semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Tuesday, July 17, 2018

Pengalaman Lolos International Paper Conference CITSM 2018 (Part 1)

7/17/2018 02:13:00 PM 0 Comments
Perhatian! Posting ini sudah saya tulis sejak 2/6/2018 namun baru sekarang saya publish. Semoga tak mengurangi makna ya. Selamat membaca! :)


Memasuki pertengahan bulan ramadhan... bagaimana puasanya Readers? Lancar? Alhamdulillah masih bisa menjalani ibadah puasa di tahun ini ya. 

Lama tidak menengok blog ini, ternyata lama juga saya tidak posting. Ok, saya akan coba kembali posting.

Belakangan ini (akhir Mei) memang saya sedang sibuk uas jadi baru bisa berlega-lega ria sekarang-sekarang inilah memasuki bulan Juni karena saya libur panjang hingga Agustus. 

Readers, saya kan pernah cerita tentang plagiarisme ya. Adakah kalian sudah membaca? Nah, di sana kan saya cerita tentang paper saya yang tidak lolos conference. Setelah itu, saya diminta dosen pembimbing merevisi paper saya tersebut dan di-submit ke conference lain yang deadline terdekat yaitu CITSM 2018 (The 6th International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management).  

Kalau boleh jujur ya, sebenarnya saya sudah tidak berminat untuk submit ke internasional conference. Tidak masuk jurnal internasional juga tidak apa-apa. Bisa masuk ke jurnal nasional pun jadilah yang penting tujuan utama saya untuk menggugurkan kewajiban publikasi ke jurnal sebagai syarat lulus terpenuhi. Tak perlu juga yang "wah" jurnalnya. Asal bisa masuk dan menggugurkan kewajiban tadi sudah cukup. Saya tidak mau muluk-muluk.

Lagipula, masuk jurnal international itu biayanya mahal. Lulus conference juga mahal biaya pendaftaran masuknya (jutaan) karena nantinya juga setelah presentasi di conference, paper akan masuk jurnal internasional juga. Kemarin, yang pertama saya submit adalah ke icoict itu kalau lolos bayar 4 juta rupiah dan conference-nya di Bandung. Sementara yang saya submit selanjutnya adalah citsm biaya pendaftaran 2 juta rupiah (untuk kategori mahasiswa) kalau lolos dan acara conference-nya di Parapat, Sumatera Utara. Sama juga kalau dihitung-hitung dengan biaya akomodasi ke sana ya. :D


Cerita awal submit

Lanjut cerita tadi...
Pada bulan Maret, saya dinotifikasi dosen beberapa kali via whatsapp untuk submit. Tapi saya ini sudah terlanjur malas (jangan ditiru) dan juga lelah karena sedang sibuk-sibuknya kuliah dan tugas. Kok rasa-rasanya seperti tidak ada waktu untuk revisi (halah alasan). Tahu sendiri ya kalau revisi itu momok sekali (buat saya ini loh ya). Sampai tiba gilirannya deadline tanggal 31 Maret 2018. 

Oya, sebenarnya pada awalnya saya memang mengincar untuk submit ke citsm. Tapi karena icoict itu deadline lebih dulu, jadi saya coba-coba submit ke icoict (aji mumpung alias ambil kesempatan waktu mana yang duluan). Dan ternyata tidak lolos (alhamdulillah ya). Dan sisi baiknya adalah saya jadi merevisi paper saya tersebut. Selalu ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap kegagalan. Uhuk-uhuk. :)

Pada awalnya citsm sudah deadline saat menunggu icoict pengumuman. Tapi rupanya diperpanjang deadline-nya (tak menyangka). Jadi saya coba submit ke citsm. Dan saya submit itu injury time sekitar sejam sebelum deadline. Jadi ceritanya saya pulang kampus sekitar pukul 19.30 pm wib. Di kamar, saya langsung buka laptop dan merevisi paper saya. Niat banget ya. Kepepet lebih tepatnya sih. Menunggu detik-detik deadline. :)

Revisi itu tidak bisa sebentar ya (bagi saya loh ini). Apalagi saya harus memangkas dan mengubah-ubah kalimat supaya tidak terdeteksi plagiarisme. Butuh waktu... 

Mana format harus disesuaikan dengan permintaan penyelenggara dan lain-lain. Harus dikoreksi juga kan? Butuh waktu...

Registrasi dulu sebelum submit juga butuh waktu... perlu koneksi internet lancar apalagi injury time

Syukurnya saya memang sudah registrasi jauh hari sebelum ikut icoict malah...

Awal saya submit, kok tidak bisa ya. Apa masalahnya? Ternyata email yang saya masukkan di pendaftaran easy chair tidak sama dengan yang saya masukkan sekarang. Ok, setelah saya ubah baru bisa submit. Alhamdulillah.

Nomor pendaftaran saya adalah 214. Mungkin nomor terakhir ya. Hehe

Setelah submit, saya tidak kirim notif ke dosen karena biasanya kan otomatis masuk ke email dosen yang didaftarkan. Jadi, dosen kembali bertanya ke saya apakah saya sudah jadi submit. Saya jawab sudah. Tapi kata dosen kok tidak masuk ke email dosen. Loh kok bisa? Padahal sudah saya masukkan.

Dosen kembali bertanya, dan saya jawab yang sama, kata beliau saya disuruh mengecek di easy chair.


Cerita pengumuman

"Apakah sudah ada notif diterima atau tidak?" tanya Pak Dosen.

"Belum, Pak."
Padahal sih sudah lewat jadwal pengumuman. Seharusnya kan tanggal 25 Maret. Nah itu sudah tanggal 30 belum ada pengumuman. Dan saya cek jadwalnya di website tidak ada perubahan jadwal.

Keesokan harinya, saya lagi berkutat dengan tugas yang deadline siang itu, eh dapat notif dari citsm. Loh ini pengumuman baru hari itu tanggal 31 Maret? Ok, saya buka email di tablet saya. Duh, diterima tidak ya. Saya sih terus terang tidak berani berharap. Karena apa?

1. Kalau baca-baca di syarat-syarat pendaftaran sih citsm kelihatannya lebih ketat ketimbang icocit. Lah icoict saja saya tidak lolos apalagi ini pikir saya.

2. Di sana disebutkan bahasa Inggrisnya itu sebaiknya diperiksa dulu oleh native speaker. Lah saya tidak pakai diperiksa native speaker segala. Memang sih, sebelum submit ke icoict dulu saya sempat meminta teman saya native speaker untuk mengecek paper saya. Tapi ya itu karena jarak jauh, dia tidak mengoreksi apa-apa jadinya. Dia cuma bilang sudah ok dan dia juga bilang tidak menyangka saya yang bukan native speaker bisa menulis begitu. Lah, bukan itu yang saya harapkan padahal. Saya butuh koreksinya kata per kata. Haduh bagaimana sih dia. :(

3. Di syaratnya tertulis kalau konversi ke pdf-nya direkomendasikan menggunakan pdf converter yang disediakan penyelenggara. Nah, waktu itu saya tidak bisa masuk dengan password yang disediakan. Sudah expired begitu ceritanya. Mungkin karena saya pakai setelah masa extended jadi tidak di-update lagi oleh penyelenggaranya. Jadi, karena sudah injury time, ya sudahlah wallahualam pakai converter lain yang penting submit dulu. Lolos tidak lolos urusan belakangan.

4. Beberapa hari setelah submit, saya coba baca lagi pdf saya. Lah ternyata kok ini judul Bab III hilang. Kalau isinya sih ada tapi nyambung bab II. Astaghfirullah... Inilah penyebab utama yang menurut saya akan menggagalkan paper saya untuk diterima. 

Jadi, setelah email terbuka saya baca donk ya. Dan jreng jreng.....

accepted!

Huhuhu ini benar?

Di sana tertulis bahwa paper saya diterima. Tapi ada revisinya di beberapa bagian. Alhamdulillah. Untuk nilai -1 (weak reject) di review 1. Dan review 2 nilainya 2 (accepted).

Setelah itu saya beritahu dosen saya dan memohon maaf karena belum sempat mengecek email beliau di easy chair eh sudah pengumuman duluan jadi tidak masuk ke email beliau notifnya.

Saya kirim screenshot. Eh, ternyata kata dosen email yang saya masukkan salah. Tidak salah sih tapi harusnya bukan email itu yang dimasukkan tapi email lain yang pakai cs. Kalau email yang saya masukkan jarang dibuka. Yah, Bapak Dosen, mana saya tahu. :(

Baiklah. Saya akan forward dan memperbaiki email beliau di easy chair. Eh, belum sempat memperbaiki email beliau, dapat review 3. Saya tanya teman saya yang juga lolos, dia tidak terima review 3. Hmm, berarti sudah bagus punya dia cukup sampai review 2. Sementara punya saya, jadi tambah banyak revisi. Hiks.

Tugas saya selanjutnya adalah merevisi paper. Conference nanti akan diselenggarakan di Inna Prapat Hotel, Danau Toba Parapat, Sumatera Utara tanggal 7-9 Agustus 2018. Bismillah... 

Semangat!

Bersambung part 2 dan 3...

Wednesday, July 11, 2018

Membuat e-Passport Ternyata Mudah dan Cepat

7/11/2018 12:01:00 PM 0 Comments
Kemarin, 10 Juli 2018 saya ke kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat untuk membuat e-Passport. Alhamdulillah akhirnya saya buat juga. Karena awalnya sempat diajak teman ke luar negeri akhir tahun 2017 silam namun sayang 3 bulan lagi paspor saya expired sehingga saya tidak bisa ikut. Sementara syarat-syarat ada di kampung. Jadi, setelah liburan semester bulan Januari 2018 saya pulang kampung dan saya bawa persyaratan yang dibutuhkan. Eh, ternyata kalau sudah punya paspor sebelumnya tidak perlu syarat-syarat yang banyak itu. Cukup membawa fotokopi ktp, fotokopi paspor, dan paspor asli. 




Yang saya lakukan untuk membuat e-paspor adalah sebagai berikut:

1. Registrasi antrian melalui whatsapp.
Kantor Imigrasi Jakpus tidak menggunakan sistem antrian melalui aplikasi seperti kantor lain melainkan menggunakan whatsapp. Pada tanggal 29 Juni 2018 saya mencoba registrasi. Caranya:

Ketik #tgllayanan kirim ke 0812 9900 4406

Rupanya antrian penuh sampai 11 Juli 2018. Alamakkk! Padat benar ya. 
Tanggal 1 Juli saya coba lagi dan jawabannya tetap sama. Kuota penuh sampai 11 Juli.
2 Juli saya coba lagi. Jawabannya kuota penuh sampai 12 Juli.
3 Juli saya coba lagi. Jawabannya adalah tanggal layanan yang bisa dipilih tanggal 13 Juli. Huaaa akhirnya. :)

Lalu saya ketik #NAMA#TGLLAHIR(DDMMYYYY)#TGLLAYANAN(DDMMYYYY)

Contoh #REANA#01012000#13072018

Setelah itu akan ada balasan konfirmasi penjadwalan layanan. Dan saya diminta untuk membalas dengan mengetik kode persetujuan. Entah kenapa saya tidak langsung mengetik kode persetujuan tapi malah membalas dengan format yang sebelumnya. Dan alhasil sistem menjawab dengan kuota antrian penuh hingga tanggal 13 Juli 2018. Yahhh salah. :(

Saya kembali mengetik #tgllayanan pun hasilnya sama. Kuota antrian penuh.
Setengah jam kemudian saya coba lagi ketik #tgllayanan. Alhamdulillah dapat antrian tanggal 10 Juli. Kali ini tidak disia-siakan. Langsung saya balas kode persetujuan dan akhirnya mendapat kode booking. Di situ tertera jam kedatangan. Sebaiknya datang sejam lebih awal.

Jadi ceritanya nih, saya janjian dengan teman saya. Dia mau ambil paspor. Dia cerita kalau dia libur kerja tanggal 10 dan 18 Juli. Kalau tanggal 10 kan tidak mungkin karena sudah penuh. Nah awalnya kan saya dapatnya tanggal 13 Juli. Saya bilang dulu ke dia bagaimana. Dia kerja sih tapi dia mau tanggal segitu (bisa tukar shift dengan temannya). Yah, ternyata saya salah balas dan antrian penuh lagi. Baru setelah itu saya coba-coba lagi dapat tanggal 10. Wow! Kok bisa pas sekali dia libur. Tidak menyangka. Memang rejeki tak ke mana ya. :D

Tips: 
a. Kirim whatsapp registrasi jauh-jauh hari dari tanggal yang diinginkan karena kemungkinan penuh sangat besar.
b. Kalau kuota penuh, sering-sering saja ketik ulang. Kalau ada antrian orang yang batal kita bisa dapat antrian tersebut.

2. Konfirmasi kehadiran
Setelah mendapat kode booking. Kita diharuskan membalas konfirmasi kehadiran pada tanggal yang ditentukan sistem. Saat itu saya harus konfirmasi pada tanggal 7 Juli 2018. Batas konfirmasi pukul 24.00 ya jangan lupa. Keesokannya saya mendapat balasan konfirmasi kehadiran.

3. Mengisi formulir
Pengisian formulir tergantung tujuan kamu membuat paspor. (1) Apakah membuat paspor baru? (2) Apakah paspor biasa kamu yang masa berlakunya masih ada mau diganti dengan e-paspor? (3) Apakah paspormu habis masa berlaku dan ingin diganti menjadi e-paspor?

Kalau kamu punya paspor biasa yang masih berlaku dan ingin diganti menjadi e-paspor maka kamu harus membeli formulir di kiri kantor imigrasi seharga 8 ribu rupiah. Bilang saja ke petugas di sana. Ada tempat untuk fotokopi dan juga membeli surat pernyataan. Jalan saja ke kiri kantor imigrasi nanti pasti ketemu. 

Kalau saya kan masa berlaku paspor biasa sudah habis tepatnya Februari 2018. Dan berhubung paspor saya pembuatannya di atas tahun 2009 maka saya tidak perlu membeli formulir tersebut. Saya langsung mengambil formulir di dalam kantor imigrasi lantai 1. Lalu saya isi formulir dan siapkan persyaratannya yaitu fotokopi ktp, fotokopi paspor lama dan disertakan paspor lamanya. Kode booking saya tulis di map. Setelah itu saya antar ke meja yang ada petugasnya. Dari situ saya mendapat kode antrian yaitu 2-124. Saya dipersilakan naik ke lantai 2.

4. Wawancara, foto, dan sidik jari
Lantai 2 merupakan tempat bagi pengunjung untuk wawancara dan juga mengambil paspor yang sudah jadi. Wawancara di sebelah kanan dan mengambil paspor di sebelah kiri. Pengunjung akan dipanggil sesuai nomor antrian. Nah kalau saya masih cukup lama dipanggil karena antrian saya nomor 124 sementara saat itu baru sampai antrian 20-an. :)

Pukul 12 siang kurang beberapa menit saya selesai wawancara. Cepat sekali wawancaranya. Apa saja yang ditanya? Petugasnya kala itu Bapak-Bapak di meja nomor 5 yaitu Bapak Wisnu. Saya ditanya lahir di mana, sudah pernah ke Jepang ya ngapain, PNS tahun berapa, mau ke mana, dan lain-lain. Saya tidak diminta apa-apa lagi. Kalau teman saya diminta surat keterangan kerja (tergantung petugas kali ya). Jadi buat kamu siap-siap saja. Padahal sih saya juga sudah siap-siap. Hihi alahamdulillah.

Setelah itu foto dan sidik jari (10 jari). Harus ditekan ya pas sidik jari supaya kedeteksi. Saya berkali-kali tidak masuk terutama pas kelingking. 

Selesai, saya mendapat tanda bukti berkas permohonan paspor. Di situ tertera nomor permohonan yang harus saya ketik dan ketik ke nomor whatsapp yang juga tertera di situ keesokan harinya.

5. Pembayaran
Tanggal 11 Juli 2018 saya ketik petunjuk di bukti berkas permohonan paspor. Saya mendapat balasan kode MPN G2. Kode tersebut merupakan kode yang harus kita masukkan ketika melakukan pembayaran melalui ATM. Untuk mendapat petunjuk pembayaran ketik #bayar.

Nah, tadi pun saya melakukan pembayaran senilai 655.000 rupiah.
Pembayaran diberikan waktu 7 hari. Kalau sudah membayar tinggal menunggu notifikasi pengambilan selama 5 hari kerja.


Nah, mudah kan?


Update: Selasa 17/7/2018

6. Pengambilan
Hari ini saya kembali ke kantor Imigrasi Jakarta Pusat untuk mengambil paspor. Sehari sebelumnya yaitu kemarin Senin (16/7/2018) saya mendapat notifikasi via whatsapp bahwa paspor sudah bisa diambil mulai satu hari kerja setelah pesan notifikasi itu diterima. Syarat pengambilan yaitu membawa bukti pembayaran dan identitas diri.

Tadi saya datang sekitar pukul 10.30 wib. Saya langsung naik ke lantai 2. Yang saya lakukan adalah

1. Berjalan menuju arah kiri untuk mengambil nomor antrian di mesin. Caranya tinggal memasukkan 6 digit nomor terakhir yang ada di lembar bukti pembuatan paspor. Setelah itu struk antrian keluar dari mesin.

2. Menunggu nomor antrian dipanggil. Nomor saya 6-138. Antrian tadi baru 6-128. Tak terlalu jauh.

3. Begitu dipanggil saya langsung ke depan (ada di samping mesin untuk mengambil nomor antrian) menyerahkan bukti pembayaran, nomor antrian, dan lembar bukti pembuatan paspor. Kartu identitas tidak dicek oleh petugas padahal sih sudah saya siapkan.

4. Tandatangan dan menulis nama di blanko yang diberi petugas.

5. Menulis nama dan nomor paspor lalu tanda tangan.

6. Selesai. Pulang!

Yay! Paspor saya sudah jadi. Mari jalan-jalan! :)




Tuesday, May 8, 2018

Writer's Series: The Story of Us The Jakarta Post

5/08/2018 11:10:00 AM 0 Comments
Hari Sabtu tanggal 5 Mei 2018 lalu saya mengikuti mini conference bertajuk Writer's Series: The Story of Us yang diselenggarakan oleh The Jakarta Post. Acara berlokasi di Upper Room Annex Building lantai 10 belakang Pullman Hotel.


Saya ikut acara ini karena mendapat info dari teman saya. Dia bilang yang tahun lalu materinya seru. Berhubung saya libur untuk tanggal tersebut akhirnya saya registrasi terlebih dahulu dengan mengisi link yang dikasih teman saya.

Tiba hari sabtu, saya pergi ke sana sendirian. Tiba di dekat Annex Building, bingung masuknya dari mana. Ternyata saya tidak sendirian. Ada beberapa perempuan yang juga sama bingung. Akhirnya kami barengan masuk ke dalam. Rupanya ada jalan kecil sebelah kiri di pinggiran jalan tempat mobil masuk. 

Saya ketemu teman saya di bawah gedung lalu kami mengantri lift. Sudah ada petugas yang mengatur antrian masuk lift. Awalnya saya tidak mengenali kalau teman saya sudah ada di situ menunggu saya, tepatnya menunggu temannya yang sedang sarapan di luar, duh geer sekali saya. Tiba-tiba dia menyapa saya. Hihi

Lama tak berjumpa, kami pun cipika-cipiki. Asyiiikkk. :D

Kemudian kami naik ke lantai 10. Di sana kami tanda tangan sesuai nama sewaktu registrasi. Jalan-jalan sebentar lalu menuju ruang utama tempat acara. Dekorasi ruangannya bagus. Sudah begitu, dingin sekali AC-nya. Untunglah saya membawa jaket walau tipis lumayan untuk menghalau udara dingin seharian karena acara berlangsung dari jam 9.00 - 17.00 wib. 

Dari awal hingga akhir acara dipandu menggunakan bahasa Inggris. Pembicaranya ada banyak sekali dan semuanya berbahasa Inggris pastinya. Mayoritas didatangkan dari luar negeri. Ada yang dari India, Inggris, USA, Hongkong, Filipina, dan lain-lain. Ada yang strory telling, ada yang dialog, drama, dan lain-lain.

Di awal-awal acara peserta penuh tapi menjelang sore, menyusut dengan sendirinya. Oya, di tengah-tengah acara saya mengantuk sekali. Astaghfirullah. Kan lampunya gelap ya berasa nonton konser begitu, hanya panggung yang diberi sorot cahaya. Syukur juga sih tidak ada yang melihat saya tertidur beberapa kali. Hihi.

Saya tidak sempat mengabadikan apa pun di sana. Baterai HP saya sudah tidak bisa kompromi lagi. Bahkan untuk pulangnya saya dipesankan teman saya ojek online pakai HP-nya. Bikin susah orang saja saya ini.
Satu-satunya foto yang sempat diambil 

Mana saya dan teman beda arah pula. Saya ke kiri dan dia ke kanan. Saya tunggu-tunggu mana ya si Bapak ojek kok tidak muncul-muncul. Ada sih beberapa motor yang diam di pinggir jalan, tapi tidak ada yang platnya sama seperti yang saya ingat tadi sewaktu pesan. Saya kepikiran mau naik taksi sajalah ya kalau lebih lama lagi tidak datang karena waktu sudah magrib itu. Eh, tiba-tiba teman saya muncul waktu saya menengok ke belakang. Dia bilang Bapak ojek menelepon. Lah ternyata si Bapak sudah lama diam di situ di pinggir jalan. Dan ternyata lagi, platnya beda nomor. Ya ampun... tidak pakai jaketnya pula. 

Sesampai saya di kos, teman saya menghubungi saya. Ternyata dia kehilangan hp-nya yang satu lagi, hp jadul kesayangan yang banyak kenangannya. Ya Allah... gegara sayakah ini? :(

Semoga mendapat ganti yang lebih baik ya Sobat...

Friday, May 4, 2018

Jangan Sekolah Tinggi-Tinggi, Cowok Takut... Nikah Dulu!

5/04/2018 12:33:00 PM 0 Comments
Semalam, saya kuliah malam. Usai kuliah sekitar pukul 9 malam lebih saya pulang berjalan kaki seperti biasa. Jam sekian jalanan yang biasa saya lewati sudah sepi kendaraan lewat. Orang berjualan pun sudah banyak yang bubar.



Entah kenapa tiba-tiba saya ingin makan sesuatu begitu sampai di kos. Saya yang awalnya jalan di sebelah kiri kemudian menyeberang ke sebelah kanan jalan karena di sana ada penjual nasi goreng. Saya pun memutuskan untuk membeli mie rebus saja. Di dekat tukang nasi goreng itu tiba-tiba ada seorang bapak yang menyapa saya, "Pulang, Mbak."

"Iya, Pak," jawab saya ramah sambil tersenyum tipis ke arah si Bapak.

Lalu saya duduk menunggu pesanan saya di pinggir jalan. Eh, si Bapak mendekati saya dan mengajak ngobrol. Apa yang diobrolkan? Biasalah ya pertanyaan seperti kuliah di mana dan lain-lain. Si Bapak juga bercerita tentang dirinya.

Awalnya saya pikir si Bapak adalah penjual warung di pinggir jalan itu tapi ternyata adalah pemilik rumah pinggir jalan yang sekian lama ada tulisan "dijual".

Kami terus mengobrol sampai pesanan saya selesai dimasak. Si Bapak bilang, "Jangan sekolah tinggi-tinggi, Mbak, cowok takut."

"Takut gimana, Pak?"

"Kalau cowoknya S1 takut, Mbak, mau deketin. Minder."

"Kok takut sih, Pak. Saya sih biasa-biasa saja."

"Kalau saya, Mbak, ga takut sama cewek cantik tapi takut sama cewek pinter."

Bla bla bla...

Ya Allah, jika cowoknya takut ya artinya bukan jodoh. Simpel. Logis. :)



Sunday, April 29, 2018

Dosen Tamu Kontributor Wikipedia Bahasa Indonesia

4/29/2018 12:24:00 PM 0 Comments
Jumat, tanggal 27 April 2017 ada dosen tamu yaitu Bapak Ivan Lanin, kontributor wikipedia bahasa Indonesia yang merupakan alumni MTI UI 2012. Kesan saya dan beberapa teman wanita setelah kuliah selesai adalah suka! Dan kami berlima memberi penilaian 5 semua untuk 7 item pertanyaan. Tumben sekali sudah jam 21.30 tapi kok tidak terasa ya. Hmm, mungkin karena pemaparannya menarik sehingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Menurut kami, inilah kuliah dosen tamu yang paling tidak membosankan. :)


Dari awal saya masuk kelas, teman duduk sebelah saya adalah teman wanita yang pertama saya kenal di sini. Eh, ternyata dia cerita kalau dia sudah tahu dengan si Bapak dosen tamu yang akan masuk. Bahkan dia sudah follow akun twitter-nya. Wow.

"Jadi kamu sudah ngefan begitu ceritanya?" tanya saya.
"Iya," jawabnya sambil tersenyum.
Waduh saya tidak menyangka ini. Ada fans Bapaknya di sebelah saya. Hihi

Beberapa waktu kemudian, Si Bapak datang dan taraaa... duduk di depan kami persis. Teman saya bilang, "Wangi banget... Dari baru masuk saja sudah wangi..."

"Oya?" Haduh maaf sekali sepertinya penciuman saya terganggu. Peringatan keras nih buat kaum Adam, kalau kalian wangi, kaum Hawa suka. :)

Sepanjang materi disampaikan, saya sih suka. Sambil kembali mengingat pelajaran bahasa Indonesia masa sekolah dulu. Ternyata belajar bahasa Indonesia itu menyenangkan. Tentunya kalau pemaparnya asyik dalam menyampaikan ya.

Jaman sekolah dulu perasaan saya jaman SD selalu disuruh mengarang. Mengarang bebas begitu tidak ada panduan mengarang yang baik dan benar itu bagaimana. Setiap ujian juga ada mengarang. Ujian nasional pun ada mengarang seingat saya. 

Sekian sharing saya hari ini. :)


Ditulis di Burker King Salemba


Saturday, April 28, 2018

Nomor HP Terblokir gegara Belum Registrasi? Begini Cara Mengatasinya!

4/28/2018 01:26:00 PM 0 Comments
Halo Readers, apakah kalian pernah mendapat SMS berbunyi seperti gambar di atas yang berisi peringatan untuk segera registrasi kartu HP? Jika iya, segeralah lakukan registrasi atau kartu kamu akan diblokir seperti kartu saya. Sebenarnya peringatan untuk registrasi ini sudah lama ya sejak tahun 2017 tapi saya abai sampai akhirnya diblokir juga. :)

Apa akibatnya jika nomor HP terblokir?

Tidak asyik kalau kartu kamu diblokir. Hari begini susah hidup tanpa internet. Kalau nomor kamu diblokir, kamu tidak bisa SMS atau pun akses internet dengan paket internet hp tentunya ya. Tapi masih bisa menerima SMS masuk. Dan kalau dipakai di tempat yang ada hotspot/wifi masih bisa akses internet juga sih. Setidaknya itu yang saya alami.

Sekitar hari Senin tanggal 23 April 2018, saya mendapat pemberitahuan bahwa nomor hp saya terblokir. Nomor itu adalah nomor yang saya gunakan untuk internet. Kala itu saya coba registrasi tapi ternyata gagal terus karena no KK saya salah. 

Saya memang 3 kali ganti KK. Dan yang saya masukkan pertama adalah KK pertama, gagal. Lalu KK kedua gagal juga. Lalu saya cari KK ketiga soft file-nya rupanya tidak ketemu di hard disk. Padahal seingat saya sudah saya scan semua dokumen penting. Hmm, mungkin di laptop yang sebelumnya atau hard disk yang tertinggal di rumah. Saya lihat di web simpeg, ternyata tidak saya arsipkan di sana. Bagaimana ini ya KK tidak ada di saya saat ini di Jakarta.

Lalu saya hubungi teman kantor lama saya untuk mengecek siapa tahu ada di file box atau scan di komputer. Ternyata tidak ada juga. Setelah itu saya hubungi orang rumah untuk mengecek di dokumen penting saya, eh tidak ketemu juga sudah dibongkar satu tas. Lah ke mana gerangan? Saya ingat betul sewaktu pulang kampung kemarin saya beres-beres, ada di sana.

Lalu saat itu saya teringat bahwa sewaktu berangkat ke Jakarta setelah libur semester saya membawa beberapa dokumen penting yang niatnya mau dipakai untuk membuat e-passport.  Itu ada di map coklat terpajang di file box berwarna merah di atas meja. Ya Allah... astaghfirullahaladzim... Hihi menyusahkan orang saja saya ini. :D

Dan pagi ini saya langsung registrasi. Berhasil!

Cara registrasi jika nomor kamu terlanjur terblokir seperti di bawah ini. Ini yang saya lakukan untuk nomor Telkomsel.

Ketik *444# call

Maka akan muncul:


Pilih 1. Registrasi

Setelah itu kamu akan diminta memasukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK.

Jika NIK dan Nomor KK yang kamu masukkan adalah benar, maka akan ada SMS sebagai berikut.



Yay! Nomor pun tidak lagi terblokir! Selamat! :D

Sebenarnya nomor saya yang terblokir ini adalah nomor yang usianya lebih muda ketimbang nomor saya yang satunya. Tapi herannya nomor saya yang satunya kok belum terblokir. Nomor itu masih bisa saya pakai SMS. Dan nomor itu juga sebelumnya gagal registrasi karena salah KK. 

Ok, sekian sharing saya hari ini. Dan jujur hidup saya ini terasa susah saat tidak bisa connect internet sewaktu di luar kos. Saat butuh menghubungi teman, eh tidak bisa. Haduh...


Wednesday, April 25, 2018

Islamic Book Fair Tidak Gratis

4/25/2018 10:20:00 PM 0 Comments
Hari Sabtu lalu (21/4/2018) saya pergi ke Islamic Book Fair di JCC. Book fair ini diadakan selama 5 hari saja yaitu tanggal 18-22 April 2018. Sudah lama sekali saya tidak datang ke book fair. Awalnya saya berencana pergi dengan teman satu kos tapi si dia ada acara. Akhirnya saya pergi dengan teman saya yang lain yang ternyata free di hari Sabtu. Alhamdulillah.



Semula kami janjian pukul 10 pagi tapi kemudian saya ada tes hingga jam 12 siang, jadinya kami undur. Setelah sholat zuhur saya langsung cabut. Kami janjian naik transjakarta saja dan ketemu di halte Matraman 1. Dari situ kami naik bus tujuan Grogol. Ternyata nih ya kami salah rute. Karena arah Grogol berhenti di halte Grogol 1. Seharusnya kami ke arah Harmoni baru ke Grogol dari situ.

Oke, kami turun di Grogol 1 lalu keluar menuju Grogol 2. Barulah dari Grogol 2 kami naik bus menuju JCC. Antriannya yang paling ujung kata petugasnya.

Alhamdulillah sampai juga di JCC. Dan wow ternyata ramai sekali subhanallah. Dan herannya kali ini harus beli tiket masuk sebesar lima ribu rupiah. Padahal jaman dulu gratisan. Hehe.

Ok, kami masuk dan lumayan susah bernafas di dalam saking ramainya. Jalan juga susah harus sabar. Kami berputar-putar melihat-lihat. Akhirnya saya membeli 2 buku terbitan Ummul Quro dan 1 buku terbitan Maghfiroh. Setelah itu saya sholat ashar. Musholla terbuka ada paling ujung tapi kok saya herannya kenapa musiknya kencang sekali? Padahal banyak orang sholat di situ. Ada acara nonton bareng juga di situ. Heran sungguh... :)

Selesai sholat, teman kos saya ternyata nitip dibelikan bukunya Salim A Fillah  berjudul Baraqallahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta via whatsapp. Dia bilang mau buat kado temannya. Harga 70 ribu dan ada si penulis di situ bisa minta tanda tangan sekalian. Astaghfirullah. Ini saya sudah mau pulang. Lelah rasanya kaki saya. Teman saya juga sudah pusing. :)

Saya bilang saya tidak janji. Dia arahkan saya ke Pro U Media dari musholla lewat lorong bla bla bla. Dia memohon dengan sangat agar saya belikan karena tadi dia hanya beli satu padahal ternyata 2 orang temannya yang akan menikah. Dia sudah pulang duluan. Ya Allah... kami memang sempat janjian ketemu di sini setelah dia selesai acaranya tapi rupanya tidak jadi ketemu dan dia pulang duluan.

Saya pun keluar musholla sambil berjalan melihat-lihat di mana letak stand Pro U Media. Kok ya tidak ketemu-temu. Setelah saya berbelok ketemu juga. Saya langsung mencari itu buku. Syukurlah tidak perlu waktu lama untuk menemukan buku itu di antara para pengunjung. Mana ustadnya? sepertinya sudah tidak ada. Begitu saya bayar buku itu, loh kok harganya 90 ribu?

Saya whatsapp teman saya. Harganya 90 ribu sudah kubeli harus mau.

Sampai di kos, dia pun kegirangan hehe alhamdulillah. Rupanya harga 90 ribu itu karena hard cover hihi. Baiklah...

Kalau teman saya malah dititipi bukunya Ust. Adi Hidayat. Tapi ternyata antrinya panjang pas kami lewat pulang.

Ok, sekian cerita saya. :)

Tuesday, April 3, 2018

Review Buku: Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana

4/03/2018 11:13:00 AM 2 Comments
Akhirnya selesai sudah saya membaca buku karangan Ryan Filbert yang dilabeli sebagai best seller nasional. Buku ini pertama dicetak Oktober 2013 dan yang saya baca sudah cetakan ke-9 November 2017. Sebelum saya beli bukunya, saya sudah pernah nonton channel youtube-nya sebenarnya. Kenapa juga masih beli bukunya? Buang-buang duit saja...


Ya tentu saja saya ingin mendapat ilmunya lebih dalam. Kalau membaca buku itu mendapat lebih banyak pengetahuan karena lebih detail. Kalau kamu berminat untuk investasi reksa dana, buku ini bagus untuk pemula supaya tidak tersesat.

Di buku ini dipaparkan strategi investasi reksa dana yang terdiri dari 4 macam ditambah 1 macam strategi khusus dari hasil penelitian si empunya tulisan. Di bagian lembar-lembar menuju akhir dijelaskan perbandingan antara kelima strategi tersebut khususnya di reksa dana saham. Mana hasil yang terbaik (yang memberikan return terbesar) bisa dilihat di bukunya langsung ya. :D

Untuk strategi saya bocorkan khusus untuk pembaca blog saya.

1. Lump-sum
Membeli reksa dana di awal dengan jumlah besar lalu biarkan saja hingga bertahun-tahun.

2. Dollar cost averaging (DCA)
Investasi reksa dana secara berkala dengan jumlah tetap pada awal atau akhir bulan misal sebanyak 1 juta rupiah. Lakukan terus menerus secara disiplin hingga bertahun-tahun.

3. Constant share (CS)
Membeli unit reksa dana dengan jumlah unit yang sama secara berkala berapapun harga per unitnya. Jadi jumlah unit yang dibeli konstan terus tiap bulan misal. 

4. Value averaging (VA)
Ini adalah cara investasi yang dikatakan rumit karena menghitung pertumbuhan yang konstan tiap bulan. Contohnya bisa dilihat di bukunya.

5. Strategi kelima ini dinilai memberikan return yang lebih baik dibanding DCA dan CS. 
Silahkan baca bukunya ya. :D

Sekian review dari saya hari ini. Semoga bermanfaat. :)

Monday, April 2, 2018

Review Buku: Rezeki Level 9

4/02/2018 10:09:00 PM 0 Comments
Hari ini saya kembali ke Gramedia sepulang kuliah, tepatnya sepulang UTS MSSI. Saya naik angkot seperti biasa tapi sungguh heran saya bisa salah turun (padahal sebelumnya tidak pernah begini). Begitu sampai di seberang Klinik Pramitha saya merasa sepertinya saya sudah lewat. Akhirnya ketika ada penumpang turun saya ikut turun. Saya cek google map ternyata masih di depan beberapa meter lagi letak halte Tegalan. Jadilah saya jalan kaki sore-sore. :D


Sampai di sana saya membeli satu buah buku yaitu Rezeki Level 9 yang sedang diskon 15 persen sampai 30 April. Alhamdulillah. :D

Kali ini saya akan coba membuat review. 

Judul: Rejeki Level 9
Penulis: Andre Raditya
Cetakan pertama: Agustus 2016
Cetakan yang saya beli: Cetakan kelima November 2017
Dicetak oleh: PT Gramedia
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Jumlah halaman: 156

Dari cover-nya, buku ini mirip buku-bukunya Ippho Santosa. Berhubung judulnya juga membahas tentang rejeki, awalnya saya pikir bukunya Ippho juga. Eh, ternyata bukan. Saya kira demikian karena saya penikmat karya-karyanya Iphho Santosa. :D

Buku ini menceritakan tentang 9 level rejeki. Di sana dibahas mulai dari level 1 hingga level 9. Penasaran? Apa sajakah itu? 

1. Rejeki yang dijamin 
Rejeki yang diberikan karena sifat Ar Rahman Allah seperti napas, umur, waktu, berdetaknya jantung, mengalirnya darah, terbitnya matahari, pergantian siang dan malam, dan lain-lain. Semua itu berjalan teratur meski kita tidak memedulikannya.

2. Rejeki yang dipaksa
Sebab diperolehnya rejeki ini karena dipaksa seperti hutang, pinjam, kredit dan lain-lain.

3. Rejeki yang diupayakan
Rejeki ini diperoleh karena adanya upaya yang dilakukan seperti jika rajin belajar maka akan menjadi pintar, jika rajin bekerja maka karirnya bagus dan lain-lain.

4. Rejeki yang diminta
Rejeki yang datangnya karena diminta melalui doa.

5. Rejeki dari pertukaran
Datangnya rejeki ini karena adanya transaksi seperti jika butuh uang maka jual apa yang dipunyai, tukar keahlian dengan uang dan lain-lain.

6. Rejeki yang dijanjikan
Rejeki yang ini sudah tertulis di kalimat Allah misal sedekah akan diganti 700x lipat, shalat dhuha 6 rekaat sehari  akan dipenuhi kebutuhannya pada hari itu, dan lain-lain.

7. Rejeki keikhlasan
Rejeki ini dicontohkan bagi orang-orang yang ikhlas dalam melakukan sesuatu seperti penjaga masjid yang ikhlas membersihkan masjid bisa berangkat umroh dan haji tanpa biaya, seorang suami yang ikhlas menafkahi keluarganya dipermudah urusannya, dan lain-lain.

8. Rejeki yang disyukuri
Dengan adanya rasa syukur dari tiap rejeki yang diterima maka Allah akan menambah nikmat. 

9. Inilah rejeki yang dituliskan dalam judul.
Berhubung ini rejeki yang menjadi inti dalam buku ini, maka saya tidak akan membocorkannya. Biarlah teman-teman yang berminat/penasaran untuk membeli bukunya langsung. :D

Untuk rejeki level 9 ini saya sudah pernah dengar ceritanya loh sebelum saya baca buku ini. Hihi alhamdulillah. Jadi tidak kaget lagi. 

Selain deskripsi 9 level rejeki, buku ini juga menyebutkan penghalang masing-masing level rejeki. Rejeki level 1 sampai 8 mempunyai 1 penghalang namun rejeki level 9 mempunyai 2 penghalang. Wow!

Mau tahu? Nih, saya bocorkan. Penyebab pertama adalah dosa dan penyebab kedua adalah sombong.

Selain bahasan tadi, masih ada bahasan lain di buku ini. Jika kamu tertarik, silahkan baca saja bukunya ya! :D

Menurut penilaian saya, buku ini bagus untuk menambah wawasan dan keimanan. :)

See you next posting!



Sunday, April 1, 2018

Investasi Leher ke Atas Yuk!

4/01/2018 07:37:00 PM 3 Comments
Kemarin Sabtu tanggal 31 Maret 2018 saya agendakan diri untuk pergi ke Gramedia Matraman. Niat hati tentu untuk refreshing setelah UTS (ujian tengah semester) pada hari kamisnya yang melelahkan. Melelahkan bagaimana maksudnya? Mata kuliah pada hari kamis yaitu DTPL (Dinamika Tim Perangkat Lunak) mengharuskan membuat catatan di dua lembar kertas polio untuk dibawa saat UTS. Dan ternyata effort-nya itu luar biasa karena saya mencatat kecil-kecil. Satu halaman saya bagi tiga bagian dan satu garis saya buat menjadi 2 baris tulisan. Dengan demikian, 6 bab bisa saya masukkan semua dengan jatah 2 kolom per bab. 

Butuh waktu 6 jam untuk menulis di 2 lembar kertas polio tersebut yang berisi 6 bab. Wow! Pegal rasanya... Tahu sendiri jaman sekarang ini menulis tangan sudah mulai digantikan dengan laptop. :D Meski sebenarnya saya masih selalu menulis di kertas juga tiap pelajaran sih. Salah saya sendiri juga kenapa kecil-kecil menulisnya. Soalnya kalau tidak semua saya masukkan nanti menyesal kalau yang tidak saya tulis itu ternyata keluar di UTS. Soalnya dulu pernah ketika ada miskomunikasi asdos, saya menulis sepentingnya saja karena kertas cuma 1 lembar tidak cukup. Tak tahunya boleh lebih dari 1 lembar. Dan ternyata lagi sedihnya ada yang keluar tapi hanya rumus umumnya yang saya tulis detailnya tidak. Rugilah saya. Hehe :D


Ok, kembali ke Gramedia. Di sana saya akhirnya membeli 5 buah buku padahal seminggu sebelumnya sudah membeli 2 buah buku. Pemborosan? Mungkin iya kalau dilihat dari sisi uang yang dikeluarkan. Tapi menjadi tidak ketika dilihat dari ilmu yang bisa diambil. Memang butuh modal untuk mendapat ilmu. :D

Dalam rangka investasi leher ke atas kenapa tidak? 

Dan ternyata sedang ada diskon loh jadi alhamdulillah dapat diskon sebesar 44 ribu dari 3 buku yang saya beli. Kemudian satu buku lagi dapat diskon 15 persen. Lumayan berhemat sekian ribu rupiah. Kena marketing nih saya ya. :D Saya sih tidak tahu malah awalnya kalau sedang ada diskon.



Sampai tanggal 30 April masih ada program diskon lagi. Dan ada buku yang menjadi wishlist saya itu yang belum sempat saya beli kemarin. Hihi.




Selesai membeli buku, saya turun ke bawah untuk membeli minum. Nah saya mencoba Dum Dum Thai Tea varian rasa lime green tea seharga Rp. 20.000. Ternyata enak loh ya saya suka. Green tea -nya itu terasa sekali kepekatannya. Pahit-pahit enak segar. Saya memang justru suka rasa pahit dari teh. Yang enak dari teh ya rasa pahitnya itu. Tehnya hijau mirip teh hijau dari Jepang. 

Dum Dum Thai Tea - Lime Green Tea
Varian lain ada banyak tapi lagi-lagi saya pilihnya yang green tea, sama seperti saat saya di Chatime juga belinya green tea. Padahal saya sudah disuruh berhenti minum teh hijau oleh kakak saya karena saya sudah kurus nanti kekurusan kalau minum teh hijau. Lah saya minum teh hijau bukan karena mau menguruskan badan sebenarnya. Saya biasa minum teh hijau merek Cap Botol di kosan karena rasanya lumayan pahit ketimbang teh biasa. Dan menurut saya enak. 

Ok, sampai jumpa!


Monday, March 26, 2018

Review Buku: Jurus Sakti Memulai Investasi Reksadana

3/26/2018 07:26:00 PM 0 Comments
Buku karya B.W.G. Rusdiansah, S.Sos ini saya temukan di Gramedia Matraman. Tepatnya kemarin Sabtu, 24 Maret saya ke sana untuk refreshing alias membeli cartridge dan binder clip. Tapi aneh rasanya kalau ke sana tidak sekalian cuci mata di bagian buku-buku. Makanya saya tidak pernah bisa sebentar kalau ke sana. Bisa jadi saya membeli buku random yang kelihatannya menarik saat di sana. Padahal awalnya tidak direncanakan akan membeli buku.


Buku terbitan Penerbit Quadrant Yogyakarta ini merupakan cetakan pertama Desember tahun 2017. Sebelum membeli saya cek dulu isinya dan bandingkan dengan buku-buku lain yang sejenis. Kenapa pada akhirnya saya memilih buku ini? Kemungkinan besar jawabannya adalah karena di buku ini dituliskan langkah-langkah investasi reksa dana online di bareksa.com. Siapa tahu nanti saya berminat dan butuh informasi tersebut sehingga akhirnya saya beli. Sebenarnya saya juga membeli buku sejenis satu lagi, kemungkinan akan saya review di posting selanjutnya ya.

Readers, apakah kamu kenal reksa dana? Saya pribadi tidak kenal pada awalnya tapi kemudian jadi ingin tahu. Mantan rekan sekantor saya dulu ada yang sudah mencoba reksa dana. Saya jadi tertarik. Selain menonton di youtube langkah yang saya lakukan adalah mencari bukunya. Sebelumnya ada teman juga yang kerja di perusahaan manajer investasi. Dia menawarkan kepada saya. Tapi perusahaannya memberi keuntungan flat per tahun sebesar 6 persen. Jadi, saya pikir-pikir dulu sambil cari tahu ilmunya dulu. Apakah lebih baik ke manajer investasi atau coba sendiri.

Buku ini menjelaskan tentang pengertian reksa dana, klasifikasi, kelebihan dan resiko, pengelolaan, biaya dan lain-lain. Sebaiknya kalian baca sendiri agar lebih jelas ya. Sekalian bantu promosi buku. :D

Kalau reksa dana sendiri dibagi menjadi 4 macam yaitu reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang. Masing-masing memberi keuntungan dan risiko yang berbeda. Ada yang baik untuk jangka pendek maupun jangka Panjang. Reksa dana ada yang konvensional maupun Syariah. Jadi, kamu bisa ikut yang Syariah jika memang khawatir dengan yang konvensional.

Untuk investasi reksa dana bisa dengan cara datang langsung ke bank atau pun secara online. Yang dibahas di buku ini untuk yang online adalah bareksa.com. Kalau teman saya mencoba investasinya di indopremier.com.

Oya di buku terdapat typo mungkin istilah yang tepat seperti di halaman 63. Di bagian rumus, itu ditulis + padahal sepertinya x lebih tepat. Lalu tulisan 1000 semestinya 1100.

Di halaman 100 juga ada yang membuat saya bingung. Itu gambar sengaja dibalik atau bagaimana ya? Gagal paham saya :D

Btw, sekian review dari saya. Jika kamu berminat silahkan baca bukunya. Overall, buku ini lumayan bagus untuk pemula. 

#PerempuanBPSMenulis

Review Buku: Langsung Lancar Percakapan Sehari-hari Bahasa Jerman

3/26/2018 07:16:00 PM 0 Comments
Lama sekali rasanya saya tidak menulis review buku. Kalau mau rajin menulis sudah banyak review yang saya telurkan. Banyak tumpukan buku koleksi saya yang hanya dibaca dan tidak dibuat review. Sayang sekali rasanya kalau dipikir. Memang apa untungnya buat saya kalau menulis review? Memang tidak ada imbalan uang karena ini sifatnya sukarela dan hanya dipubikasi di blog. Tentu yang saya dapatkan adalah kepuasan jiwa yang nilainya itu priceless. Berbagi itu menyehatkan rasanya dan timbul rasa bahagia meski hanya berupa tulisan. Ketika tulisan dibaca orang dan membawa manfaat untuk orang yang membaca akan bernilai sedekah. Sedekah tidak hanya berupa harta tapi melalui hasil pemikiran/intelektual juga bisa bernilai sedekah.

Keburukan saya sampai saat ini adalah saya masih pakai mood untuk menulis. Dan kalau sudah terlewat lama membaca sebuah buku, mood sudah hilang. Rasanya sudah tidak hot lagi untuk menulis. Hal semacam inilah yang seharusnya jangan dipelihara. Tapi apa boleh dikata, itulah yang terjadi. Dan saya bersyukur saja masih tetap ada tulisan yang saya posting tiap tahunnya dari tahun 2007 meski secara kualitas tentu hanya sekelas blog suka-suka ala saya. Hehe.

Hasil gambar untuk Langsung Lancar Percakapan Sehari-hari Bahasa Jerman
Sumber: wahyumedia.com

Buku berjudul “Langsung Lancar Percakapan Sehari-hari Bahasa Jerman” karya Dian Dwi Annisa, S.Hum ini menjadi pilihan saya untuk dibaca saat pulang kampung liburan semester satu ini. Sebelum pulang kampung, saya berburu beberapa buku di Gramedia Matraman. Buku terbitan Wahyumedia tahun 2017 ini berukuran kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana. Buku ini isinya cukup lengkap mulai dari serba-serbi tentang Jerman, tata Bahasa Jerman hingga percakapan Bahasa Jerman. Menurut saya buku ini mudah dipelajari. Banyak tabel di dalamnya yang memudahkan memahami isi bagi saya terutama untuk memahami perbandingan materi satu dengan lainnya. 

Awalnya saya mengira Bahasa Jerman itu sulit (mungkin dinilai dari tulisan yang ribet itu sih ya) tapi ternyata tidak. Hal ini dikarenakan pelafalan dalam Bahasa Jerman sama seperti Bahasa Indonesia. Hanya ada beberapa tambahan vocal. Sama halnya saat belajar Bahasa Jepang, pelafalan sama seperti Bahasa Indonesia jadi lebih mudah.

Kenapa kepikiran beli buku Bahasa Jerman? Tak ada alasan khusus sebenarnya. Sekedar ingin belajar saja. Ingin tahu seperti apakah dia karena Bahasa Jerman termasuk salah satu bahasa populer dan banyak penuturnya di dunia. Kalau sebelumnya kan saya pernah belajar Bahasa Jepang. Otodidak saja belajar bukunya. Sekedar membaca-baca begitulah istilahnya. Jadi, kali ini saya ingin mencoba Bahasa lain dan pilihan saya jatuh ke Bahasa Jerman.

Apakah kamu berminat?



#PerempuanBPSMenulis

Tuesday, March 20, 2018

Jalan Malam Sendirian Takut Ketemu Orang Jahat?

3/20/2018 09:14:00 PM 0 Comments

Semalam, sekitar pukul 19.00 lebih saya berjalan di jembatan penyeberangan Salemba UI sendirian. Tiba-tiba dari arah belakang kanan saya seorang bapak sekitar usia 50-an muncul dan mengajak saya mengobrol sembari berjalan. Sejujurnya saya kaget dengan kemunculan Bapak itu. Bicaranya sih halus ya dan sopan.
"Kuliah di sini?" tanya Bapak itu.
"Iya, Pak."
"Saya habis sholat di masjidnya," lanjut Bapak itu. 



Bapak itu kemudian bercerita kalau dia naik angkot M01 lalu kelewat dan turun di Masjid ARH UI untuk sholat magrib. Samar-samar saya mendengar Bapak itu cerita kalau dia baru sadar setelah turun dari angkot itu bahwa dompetnya hilang (jika tidak salah dengar ya karena suaranya tidak begitu kencang dan kami sambil terus berjalan). 

Saya pun jadi waspada. Ini benar atau tidak ya. Saya pun langsung memegang tas ransel saya di belakang niat hati mengecek kalau-kalau resletingnya terbuka. Syukurnya masih aman. Jujur saya ada rasa waswas kalau Bapak itu orang jahat. 

Sewaktu kami menuruni tangga, Bapak itu cerita kalau dia mau ke suatu tempat dan tidak punya uang. Saya makin cemas dalam hati. Takutnya Bapak itu mau minta duitlah ya. Malak atau apalah hipnotis mungkin. Duh, curigaan sekali saya ya.

Lalu saya bilang saya mau mampir ke sebelah kanan ada Alfa Midi. Dan kami pun berpisah di situ. Setelah saya keluar dari Alfa Midi, Bapak itu sudah tidak kelihatan. Lega...

Ya Allah, saya benar tidak tahu apakah Bapak itu jujur atau tidak. Jika memang jujur, semoga bisa pulang ke tujuan dengan selamat. 


Reaksi Jika Orang Minta Uang

3/20/2018 11:59:00 AM 0 Comments

Ketika saya pulang dari pasar berjalan kaki menuju kosan, sesampai di depan kosan ada seorang ibu tua (belum tua-tua amat) yang memang sering duduk di depan kosan, duduk di tempat yang sama. Saya jadi hapal dengan ibu itu. Saya kan biasa menyapa ya kalau lewat minimal senyumlah walaupun tidak pernah tahu siapa namanya. 




Saya hapal ibu itu juga karena beberapa kali saya buang sampah, ibu itu memungut botol aqua bekas yang saya buang. Nah, pagi tadi, kok tumben ibu itu tidak mengambil ya. Lalu sepulang saya dari pasar, ibu itu berkata sesuatu ke saya. Saya tidak mendengar dengan jelas. Saya pikir ibu itu mau minta makanan saya. Ada gorengan bakwan dan tempe di dalam plastik tampak dari luar karena transparan. Begitu saya mendekat agar mendengar dengan jelas, eh tak tahunya ibu itu bilang begini, "Minta uang 10 ribu buat makan."

Astaghfirullah. Saya saja ini tidak kerja, saya cuma mahasiswa. Di sini ngekos alias bayar. Semua serba bayar. Yang saya heran, kok ibu itu bisa begitu ya? Saya sering melihat ibu itu merokok. Harga rokok lebih mahal dari 10 ribu kan? Itu sanggup beli. Lah ini kok minta untuk makan?

Saya pun ngeloyor pergi masuk kosan. Aneh pikir saya. Kalau sekali saya kasih nanti ngelunjak takutnya. Bisa jadi kebiasaan nanti malah tidak baik buat saya. Bukan bermaksud pelih nih ya tapi saya memikirkan kemungkinan yang bakal terjadi. Lagian ibu itu tampak sehat kok. 

Terus terang saya tidak suka dengan orang-orang begitu.

Pemalakan halus nih namanya. :D






Foto Bak Musim Semi di Jepang? Ke Cimory Riverside Yuk!

3/20/2018 06:16:00 AM 0 Comments
Hai... Kali ini saya akan cerita tentang perjalanan saya ke Cimory Riverside sabtu lalu tanggal 17 Maret 2018. Setelah stres berkutat dengan tugas kuliah sampai tepar rasanya hari jumat, sabtunya saya refreshing ke Cimory Riverside Bogor. Kok Cimory? Bukannya Cimory itu merk minuman yogurt? Iya betul Cimory memang terkenal produk yogurtnya. Tapi ini adalah tempat wisatanya ya. 


Pagi pukul 6 kami janjian di Mc D Salemba. Seperti biasa ya jam Indonesia itu karet, jadi hanya saya yang tidak telat. Ketiga orang lainnya datang terlambat. Hufft...

Ok, kami berangkat menuju Bogor. Teman saya yang nyetir sendiri. Di tol, kami sempat singgah dulu ke Starbuck sambil menunggu kemacetan berkurang. Minum-minum dulu lumayan untuk mengganjal perut. Saya pesan Macadamia yang kata pelayannya sih menu baru. Saya beli ukuran kecil yang panas seharga 56 ribu. Begitu saya coba, rupanya tidak cocok di lidah saya alias kurang manis dan biasa saja sih. Mana macademianya? 

Padahal di Mc D sebelumnya saya sempat beli lemon tea ice dan belum saya minum. Niatnya pagi-pagi mau beli french fries ternyata tidak ada. 

Ok, kami lanjut lagi. Tiba di Cimory, kami putuskan ke zoo dengan membayar tiket masuk seharga 15 ribu rupiah. Murah ya? Ada pilihan lain juga sih seperti aquarium monster tapi teman-teman memilih ke situ. Kemungkinan karena ingin mencari spot yang bagus untuk berfoto. Padahal saya ingin lihat piranha di sana. Wah, belum kesampaian deh.

Dan ternyata benar, pemandangannya cantik untuk foto-foto. Berasa musim semi di Jepang loh. Waduh sok tahu deh emangnya sudah pernah ke Jepang pas musim semi? Belum sih, pernahnya musim dingin. Itu karena nuansa pohon yang tertangkap di foto nampak seperti pepohonan musim semi. Hihi :)

Bunga berguguran, cakep kan nuansanya? 

Cantik ya bunga-bunga?

Pagar pinggiran sungai ini mengingatkan saya akan Sumida River

Sekitar pukul 12 siang rupanya hujan deras mengguyur Cimory. Untunglah kami sudah berada di restorannya menyantap makan siang. Untuk menu, ya mirip-mirip seperti Solaria dengan harga yang lebih mahal tentunya. Kami pun patungan alias share biar hemat :D

Sebelum pulang, kami menuju factory outlet-nya. Ada banyak yang dijual di sana. Pastinya produk susu, coklat dan berbagai snack. Kalian pasti kenal produk Cimory kan? Kalau yang beredar luas itu yogurtnya. Saya sih suka ya untuk yogurt, yang plain. Tapi di sini kamu bakal nemu lebih banyak lagi produk jenis lainnya. :)

Pulangnya, kami dadakan menuju ke Museum Macan. Padahal sudah amat pegal kaki ini. Aji mumpung. Cerita tentang Museum Macan sudah saya share di posting sebelumnya ya. :)

Sampai jumpa di posting berikutnya!