Follow Us

Monday, September 10, 2018

Summer in Beijing Day 3 (Great Wall, Bird Nest Stadium)



Berikut adalah perjalanan hari ketiga saya di Beijing.

Foot Massage

Setelah sarapan, kami langsung menuju toko wajib pemerintah yaitu foot massage. Seharusnya kunjungan ke sini adalah di hari sebelumnya tapi karena sudah terlampau lelah, diubah menjadi hari ketiga. Kami digiring menuju suatu ruangan khusus untuk menerima foot massage gratis. Foot massage ini diperuntukkan usia di atas 20 tahun. Pertama-tama kami disuguhi ember berisi air hangat kecoklatan dan juga di dalamnya ada kantong seperti kantong teh celup. Nah, kantong tersebut rupanya obat dan diperintahkan untuk diinjak dengan kaki kiri. Tak tahu juga kenapa begitu. Mungkin ada filosofi khusus.

Air rendaman kaki

Setelah mendapat penjelasan dari shinshei (benar tidak namanya shinshei) berbahasa Indonesia, tak lama kemudian, terapis berdatangan untuk memijat. Awalnya, yang datang ke saya adalah terapis laki-laki tapi kemudian saya minta ganti perempuan. :D

Beberapa shinshei berdatangan menuju kursi-kursi kami, umumnya yang tua-tua yang didatangi, di sana ditanya-tanya.

Di situlah kami ditawari obat ada obat gosok dan juga obat yang untuk rendaman kaki. Harga? Mahal! Kalau di etalasenya di depan sih ada banyak jenis obat yang bisa dibeli.


Silk Factory

Setelah selesai foot massage, lanjut ke toko wajib pemerintah lainnya yaitu silk factory. Di sini kami mendapat penjelasan tentang asal bahan sutra dari kepompong  ulat sutra. Penjelasan diberikan dalam bahasa Inggris oleh seorang wanita muda yang bekerja di situ. Diperagakan juga satu kepompong jika diurai maka akan menjadi begitu lebar. Wow. Super sekali. Tuhan sang maha pencipta benar-benar keren. Tiada tandingannya.

Kepompong ulat sutra. Kecil ya?

Demo satu buah kepompong. Biarpun kecil tapi bisa meregang sampai selebar itu. Mantap!

Kami juga ditawari produk-produk sutra seperti seprei beserta sarung bantal. Produk di situ diklaim sebagai produk asli. Ya karena mereka kan toko wajib pemerintah masa iya mau kasih barang abal-abal ya.


Great Wall

Perjalanan menuju Great Wall dilakukan setelah makan siang di restoran.  Yay! Akhirnya sampai juga di Great Wall. Yang dulunya cuma lihat di buku sejarah SD, sekarang bisa menginjakkan kaki. :)

Sesampai di sini, kami foto rombongan. Lalu kami diberi waktu untuk menaiki Great Wall. Cuaca kali ini sangat mendukung. Sewaktu pagi, gerimis. Dan saat siang matahari tidak terik. Biarpun begitu, tetap ngos-ngosan menaiki tangga. Saking panjangnya, tidak mungkin semua dilewati. Saya pun hanya sampai 2 pos. Setelah itu saya putuskan foto-foto saja. Karena saya pikir akan sama saja rutenya dari pos ke pos. :)

Ramai sekali. Susah cari spot sepi. Ini lagi beruntung. :) 

Saat itu ramai sekali pengunjung yang menaiki tangga baik lokal maupun bule. Anak-anak kecil maupun bayi pun ikutan naik tangga. Nenek-nenek pun tak mau kalah ikutan juga. Hebat! Mana tangganya curam loh. Dan tidak sama tingginya tiap anak tangga. Ada yang pendek, ada yang tinggi.

Satu hal yang saya pelajari di sini. Kalau saya pribadi merasa, kalau saya naik tangga itu lebih berat ketimbang turun, lebih butuh banyak energi, lebih ngos-ngosan. Nah, kalau nenek-nenek justru kebalikannya. Bisa naik tapi takut tak bisa turun. Sumpah, saya baru tahu ini. :)

Saatnya kami ngumpul di bus, 2 orang peserta tersesat. Mereka tidak tahu jalan pulang. Satu peserta mengaku melihat bus rombongan tapi tidak tahu bagaimana caranya turun ke sana. Sementara satu peserta lagi harus membayar 20 RMB setelah deal tawar-menawar dengan orang sana yang mau mengantar pakai mobil. Apes deh si Ibu. Untungnya si Ibu bisa bicara mandarin.


Bird Nest Stadium

Kunjungan ke Bird Nest ini hanya untuk photo shop. Toh memang kami tidak bisa masuk. Sesampai di sini, barulah terasa kota. Kenapa saya bilang demikian. Karena selama saya di sana, saya merasa Beijing itu sepi kotanya. Baru di sinilah terasa ramai pengunjung.

Bird Nest Stadium malam hari. Susah nyari spot sepi untuk foto.

Di suasana malam, Bird Nest terlihat cantik karena lampu warna-warninya menyala. Tapi kami tidak bisa berlama-lama di sini karena Bird Nest tutup sekitar pukul 9 malam. Oya, masuk ke sini gratis.

Kalian jangan heran kalau mencium bau pesing saat jalan di pelataran Bird Nest. Saya juga heran kok bisa sih di tempat umum seperti itu orang buang air sembarangan. Ampun deh.

Setelah puas berfoto, saya menuju toko suvenir di sekitaran sini. Saya mampir ke Art and Craft Supermarket. Di toko ini suvenir cukup murah dibanding tempat lain.



Bersambung day 4...



No comments:

Post a Comment

leave your comment here!