Follow Us

Saturday, March 2, 2024

Panjat Tebing di Gunung Parang Purwakarta


Akhir tahun lalu tepatnya hari sabtu tanggal 30 Desember 2023 saya dan dua orang teman saya pergi ke Gunung Parang, Purwakarta. Niatnya kami mau liburan dengan panjat tebing. Sebenarnya saya tidak pernah terpikir mau panjat tebing sebelumnya. Sewaktu saya ke Dieng, Wonosobo lalu (Idul Adha) teman saya mengajak ke sana. Saat itu saya tolak. Benar-benar tidak kepikiran saja mau panjat tebing. Karena bakal butuh stamina yang kuat. Untuk saya yang tidak pernah olahraga ini rasa-rasanya kok berat untuk mengiyakan.

Menjelang akhir tahun lalu, eh teman saya yang lain mengajak saya ke sana. Kalau teman yang pertama mengajak tadi sudah lebih dulu ke sana. Nah, saya kok mengiyakan. Ya sudahlah ya coba saja. Hanya bermodal suka panjat pohon sewaktu kecil. :)

Nah, Sabtu pagi kami bertiga berangkat naik kereta commuter line walahar ekonomi dari stasiun Cikarang menuju Purwakarta pukul 11.30 sampai dengan 12.57 WIB. Murah sekali hanya 4 ribu rupiah. Super duper hemat.
 


Sampai stasiun Purwakarta kami dijemput mobil sewa (250 ribu) ke Gunung Parang. Perjalanan masih jauh menuju ke sana. Kami sempat mampir makan dan sholat dulu di perjalanan. Kami diturunkan di warung makan sate maranggi. Sate maranggi ini makanan khas sana ya nampaknya. Di sepanjang jalan banyak warung makan bertuliskan sate maranggi. Teman saya ketagihan makan satenya. Saya makan 10 tusuk plus nasi satu kepal harganya 23 ribu. Satu tusuknya 2 ribu rupiah. Satenya ini langsung dipanggang di depan mata lalu disajikan. Asap mengepul kemana-mana. Dalam satu tusuk sate berisi separuh daging sapi dan separuh lemak. Sebenarnya saya tidak suka lemak, sukanya daging saja tapi y sudahlah dinikmati saja. Tidak tahu kalau bisa request. Sementara teman saya malah senang lemaknya. Katanya karena lemaknya cair lumer saat dimakan.

Ok, lanjut ke perjalanan menuju Gunung Parang. Ternyata lokasinya jauh di dalam melewati hutan. Susah kendaraan kalau ke sana. Ya namanya juga gunung ya jadi masih sepi lokasinya. Sewaktu di kereta sempat hujan. Kami berdoa semoga esok harinya pas kami naik tidak hujan. 

Sampai di lokasi, kami istirahat di saung. Keesokan paginya kami berangkat naik. Tapi sebelumnya kami sarapan dulu. Sarapan sudah sepaket dengan harga naik tebing dan saung seharga 350 ribu per orang untuk ketinggian 300 mdpl. Kalau mau 900 mdpl harus tambah lagi biayanya. Saya sih cukup 300 mdpl saja. Hehe

Baru jalan naik menuju kaki gunungnya saja saya sudah ngos-ngosan subhanallah. Saya paling terakhir sampai kaki gunung. Jalannya itu naik tangga melulu makanya energi saya cepat habis. Berat sekali naik tangga. Benar-benar kelemahan saya ini naik tangga. Tapi sampai juga saya ke kaki gunung. 

Dari kaki gunung barulah kami mulai panjat tebing. Sebelumnya kami diberi instruksi dulu cara panjat tebing yang aman bagaimana. Ketika naik tebing itu tidak berat loh yang saya rasakan. Malah lebih enak ketimbang naik tangga tadi ke kaki gunung. Dan saya sama sekali tidak takut panjat tebing berada di ketinggian. Saya malah enjoy. Mungkin karena memang dari kecil suka panjat pohon. :)

Oya kami serombongan yang naik bersama ada sekitar 13 orang. Kami dari asal yang berbeda-beda. Kebanyakan dari kami ya para kaum wanita malahan. Yang pria hanya 3 orang saja. Tapi pemandu kami pria 3 orang. Mungkin karena para wanita mau bikin konten ya. Kalau saya sih tujuannya liburan saja. 

Begitu sampai di titik untuk turun, kami berempat turun. Sementara yang lain naik ke atas 900 mdpl. Sewaktu turun ini entah kenapa malah terasa lebih berat ketimbang naik. Sampai di kaki gunung, badan terasa enteng sekali seperti melayang ketika jalan kaki. Saya istirahat sebentar duduk di bangku kayu tepat di kaki gunung. Setelah beberapa menit baru saya jalan kaki menuju warung tempat istirahat dan makan siang. Saat itu saya jalan sendirian terengah-engah pelan-pelan sesekali berhenti sebentar lalu jalan lagi. Sempat saya berpikir kurang kerjaan sekali saya melakukan ini menyulitkan diri sendiri. Lelahnya itu loh tidak ketulungan. Tapi saya apresiasi diri sendirilah ya. Lumayan sekali ukuran saya yang tidak pernah olahraga ini bisa panjat tebing 300 mdpl. Dan lagi, saya paling tua ini serombongan. Hehe. Jadi, saya tanamkan pikiran positif saja.

                                                 

Sampai di warung, saya langsung pesan minum dan makan siang. Makan siang sudah masuk dalam paket ya ini. Sambil menunggu teman saya 1 orang yang naik 900 mdpl. Setelah istirahat makan saya ke saung untuk bersih-bersih mandi dan beres-beres untuk pulang. Jadi, kami ini belum pesan tiket kereta pulang. Dan ternyata habis donk ya kan besoknya tahun baru. Akhirnya kami naik travel. Mobil sewa ke pool travel kami bayar 350 ribu. Lebih mahal daripada berangkatnya. Sewaktu jalan menuju pool travel hujan deras tidak berhenti-henti. Syukurnya pas sampai pool sudah reda. Dan masih ada travel ke Jakarta kami pesan on the spot. Harganya tidak terlalu mahal sekitar 60 ribu. Setengah 6 sore kami berangkat. Perjalanan sekitar 2 jam. 

Perlengkapan yang bisa dibawa yang direkomendasikan dari paket panjat tebing:
- sepatu (runing, keds, olahraga) atau sandal gunung juga bisa 
- sarung tangan
- manset, buff (optional)
- baju dryfit, lengan panjang, baju warna terang (optional)
- alat mandi (optional)
- baju ganti 
- sunblock/sunscreen

                
Kalau saya sih tidak ada persiapan apa-apa. Cukup bawa apa yang ada saja. Sarung tangan saja saya bawa sarung tangan musim dingin yang saya pakai waktu di Dieng. Itu pemberian teman saya. Terima kasih ya Sobat. Love love.

Sepatu juga saya pakai sepatu keds biasa (memang benar sepatu keds merk keds) yang sole-nya tidak tinggi. Baju juga hanya baju biasa kemeja (tapi saya pakai tanktop untuk menyerap keringat). Celana bahkan jelana jeans. Teman saya kan pakai celana legging. Dia sampai heran. Kata dia, " Yang penting bebas gerak." Ya sudahlah ya Sobat jangan ikuti saya kalau mau panjat tebing. Intinya sih senyamannya kamu saja. Soalnya kalau legging itu biasa saya pakai buat dalaman rok. :)

Kalau peserta yang lain mereka sebagian pakai dryfit. Ada juga yang pakai baju ketat-ketat begitu. Tapi yasudahlah pilihan masing-masing.

Setelah sampai di rumah terasa lelah wajarlah ya. Tapi masih lelah biasa. Kaki saya angkat sewaktu tidur. Tapi esok harinya baru terasa itu kaki sakit sekali tidak bisa berdiri. Sakitnya ya ampun... Sholat saja sulit bergerak karena sakit. Ini sampai berhari-hari sakitnya. Tapi semakin hari semakin berkurang. Sampai hari keempat baru sembuh total. Benar-benar deh ini. Tapi saya tidak sendiri loh Sobat. Teman saya yang lain juga sama. Mana saya tetap ke kantor kan tanggal 2 Januari sudah masuk kantor normal.

Meski masih sakit tapi saya paksa tetap jalan kaki ke kantor biar bergerak ini kaki. Karena saya memang biasa jalan kaki tiap hari ke kantor. 

Sekian dulu cerita dari saya ya sobat. Kalau kamu berminat untuk panjat tebing silahkan. Selagi masih muda. Minimal sekali seumur hiduplah ya. Itu sih pemikiran saya. Sudah pernah coba sekali ya alhamdulillah. Setidaknya sudah dapat pengalamannya bagaimana.

See you!

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!