Menyusun Karya Akhir dan Cerita Sidang S2 MTI UI
Reana
8/02/2019 11:45:00 AM
55 Comments
Halo teman-teman! Di tahun 2019 ini saya merasa sangat tidak produktif menulis blog. Tapi kali ini saya mencoba kembali menulis. Semoga bermanfaat!
Ketika menyusun karya akhir, betapa saya menyadari jika setiap orang ada ujiannya masing-masing. Ada yang harus lanjut ke semester berikutnya dikarenakan berbagai kendala seperti pengambilan data yang belum terpenuhi sampelnya, topik yang mungkin berat sehingga tidak bisa selesai satu semester, mungkin ada keinginan dosen pembimbing yang belum terpenuhi atau segala macamnya. Pada intinya kita mengikuti arahan dosen pembimbing maunya apa. Tapi kembali lagi disesuaikan kemampuan kita. Kita juga harus mengutarakan ke dosen jika ada kesulitan supaya ada jalan keluar.
Untuk teman-teman yang masih lanjut ke semester berikutnya, saya doakan semoga lancar dan bisa lulus dalam satu semester depan. Aamiin.
Kita harus membuat target kapan ketemu dosen pembimbing. Kita harus memotivasi diri kita sendiri untuk bergerak ketemu dosen. Jika kita menuruti malas yang menyerang, percayalah kita tidak akan selesai karena tidak pernah ketemu dosen pada akhirnya. Sepengetahuan saya, dosen di UI mudah ditemui untuk bimbingan bahkan ketika sedang ke luar negeri pun bisa bimbingan online. Yang penting kita selalu ada progress.
Percayalah saya juga mengalami yang namanya sindrom malas. Memang menyebalkan sekali ini sindrom. Bagaimana tipsnya saat malas menyerang? Kalau saya cepat buat janji dengan dosen, sehingga mau tidak mau saya harus mengerjakan dan ada hasil yang dibawa sebelum bertemu dosen.
Saya tahu bagaimana rasanya menyusun karya akhir sendirian. Memang butuh motivasi. Terkadang saya sedang malas, eh tetiba dapat telepon atau whatsapp teman saya menanyakan hal tentang karya akhir. Lalu saya pun termotivasi untuk mengerjakan. Ada pula teman yang selalu memberi reminder kalau waktu sudah mau habis saya harus cepat mengerjakan.
Saya juga teringat keluarga yang sudah menanyakan kapan saya wisuda. Hehe. Jadilah itu sebagai motivasi agar cepat selesai. Lagipula buat apa berlama-lama jika bisa diselesaikan dalam satu semester? Jika berniat dan beraksi pasti bisa!
Jika ada teman sebimbingan yang dikenal akan lebih memotivasi sih menurut saya. Bisa janjian ketemu dosen bareng. Bisa diskusi apabila topik sama. Tapi kalau tidak ada ya harus jadi single fighter. Hehe. Apa-apa serba sendiri. Semua dilalui sendiri.
Cerita Sidang
Akhirnya selesai juga kuliah di MTI UI. Alhamdulillah puji
syukur saya panjatkan kepada Allah dan saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu saya dalam perjalanan menuju kelulusan. Tak
bisa saya sebutkan satu per satu kepada semua pihak yang telah memberi dukungan
baik materiil maupun immaterial. Saya juga mengucapkan selamat kepada
teman-teman seperjuangan yang lulus bersama. Sampai jumpa di prosesi wisuda ya!
Masih lama sih wisuda 31 agustus. Semoga saya diizinkan cuti.
Sebenarnya ada yang saya pikirkan karena saya harus sudah
masuk kerja kembali sebelum saya wisuda. Tapi mau bagaimana lagi. Awalnya saya
masuk per 1 agustus tapi kemudian saya nego menjadi 5 Agustus. Alhamdulillah ada
waktu bagi saya untuk pulang ke kampung halaman bertemu keluarga selama 6 hari.
Awalnya hanya bisa satu hari di rumah jika harus masuk tanggal 1.
Kenapa baru tanggal 29 Juli saya pulang kampung? Saya
menyelesaikan segala kewajiban saya dulu ke UI setelah dinyatakan lulus sidang yaitu
berkas administrasi ke sekretariat dan permintaan perpustakaan yang semua itu
butuh waktu. Foto saja saya sampai 5 kali bolak-balik sekretariat karena tidak
memenuhi keinginan sekretariat. 😊
Di awal hingga pertengahan tahun 2019 ini saya fokus menulis karya akhir. Ceilee fokus. Hehe. Kegiatan kuliah saya memang hanya tinggal menulis karya akhir. Saya wara-wiri Salemba-Depok bimbingan ke dosen. Mungkin sampai bosan itu stasiun Pondok Cina dan juga jalanan serta pohon-pohon yang saya lewati menjadi saksi ketika saya berjalan kaki pergi pulang ke Fasilkom UI Depok. :D
Saya memang selalu berjalan kaki. Entah kenapa tidak kepikiran naik ojek online. Hanya beberapa kali terakhir saja memilih naik ojek karena kondisi fisik yang tidak sehat ataupun alasan lain seperti mengejar waktu.
Selain bimbingan, untuk sidang saya mendapat jatah tempat di Depok. Waktu itu 26 Juni 2019 saya berangkat pagi ke Stasiun Cikini. Sampai di Fasilkom pukul 8.00 pagi kira-kira, masih ada satu jam menuju sidang. Sampai di ruangan ternyata masih dikunci. Eh, petugas yang biasa buka kunci tidak tahu kalau ada jadwal sidang untuk MTI. Kalau ruangan sebelah sih sudah dibuka dan ramai, sidang skripsi sepertinya. Sebelum sidang, teman saya datang satu orang, dia membawa anaknya. Terima kasih ya atas dukungan dan doanya. Wah, sampai bawa anak segala. I appreciated that. Ketika giliran dia sidang, saya gantian hadir di Salemba.
Selain bimbingan, untuk sidang saya mendapat jatah tempat di Depok. Waktu itu 26 Juni 2019 saya berangkat pagi ke Stasiun Cikini. Sampai di Fasilkom pukul 8.00 pagi kira-kira, masih ada satu jam menuju sidang. Sampai di ruangan ternyata masih dikunci. Eh, petugas yang biasa buka kunci tidak tahu kalau ada jadwal sidang untuk MTI. Kalau ruangan sebelah sih sudah dibuka dan ramai, sidang skripsi sepertinya. Sebelum sidang, teman saya datang satu orang, dia membawa anaknya. Terima kasih ya atas dukungan dan doanya. Wah, sampai bawa anak segala. I appreciated that. Ketika giliran dia sidang, saya gantian hadir di Salemba.
Begitu selesai sidang, saya harus merevisi karya akhir saya
lalu mengejar tanda tangan dosen penguji dan pembimbing. Bolak-balik Salemba
Depok adalah hal yang menjadi rutinitas saya selama menyusun karya akhir hingga
selesai semua urusan. Jujur, commuter itu lelah. Saya selalu merenung kenapa ya
setiap kali tiba di kos kok saya merasa lelah. Hmm, mungkin karena saya selalu
jalan kaki dari stasiun pondok cina ke fasilkom. 😊
Urusan terakhir saya adalah ke perpustakaan yaitu mencetak
karya akhir sesuai permintaan, menyerahkan CD dan unggah file. Sebelum semua
itu dilakukan perlu edit format dulu dan ternyata makan waktu. Jadi, saya ini
tidak bisa multitasking memenuhi kewajiban saya ke UI. Saya selesaikan satu per
satu. Setelah semua urusan ini kelar, baru saya penuhi kewajiban saya ke kantor
yaitu meminta SKL (surat keterangan lulus), menulis laporan studi, dan laporan
selesai. SKL saya baru keluar tanggal 26 Juli pukul 5 sore. Hari senin tanggal
29 juli barulah saya kirimkan semua laporan ke kantor. Siang harinya saya
meluncur ke bandara Soetta untuk pulang kampung. Ternyata masih ada salah untuk laporan selesai jadi harus
saya perbaiki dan kirim pdf-nya keesokan hari karena kalau hari itu tidak
memungkinkan. Berhubung di rumah tak bisa print dan scan, apa boleh boleh buat
harus keluar rumah pagi-paginya.
Setiap orang ada ujiannya masing-masing
Bagaimana saat malas menyerang?
Beberapa hari sebelum sidang sempat stres karena cerita teman ada angkatan sebelumnya yang tidak lulus dan harus lanjut ke semester berikutnya. Wah, segitunya pikir saya. Jadi seram kan. Ketika jadwal sidang keluar, berasa tidak siap. Ya Allah... Alhamdulillah terlewati juga sudah. Dan saat sidang yang sejam itu tidak terasa cepat sekali selesai. Tidak seseram yang dibayangkan. Asal kita mengerjakan sendiri pasti bisa menjawab pertanyaan. Dan yang saya tidak menyangka, penguji saya adalah dosen yang dulu namanya menjadi penulis 2 dan 3 saat paper saya keterima conference tahun 2018.
Minta tanda tangan penguji juga tidak sulit. Satu dosen penguji ternyata mau pergi ke luar kota pas saya datang. Pas sekali saya datang saat itu. Alhamdulillah.
Intinya banyak berdoa semoga dimudahkan oleh Allah.
OK. Sekian dulu cerita dari saya. Semangat ya teman-teman!
OK. Sekian dulu cerita dari saya. Semangat ya teman-teman!

















































