Follow Us

Friday, February 19, 2016

Pengalaman Tes TPA OTO Bappenas 24 Januari 2016



Halo... Saya akan share tentang pengalaman saya ikut tes TPA OTO Bappenas. Tepatnya hari minggu tanggal 24 Januari 2016 di gedung Bappenas Jakarta. Sebenarnya saya tidak ada rencana untuk ikut tes pada hari itu. Mendadak saja jadi ikut. Karena pada waktu itu saya dikabari akan ada acara pelatihan instruktur nasional sebuah survei nasional yang biasa saya handle di Bandung. Dan tanggal check-in adalah 24 Januari 2016.

Sebelum mencari hari untuk booking tiket pesawat, saya searching apakah ada tes TPA pada tanggal tersebut. Aji mumpung saja karena rutenya naik pesawat dulu ke Jakarta baru lanjut ke Bandung. Hemat ongkos kan? Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Hehe.

Waktu itu belum ada jadwal untuk tanggal tersebut tapi keesok-esokan harinya saya searching lagi rupanya ada update baru (tampilan website koperasi Bappenas-nya baru) bahwa ada jadwal di tanggal tersebut sampai bulan-bulan berikutnya. Ok, saya coba mendaftar online. Yang saya lakukan adalah sebagai berikut:

1. Buka situs koperasi Bappenas. Di situ tertera syarat pendaftaran bagi yang ingin ikut tes TPA individual. Download formulirnya.
2. Kirim email pertanyaan.
3. Setelah mendapat balasan, membayar Rp. 325.000 via ATM
4. Mengirim syarat berupa scan formulir, KTP, Ijasah, dan Bukti transfer.
5. Mendapat konfirmasi dari Bappenas bahwa syarat sudah diterima beserta jadwal tes jam berapa dan juga perlengkapan yang harus dibawa.
6. Membalas email konfirmasi bahwa saya akan ikut dan bersedia.
7. Menyiapkan foto berwarna 3x4 sebanyak 2 lembar dan bukti transfer untuk dibawa ketika ujian nanti.
8. 30 menit sebelum ujian harus sudah di lokasi ujian untuk verifikasi peserta.
9. Siapkan KTP atau identitas lain. Ketika ujian nanti dicek oleh pengawas.
10. Pensil 2b, penghapus dan rautan jangan lupa. Bappenas meminjami juga bagi yang tidak membawa. Tapi cuma pensil kalau tidak salah.

Pas waktu ujian, 24 Januari 2016 saya berangkat dari Bendungan Hilir (Benhil) sekitar pukul 7 kurang naik taksi ke lokasi ujian di jalan Taman Suropati. Karena Car free day jadi muter dan ternyata sedang ada acara di sebuah Masjid di Taman Suropati jadi rame jalannya. Plus hujan kecil pula. Setelah sampai lokasi, saya masuk ke dalam ternyata sudah banyak sekali yang hadir. Tidak menyangka sebanyak itu. Untuk jadwal pagi ada 200-an lebih sepertinya. Karena peserta dibagi tes di lantai 1 dan 2. Saya kebagian di lantai 2. Untuk nomor dan lokasi tes sudah ditempel di dinding di lantai satu.

Oke, saya jalan menuju ke atas. Antri verifikasi peserta. Rupanya antrian berdasarkan abjad awal nama. Eh, saya salah antri hehe. Lalu saya pindah antrian. Untung ada salah satu peserta pria yang mempersilakan saya antri di depannya karena menurutnya saya sudah lebih dulu antri. Terima kasih ya! (waktu itu tidak sempat bilang terima kasih) hehe :)

Ketika verifikasi ternyata peserta diberi snack kotak loh jadi lumayan buat mengisi perut. Sebelumnya saya memang tidak sempat sarapan (padahal mau ujian 3 jam) tapi bawa bekal roti plus sempat mampir ke Indomaret beli cemilan dulu. 

Sambil menunggu pukul 8 tiba, saya berdiri di luar pintu ruang ujian beserta para peserta lain. Ada yang duduk-duduk di kursi tunggu, di tangga. Ada pula yang baca-baca buku latihan soal. Waduh jadi ngeri saya kalau membandingkan dengan persiapan saya yang tidak ada apa-apanya. Bismillah sajalah. Nekat. :)

Ketika pintu ujian dibuka, saya pun masuk dan mencari nomor kursi saya. Di situ satu meja untuk berdua. Saya duduk paling ujung kanan nomor dua dari depan. Tapi masih ada lagi di kanan saya yaitu peserta pria. Karena dia ngobrol pakai bahasa Jawa dengan rekan di belakangnya kemungkinan besar ya dari Jawa. Kami sama sekali tidak bertegur sapa. 

Setengah sembilan baru mulai tesnya. Ada 3 sesi. Untuk satu sesi sudah dibatasi satu jam dan ada pembatas warna kertas soal. Kalau waktu habis tidak boleh mengulang membuka kertas sebelumnya. Isi saja semua jawaban yang masih kosong tanpa melihat soal. Oya, tidak ada pengurangan nilai. Jadi bisa atau tidak bisa menjawab, isi saja semua.

Sesi 1: 90 soal (1 jam) kemampuan bahasa
Sesi 2: 90 soal (1 jam) matematika
Sesi 3: 70 soal (1 jam)
Total 250 soal (3 jam)

Apakah semua bisa terjawab? 
Pasti bisa terjawab semua seperti yang sudah saya bilang di atas karena tidak ada pengurangan nilai.

Apakah waktunya cukup?
Tergantung kemampuan masing-masing. Cukup tidak cukup, harus cukup. Atur strategi.

Yang paling berkesan bagi saya adalah sesi 2 matematika. 90 soal dalam 1 jam itu "wow" bagi saya yang memang biasa saja. Harus cepat sekali kita menghitung. Belum lagi membulati jawaban sudah sekian detik sendiri. Kalau dihitung 3600 detik dibagi 90 = 40 detik per soal. Hmm... artinya 40 detik sudah termasuk membaca soal, menghitung dan membulatkan jawaban per soal. Karena banyak soal cerita juga. Jangan sampai keliru nomor soal juga karena pengalaman saya ikut tes psikotes itu ritual menghapus jawaban karena salah menempatkan nomor jadi menyita waktu. Rugi!

Pengambilan hasil
Selesai tes pukul 11.30 WIB. Saat itu saya mengira-ngira hasil tes saya kemungkinan besar cuma berkisar 400. Karena saya tahu betul kemampuan saya. Dag dig dug juga buka hasil nanti. Hehehe.

Oya, selesai tes peserta diminta mengisi formulir beserta alamat di amplop untuk mengirimkan hasil tes ke alamat masing-masing. Hasil dikirim seminggu setelah tes. Kalau mau diambil langsung juga bisa. Untuk peserta yang jauh seperti saya hal ini cukup membantu karena saya tidak perlu ke Jakarta cuma untuk mengambil hasil. Untuk ongkos kirim gratis. Asyik kan?

Benar saja hasil dikirim via Tiki kala itu. Saya penasaran tapi juga deg-degan. Dan saya terima berapa pun hasilnya. Toh niatnya memang coba-coba karena penasaran. Oya di lembar jawaban ada loh dituliskan sudah ikut yang ke berapa kali. Ada pilihannya sampai 10 lebih kalau tidak salah ingat. Dan ini adalah pertama kalinya saya ikut dengan modal nekat tanpa direncanakan pada hari itu.

Saya cabut ke Bandung setelah selesai tes. Siap-siap dulu sih makan siang, sholat, packing lalu ke pool X-Trans. Dan saya pusing sampai bandung. Bukan mabuk darat tapi mungkin awalnya karena ikut tes 3 jam otak terforsir lalu makan cuma sedikit. Biasanya saya pusing karena kelaparan. Lah ini sudah makan siang tetap pusing. Mungkin juga karena kelelahan kurang istirahat.

Setelah tiba kembali di daerah, ada paket buat saya. Sudah saya duga dari mana.

Well, saya buka amplop. Bismillah. Jreng-jreng! Lewat target banyak. Alhamdulillah. Target saya cuma 500 kok readers.






No comments:

Post a Comment

leave your comment here!