Ternyata sudah setengah tahun saya tidak posting tulisan apa pun. Dan ternyata juga lebaran sudah terlewati. Jadi saya mau memanfaaatkan pertistiwa lebaran untuk mengucapkan mohon maaf lahir dan batin apabila ada kesalahan kepada readers. Biarpun lebarannya sudah lewat tapi momen maaf-memaafkan masih belum lewat. :)
Seperti biasa ya kalau lebaran pastilah saya pulang kampung ke Lampung. Tapi ada bedanya lebaran kali ini loh. Apa coba? Karena saya diantar sekeluarga balik ke Bengkulu sininya. Wah senangnya! :)
Biarpun mereka cuma sebentar sih tapi saya sudah senang. Sebenarnya saya justru merasa kasihan sekali dengan keluarga saya. Karena mereka pada mabok darat semua. Ada yang sakit di tengah jalan. Ada yang bergantian sakit satu per satu ketika sampai di sini juga. Tidak tega rasanya lihat mereka pada menderita begitu. Saking jauhnya perjalanan. :(
Dan komentar keponakan laki-laki saya begitu sampai di sini adalah "Cepat pindah, Tante!"
Haha seandainya saja semudah itu sayang...
Yah doakan saja... Aamiin mudah-mudahan segera...
Oya kali ini saya mau iseng-iseng review produk. Hehe. Ini bakal jadi produk pertama yang saya review. Bisa jadi ke depan bakal review produk-produk yang lain kalau ada waktu dan kemauan. :)
Dan produk itu adalah Body Butter Tuberose and Shea Butter Mustika Ratu. Saya tidak akan mendetail tapi sekedar sharing apa yang saya rasakan saja. Entah kenapa juga saya jadi membawa pulang itu produk dari raknya. Pasti ada something kan yang bikin penasaran?
Berhubung tidak ada tester dan juga tidak bisa dibuka karena bersegel aluminium foil, jadi langsung dibeli saja. Ketika dibuka di rumah karena penasaran isinya, wah ternyata memang benar ya beda. Hehe. Apanya yang beda? Aromanya! Wuuusssshhh!!! Semerbak bau bunga sedap malam.
Terus terang saja saya bukan penyuka bau yang menyengat biarpun itu bau wangi. Hidung saya sensitif dengan bau-bauan. Seringkali tidak tahan dengan wewangian dan justru bisa terima bebauan alami. Ini sudah saya rasakan dari kecil. Sampai sekarang masih sama.
Jadi, saya ingin itu produk cepat habis haha. Wanginya itu tahan lama loh. Saya pakai malam hari menjelang tidur, keesokan siangnya saya pulang ketika istirahat kerja, eh masih kecium itu aromanya ketinggalan di kamar saya. Dahsyat kan?
Bau sedap malam itu mistis kalau kata saya. Jadi tidak mungkin sekali saya pakai ketika ke kantor. Mirip bunga ceplok piring baunya. Ada yang tau ceplok piring? Kalau bahasa Indonesinya Kaca Piring. Bunganya cantik berwarna putih dan semerbak. Ketika kecil dulu senang sekali kalau saya nemu kembang ceplok piring yang sudah mekar. Karena biasanya tersembunyi. Tau ada bunganya yang mekar karena baunya itu yang semerbak. Ceplok Piring biasa jadi tanaman pagar kalau di tempat tinggal saya dulu. Sekarang sih kayaknya sudah musnah. Nah di bawah ini gambar bunga ceplok piring warnanya putih dan bentuknya mirip mawar. Cantik ya. :)
Ada yang bilang bau sedap malam itu berasa pengantin. Agak-agak mirip melati gitu kan? Yah kalau ini saya tidak bisa komen hehe.
Lalu soal body butter-nya sendiri bentuknya tidak sekental creme atau pun seencer lotion/serum yang biasa saya pakai. Yang jelas kandungan minyaknya itu banyak. Jadi ketika dipakai terasa sekali minyaknya di kulit. Berasa seperti ada lapisan lilin di telapak tangan. Tidak mudah meresap. Kalau terkena air juga masih terasa minyaknya. Tidak recommended ya dipakai di cuaca panas. Gerah! Lengket jadinya.
Memang body butter diperuntukkan kulit kering supaya terjaga kelembabannya makanya minyaknya lebih tinggi dibanding lotion dan creme. Makanya kalau saya sih masih prefer lotion atau creme atau serum saja yang cepat meresap dan kering di kulit jadi tidak lengket. Karena saya hidup di tempat yang cuacanya panas. Walau seharian saya kerja di tempat ber-AC, lotion masih sanggup kok melembabkan kulit saya hehe. Karena AC-nya memang tidak begitu dingin sih. Tapi tidak tahu ya kalau body butter merk lain mungkin berbeda.
Saya termasuk penyuka oles-oles kulit alias perawatan kulit tubuh dengan memakai lotion, creme atau serum. Minimal kulit jadi terawat, tidak kusam atau pun kering. Malu kan masa gadis kulitnya tidak terawat. Hehe. Efek semu kulit jadi lembut, kenyal, atau pun sehat sudah cukup menyenangkan hati saya. Minimal kalau berjabat tangan, terasa lembut. Banyak kan yang kulitnya terasa kasar ketika berjabat tangan? Malu tidak? Ada yang bilang kalau yang lembut itu karena tidak pernah kerja. Oh ya? Maybe. Tapi kalau kata saya sih karena dirawat. Hehe
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!