Follow Us

Wednesday, July 24, 2019

Jalan-Jalan ke Turki (Tulip Festival - Spring) Day 7-9 plus Komentar Penulis



Menuju detik-detik kepulangan yaitu perjalanan ke Ankara dan Istanbul kemudian tiba di Jakarta.

Mausoleum Attaturk
Hari Terakhir kami tiba di Ankara kemudian menuju Mausoleum Attaturk. Kami diperbolehkan masuk untuk foto di dalam satu per satu. Ada penjaganya loh. Diatur dan mengantri yang mau foto di dalam. Di dalam cuma replika sih bukan kuburan asli.


Nah, itu dia replika kuburannya.

Di sinilah kami ketemu banyak penduduk lokal tepatnya anak-anak sekolah. Ramai sekali pas kami datang sampai toilet ditutup. Hehe kata tour guide memang begitu kalau ada anak-anak sekolah berkunjung. Jadi kami tidak mengantri toilet di situ. Senang loh ketemu anak-anak sekolah di situ. Tak ada yang jelek ya Allah... Ramah pula anak-anak itu. Mungkin kami terlihat beda ya bagi mereka.


Salt Lake
Mampir ke Danau Garam sembari pulang ke Istanbul. Foto-foto dan belanja penghabisan. Serius! Di sinilah saya habiskan sisa lira saya. Soalnya kalau dibawa pulang akan sulit dijual apalagi kalau receh kan tidak laku biasanya.



Komentar tentang Turki

1. Negaranya cantik sekali saat musim semi. Ketika saya melewati jalan-jalannya pemandangan kebanyakan perbukitan. Jalan raya di Turki tidak rata alias perbukitan tapi pertamanannya bagus sekali. Banyak bebungaan yang tumbuh di pinggiran jalan. Sakura juga ada loh di sini.


2. Tidak macet seperti di Indonesia. Ada sebenarnya macet di waktu tertentu tapi tidak separah Indonesia. 

3. Tidak polusi. Cocok untuk berjalan kaki.

4. Pemandangannya cantik tidak hanya alamnya tapi juga manusianya. :)

5. Toilet bersih. Semua ada air untuk tempat-tempat yang kami singgahi. Musholla juga tersedia di tempat-tempat kami singgah. Jadi tak perlu khawatir kalau jalan-jalan ke sana.

6. Jeruk sunkist dan delima melimpah. Godaan berat ini untuk saya pecinta buah masam. Satu cangkir kecil jus jeruk/delima seharga 10 TL (Turkish Lira) sekitar 30 ribu rupiah. Tapi segar sekali dan asli dari perasan beberapa buah jeruk/delima bulat. Duh, kangen ini...

7. Jeruk sunkist/delima melimpah ruah di mana-mana. Di jalan-jalan banyak tumbuhan ini. 

8. Orang Turki yang saya temui ramah-ramah, tidak kasar. Apalagi penjaga tokonya, semua ramah... Dan mereka mayoritas bisa bahasa Indonesia dasar khusus tempat-tempat yang kami kunjungi. Jadi tak usah khawatir kalau belanja di sana dan kamu tak bisa bahasa Inggris.

9. Selain Indonesia, banyak turis dari Malaysia, China, Korea dan Jepang..

10. Kalau mau tukar uang Lira sebaiknya di Turki saja dan jangan tukar di bandara. Di bandara sudah ada pajak jadi Lira yang kamu dapatkan lebih sedikit. Tukar saja di luar bandara atau dengan bantuan Tour guide-nya. Saat saya ke sana, 1 USD dihargai sekitar 2800-an 

100 USD = 520 TL -- lewat Tour guide (recommended)
100 USD = 506 TL -- di bandara Turki

Tukar di Indonesia 1 TL = 3100-3400 rupiah. Dan jarang ada Lira di money changer Indonesia. Tukar saja uang kamu dalam USD atau euro.

Berapa uang saku saya? Saat itu saya membawa 456 TL dari Indonesia (1 TL=3150) untuk belanja dan 250 USD. Dolar untuk berjaga-jaga naik balon udara yang saya perkirakan 200-250 USD. Mau tukar USD lagi tapi tidak jadi, akhirnya uang dalam bentuk rupiah sekitar 2 jutaan saya bawa. Perkiraan total uang saku yang saya bawa 7 jutaan.

Benar saja harga balon udara di Pamukkale 200 USD dan Cappadocia 230 USD. Tapi berhubung balon tidak terbang, diganti jeep safari 100 USD. Ada tawaran malam Turki atau malam sufi senilai 60 USD. Jadi, kamu bisa perkirakan berapa uang yang harus dibawa kalau ke sana ikut travel agent seperti saya. Sebaiknya bawa USD yang banyak. Di sana gampang tinggal ditukar. 

11. Masakan Turki mungkin tak sesuai lidah orang Indonesia. Para peserta bilang hambar. Dan kebanyakan disediakan roti yang kering keras itu loh. Kalau selera Indonesia kan roti yang empuk. Nasi yang disediakan juga bukan nasi putih tapi nasi mentega. Di Turki tidak ada nasi putih kecuali di rumah makan Indonesia yang ada di sana. Silahkan bawa sambal, kecap, pop mie atau apa pun yang kamu suka.

Kalau saya pribadi sih tidak ribet ya. Apa yang ada, saya makan asal halal. Yang penting bisa untuk mengisi hak tubuh, untuk energi. Lain orang kan lain pendapat ya. Maklum.

12. Tour guide cerita kalau di Turki memegang budaya menikah satu istri. Kalau ternyata bercerai, si suami tetap bertanggung jawab menafkahi mantan istri sampai si mantan istri menikah lagi. Apakah kamu berminat mendapat pria Turki?

13. Gemas sekali deh rasanya saat melihat anak-anak kecil/bayi orang Turki. Lucunya ya Allah...

14. Ke Turki cukup pakai e-visa ya. Jangan lupa di print. 

15. Tour guide bilang, 99% penduduk Turki beragama islam tapi ya banyak juga yang islam KTP. Mirip-mirip Indonesia ya. :)

16. Pernak-pernik suvenir banyak di sana lucu-lucu.

Sekian sekelumit kisah dari saya. Ke mana lagi ya destinasi selanjutnya? Wishlist saya banyak sih (duh, jalan-jalan melulu maunya - bangkrut bandar). Tapi kok saya ingin umroh (lagi) ya.

Bismillah, semoga ada cerita perjalanan-perjalanan selanjutnya yang akan saya posting di sini... Aamiin.

No comments:

Post a Comment

leave your comment here!