Perhatian! Posting ini sudah saya tulis sejak 2/6/2018 namun baru sekarang saya publish. Semoga tak mengurangi makna ya. Selamat membaca! :)
Memasuki pertengahan bulan ramadhan... bagaimana puasanya Readers? Lancar? Alhamdulillah masih bisa menjalani ibadah puasa di tahun ini ya.
Cerita awal submit
Lama tidak menengok blog ini, ternyata lama juga saya tidak posting. Ok, saya akan coba kembali posting.
Belakangan ini (akhir Mei) memang saya sedang sibuk uas jadi baru bisa berlega-lega ria sekarang-sekarang inilah memasuki bulan Juni karena saya libur panjang hingga Agustus.
Readers, saya kan pernah cerita tentang plagiarisme ya. Adakah kalian sudah membaca? Nah, di sana kan saya cerita tentang paper saya yang tidak lolos conference. Setelah itu, saya diminta dosen pembimbing merevisi paper saya tersebut dan di-submit ke conference lain yang deadline terdekat yaitu CITSM 2018 (The 6th International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management).
Kalau boleh jujur ya, sebenarnya saya sudah tidak berminat untuk submit ke internasional conference. Tidak masuk jurnal internasional juga tidak apa-apa. Bisa masuk ke jurnal nasional pun jadilah yang penting tujuan utama saya untuk menggugurkan kewajiban publikasi ke jurnal sebagai syarat lulus terpenuhi. Tak perlu juga yang "wah" jurnalnya. Asal bisa masuk dan menggugurkan kewajiban tadi sudah cukup. Saya tidak mau muluk-muluk.
Lagipula, masuk jurnal international itu biayanya mahal. Lulus conference juga mahal biaya pendaftaran masuknya (jutaan) karena nantinya juga setelah presentasi di conference, paper akan masuk jurnal internasional juga. Kemarin, yang pertama saya submit adalah ke icoict itu kalau lolos bayar 4 juta rupiah dan conference-nya di Bandung. Sementara yang saya submit selanjutnya adalah citsm biaya pendaftaran 2 juta rupiah (untuk kategori mahasiswa) kalau lolos dan acara conference-nya di Parapat, Sumatera Utara. Sama juga kalau dihitung-hitung dengan biaya akomodasi ke sana ya. :D
Cerita awal submit
Lanjut cerita tadi...
Pada bulan Maret, saya dinotifikasi dosen beberapa kali via whatsapp untuk submit. Tapi saya ini sudah terlanjur malas (jangan ditiru) dan juga lelah karena sedang sibuk-sibuknya kuliah dan tugas. Kok rasa-rasanya seperti tidak ada waktu untuk revisi (halah alasan). Tahu sendiri ya kalau revisi itu momok sekali (buat saya ini loh ya). Sampai tiba gilirannya deadline tanggal 31 Maret 2018.
Oya, sebenarnya pada awalnya saya memang mengincar untuk submit ke citsm. Tapi karena icoict itu deadline lebih dulu, jadi saya coba-coba submit ke icoict (aji mumpung alias ambil kesempatan waktu mana yang duluan). Dan ternyata tidak lolos (alhamdulillah ya). Dan sisi baiknya adalah saya jadi merevisi paper saya tersebut. Selalu ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap kegagalan. Uhuk-uhuk. :)
Pada awalnya citsm sudah deadline saat menunggu icoict pengumuman. Tapi rupanya diperpanjang deadline-nya (tak menyangka). Jadi saya coba submit ke citsm. Dan saya submit itu injury time sekitar sejam sebelum deadline. Jadi ceritanya saya pulang kampus sekitar pukul 19.30 pm wib. Di kamar, saya langsung buka laptop dan merevisi paper saya. Niat banget ya. Kepepet lebih tepatnya sih. Menunggu detik-detik deadline. :)
Revisi itu tidak bisa sebentar ya (bagi saya loh ini). Apalagi saya harus memangkas dan mengubah-ubah kalimat supaya tidak terdeteksi plagiarisme. Butuh waktu...
Mana format harus disesuaikan dengan permintaan penyelenggara dan lain-lain. Harus dikoreksi juga kan? Butuh waktu...
Registrasi dulu sebelum submit juga butuh waktu... perlu koneksi internet lancar apalagi injury time.
Syukurnya saya memang sudah registrasi jauh hari sebelum ikut icoict malah...
Awal saya submit, kok tidak bisa ya. Apa masalahnya? Ternyata email yang saya masukkan di pendaftaran easy chair tidak sama dengan yang saya masukkan sekarang. Ok, setelah saya ubah baru bisa submit. Alhamdulillah.
Nomor pendaftaran saya adalah 214. Mungkin nomor terakhir ya. Hehe
Setelah submit, saya tidak kirim notif ke dosen karena biasanya kan otomatis masuk ke email dosen yang didaftarkan. Jadi, dosen kembali bertanya ke saya apakah saya sudah jadi submit. Saya jawab sudah. Tapi kata dosen kok tidak masuk ke email dosen. Loh kok bisa? Padahal sudah saya masukkan.
Dosen kembali bertanya, dan saya jawab yang sama, kata beliau saya disuruh mengecek di easy chair.
Cerita pengumuman
"Apakah sudah ada notif diterima atau tidak?" tanya Pak Dosen.
Cerita pengumuman
"Apakah sudah ada notif diterima atau tidak?" tanya Pak Dosen.
"Belum, Pak."
Padahal sih sudah lewat jadwal pengumuman. Seharusnya kan tanggal 25 Maret. Nah itu sudah tanggal 30 belum ada pengumuman. Dan saya cek jadwalnya di website tidak ada perubahan jadwal.
Padahal sih sudah lewat jadwal pengumuman. Seharusnya kan tanggal 25 Maret. Nah itu sudah tanggal 30 belum ada pengumuman. Dan saya cek jadwalnya di website tidak ada perubahan jadwal.
Keesokan harinya, saya lagi berkutat dengan tugas yang deadline siang itu, eh dapat notif dari citsm. Loh ini pengumuman baru hari itu tanggal 31 Maret? Ok, saya buka email di tablet saya. Duh, diterima tidak ya. Saya sih terus terang tidak berani berharap. Karena apa?
1. Kalau baca-baca di syarat-syarat pendaftaran sih citsm kelihatannya lebih ketat ketimbang icocit. Lah icoict saja saya tidak lolos apalagi ini pikir saya.
2. Di sana disebutkan bahasa Inggrisnya itu sebaiknya diperiksa dulu oleh native speaker. Lah saya tidak pakai diperiksa native speaker segala. Memang sih, sebelum submit ke icoict dulu saya sempat meminta teman saya native speaker untuk mengecek paper saya. Tapi ya itu karena jarak jauh, dia tidak mengoreksi apa-apa jadinya. Dia cuma bilang sudah ok dan dia juga bilang tidak menyangka saya yang bukan native speaker bisa menulis begitu. Lah, bukan itu yang saya harapkan padahal. Saya butuh koreksinya kata per kata. Haduh bagaimana sih dia. :(
3. Di syaratnya tertulis kalau konversi ke pdf-nya direkomendasikan menggunakan pdf converter yang disediakan penyelenggara. Nah, waktu itu saya tidak bisa masuk dengan password yang disediakan. Sudah expired begitu ceritanya. Mungkin karena saya pakai setelah masa extended jadi tidak di-update lagi oleh penyelenggaranya. Jadi, karena sudah injury time, ya sudahlah wallahualam pakai converter lain yang penting submit dulu. Lolos tidak lolos urusan belakangan.
4. Beberapa hari setelah submit, saya coba baca lagi pdf saya. Lah ternyata kok ini judul Bab III hilang. Kalau isinya sih ada tapi nyambung bab II. Astaghfirullah... Inilah penyebab utama yang menurut saya akan menggagalkan paper saya untuk diterima.
Jadi, setelah email terbuka saya baca donk ya. Dan jreng jreng.....
accepted!
Huhuhu ini benar?
Di sana tertulis bahwa paper saya diterima. Tapi ada revisinya di beberapa bagian. Alhamdulillah. Untuk nilai -1 (weak reject) di review 1. Dan review 2 nilainya 2 (accepted).
Setelah itu saya beritahu dosen saya dan memohon maaf karena belum sempat mengecek email beliau di easy chair eh sudah pengumuman duluan jadi tidak masuk ke email beliau notifnya.
Saya kirim screenshot. Eh, ternyata kata dosen email yang saya masukkan salah. Tidak salah sih tapi harusnya bukan email itu yang dimasukkan tapi email lain yang pakai cs. Kalau email yang saya masukkan jarang dibuka. Yah, Bapak Dosen, mana saya tahu. :(
Baiklah. Saya akan forward dan memperbaiki email beliau di easy chair. Eh, belum sempat memperbaiki email beliau, dapat review 3. Saya tanya teman saya yang juga lolos, dia tidak terima review 3. Hmm, berarti sudah bagus punya dia cukup sampai review 2. Sementara punya saya, jadi tambah banyak revisi. Hiks.
Tugas saya selanjutnya adalah merevisi paper. Conference nanti akan diselenggarakan di Inna Prapat Hotel, Danau Toba Parapat, Sumatera Utara tanggal 7-9 Agustus 2018. Bismillah...
Semangat!
Bersambung part 2 dan 3...
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!