja yang pindah, Bu."

Saya tahu diri dalam kondisi tersebut. Saya pun mengemasi barang dan minuman saya. Saya menuju meja lain yang saya perhatikan ternyata sudah ada yang kosong. Alhamdulillah. :)

Di meja baru, makanan saya datang. Saya pun menikmati hidangan itu. Saya masih merasa "wow" dengan kejadian yang saya alami. Memang saat itu sedang ramai ya. Saya tidak habis pikir saja dengan orang yang begitu egois. Itu tempat makan publik ya, bukan rumah sendiri. Bukan pula tempat yang perlu reservasi sehingga orang lain tak bisa mengganggu. 

Tidak lama kemudian tiba-tiba seseorang bilang ke saya, "Boleh duduk di sini?"
"Silahkan..." jawab saya welcome

Saya langsung tersenyum dalam hati. Tadi saya mendapat tumpangan duduk (walau terusir), dan setelah itu giliran saya yang memberi tumpangan ke orang lain. Allahu akbar! :)

Saat si ibu tadi selesai makan dan melewati saya, ibu itu tersenyum ramah. Dan saya pun membalasnya. Memang sangat berbeda ya bagaimana sikap orang yang jauh lebih dewasa dengan anak muda jaman sekarang. Padahal sih ya berpendidikan. :)




Karma

Apakah kamu percaya karma? Karma yang familiar di telinga kita sebagai orang Indonesia adalah apabila kita berbuat baik maka akan mendapat balasan yang baik sementara apabila kita berbuat maka akan mendapat balasan yang buruk. Dengan kata lain, kita akan mendapatkan setimpal dengan apa yang kita tanam.

Setahu saya karma itu tidak ada dalam ajaran islam. Mungkin lebih tepat kita menyebut tanam tuai ketimbang karma. Dalam kehidupan ini saya sering kali mengalami peristiwa-peristiwa kecil yang menurut saya "wow".

Seperti kisah di atas, saya langsung bertukar posisi dari yang sebelumnya mendapat tumpangan duduk, tak lama kemudian gantian saya yang didatangi orang lain untuk mendapat tumpangan duduk. Saat itu saya merasa seperti diuji oleh Allah apakah tindakan yang akan saya ambil jika saya berada di posisi nyaman sementara orang lain butuh bantuan. Kenapa orang itu datangnya ke meja saya?

Apakah itu kebetulan? 
Hey, bukankah tidak ada kebetulan di dunia ini? 
Bukankah selembar daun pun tidak jatuh melainkan sudah digariskan oleh-Nya?



#PerempuanBPSMenulis
#MenulisAsyikdanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe1

Saturday, January 20, 2018

Arti Kata Gawai

1/20/2018 12:20:00 PM 0 Comments



Baru saja saya menonton tayangan berita di Metro TV dan merasa ada istilah baru yang tidak saya kenal begitu membaca judul berita yang tertulis. Di layar televisi ada kata "gawai" yang masih asing di telinga saya. Dari berita yang ditayangkan tentu saya langsung paham apa artinya.

Entah sejak kapan istilah "gawai" ini muncul menggantikan kata "gadget" dalam bahasa Indonesia. Saya googling tampaknya masih baru-baru ini. Di wikipedia pun sudah ada. Berikut definisinya:

Gawai [1] (bahasa Inggris: gadget) adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya.
Perbedaan gawai dengan teknologi yang lainnya adalah unsur kebaruan berukuran lebih kecil. Sebagai contoh:
  • Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawainya yaitu laptop/notebook/netbook.
  • Telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawainya telepon seluler.

Saya cek tautan wikipedia berasal dari bahtera.org namun tak bisa diakses.

Saya coba buka web kbbi karena penasaran apakah sudah ada di sana, ternyata belum. Gawai masih diartikan sebagai kerja. 

Kalau berita teratas hasil googling kata gawai merujuk pada berita "KPAI buka layanan anak kecanduan gawai". Beritanya setema dengan berita yang saya tonton tadi. Kalau readers sudah membaca beritanya, ada dua pelajar (SMP dan SMA) yang kecanduan gawai di Bondowoso, Jawa Timur. 

Dewasa ini memang teknologi berkembang sangat pesat. Gadget sudah bukan lagi barang mewah. Semua kalangan sudah familiar dengan gadget. Bahkan anak kecil tak terkecuali sangat menyenangi gadget. Di sinilah peran orangtua sangat diperlukan untuk memantau dan membatasi penggunaan gadget bagi anak-anak. Jangan sampai gadget merusak anak-anak.

Picture credit to the rightful owner.

Tuesday, January 16, 2018

Lolos Seleksi Poster Ilmiah di Shanghai, China

1/16/2018 05:51:00 PM 0 Comments



Hai Readers, saya sudah pernah cerita kalau saya pernah lolos seleksi lomba paper tepatnya kategori poster ilmiah yang harus dikonferensikan di Malaysia 3 tahun silam. Tahun 2017 lalu tepatnya 15 Oktober saya kembali submit abstrak dan pengumuman 10 Januari 2018. Saya mendapat email yang menyatakan saya lolos seleksi poster (lagi). Kali ini harus dikonferensikan di Shanghai, China pada bulan juli 2018.

Tahun ini, dari 1800an abstrak yang masuk dipilih 600 untuk poster ilmiah. Wow, alhamdulillah ya lolos lagi. Tapi saya masih galau apakah kali ini akan berangkat atau tidak. Saya selalu merasa tidak pede dan siap. Dari papernya sendiri memang belum siap sih. 

Mungkin tar coba submit scholarship untuk biaya ke sana dulu. Yang dulu sih tidak lolos mungkin diutamakan untuk yang paper bukan poster. Tapi kali ini who knows? Usaha dulu yang penting kan. 😊

Picture credit to the rightful owner
 

Sunday, January 14, 2018

Satu Semester di MTI UI: Catatan Semester Satu Ganjil

1/14/2018 10:43:00 AM 4 Comments

Rasa-rasanya baru kemarin saya kembali ke bangku kuliah tapi rupanya satu semester sudah terlewati bahkan tahun pun sudah berganti. Kini sudah masuk januari 2018 dan saya tengah menikmati liburan panjang semester satu selama satu setengah bulan. Alhamdulillah. Kapan lagi dapat liburan sepanjang ini kalau tidak lagi kuliah? 😊


Di perjalanan dari kos ke Bandara Soetta lalu (tepatnya di taksi) kepikiran ingin liburan ke luar. Sempat kepikir buat bikin rencana liburan ke sana liburan semester berikutnya mumpung masih kuliah masih punya jatah liburan panjang. Tapi begitu sampai di rumah eh kepincut ingin beli aset tetap. Kalau dipikir-pikir mending beli aset ketimbang liburan. Liburan makan bugdet besar pasti ya. Tapi di sisi lain, liburan itu pengalamannya sungguh tak ternilai menurut saya. Ya Allah, semoga next time bisa terwujud keduanya di waktu yang tepat beserta rencana saya yang lain. Kemaruk hihi. 

Lanjut ke cerita MTI. Di MTI saya dapat kelas siang karena saya salah satu penerima beasiswa GCIO Kemkominfo. Sebagai salah satu mahasiswa yang pindah jalur alias tidak in line dengan jurusan bachelor degree, saya mendapat banyak pertanyaan dari rekan-rekan saya. Entah itu karena heran atau meragukan apakah saya mampu, saya tidak tahu. Hanya Allah yang tahu. 😊

Dan saya percaya, tanpa ijin Allah saya tidak akan lulus baik simak maupun beasiswanya. Kalaupun lulus simak, bisa jadi tidak lulus beasiswanya sehingga saya tidak bisa kuliah. Semua atas seijin Allah. Oya, saya sempat menyayangkan saya terlanjur daftar ulang dan tidak mungkin mundur lagi. Saya sendiri sempat ragu alias terpikir apakah saya mundur saja. Banyak pikiran berkecamuk.

Jadi ceritanya saya baru saja pulang daftar ulang eh esoknya dapat kabar dari teman tentang beasiswa bappenas yang mulai 2017 membolehkan lulusan d4 mendaftar. Saya baca persyaratannya dan semestinya saya bisa mendaftar. Tapi saya sudah diterima di MTI dengan beasiswa Kominfo dan daftar ulang. Tidak mungkin mundur. Kalaupun ikut Bappenas belum tentu lulus juga kan ya. Mungkin rejeki saya di sini. Bersyukur saja dan jalani yang di depan mata. Oya, ini pertama kali saya ikut. 😊 

Apakah harus dari jurusan TI untuk S1nya?

Di syarat masuk dari UI sendiri tidak ada kok menyaratkan harus dari jurusan in line. Bahkan dari Kominfo selaku pemberi beasiswa juga tidak. Kalau mereka tidak menyaratkan, artinya secara logika jurusan itu bisa diikuti oleh semua mahasiswa. Jadi, buat kamu yang s1 jurusan bukan TI tak usah khawatir, kamu tetap bisa mendaftar. Di kelas, bukan cuma saya yang beda jurusan tapi juga beberapa teman yang lain bahkan ada yang dulunya dari hukum.

Kalau bukan dari TI, takutnya ada coding... bagaimana?

Saat kuliah umum dari dosen tamu yang pembicaranya dari Kominfo langsung, bapaknya bilang kalau beasiswa GCIO ini diperuntukkan bagi semua jurusan karena kuliahnya tidak lagi coding tapi lebih ke manajemennya. Di semester satu ini ada 5 mata kuliah dan tidak ada coding sama sekali kecuali tugas satu mata kuliah yang namanya AKPSI (analisis kebutuhan dan perancangan sistem informasi). Itupun tugas kelompok. Dalam tugas itu juga dibagi-bagi tugas ada project manager, business analyst, system analyst dan programmer. Nah, di sini saya memilih business analyst yang tidak berhubungan dengan coding. Biarlah coding dikerjakan sang programmer.

Mata kuliahnya susah tidak? Apalagi kalau bukan dari TI... takutnya susah mengikuti...

Dari kelima mata kuliah semuanya teori. Percayalah kamu pasti bisa. Kalau kamu punya modal ingatan yang kuat akan sangat membantu karena materinya hapalan.

Apakah tidak ada kesulitan?

Kesulitan pasti ada ya namanya juga ilmu baru. Pertama-tama roaming karena banyak sekali istilah baru dan singkatan-singkatan apalagi semuanya bahasa Inggris. Seiring waktu jadi terbiasa dengan sendirinya. Percayalah kesulitan itu bisa diatasi. Yang terpenting rajin baca buku biar pintar. Oya semua materi dalam bahasa Inggris. Tapi tak usah takut ada google. 😊

Tugas-tugasnya bagaimana?

Tugas seabrek semua mata kuliah, ada individu maupun kelompok. Tugas juga beruntun dari tugas satu sampai sekian untuk tiap mata kuliah. Tugas bermacam-macam jenisnya mulai dari paper, makalah, dan praktek. Hampir semua dipresentasikan khususnya yang kelompok. Tugas benar-benar makan waktu terutama yang kelompok, belum lagi ada jam kuliah. Saya sempat mengeluh kurang tidur. Tapi percayalah tugas itu bikin kamu jadi pintar. Cerdaslah manajemen waktu.

Mata kuliahnya sulit tidak?

Sulit tidaknya relatif ya tergantung individunya. Alumni ada yang bilang kalau kuliah di MTI UI itu susah lulusnya tapi dapat ilmunya.

Kalau soal nilai bagaimana?

Ini tergantung dosen ya. Ada yang murah ada yang minimalis.

Ada yang berkesan selama satu semester?

Ada. Ceritanya begini. Ada satu mata kuliah yang menurut saya paling sulit dimengerti. Eh ada tugas paper sebagai pengganti uas. Tugas paper ini awalnya kelompok tapi kemudian boleh kelompok atau individu. Selama 1 semester kan kami tidak ganti-ganti kelompok. Nah untuk tugas terakhir ini ternyata banyak yang pecah kelompok. Yang awalnya 5 orang sekelompok, berubah ada yang berdua, bertiga lintas kelompok. Sebagian lagi sisanya individu.

Nah, saya ini adalah orang yang tidak kebagian kelompok. Mengajak teman kelompokan eh dianya mau individu, ya sudahlah. Ditawari teman lain tapi dianya belum ada kabar jadi akhirnya saya putuskan cari tema sendiri dan kerjakan sendiri karena mepet presentasi progres. Ketika saat presentasi progres minggu pertama, saya sudah siapkan satu topik dan slide tapi belum punya nyali buat maju sukarela dan saya juga tidak terpanggil secara random. Alhamdulillah. Yang sudah maju dikuliti dikritisi pedas dengan candaan juga sih tapi justru lega setelahnya karena sudah tahu kelemahan yang mesti diperbaiki. Kalau saya jelas belum tenang karena belum maju.

Untuk presentasi progres minggu kedua, saya ganti topik dan slide. Saya ganti karena merasa belum pas belum pede. Saya juga baru tahap penyusunan kuesioner. Draft paper masih kosong melompong. Dan saya juga lagi-lagi tidak maju presentasi. Tapi saya konsultasi sedikit setelah jam kuliah selesai. Dari teman-teman yang maju presentasi, ada teman-teman seinstansi. Kami berenam seinstansi. Jadi 2 orang sekelompok dan 3 orang sekelompok. Saya yang sendirian tidak dapat kelompok. Ya sudah tidak apa-apa. Minggu depannya adalah deadline pengumpulan paper. Saya kejar menyusun paper sendirian. Tiap hari saya kerjakan di kamar kos. Beberapa hari tidak keluar kos selain cari makan. Selain menyusun paper memang masih ada beban UAS mata kuliah lain dan juga kuis.

Deadline submit paper adalah tanggal 22 desember 2017 pukul 17.00 wib. Saya baru selesai mengerjakan dan submit sekitar pukul 16.50. Mepet sekali ya. Lega rasanya setelah itu. Soal hasil biarlah Allah yang bekerja. Tanggal 28 Desember saya pulang kampung. Dan tak lama setelah itu hasil koreksian dari dosen keluar dalam bentuk word. Jelas saja saya mendapat banyak masukan alhamdulillah terutama di bagian introduction yang masih perlu banyak perbaikan. Kalau sisanya sudah lumayan. Abstrak sudah ok cuma perlu pangkas beberapa kalimat yang kurang penting alias kepanjangan.  Teori sudah ok. Metodologi sudah jelas dan analisis sudah cukup mendalam. Kesimpulan hanya perlu perbaikan judul. Saya perlu mempelajari tesis kakak tingkat untuk cara analisis yang berbeda dari yang sudah saya buat (padahal saya mengikuti contoh paper jurnal yang dishare bapaknya loh tapi masih kena kritik) untuk kontribusi lebih dari papernya karena paper saya pratikal. Bapaknya mau paper yang punya kontribusi ke teori. Saya perhatikan rata-rata sekelas papernya praktikal hehe.

Minggu pertama januari nilai mulai keluar satu per satu. Betapa tidak menyangkanya saya melihat nilai paper. Saya sampai heran ini benar? I got perfect score! Thanks ya Allah. Baik sekali bapaknya. Kok bisa ya tak percaya rasanya. Dari segi apa paper saya mendapat nilai segitu. Saya mengira bapaknya obral nilai nih di akhir. Hmm, mungkin paper saya menang dari segi penulisan (note: sok pede sekali, jangan hiraukan). Kalau isinya sih ya saya tidak pede hehe. 😂

Terbayar hasil usaha saya sendirian. I can do it. Lumayan untuk menambah nilai akhir. 😊

Sampai di sini dulu ya readers. Hope you enjoy your weekend. Happy sunday! 😊


Picture credit to the rightful owner.



















Sunday, January 7, 2018

Kos Sekitar Salemba Jakarta - Belajar Bahasa Gratis di Euro Management

1/07/2018 01:23:00 PM 0 Comments



Tanggal 12 Agustus 2017 saya sengaja PP Lampung-Jakarta hanya untuk mencari kos. Berangkat pagi dari rumah (pesawat Sriwijaya pukul 8.15) dan pulang dengan pesawat Lion pukul 20.00. Mengingat tanggal 21 Agustus sudah harus masuk kuliah sehingga mau tidak mau ya harus mau pergi. Kenapa jauh hari? Untuk antisipasi kalau tidak langsung mendapat kos semisal datang mepet. Lagipula menemukan kos yang cocok itu tidak mudah. Utamanya cocok di kantong. Hehe.

Janjian ke Euro Management
Saya janjian bertemu dengan teman saya di Euro Management Jakarta Pusat, tidak jauh dari Salemba UI. Kenapa di sana? Ya memang ada tujuannya. Teman saya berbagi info tentang beasiswa belajar bahasa gratis di Euro Management. Momennya pas dengan jadwal saya mau ke sana. Jadi sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Kami berencana mengambil kelas bahasa Inggris dan TOEFL. Begitu sampai di sana saya mencari lokasi tempat fotokopi dipojok Euro (samping kiri Kantor Pos). Setelah itu datang mengambil formulir dan menyerahkan persyaratan. Saat mengambil formulir saya kaget plus kecewa karena kelas yang mau saya ambil dicoret. Ternyata saya telat datang. Pendaftaran sudah cukup lama sejak minggu lalu dan sudah penuh untuk kelas bahasa Inggris dan TOEFL. 

Speechless mau mengambil kelas apa jadinya. Kelas yang tersisa tinggal Perancis, Jerman, Rusia dan Jepang. Sungguh tidak sesuai harapan. Sejenak saya berpikir menentukan pilihan karena pendaftaran hari itu sudah mau ditutup. Baiklah. Saya mencontreng Jerman dan Jepang dengan berat hati. Setelah itu formulir saya kumpul ke panitia. Dan ternyata saya diminta memilih satu bahasa saja. Duh! Padahal tertulis boleh lebih dari satu. Akhirnya saya putuskan mencoret Jerman dari list.  

Setelah itu saya  mendapat brosur-brosur dalam amplop berwarna merah. Mengenai kapan kelas dimulai akan diinfokan di whatsapp. Kemudian saya mengambil foto selfie dengan teman saya lalu ke Salemba UI. Di jalan, saya kepikir, kenapa tadi Jerman yang saya coret? Kenapa saya memilih Jepang? Oya, teman saya mengambil Jepang juga. 

Mencari Kos
Sesampai di Salemba, lokasi pencarian pertama adalah daerah Kenari dengan alasan supaya tidak menyeberang. Kami berjalan dari gang ke gang. Dari beberapa kos yang kami temui dengan kisaran harga 600-700 ribuan, kami nyatakan tidak memenuhi kriteria. Hehe. Kami yang jarang berjalan kaki ini merasa kelelahan kepanasan. Kami putuskan berjalan ke daerah seberang Kenari yaitu Paseban. Di sana ketemu banyak sekali kos dengan harga dan kondisi bervariasi. Kisaran harga adalah 500 ribu hingga jutaan. :)

Setengah hari lebih saya mencari-cari kosan. Mulai jam 11-an hingga sore hari. Target saya hari itu harus mendapat kos lalu pulang hari itu juga. Setelah berpikir sana-sini dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih kos di daerah Paseban. Menurut saya di daerah Paseban ini lebih bersih dan tidak sesempit daerah Kenari. Untuk teman yang mungkin akan meneruskan kuliah di UI Salemba mungkin ini bisa menjadi rujukan.

Apakah tidak lelah?
Sangat! Kaki saya sangat pegal. Saya mesti istirahat beberapa hari untuk memulihkan kesehatan.


Note: Untuk teman saya yang baik hati dan tidak sombong, semoga Allah melimpahkan keberkahan bagimu dan keluargamu. Terima kasih teramat sangat atas pengorbananmu menemaniku. I love you!

(tulisan ini ditulis 2017 silam tapi mengendap di draft dan sayang dibuang)

😊😊😊









(Part 3) Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) MTI UI 21-25 Agustus 2017

1/07/2018 09:28:00 AM 50 Comments


Orientasi mahasiswa baru MTI UI di Salemba, Jakarta angkatan 2017 semester gasal diadakan pada tanggal 21-25 Agustus 2017 pukul 19.00-21.00. Dari total 102 mahasiswa yang terdiri dari gabungan kelas siang dan malam, kelas terasa riuh. Kelas siang (kelas GCIO) adalah untuk penerima beasiswa Kominfo, beasiswa dari Kementerian lain yang notabene PNS dan mahasiswa umum dengan biaya mandiri yang mengambil kelas siang tentunya misal fresh graduate atau pun yang memang khusus kuliah saja (tak bekerja lagi). Sementara kelas malam adalah untuk mereka yang bekerja di siang hari. Mereka ini tentunya membayar biaya mandiri. Kelas siang terdiri dari 39 mahasiswa sementara sisanya adalah kelas malam.

Saya sendiri belum berkenalan dengan teman-teman calon sekelas. Sudah tergabung di grup whatsapp hanya saja belum bertatap muka langsung. Saya masih duduk bebas. Dan syukurnya sudah dapat kenalan dari awal datang tepatnya di parkiran menuju ruang MTI. Ternyata si dia kelas malam. Hmm tidak sekelas nih. Tidak apa-apa. :)

Selama orientasi ini disediakan makan malam mulai jam 17.30 - 19.00 wib. Lumayan ya buat anak kos dan juga mahasiswa yang rumahnya jauh.

Hari pertama pengenalan kurikulum dan peraturan akademik. Sudah ada tugas juga. Waduh! Tugasnya apa? Setiap mahasiswa diberi selembar kertas berisi abstrak. Tugas diunggah di web scele MTI. Dikerjakan di kertas A4 dan dikumpulkan keesokannya. Satu abstrak bisa sama untuk 2 orang yang duduk berdekatan sehingga bisa saling tukar nomor handphone dan diskusi.

Hari kedua, materinya tentang menulis artikel. Ada tugas lagi! Kali ini tugas kelompok terdiri dari 4 orang yang duduknya berdekatan. Ada dua tugas pada sesi ini dan harus diunggah dan dikumpul 25 Agustus 2017.

Hari ketiga, materi tentang menyusun penelitian. Ada tugas membuat makalah dan slide presentasi masalah TI yang ada di kantor/instansi tempat bekerja atau pun negara. Presentasi dijadwalkan hari jumat 25 Agustus dan makalah dikumpul pukul 16.30.

Hari keempat, waktu untuk mengerjakan tugas 2 hari sebelumnya.

Hari kelima, presentasi. Satu ruangan digunakan untuk 3 kelompok. Masing-masing ruangan dipandu satu asisten dosen.

Selesailah orientasi mahasiswa baru. Alhamdulillah sudah terlewati. Tinggal perbaikan tugas saja dikumpul pada hari kamis 31 Agustus 2017.

(Note: tulisan ini ditulis selepas orientasi 2017 silam tapi mengendap di draft dan sayang dibuang)

Siapa tahu tulisan ini bermanfaat buat kamu yang sedang mencari info tentang MTI UI.

😊😊😊


Saturday, December 23, 2017

Cemburu Karena Ibu

12/23/2017 11:26:00 PM 4 Comments

Lama rasanya saya tidak posting. Dan ternyata sudah akhir tahun tiba. Sudah liburan semester tiba. Wow! Satu semester sudah terlewati begitu cepatnya. Dan artinya satu semester saya tidak posting.

Ceritanya minggu ini adalah minggu sibuk. Waduh sok sibuk, kerja juga tidak. Hehe. Yup! Minggu ini adalah UAS, kuis dan deadline paper individu dan kelompok. Alhamdulillah satu per satu terlewati. Selama seminggu saya tidak kemana-mana loh Readers. Di  depan laptop saja di kamar kos. Jenuh juga rasanya ya. Kejar deadline paper individu jumat jam 17.00 sore. Dari pagi bangun tidur sampai jam lima kurang saya kerjakan itu paper. Begitu selesai submit, haduh puyeng kepala saya. Mungkin karena lapar? Atau otak terforsir? Ya pokoknya saya istirahat saja setelah itu. Laptop saya matikan. Terkadang saya baru sadar oh ternyata laptop tidak saya matikan dari pagi sampai tengah malam. 


Lega rasanya setelah jam lima sore itu, karena artinya saya bisa liburan semester tanpa memikirkan tugas semacamnya. Hehe. Lalu hari ini ada tragedi kecil yang cukup berarti. Pagi-pagi baru tahu ternyata charger tablet saya kok patah satu kaki colokannya. Masih tidak habis pikir rasanya ya. Pas lagi butuh-butuhnya mau charge kok ketahuan patah tanpa ketahuan sebabnya. Mana patahannya tidak ketemu lagi. Huh berasa tak bisa hidup tanpa tablet deh jaman sekarang ini. Macam 'anak jaman now' ya ampun. Pinjam ke sebelah charger-nya nyambung tidak nyambung kata pemiliknya. Ya sudahlah. Saya cari keluar akhirnya alias beli baru karena 'sangat butuh'.

Hari ini saya ada acara dengan teman-teman ke Mall Kota Kasablanka. Walau pernah hidup di Jakarta selama empat setengah tahun tapi saya belum pernah ke sini. Ke sana naik transport apa ya enaknya? Kalau saya cek Gojek sih kena Rp. 10.000. Eh, salah satu teman menawarkan tebengan. Asyik! Refreshing juga akhirnya! Dan jam sembilan malam ini saya baru kembali lagi ke kamar kos. 

Oke, saya coba menengok blog saya yang tidak terurus selama satu semester ini. Dan saya kembali mencoba manulis. Bismillah. :)

Readers, kalian pasti ingat sekali kan kalau kemarin adalah hari Ibu? Siapa yang memberi ucapan ataupun hadiah untuk ibu? Apa arti ibu untuk kalian?

Apapun sebutannya bagi kalian ibu itu bisa berarti orang yang melahirkan, membesarkan, atau pun orang yang kita hormati. Ibu itu adalah sebutan yang terhormat. Coba saja kalau kalian di jalan bertemu ibu-ibu, apa yang kalian sebut untuk mereka? Ibu? Mama? Bunda? Emak? Atau sebutan lainnya?

Kalau mama, rasa-rasanya adalah sebutan khusus di rumah ya. Tidak semua orang pakai itu. Bunda? Bunda juga sebutan baru yang populer beberapa tahun belakangan. Kata bunda sudah ada sejak dulu tapi tidak populer digunakan sehari-hari. Emak? Emak juga hanya di beberapa daerah tertentu yang memang menggunakan sebutan itu sehari-hari. Tapi kalau ibu? Sebutan ibu itu general. Dan kesan terhormat itu melekat. Itu menurut saya loh ya. Kalian bisa saja berbeda pendapat. 

 Menurut KBBI (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ibu):

ibu

  1. n wanita yang telah melahirkan seseorang; mak: anak harus menyayangi --
  2. n kata sapaan untuk wanita yang sudah bersuami
  3. n sapaan takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum
  4. n bagian yang pokok(besar, asal, dan sebagainya): -- jari
  5. n yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri-- kota

Ibu punya banyak arti ya. Kemungkinan yang memenuhi syarat untuk definisi ibu adalah poin 1 s.d 3 dalam konteks ibu. 

Seingat saya, saya ini orang yang cuek dengan hari-hari besar macam ini. Tapi tahun lalu, saya dan kakak-kakak saya memberikan hadiah untuk ibu saya di hari ibu. Patungan ya ceritanya. Hehe. Inisiatif kakak saya. 

Kenapa saya tidak merayakan hari-hari seperti ini? Entahlah ya sepertinya memang tidak ada tradisi begini di keluarga saya. Bagi saya, atau pun kakak-kakak saya, kapanpun bisa memberi sesuatu tanpa harus menunggu momen hari-hari tertentu. Each day can be a big day!

Kalau bicara tentang ibu itu ya, saya pernah merasa sangat sedih. Belum pernah saya sesedih ini sebelumnya. Jadi kisahnya waktu saya ke Jakarta agustus lalu untuk mulai masuk kuliah perdana, ibu saya ikut. Sebenarnya ibu saya juga tidak melakukan apa-apa di kos paling cuma tidur-tiduran, mengobrol, makan, menemani saya keluar mencari makan atau kebutuhan awal ngekos. Tapi terasa kehilangan sekali sewaktu beliau pergi. Beliau menemani saya selama saya orientasi. Tepatnya empat malam. Saya kan orientasi malam terus ya. Jadi sewaktu saya pulang dari kampus sekitar jam 10-11 malam, eh ada ibu saya lagi guling-guling (hehe tiduran maksudnya) menunggu saya. 

Lalu kakak saya yang di Banten datang menjemput beliau, menginap semalam dulu di kos saya. Besok paginya berangkat ikut kakak saya. Tapi kami sempat jalan dulu ke Tanah Abang. Biasalah ya belanja hehe. Oke, setelah itu kami terpisah. Saya pulang ke kos sendirian naik kereta. Ibu saya ikut kakak. Dari Tanah Abang saya sudah merasa tidak enak badan. Sampai di kos benar saja saya tidak sehat. Ya Allah, nelangsa rasanya. Saya juga teringat ibu saya, saya tak kuat menangis. Yang membuat saya menangis itu ya, ada perasaan kehilangan. Ibu saya itu sama saya tapi kemudian ikut kakak saya. Saya tahu kakak saya orang yang baik yang akan memperlakukan ibu saya dengan baik, tapi entah kenapa ada perasaan cemburu saat beliau ikut kakak saya. Saya membayangkan jika seandainya suatu saat nanti demikian. Sedih sekali rasanya.

Sumpah! Saya tidak pernah merasakan perasaan cemburu seperti demikian. Saya juga tidak pernah merasa sesedih itu sebelumnya sampai menangis berhari-hari setiap kali ingat ibu saya. Saya hitung selama 4 hari saya menangis setiap kali ingat beliau. Wow! 

Saya sampai heran kenapa bisa ada perasaan cemburu seperti ini. Lumrahkah?

Lalu giliran ibu saya pulang ke kampung, kakak saya menelepon saya kalau kakak saya sakit begitu ibu saya pulang. Haduh, kok bisa sama seperti saya kemarin? Kakak saya cerita banyak dengan saya. Tapi kakak saya tidak cerita ke ibu kalau kakak menangis waktu ibu saya pulang. Haduh, kok sama lagi seperti saya sih. Berarti kami sama cintanya dengan ibu. Betul tidak Readers?

Begitulah kisaha menyedihkan ini. Padahal dulu sewaktu lulus SMA, saya ke Jakarta ditemani kakak ipar sementara teman-teman saya diantar orangtuanya. Tapi kali ini, saya sebesar ini, kuliah master degree, giliran ditemani ibu saya tapi kok malah mewek alias nelangsa. Ya Allah, kenapa begini? Padahal saya terbiasa sendiri semuanya.

Readers, sudah beberapa kali saya menulis tentang ibu di blog ini, ini adalah cerita lain tentang ibu yang terjadi belakangan ini. 

"Terima kasih ibu sudah menemaniku. Sampai jumpa kembali di liburan semester ini. Aku pulang. :)" 

Oke, selamat hari Ibu!


Monday, August 7, 2017

Bahasa Inggris Mabuk Perjalanan

8/07/2017 04:03:00 PM 1 Comments



Hai sobat! Gegara hari ini saya melakukan perjalanan ke Bengkulu Kota dan merasakan mabuk, saya terinspirasi membuat posting ini.

Saya duduk di belakang, lalu ada penumpang wanita duduk di depan saya. Wow semerbak parfumnya langsung membuat saya pening. Saya tutup hidung sepanjang perjalanan dengan jilbab. Wah, ini saya mabuk. 

Ini bukan pertama kali saya mabuk perjalanan gara-gara parfum orang. Entah parfum atau cologne yang dipakai. Semerbak di awal lalu berubah bau seiring waktu berjalan. 

Lalu saya kepikiran, bahasa inggrisnya mabuk perjalanan apa ya. Setelah saya googling, ternyata bahasa inggris-nya motion sickness. 

:)

Saturday, August 5, 2017

Kuaci Biji Labu (Pumpkin Seed)

8/05/2017 02:04:00 PM 1 Comments



Ada yang pernah makan kuaci biji labu? Itu loh labu kuning kalau di Indonesia. Yang rasanya manis kalau dikukus. Dan enak kalau disayur. Jaman dulu ibu saya sering sekali mengukus atau menyayur. Tapi bijinya tak pernah dimakan. 

Labu kuning ini simbol helloween kalau di USA ya. Tak tahu sejarahnya kenapa labu kuning yang dipilih.

Ternyata nih, biji labu kuning alias pumpkin seed termasuk superfood. Kamu pernah coba?

Kuaci ada macam-macam ya tidak hanya kuaci biji matahari. Melainkan kamu bisa coba kuaci biji labu yang gizinya tinggi. Harga memang lebih mahal. Yang tanpa kulit juga ada jadi tidak ribet mengupas.    

Rasa? Enak kalau menurut saya. Cuma karena tipis jadi harus telaten mengupas satu-satu. Varian yang saya beli merk Value Plus rasa green tea seharga 40an ribu kalau tidak salah ingat. Kala itu ada yang warna putih sepertinya original.