semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana

Follow Us

Wednesday, July 24, 2019

Jalan-Jalan ke Turki (Tulip Festival - Spring) Day 7-9 plus Komentar Penulis

7/24/2019 10:22:00 PM 0 Comments


Menuju detik-detik kepulangan yaitu perjalanan ke Ankara dan Istanbul kemudian tiba di Jakarta.

Mausoleum Attaturk
Hari Terakhir kami tiba di Ankara kemudian menuju Mausoleum Attaturk. Kami diperbolehkan masuk untuk foto di dalam satu per satu. Ada penjaganya loh. Diatur dan mengantri yang mau foto di dalam. Di dalam cuma replika sih bukan kuburan asli.


Nah, itu dia replika kuburannya.

Di sinilah kami ketemu banyak penduduk lokal tepatnya anak-anak sekolah. Ramai sekali pas kami datang sampai toilet ditutup. Hehe kata tour guide memang begitu kalau ada anak-anak sekolah berkunjung. Jadi kami tidak mengantri toilet di situ. Senang loh ketemu anak-anak sekolah di situ. Tak ada yang jelek ya Allah... Ramah pula anak-anak itu. Mungkin kami terlihat beda ya bagi mereka.


Salt Lake
Mampir ke Danau Garam sembari pulang ke Istanbul. Foto-foto dan belanja penghabisan. Serius! Di sinilah saya habiskan sisa lira saya. Soalnya kalau dibawa pulang akan sulit dijual apalagi kalau receh kan tidak laku biasanya.



Komentar tentang Turki

1. Negaranya cantik sekali saat musim semi. Ketika saya melewati jalan-jalannya pemandangan kebanyakan perbukitan. Jalan raya di Turki tidak rata alias perbukitan tapi pertamanannya bagus sekali. Banyak bebungaan yang tumbuh di pinggiran jalan. Sakura juga ada loh di sini.


2. Tidak macet seperti di Indonesia. Ada sebenarnya macet di waktu tertentu tapi tidak separah Indonesia. 

3. Tidak polusi. Cocok untuk berjalan kaki.

4. Pemandangannya cantik tidak hanya alamnya tapi juga manusianya. :)

5. Toilet bersih. Semua ada air untuk tempat-tempat yang kami singgahi. Musholla juga tersedia di tempat-tempat kami singgah. Jadi tak perlu khawatir kalau jalan-jalan ke sana.

6. Jeruk sunkist dan delima melimpah. Godaan berat ini untuk saya pecinta buah masam. Satu cangkir kecil jus jeruk/delima seharga 10 TL (Turkish Lira) sekitar 30 ribu rupiah. Tapi segar sekali dan asli dari perasan beberapa buah jeruk/delima bulat. Duh, kangen ini...

7. Jeruk sunkist/delima melimpah ruah di mana-mana. Di jalan-jalan banyak tumbuhan ini. 

8. Orang Turki yang saya temui ramah-ramah, tidak kasar. Apalagi penjaga tokonya, semua ramah... Dan mereka mayoritas bisa bahasa Indonesia dasar khusus tempat-tempat yang kami kunjungi. Jadi tak usah khawatir kalau belanja di sana dan kamu tak bisa bahasa Inggris.

9. Selain Indonesia, banyak turis dari Malaysia, China, Korea dan Jepang..

10. Kalau mau tukar uang Lira sebaiknya di Turki saja dan jangan tukar di bandara. Di bandara sudah ada pajak jadi Lira yang kamu dapatkan lebih sedikit. Tukar saja di luar bandara atau dengan bantuan Tour guide-nya. Saat saya ke sana, 1 USD dihargai sekitar 2800-an 

100 USD = 520 TL -- lewat Tour guide (recommended)
100 USD = 506 TL -- di bandara Turki

Tukar di Indonesia 1 TL = 3100-3400 rupiah. Dan jarang ada Lira di money changer Indonesia. Tukar saja uang kamu dalam USD atau euro.

Berapa uang saku saya? Saat itu saya membawa 456 TL dari Indonesia (1 TL=3150) untuk belanja dan 250 USD. Dolar untuk berjaga-jaga naik balon udara yang saya perkirakan 200-250 USD. Mau tukar USD lagi tapi tidak jadi, akhirnya uang dalam bentuk rupiah sekitar 2 jutaan saya bawa. Perkiraan total uang saku yang saya bawa 7 jutaan.

Benar saja harga balon udara di Pamukkale 200 USD dan Cappadocia 230 USD. Tapi berhubung balon tidak terbang, diganti jeep safari 100 USD. Ada tawaran malam Turki atau malam sufi senilai 60 USD. Jadi, kamu bisa perkirakan berapa uang yang harus dibawa kalau ke sana ikut travel agent seperti saya. Sebaiknya bawa USD yang banyak. Di sana gampang tinggal ditukar. 

11. Masakan Turki mungkin tak sesuai lidah orang Indonesia. Para peserta bilang hambar. Dan kebanyakan disediakan roti yang kering keras itu loh. Kalau selera Indonesia kan roti yang empuk. Nasi yang disediakan juga bukan nasi putih tapi nasi mentega. Di Turki tidak ada nasi putih kecuali di rumah makan Indonesia yang ada di sana. Silahkan bawa sambal, kecap, pop mie atau apa pun yang kamu suka.

Kalau saya pribadi sih tidak ribet ya. Apa yang ada, saya makan asal halal. Yang penting bisa untuk mengisi hak tubuh, untuk energi. Lain orang kan lain pendapat ya. Maklum.

12. Tour guide cerita kalau di Turki memegang budaya menikah satu istri. Kalau ternyata bercerai, si suami tetap bertanggung jawab menafkahi mantan istri sampai si mantan istri menikah lagi. Apakah kamu berminat mendapat pria Turki?

13. Gemas sekali deh rasanya saat melihat anak-anak kecil/bayi orang Turki. Lucunya ya Allah...

14. Ke Turki cukup pakai e-visa ya. Jangan lupa di print. 

15. Tour guide bilang, 99% penduduk Turki beragama islam tapi ya banyak juga yang islam KTP. Mirip-mirip Indonesia ya. :)

16. Pernak-pernik suvenir banyak di sana lucu-lucu.

Sekian sekelumit kisah dari saya. Ke mana lagi ya destinasi selanjutnya? Wishlist saya banyak sih (duh, jalan-jalan melulu maunya - bangkrut bandar). Tapi kok saya ingin umroh (lagi) ya.

Bismillah, semoga ada cerita perjalanan-perjalanan selanjutnya yang akan saya posting di sini... Aamiin.

Jalan-Jalan ke Turki (Tulip Festival - Spring) Day 5-6

7/24/2019 09:52:00 PM 0 Comments


Lanjut cerita hari 5-6...

Underground City
Kami berkunjung ke Underground City Cardak. Tempatnya ini seperti gua lebih tepatnya. Pada jaman dahulu sebagai tempat tinggal. Bahkan di dalamnya ada gerejanya. Ada pintunya juga besar untuk mengantisipasi kalau ada hewan buas masuk. Waktu itu tidak sempat ambil foto waktu di dalam.

Keluar gua, mencari spot untuk foto

Jeep Safari
Berhubung balon terbang tidak terbang karena cuaca tidak memungkinkan (yah sedih...), jadwal diganti dengan jeep safari. Jika balon terbang membayar seharga 250 USD, makan jeep safari cukup 100 USD. Lebih hemat ya? Iya tapi pasti beda pengalamannya. Satu jeep cukup untuk 4 penumpang.  Bukan jeep sih dapatnya tapi mobil biasa, ya tak apalah. Saya semobil dengan Mbak Atin dari Semarang, Ibu Endang dari Bandung, dan Ibu Sri Rejeki dari Bandung. Alhamdulillah asyik bareng Mbak dan Ibu! Terima kasih. :)




Seru juga sih jeep safari ini. Dan jadinya kami bisa sampai ke lokasi tempat selfie di sana yang background-nya seperti rumah burung. Cuaca dingin sekali saat di sini pagi hari. Subhanallah.

Ini background untuk foto yang instagrammable di sini.

Selfie di tempat bentuk love itu loh  instragammable! 



Toko Keramik
Di toko keramik yang kami kunjungi ini, koleksinya membuat berdecak kagum. Cantik-cantik sekali. Harganya memang mahal tapi memang sesuai karena buatan tangan dan menyala dalam gelap. Wuih.



Selamat datang!

Pasabag Valley
Di Pasabag Valley ini kamu bakal melihat pemandangan bebatuan jamur raksasa. Entah bebatuan atau bukit atau apalah namanya. Di lokasi ini cantik untuk berfoto. Saya mencoba es krim Turki di sini. Padahal cuaca dingin. Enak loh. Hihi. Duh, jadi pengen lagi. :)



Goreme Open Air Museum
Tempat terakhir yang dikunjungi di hari keenam adalah Goreme Open Air Museum. Tidak ada setengah peserta yang ikut ke sini loh karena memang tidak wajib ikut, bagi yang mau saja. Rugi deh kalau tidak ikut (menurut saya loh ya sudah jauh-jauh ribuan kilometer ke Turki hihi). Kalau dilihat sih tiketnya mahal. :D




Memang tempatnya mirip-mirip yang sebelumnya di Cappadocia yang seperti rumah burung begitu tapi bedalah ya. Di situ saya beli bookmark Cappadocia, magnet kulkas dan dompet (tempat pensil) Cappadocia dengan harga lebih murah.

Selain ke tempat-tempat di atas, kami juga ke Ortahisar, Panorama, dan Uchisar.

Minum sendiri sambil menunggu peserta lain selesai belanja :)

Nih, coba jus delima segar bikin ketagihan ya Allah pengen lagi. Tanpa es juga sudah dingin sekali pas musim semi di bulan April. Delima murah meriah di sana. Jeruk juga sama murahnya. Satu cup begitu dibandrol 10 lira (sekitar Rp. 30.000). Tapi asli diperes dari beberapa buah segar. Yummy! Mau lagi donk... :)

Lanjut di posting berikutnya ya!

Pictures credit to Reana!

Monday, July 22, 2019

Jalan-Jalan ke Turki (Tulip Festival - Spring) Day 3-4

7/22/2019 12:02:00 PM 0 Comments
Lanjut hari 3-4 ya...
Berikut adalah perjalanan saya berikutnya.

Tampak luar. Sederhana. Saya jadi ingat di Saudi. Bentuknya mirip dari luar. Masjid ini ramai loh pengunjungnya. Pintu masuknya memang kecil.

Grand Mosque
Jadwal semula adalah ke Green Mosque dan Green Tomb selain ke Grand Mosque tentunya. Tapi dikarenakan jadwal padat yang harus mengejar waktu tiba di tujuan berikutnya keesokan harinya makanya dilewati alias tidak jadi ke Green Mosque dan Green Tomb atas kesepakatan bersama antara Tour Guide dan peserta. Memang perjalanan untuk dicapai keesokan harinya cukup jauh ya berjam-jam.
Tampak dalam (di belakang itu mimbarnya)

Tempat sholat wanita

Langit cerah ya? Iya tapi dingin...

Di Grand Mosque, kami hanya sebentar. Bagi peserta yang belum sholat zuhur bisa sholat di situ. Berhubung saya sudah sholat di restoran saat makan siang jadi saya tetap masuk (sayang sudah ke situ masa tidak masuk?) dan ambil tahiyatul masjid. Foto-foto sebentar saja di dalam lalu ke luar. Entah kenapa saya selalu suka mengunjungi masjid di tempat-tempat yang saya kunjungi seperti ini apalagi di negara berbeda. Ada keinginan mengunjungi setiap masjid di negara yang saya kunjungi ingin tahu seperti apa arsitekturnya (pasti berbeda dengan di negara kita kan?), dalamnya seperti apa (biasanya sih sama ya hamparan karpet) tapi kan desain interiornya berbeda. Ada suasana adem saat masuk masjid. Apakah kamu merasakan hal yang sama?

Ephesus
Hari keempat kami ke Ephesus. Ephesus ini berupa reruntuhan bangunan pada masa jaman dulu kala. Duh, lupa masa pemerintahan siapa. Tapi puing-puingnya masih ada hingga kini dan menjadi situs sejarah. Di bagian belakang masih berdiri perpustakaan Ephesus. Biarpun tinggal puing-puing tapi tetap cantik loh buat foto-foto. Malah kelihatan natural. Di bangunan yang tersisa masih ada gambar dewa-dewi mereka terpahat. Di sini ada fotografer yang suka mengambil foto kita terus dijual. Tahu kan ya? Di tempat wisata banyak yang begitu. Tapi memang hasil jepretannya bagus sih dan saya ambil dua foto saya hihi. Kalau ibu-ibu yang bareng saya sampai 9 foto! Wow! Saya akui, saya yang lebih muda kalah eksis. ^_^

Ini loh Ephesus library yang jadi situs bersejarah dan keajaiban dunia

Ini kondisi saat awal masuk ke kawasan Ephesus. Kelihatan kan reruntuhannya?

Ini juga saat mau berjalan menuju ke perpustakaannya. Masih baru masuk dari pintu awal.

Sakura! Tak perlu ke Jepang untuk melihat sakura mekar  ^_^

Hierapolis
Hierapolis ini luas tempatnya. Cotton Castle ada di dalamnya. Bangunannya masih ada yang berdiri ada juga yang sudah runtuh. Berhubung sampai di sini sudah sore, jadi tidak lama-lama. 




Cotton Castle
Di Cotton Castle ini saya lumayan ambil banyak foto. Oh ya, saat itu kondisinya tidak secantik yang ada di foto-foto internet ya yang berwarna biru dan putih menggiurkan. Saya penasaran itu asli atau buatan ya bentukannya, tapi sepertinya buatan. Saya juga melihat keran air di sana. Tapi memang airnya ada yang asli mengalir dari mata air kali entahlah. Soalnya airnya memang ada yang panas atau hangat lebih tepatnya sementara yang dari undakan turunnya tidak panas. Ingat! Tak boleh pakai alas kaki saat turun ke Cotton Castle. Kaki terasa aneh ya kalau tidak biasa tanpa alas kaki karena batuan kapurnya kan ada yang kasar-kasar begitu kalau diinjak. Hati-hati licin! Awas jatuh! Kalau saya sih nyebur ya (baca: kaki saja). Jalan agak jauh lalu mencoba airnya seperti apa hehe.


Ini bebatuan kapurnya.

Lanjut posting berikutnya ya...

All pictures credit Reana.

Wednesday, April 24, 2019

Jalan-Jalan ke Turki (Tulip Festival - Spring) Day 1-2

4/24/2019 02:06:00 PM 0 Comments
Spring in Turki adalah target jalan-jalan saya yang utama setelah summer in Beijing. Saya sudah merencanakan untuk ikut dari setahun lalu. Berhubung waktu itu masih kuliah (2018) jadi saya tunggu setahun kemudian (2019). Sabar sekali ya. Demi kamu Turki, apa sih yang tidak. Hehe. :)

Saya cari-cari berbagai agen travel yang itinerary-nya cocok dan juga harga tentunya. Akhirnya terpilih agen travel Avia Tour (lagi). Tapi memang dasar tidak rejeki ya, tanggal yang saya incar penuh beberapa waktu setelah saya booking sementara. Saya diberitahu ini karena awalnya saya tidak DP dulu sih. Ya sudah tidak apa-apa. Saya cari agen lain. Dari sekian banyak yang saya lihat-lihat, rata-rata sih itinerary mirip-mirip. Yang penting buat saya yang bisa join untuk satu orang dan tidak menambah single supplement. Rata-rata agen yang saya tanya minta single supplement kalau sendiri atau ada juga yang minta minimal dua orang.

Okelah, akhirnya terpilih liburanmurah.tour. Harga yang ditawarkan untuk tulip festival per pax all in senilai Rp. 20.250.000 (wah, dapat motor satu biji nih). Mahal? Iya memang untuk spring jauh lebih mahal ketimbang musim lain.

Untuk mencapai sesuatu itu butuh pengorbanan entah itu materi, tenaga, waktu, dan pikiran. Kalau saya berpikir mending beli motor, maka saya tidak mau berkorban materi dan artinya saya dapat motor tapi tidak akan pernah pergi ke Turki sebagai konsekuensi. Selain itu juga masalah waktu dan uang, mana yang akan dikalahkan. Seringkali terjadi kita punya uang tapi tak punya waktu (atau sulit mencari waktu yang pas). Bisa juga terjadi kita punya waktu luang tapi tak punya uang. Yang terjadi pada saya, saya ingin bisa jalan-jalan ke Turki tapi waktu tidak match. Jika saya memaksa pergi bisa saja, tapi saya harus korbankan diri untuk tidak masuk kuliah. Atau bisa saya tetap pergi di saat yang waktunya match dengan saya, tapi harganya lebih mahal. Nah, hidup itu pilihan kan? Yuk, memilih... :)

Dan untuk mencapai sesuatu itu perlu direncanakan dan dipertimbangkan dengan matang. Ini menurut saya. Saya bukan tipe buru-buru soalnya. Seperti jalan-jalan begini contohnya. Dan harus segera action, bukan sekedar rencana di otak. Setuju?

Berikut itinerary ke Turki 6-14 April 2019.

Day 1 (6/4/2019)
Perjalanan Jakarta ke Turki (transit Singapore) via Singapore Airline

Day 2 (7/4/2019)
Tiba di Turki (bandara baru Istanbul). Emirgan Park, Bosphorus Cruise, Topkapi Palace, Hagia Sophia, Blue Mosque, Belanja di toko souvenir. Menginap di Hotel Gorrion. (tidak sempat ke Hippodrome dan grand bazaar).

Day 3 (8/4/2019)
Perjalanan ke Bursa. Grand Mosque. Menginap di Hotel Bursa. (tidak sempat ke Green Mosque dan Green Tomb).

Day 4 (9/4/2019)
Perjalanan ke Pamukkale. Rossini. Turkish Delight Munira. Ephesus. Hierapolis. Cottoon Castle. Menginap di Hotel Pamukkale.

Day 5 (10/4/2019)
Perjalanan ke Cappadocia. Burberry. Underground City. Menginap di Hotel Cappadocia.

Day 6 (11/4/2019)
Jeep safari, Ortahisar, Pasabag Valley, Uchisar, Panorama, Ceramic Factory, Karpet Factory, Goreme Open Air Museum. Menginap di Hotel Cappadocia.

Day 7 (12/4/2019)
Perjalanan ke Ankara. Salt Lake. Mausoleum Attaturk. Istanbul. Menginap di Hotel Gorrion.

Day 8 (13/4/2019)
Check out Hotel Gorrion Istanbul. Ke bandara Istanbul.

Day 9 (14//2019)
Tiba di Indonesia


Oke, saya akan menceritakan perjalanan hari pertama dan kedua begitu tiba di Turki. Kami serombongan 39 orang (termasuk satu orang tour guide dari Indonesia, halo Salman!). Ternyata rata-rata pesertanya emak-emak. Hehe seperti biasa kalau ikut tur konsorsium begini berasa jadi paling muda. Oops! Dan tahukah kalian (pasti jawabnya tidak). Berasa paling miskin juga kalau ikutan tur begini bareng emak-emak. Berasa nyempil di antara orang-orang berduit. Kalau sudah urusan belanja ya, sampai pada menambah koper. Keluar dolar sampai tak terhitung. Ck ck ck...

Tapi saya senang bareng emak-emak. Selalu ada pelajaran yang didapat kalau mengobrol dengan mereka. Mereka juga tidak pilih-pilih teman. Saya yang pergi sendirian bisa bergabung dengan mereka. Bisa saling gantian foto. Terima kasih ibu-ibu yang baik hati! :)

Lanjut... Perjalanan ke Turki ini cukup lama yaitu memakan waktu sekitar 13 jam. Pertama penerbangan dari Jakarta ke Singapore kemudian transit tidak lama (syukurlah) di Singapore lalu lanjut ke Turki sekitar 10-11 jam. Mungkin karena pengaruh cuaca ya di bulan april, pesawat seringkali goyang. Deg-degan rasanya tapi hanya bisa pasrah dan terus berdoa. Mbak di sebelah saya sampai bilang ngeri goyang terus tapi kok orang-orang kelihatan santai saja tidak baca-baca (doa) apalagi pramugarinya. Sementara kalau dia sibuk baca-baca (zikir atau berdoa). Saya bilang, "Nggak Mbak doank kali yang baca-baca, cuman mereka ga bilang-bilang." :)

Saya duduk di pojok bangku paling belakang sayap kiri. Herannya kenapa di bagian belakang ini tak mendapat service yang sama dengan bangku-bangku lain. Bangku lain sering mendapat tawaran jus atau minuman lain tapi kok bangku saya lewat begitu saja. Bahkan bangku lain mendapat bungkusan kecil berisi kaos kaki, alat gosok gigi dan penutup mata (kalian pasti tahu) kok saya tidak. Oke deh bukan rejeki saya. Tidak apa-apa. :D

Tiba di Turki pagi hari. Di sana langsung ke toilet. Toilet sepi. Hanya rombongan kami Indonesia. Karena bandara baru, tombol air tidak bisa flush. Ada pula yang pencetan airnya sulit keluar air. :D

Setelah pengambilan bagasi (cepat tidak pakai lama) kami ke bus yang sudah menunggu. Di sana sudah ada tour guide lokal orang asli Turki bernama Hakan. Beliau berusia 44 tahun. Saat awal ketemu terlihat orangnya serius tapi rupanya bocor, jahil, asyik serta baik sekali. Bisa  menghidupkan suasana. Thank you Mr. Hakan. :)

Emirgan Park
Taman besar (tak sempat berkeliling saking besarnya) di Kota Istanbul ini cantik sekali saat musim semi dimana tulip bermekaran. Ada sekitar 10 juta tulip di sana. Bahkan saya melihat ada beberapa pasangan calon pengantin sedang melakukan foto pre-wedding. So sweet. :)

Kalau kalian jeli, bisa lihat pasangan pre-wed :)
Foto dok Reana

Saat mengambil foto tidak boleh menginjak rumput sekitar tulip loh ya. Ada petugas yang mengamankan. Lah, harusnya kan dipagar itu supaya tidak diinjak orang. Yang orang asli Turki saja bandel kok mereka foto-foto di sekitar tulip. Haha. Kasihan petugasnya sih sebenarnya.

Bosphorus Cruise
Di sinilah kehebohan para emak-emak dimulai. Saat Bosphorus cruise, tour guide memutar lagu Indonesia. Emak-emak pada goyang sampai lagu selesai. Heboh. Saya sih cuma berani mengambil video mereka saja hihi. :)

Foto di lokasi Bosphorus Cruise

Topkapi Palace
Masuk ke dalam area Topkapi Palace (baca: Topkape Peles) berasa adem (memang dingin sih cuaca). Subhanallah. Saya suka suasana di sini. Saya masuk ke museum di dalam. Tidak semua rombongan masuk (yang mau saja). Sudah sampai di situ ya harus masuk kalau saya. Antri padat. Ada peninggalan islam jaman dulu. Ada pedang, tapak rosul, Al Quran, jubah fatimah, jubah Ali dll. Tidak boleh foto ya di dalam.

Topkapi Palace

Saya mendengar lantunan Al Quran saat berada di dalam, saya pikir suara kaset diputar. Begitu saya sudah mau menuju ke luar ruangan, ternyata memang ada Qori yang sedang membaca Al Quran di ruangan dekat pintu keluar. Subhanallah. Memangnya di masjid Indonesia ya yang biasanya putar kaset. Ya Allah...  Kok saya mau menangis menulis ini. T-T

Hagia Sophia
Di Hagia Sophia (baca: Haya Sofia) kami cuma sebentar masuk. Saat ini Hagia Sophia masih menjadi museum. Dari luar cantik sekali mengambil foto dengan background Hagia Sophia. Sayang, ramai sekali di luar jadi tidak mendapat foto yang cantik. Sudah lelah juga sore hari, sudah kusut hehe.

Hagia Sophia dari luar

Oya, masuk ke Hagia Sophia ini kami dikasih headset tiap peserta (peraturannya begitu) supaya saat tour guide memberikan instruksi kami dengar dari headset tidak mengganggu rombongan lain karena ada banyak rombongan lain juga.

Ini dia headset-nya

Saya dan seorang ibu pikir, kami cuma bisa mendengar suara tour guide (satu arah) tapi tidak bisa bicara ke tour guide (dua arah), padahal kan komunikasi harusnya dua arah. Eh rupanya saat saya mengobrol dengan ibu itu, si tour guide bilang ke kami, "Saya tidak dengar ya." Oops! Hehe berasa ngerumpi deh astaghfirullah... ternyata dengar dia. :)

Si tour guide seringkali mengatai kami ibu-ibu rumpi suka bergosip. :D

Bagian dalam Hagia Sophia

Saya tidak menyangka kalau pada saat itu bisa melihat Hagia Sophia pada akhirnya. Kenapa? Saya membaca sekilas sejarah Hagia Sophia dari novelnya Hanum Salsabiela Rais "99 Cahaya di Langit Eropa". Tahun berapa itu coba. 2011! Dan seperti terekam di memori saya begitu loh. Lalu pada Tahun 2015 awal saat saya jalan-jalan ke Jepang, seorang ibu yang selalu bareng saya saat di Jepang mengajak saya ke Turki atau Korea setelah dari Jepang. Waduh, kalau saat itu saya harus menabung dulu beberapa waktu untuk jalan-jalan lagi. Dan akhirnya saya kepikiran ke Turki juga dan sampai juga ke Turki meski harus melewati beberapa waktu yang tak sebentar. Subhanallah :)

Blue Mosque
Kami sholat di Blue Mosque. Tapi saya tidak masuk ke dalam karena antri padat dan waktu mepet. Ya Allah... suka berada di sini. Di luaran banyak tempat duduk-duduk cantik. Banyak warga Turki yang cantik ganteng itu loh tak ada yang jelek masha Allah... Kok saya berasa jelek ya di sana astaghfirullah... ciptaan Allah itu sudah yang terbaik termasuk saya. :)

Waduh, ini saya jadi moto orang lagi berpose hihi. Niat hati mengambil foto Blue Mosque loh ya. :)

Belanja di toko souvenir
Langsung belanja saja nih hari pertama tiba. Di sini tokonya termasuk murah. Ada pelayannya orang Indonesia. Terima rupiah loh. Saya beli bookmark di sini.

Selanjutnya menginap di Hotel Gorrion. Lanjut ke posting berikutnya ya biar tidak terlalu panjang. :)


All pictures credit to Reana. All were taken by Reana.


Monday, January 21, 2019

Jalan-Jalan 3 Negara: Malaysia - Singapura - Thailand

1/21/2019 01:33:00 PM 7 Comments
Selesai ujian akhir semester 3, saya putuskan untuk menghibur diri tepatnya 29 Desember 2018 - 3 Januari 2019 ke tiga negara sekaligus yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand. Asyik... Tahun baruan di luar negeri untuk kedua kali. (Tidak meniatkan diri loh ini karena saya tidak pernah merayakan tahun baru)

Mencari waktu yang pas untuk bisa jalan-jalan di masa kuliah memang tidak mudah. Selalu saja jadwalnya bertabrakan dengan jadwal kuliah padahal masa-masa itu adalah low season. Dari situlah saya merasa sedih. Tapi saya berpikir, harus ada yang dikalahkan antara uang dan waktu. Mana yang saya pilih, uang atau waktu? Karena jika tidak alias menunggu waktu dan uang bertepatan keduanya, entah kapan saya baru bisa jalan-jalan. Jangan terlalu banyak mikir melainkan cepat action. Mumpung masih di Jakarta, masih serba mudah dan lebih murah tentunya. Asyik. :)

Dan akhirnya saya putuskan untuk mengalahkan uang alias membayar lebih mahal sedikit untuk bisa jalan-jalan dan tidak mengganggu jadwal kuliah. Karena, jika saya pilih low season, saya harus bolos kuliah. Untuk anak baik seperti saya ini rasanya was-was mau bolos. Uhuk-uhuk :D

Berhubung saya sendirian, lagi-lagi saya memilih untuk ikut travel agent. Pilihan saya kali ini adalah Travelmaps. Dan kenapa saya pilih ketiga negara tersebut? Tentu alasan klasik karena saya belum pernah ke sana, padahal sih dekat kan (karena sebelumnya saya lebih tertarik ke negara 4 musim sih). Selain itu tak perlu visa, biaya lebih murah, tak perlu naik pesawat lama-lama dan tak perlu bawa baju tebal-tebal karena cuacanya mirip di Indonesia.

Tapi entah mengapa mendekati hari keberangkatan saya tidak excited ya? Saya teringat ketika saya akan ke Beijing lalu ditanya teman saya apakah saya excited? Saya jawab tidak. Dan sekarang saya mengalami hal yang sama. :(

Bagaimana pun saya hanya tinggal melangkahkan kaki untuk berangkat jadi harus action walau tidak excited. Action apaan maksudnya? Persiapan tukar duit dan tentunya barang yang akan dibawa. Baiklah kali ini saya menukar uang sisa yuan saya dengan ringgit, dollar Singapore dan baht. Alhamdulillah masih ada sisa yuan jadi tidak perlu gesek atm. Kali ini saya tidak menukar banyak karena saya berpikir mau berhemat (yakin?) tidak belanja karena saya ada keperluan lain yaitu pulang kampung. Hehe. Benar loh yuan saya masih ada sisa 1610 saya tukar dengan harga 2095 masih dapat duit senilai 3.3 juta. Lumayan kan? Saya tukar dengan:
Ringgit 100
Dollar Singapore 50
Baht 1000
Uang saku saya total = Rp. 1.320.000 (jauh lebih sedikit ketimbang ke Beijing)

Perjalanan dimulai dari penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur. Setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan bus. Berhubung pesertanya ada 59 orang plus 2 orang tour guide dari Indonesia, 2 orang tour guide dari Malaysia yang selalu ikut hingga Singapura dan Thailand. Begitu sampai di singapura dan Thailand ada guide lokal sana juga, jadi ada dua bus. Ramai! :)

Rata-rata pesertanya adalah keluarga. Ya tentu saja. Sama halnya seperti saat saya ke Beijing lalu. Lagi-lagi saya sendiri yang single paling muda. Berteman di sana ya sama emak-emak, bapak-bapak. Tak apalah, yang penting jalan-jalannya. :)

Saya sekamar dengan seorang ibu dari Kalimantan Timur. Si ibu ini sudah keliling dunia sampai bingung ke mana lagi saat saya tanya kenapa ikut trip ini padahal sudah pernah. Hihi keren deh ibu semoga saya juga bisa keliling dunia aamiin. :)

Saya juga mendapat banyak cerita dari si ibu yang memang pengalamannya sudah banyak. Memang ya kalau ketemu orang baru itu selalu ada cerita baru (ambil yang baik-baiknya). Semacam membuka perspektif kita begitu. Ada benarnya juga sih kalau pemikiran sempit karena kurang piknik. Hmm :)

Day 1: Malaysia (Melaka)


Itu kok ada orang berbaju kuning seperti yang di depan Museum Fatahillah. Apa pindah tugas ke sini? Hehe :)

Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Melaka lumayan jauh ternyata berjam-jam. Tujuan utama ke Melaka diantaranya adalah mengunjungi Gedung Merah Melaka, Christ Church, Stadtuys, Jonker Walk Street yang semuanya itu berada di satu lokasi. Yang saya heran, ramai benar itu tempat. Padahal lokasinya tidak besar. Orang-orang pada antri foto di tulisan I LOVE KL. Saking ramainya saya hanya jalan-jalan sekitaran. Ada juga loh pengamen di tempat itu. Dan kala itu nyanyi apa coba? Lagunya Manji - Dia. Mungkin tahu lagi banyak turis Indonesia kali ya sengaja hihi (suudzon deh jadinya, maaf).

Ini dia es cendol duriannya.

Setelah berjalan di situ saya menuju ke pinggir sungai. Ada penjual es cendol. Saya mencoba jajan es cendol. Yaelah, di Indonesia mah banyak cendol, jauh ke Malaysia kok jajannya cendol. Haha. Nyicip cendol Malaysia euy. Eh, ternyata rasanya ya sama saja cendol. Saya beli es cendol durian seharga 6.5 ringgit (mahal? Iyaaaa). :D

Kelapa muda Jonker Walk lucu ya bulat-bulat putih :)

Selesai minum es cendol, saya berjalan ke Jonker Walk Street. Banyak orang jualan pula di sana. Saya berhenti di tempat orang berjualan kelapa muda. Lucu deh di sana kelapanya sudah dikupas putih bersih begitu. Lalu yang mengupas eh tiba-tiba beratraksi bak silat dengan kelapa kupasnya itu sewaktu saya dan ibu yang sekamar hendak merekam pengupasannya itu loh. Jadi lucu deh ditonton orang-orang juga. Saya pun merekam sambil cekikikan. :D

Day 2: Singapura



Di Singapura cuma sebentar, sehari saja. Cuma photo stop lah bisa dibilang. Yang dikunjungi diantaranya Merlion, USS, Garden by The Bay, Orchard Road dan sholat di Masjid yang ada di Orchard, Masjid Al Falah. Di Singapura, saya hanya mengeluarkan uang untuk beli sebotol air mineral di Merlion saking haus dan panas tak ketulungan (oops!). Berapa harganya? 3.5 dollar singapore (OMG!). Sedih deh rasanya jalan-jalan ke luar negeri karena uang rupiah kita benar-benar jatuh kursnya. Kalau mau beli apa-apa ya mahal. :(


Sebelum ke Thailand, kami sempat mampir dulu ke Kellie's Castle di Malaysia. Ceritanya Castle ini dibangun oleh Bapak Kellie yang merupakan orang Inggris untuk istri tercintanya. Wah, macam Taj Mahal ya. So sweet. :)

Day 3-4: Thailand (Hatyai)
Wilayah Thailand yang terdekat dengan Malaysia adalah Hatyai. Perjalanan cukup jauh loh ya sekitar 6-7 jam. Lelah di jalan? Iya. Beberapa orang teler (flu dan masuk angin) mungkin karena tidak biasa perjalanan jauh dengan bus. Apalagi terkena AC berhari-hari. Tanggal 31 Desember magrib kami sampai di Hatyai. Tahun baruan di Hatyai. Ada semacam pasar malam begitu ya dan juga konser. Saya di sana cuma jalan-jalan melihat suasana malam. Banyak muda-mudi berseliweran. Saya perhatikan gaya berpakaian wanita-wanitanya di sana. Menurut saya, variatif. Mulai yang berhijab hingga hotpant, mini skirt, ada pula yang berpakaian bolong di punggung (bukan sundel bolong). Hihi amat tidak sehat untuk laki-laki. :)

Lucunya, teman-teman serombongan ada di situ menunggu detik tahun baru alias kembang api baru mau pulang, tapi ternyata di dekat tempat konser dan pasar malam yang diduga bakal di situlah kembang apinya malah tidak ada kembang api sama sekali. Yang ada malah di tempat yang sejalur dengan hotel kami menginap. Kelihatan sih kembang apinya jedar-jedor dari tempat kami menunggu. Tapi itu pun tidak meriah. Yah pada kecewa deh. Haha wajarlah kata saya, daerah pinggiran bukan kota besar. Jangan berharap lebih. :D

pasar malam tahun baru

Akhirnya kami pulang naik tuktuk mana gerimis pula. Dan ada loh ya tiba-tiba bapak-bapak (peserta juga) nyerobot ke tuktuk kami yang barusan ditawar padahal kami yang wanita-wanita sedang antri naik. Ampun dah. Egois benar ya. Akhirnya saya terakhir naik, padahal saya pikir masih cukup tidak ya. Mana hujan juga kan itu. :(

Itu Buddha-nya tidur terus tidak bangun-bangun :)

Keesokannya kami menuju Bee Farm dan Sleeping Buddha. Kemudian menuju Songkhla, Samila Beach. Pantainya biasa saja sih menurut saya. Di Indonesia kan banyak pantai. Apalagi saya hidup dekat pantai sewaktu di Bengkulu. Orang-orang antri foto di patung Mermaid yang ada di pantai itu. Ada legenda yang saya baca kalau memegang dada patung Mermaid, bakal balik lagi ke situ. Hihi heran deh, kenapa harus dadanya? Mana telanjang dada pula. Malu ah. :D

Wah ada yang duduk di pangkuan Mermaid :)

Day 5-6: Malaysia (Kuala Lumpur)
Tiba di Kuala Lumpur, kami ke Genting Highway naik cable car. Naik cable car bukan hal baru sih buat saya. Saya sudah pernah dulu sewaktu di Jepang dan juga di Ancol. Naik cable car di Genting ini pas senja dan juga gerimis jadi tidak bisa mendapat pemandangan bagus. Lucunya ya, sewaktu di cable car saya kan dengan rombongan Indonesia sekitar 10 orang, nah begitu sampai di satu halte atau stasiun bilangnya ya, kan cable car menjadi pelan dan pintunya terbuka otomatis. Orang di dalam heboh mau keluar padahal cable car di depannya tidak turun orang-orangnya. Lah, orang saya di dekat pintu ya jadinya saya mau tak mau keluar juga. Petugas di halte marah lah ya. Bahaya. Lalu kami masuk lagi tapi hanya sebagian yang sempat. Ada ibu dan anak yang tertinggal di halte. Si Bapak jadi cemas nasib anak istrinya. Akhirnya mereka nebeng cable car selanjutnya kok. Aman. :)


Kalau tiba di mall-nya Genting sih ya cuma jalan-jalan. Isinya permainan sama outlet. Sambil menunggu waktu kumpul, saya dan si ibu dan anaknya mampir ke cafe bertema DC Comics. Tak hanya dekorasi, menunya pun serba DC. Bahkan ada satu menu minuman namanya ada kata 'Bandung' loh. Anak gadis si ibu yang merengek minta ke sini sih. :)


Esok pagi harinya, foto-foto dulu di Petronas Twin Tower. Ada yang bilang, belum ke Malaysia kalau belum foto di sana. Di sana ramai rombongan umroh dari Indonesia sedang foto-foto juga. Hihi. Saya duduk di pagar taman dan mengobrol dengan Bapak-Bapak tua dari Kalimantan peserta umroh yang ada di situ. Tak lama kemudian saya terusir oleh Ketua rombongan umroh (nampaknya sih) yang tiba-tiba datang dengan membawa Bapak-bapak tua juga dan bilang supaya saya muslimah solehah memberikan tempat duduk kepada yang lebih tua. Saya hanya tersenyum lalu bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu. Ada-ada saja. :D

Rute selanjutnya adalah ke outlet cokelat Harritson, Istana Negara, Masjid Putra Jaya, Batu Caves dan outlet makanan ringan serta suvenir. Di Masjid Putra Jaya, wanita yang berkunjung diberi jubah merah jika tidak menggunakan hijab ataupun memakai celana. Berhubung saya memakai rok, jadi saya tidak diberi jubah. Sewaktu saya akan sholat, ibu yang bareng dengan saya terus selama perjalanan baru tiba. Beliau menitipkan tasnya ke saya. Selesai saya sholat kok si ibu tidak datang-datang ya. Kok wudhunya lama amat. Mana sudah dipanggil untuk masuk bus. Kan saya cemas ya. Apa kesasar. Lalu saya cari di tempat wudhu tidak ada juga sampai saya ditegur petugas masjid. Pas saya keluar, eh si ibu muncul bareng peserta lain dari lantai atas katanya. Beliau sholat di lantai atas. Haduh... :(

Jubah merah Masjid Putra Jaya

Begitulah kisah perjalanan saya. Tanggal 3 Januari 2019 malam saya tiba di Soetta lalu balik ke kos istirahat semalam. Besok paginya saya ke bandara lagi pulang kampung ke Lampung tercinta. :)

Sampai jumpa di petualangan selanjutnya. Aamiin. :)