semangat menebar kebaikan lewat tulisan — merangkai kata menebar cahaya — menulis dengan hati, menginspirasi tanpa henti

Reana: simak ui

Follow Us

Showing posts with label simak ui. Show all posts
Showing posts with label simak ui. Show all posts

Saturday, June 24, 2017

Pengalaman Simak UI Kedua 21 Mei 2017

6/24/2017 05:04:00 PM 14 Comments


Kalau ada pembaca yang ikut simak ui gelombang 2 di fakultas hukum gedung D ruang 304, berarti kita sekelas waktu itu. Saya memakai baju abu-abu jilbab pink motif garis. Saya diantar teman saya dan anaknya sampai di depan ruangan tes. Hehe. Tempat duduk saya urutan bangku baris dua sayap kanan. Rekan kiri saya kosong (tak hadir) dan sebelan kanan saya wanita. Oya, saya sempat mengobrol dengan salah satu peserta wanita yang mengambil jurusan kenotariatan sebelum masuk kelas.

Kok simak kedua?
Iya. Tahun lalu kan saya lulus tapi tidak saya ambil. Saya juga tidak tahu kalau bisa ditunda dulu setahun sembari cari beasiswa. Eh, ternyata teman saya di tempat lain ada yang begitu. Ditunda setahun, baru kuliah setelah dapat sponsor beasiswa. Hmm, rugi donk saya. Ya sudah belum rejeki. Sebenarnya niat tidak niat mau ikut lagi. Mengingat perjalanan jauh rasanya sudah lelah diri ini. Sendirian pula. Hehe. Tapi setelah dipikir-pikir ya sudah coba lagi. Itu pun setelah gelombang kedua baru memutuskan ikut. Setelah mendapat rekomendasi eselon 2 di tangan baru saya berani mendaftar. Mepet deadline.

Melampirkan sertifikat TOEFL dan TPA?
Kali ini saya tidak melampirkan sertifikat toefl dan tpa karena sudah lebih dari setahun tanggal tesnya.

Persiapan belajar?
Tidak seperti dulu yang memang niat dari jauh hari. Kali ini, setelah mendapat rekomendasi eselon 2 dan positif kartu ujian bisa di download baru saya mulai belajar. Hanya mempelajari buku-buku saya yang lalu. Kalau saya hitung, waktu yang ada hanya 3 minggu. Syukurnya kerjaan tidak sepadat bulan april. Tapi kok tetap saja ya kecapekan pulang kerja. Jadi saya maksimalkan belajar di hari sabtu minggu dan hari libur nasional yang lumayan ada beberapa kali. Untuk hari kerja, saya tidak paksakan diri harus belajar ketika pulang sudah lelah atau sekedar sedang tidak mood.

Lokasi tes di mana?
Gelombang 2 lokasi tes tidak hanya di UI Depok tapi juga ke beberapa wilayah di luar jawa seperti Medan, Palembang. Kala itu saya bimbang mau tes di palembang atau depok. Dengan beberapa pertimbangan akhirnya pilih Depok. 

Transport
Saya ambil rute berbeda dari tahun lalu. Dari Soetta, di terminal 1b, saya naik bus hiba utama tujuan depok turun di terminal depok. Biaya Rp. 60.000. Naik bus ini langsung saja tak perlu beli tiket dulu seperti damri. Naiknya di mana? Di halte belakang tempat beli tiket damri. Duduk saja di situ nanti busnya lewat tiap 1 jam. Kemarin saya naik pukul 14.30. Tempat beli tiket damri kalau tidak tahu, di arrival gate jalan lurus nyebrang. Ke kanan tempat pembelian tiket damri, ke kiri musholla. Jadi, kamu ke kanan saja. Kalau mau naik damri bisa juga yang tujuan ke pasar minggu. Nanti nyambung KRL atau taksi.

Kondisi jalan
Jalanan menuju UI tidak semacet tahun lalu waktu ikut gelombang 1 tahun 2016. Karena gelombang 2 tahun 2017 ini lokasi tes dibagi ke beberapa daerah di luar jawa. Ke toilet juga tidak antri seperti tahun lalu yang bikin stres. Hehe. Memang ya saya merasa melihat banyak orang berkerumun jadi satu tempat itu bikin stres sendiri. Yang macet yang antri naik lift antri toilet antri lihat nomor ujian di lantai mana. Huahh tapi itu semua pengalaman. Ketidaknyamanan itu membuat saya berkata dalam hati tidak ingin ikut tes lagi. Tapi Allah berkata lain. Ikut juga lagi tahun ini hiks. Alhamdulillahnya lebih nyaman. 

Menginap di mana?
Saya mendapat tumpangan gratis dari sobat baik saya sealumni dan seinstansi. Terima kasih banyak Alin sayang yang sudah rela jadi pembalap mengejar waktu dan nyelip-nyelip di kemacetan Depok mengalahkan sopir ojek hehe. You are such a true modern superwoman. Seharusnya kita foto bareng ya. Duh, lupa. Next kalau ketemu lagi ya. 

Cek lokasi
Saya cek lokasi malam sekitar pukul 8. Si Alin yang mengantar saya plus muter-muter mencari gedungnya. Saya cari tempelan lokasi lantai dan tempat duduk di mana pikir saya. Oh tidak ada. Ternyata pagi-paginya ada di mading. Tidak kelihatan itu mading semalam. Hihi

Warna-warni mau tes

Tak bisa tidur gegara...
Kalau badan lelah sehabis perjalanan jauh itu harusnya mudah tidur. Tapi tanpa saya sadari seharian di jalan sampai cek lokasi dan tiba di tempat sobat saya tak terasa lelah. Masih betah ngobrol dan mata tak mengantuk sama sekali. Padahal mau bangun pagi besok. Aneh. Gulang-guling saja di kasur pejam-pejam tetap tak tidur. Meski akhirnya tidur juga sih tapi lama. Saya runut apa yang salah dengan saya. Makan apa saya tadi. Oh ternyata. Saya tahu biang keladinya. Saya sempat makan dua buah Roti O kala siang hari di bandara. Karena mengandung kopi jadi efeknya dahsyat buat saya. Wah tidak menyangka akan ada hal seperti ini. Sungguh lucu. 😊

Insiden tak terduga
Saya berencana berangkat pukul 06.00 untuk mengantisipasi macet seperti tahun lalu. Eh, pas mau berangkat tak tahunya kaos kaki saya hilang satu di kamar. Teman saya ikut nyari-nyari. Tak ada orang masuk kamar perasaan. Apa mungkin disembunyiin jin iseng? Hehe. Akhirnya teman saya nemu di dalam lemari baju. Kok bisa? Haha lucu deh kalau ingat. Mana lagi panik pakai ada insiden begituan pula.

Suasana tes
Saya diantar lewat jalan pintas rencananya menghindari macet. Tak tahunya jalan ditutup. Putar-putar akhirnya lewat jalan utama yang sudah pasti jelas dibuka. Alhamdulillah tidak macet. Surprised sih mengingat tahun lalu.
Lokasi tes kali ini di Fakultas Hukum Gedung D 304. Lebih nyaman daripada tahun lalu. Peserta tidak sebanyak dulu. Ke toilet tidak antri lagi.  Naik turun lift juga tidak antri panjang. Mejanya panjang jadi nyaman kepala tidak terlalu membungkuk dibanding jika pakai kursi yang plus meja sekalian seperti tahun lalu di gedung H.

Soal
Entah kenapa kebalikan tahun lalu. Dulu saya merasa tpa lebih sulit dari bahasa inggris. Sekarang justru bahasa inggris lebih sulit. Sempat ada harapan saat setelah tpa selesai karena yang saya bulatkan lebih banyak dari tahun lalu tapi kemudian psimis setelah bahasa inggris. Dilema. Hehe. Readingnya yang sulit. Soal vocabulary yang saya harap mudah ternyata sulit. Jarang didengar tapi herannya yang keluar itu sebenarnya saya pernah pelajari kemarin-kemarin tapi lupa artinya. Sungguh heran itu yang pernah saya pelajari keluar. Akhirnya pakai tebak-tebakan saja dari konteks kalimat di reading. Selesai tes, saya cek di google translate. Ada sekitar 5-6 soal yang saya ingat ternyata match dengan jawaban saya. Alhamdulillah. Berasa ada setitik cahaya (meski saya gambling di 3 reading) 😊. Oya kali ini saya mengerjakan 64 soal tpa. Matematika hanya 17 soal dari 30 yang saya kerjakan. Cukupkah itu untuk mengejar skor minimal 500 tpa dan 500 bahasa Inggris. Hmm, akan terjawab saat pengumuman nanti ya. Tunggu saja...

Verbal 40 soal analogi dan wacana
Kuantitatif 30 soal deret, aljabar, aritmatika, matematika berpola (tahun lalu tak ada)
Logika 30 soal silogisme dan penalaran analitis
Bahasa inggris grammar dan reading 90 soal

Selesai tes
Saya tunggu jemputan teman saya tapi sebelum dia datang, saya sholat dulu di musholla bawah. Lalu kami ngebakso dan akhirnya berpisah. Saya kembali ke bandara Soetta dengan Hiba Utama bus dari terminal Depok. Beli tiket busnya dulu di situ ada loketnya. Berangkat pukul 16.00. Sampai di terminal 1b pukul 18.15. Alhamdulillah pesawat 19.20 masih terkejar. Tidak semacet waktu ke Depok sampai 3 jam perjalanan dari 14.30-17.30. Tidak menyangka semacet itu hari sabtu. Justru di Depoknya yang macet parah.

Pengumuman
Tanggal 21 Juni 2017 pengumuman kelulusan resmi simak ui. Tapi untuk beasiswanya 3 hari kemudian baru diupload untuk gelombang 1. Huahh deg-degan. Tidak berani buka.

(Ditulis 21 Mei 2017)


Update 22 Juni 2017
Pengumuman simak ui
Pengumuman kelulusan simak ui tanggal 21 Juni 2017 itu bertepatan dengan hari terakhir saya kerja (malamnya pulang kampung). Menunggu pukul 14.00? Tidak juga sih. Justru saya merasa santai. Pukul satu posisi mati lampu dan hilang sinyal internet. Saya sendiri baru terbangun tidur karena sakit bulanan (dismenor).

Akhirnya saya baru buka sekitar pukul setengah tiga karena menghindari crash dan pastinya penasaran juga. Setelah log in, buka hasil, alhamdulillah lulus. 😊 Tapi ini baru simak ui-nya ya, belum beasiswanya. Jangan senang dulu.

Pengumuman beasiswa
Rupanya pengumuman kelulusan beasiswa langsung ada pada tanggal 22 Juni 2017. Mungkin karena itu hari kerja terakhir sebelum lebaran. Lalu hasilnya? Alhamdulillah nama saya ada di urutan kedua dari 12 orang penerima beasiswa. Thanks Allah.

Cerita bersambung di posting berikutnya ya... 😊







Tuesday, May 23, 2017

Buku TPA dan Bahasa Inggris Persiapan SIMAK UI S2

5/23/2017 12:37:00 PM 26 Comments


Hai Pembaca yang budiman, menimbang dari banyaknya views yang menuju ke posting saya berjudul Pengalaman TPA SIMAK UI Pascasarjana dan juga pertanyaan melalui email, whatsapp bahkan pesan Instagram yang masuk ke saya (terima kasih untuk antusiasnya duhai pembaca pencari ilmu sekalian), dengan ini saya buat posting sharing tentang buku dan materi yang bisa digunakan untuk persiapan SIMAK UI S2.

Catat! Ini berdasarkan pengalaman saya saja. Dan ini untuk belajar sendiri tanpa les/kursus. Saya akan beri review (bukan dalam rangka promosi). Pada dasarnya buku apa saja bisa digunakan untuk persiapan asal dipelajari. Semakin banyak buku semakin baik. Di antara buku-buku itu mirip-mirip isinya dan saling melengkapi. Perbedaan umumnya ada di cara penyelesaian. Ada yang dijelaskan, ada yang tidak. Ada yang memberi tips cepat, ada yang tidak. Soal yang sama pun beda penulis buku bisa jadi beda jawaban. 

Catatan: setahu saya tidak ada buku khusus SIMAK UI S2 yang beredar di pasaran. Soal TPA SIMAK UI S2 tidak beredar bebas. Jadi, untuk TPA pakai versi OTO Bappenas sudah cukup. Begitu pula untuk Bahasa Inggris pakai buku TOEFL standar ETS sudah cukup.


BUKU

1. Master Piece TPA Versi OTO Bappenas oleh Tim Litbang Media Cerdas



Buku ini berisi kumpulan soal TPA OTO Bappenas. Ada tips-tips cepat penyelesaian soal matematika dan juga sedikit materi ulasan di awal bab. Isi seperti yang diujikan di tes TPA OTO Bappenas. Bagi yang pernah tes TPA OTO Bappenas, sudah tahu seperti apa tes TPA.

Saya beli buku ini di gramedia via online seharga Rp. 123.000 (belum diskon).


2. Rekor Nilai 709,5 TPA Versi OTO Bappenas oleh Aristo Chandra dan Tim



Buku Aristo Chandra ini sepertinya cukup terkenal ya. Banyak blog yang menyarankan buku tersebut. Tidak ada salahnya coba dipelajari. Tapi pada dasarnya, karena ini standar OTO Bappenas, menurut saya soal-soalnya mirip dengan buku pertama (Master Piece). Mungkin perbedaan di cara penyelesaian soal (terutama matematika). 

Saya beli online di salah satu toko buku (lupa namanya maaf), harganya juga lupa. Saya lihat di dutailmu.com dijual seharga Rp. 88.000 (belum diskon).


3. Update Paling Komplit Drilling TPA Pascasarjana 10 Detik Per Soal oleh Dra. Dewi Kumaladewi, M.Psi dkk



Buku ini alternatif ketiga. Saya beli online di Gramedia seharga Rp. 67.000 (belum diskon). Kemungkinan saya beli ini karena ada tulisan yang memikat saya di halaman cover-nya. 

Saya memang tidak ingin terpaku satu buku saja sebagai modal belajar. Motto, semakin banyak semakin baik. Dan ternyata buku ini memang sedikit beda dari kedua buku di atas (meski yang mirip juga banyak). Menurut saya, baik untuk persiapan di bagian gambar. Karena di buku ini banyak soal gambar jaring-jaring kubus.


BAHASA INGGRIS

Judul: Bank Soal dan Strategi TOEFL Edisi Lengkap ETS



Buku ini menyajikan materi di awal-awal bab yang ditulis cukup ringkas (kurang mendalam) namun banyak soal latihan. Bukunya cukup tebal, sangat membantu untuk berlatih mengerjakan soal TOEFL karena soal-soalnya standar ETS (TOEFL ITP).

Buku ini saya beli offline di Gramedia Matraman. Harga Rp. 145.000 (belum diskon).



TIPS sebelum mendaftar SIMAK UI

1. Persiapkan diri jauh hari. Berlatih soal-soal TPA. Ada baiknya (tidak wajib) lalu ikut tes TPA OTO Bappenas. Selain berguna untuk menguji kemampuan kamu, sertifikatnya bermanfaat juga untuk dilampirkan saat pendaftaran SIMAK UI (tanggal tes di sertifikat maksimal setahun terakhir dari pendaftaran simak). Meski melampirkan sertifikat ini sifatnya opsional alias tidak wajib, tapi paling tidak kamu sudah pernah ada pengalaman. Sudah tidak kaget jika harus berhadapan dengan soal-soal TPA saat SIMAK UI. Sudah lebih siap. Ke mana dan bagaimana cara ikut tes TPA OTO Bappenas? Baca caranya di posting saya pengalaman tes tpa oto bappenas atau googling langsung saja nanti ketemu websitenya.

2. Berlatih soal-soal TOEFL standar ETS. Jika memungkinkan kursus akan lebih baik. Ada baiknya lalu ikut tes TOEFL ITP yang memang dari ETS (bukan TOEFL prediction ya). Jadwal bisa dilihat di www.iief.orgPengalaman saya dulu saya tes di IES Foundation Jakarta. www.ies.or.id. Saya belum sempat share pengalaman saya di blog ini. Jadi saat itu saya tes TOEFL dulu baru tes TPA. Sertifikatnya nanti bisa kamu lampirkan juga saat mendaftar SIMAK UI (tanggal tes maksimal setahun sebelum tanggal pendaftaran simak). Oya, pelampiran ini tidak wajib juga ya. Hasil simak ui tetap yang menentukan kelulusan.

3. Jika pada dasarnya kamu sudah pintar (Bahasa Inggris memang sudah ok, kemampuan TPA juga ok), belajar sendiri sudah cukup. Atau bahkan tanpa belajar juga bisa. Tapi hakekatnya belajar itu suatu ikhtiar (bagi kita muslim) sebelum mengikuti ujian. Dengan belajar matematika misal kita melenturkan otak yang bebal sudah lama tidak digunakan untuk berpikir menyelesaikan soal-soal hitungan, serta mengingat kembali materi-materi lampau. Plus lebih pede insha allah. 😊😉

4. Pahami jenis-jenis soal yang diujikan. Dengan demikian bisa diibaratkan kita menguasai medan sebelum pertempuran. Caranya bisa dengan bertanya orang yang sudah mengikuti tes atau pun baca-baca pengalaman orang di internet banyak. Setelah tahu jenis-jenis soalnya, berapa waktunya, kita bisa atur strategi kira-kira satu soal waktunya berapa lama untuk dikerjakan. Benar-benar seperti akan bertempur ya? Hehe. 

Setelah itu bisa try out sendiri pakai buku yang ada atau CD. Hal itu dalam rangka untuk pengenalan kemampuan diri, mengatur strategi paling baik untuk diri sendiri. Kamu lemah di mana, kamu paling banyak menghabiskan waktu di mana dan lain-lain.

5. Saat tes nanti, sebaiknya kamu bulatkan jawaban yang kamu yakin jawabannya saja (khusus TPA). Berani gambling? Berani nilaimu habis jika jawaban gambling-mu itu salah? Tak mengapa juga sih, palingan ikut tes lagi gelombang selanjutnya kalau gagal. Mau?

6. Kamu sibuk kerja? Iya sama saya juga. Hehe. Itu dilemanya. Bagaimana cara mengatur waktu ya? Yang paling tahu tentangmu adalah diri kamu sendiri. Kapan kamu punya waktu luang, sempatkan. Misal kerja Senin sampai Jumat, pulang kerja capek. Intinya adalah sempatkan. Barang sejam sehari tapi rutin akan lebih baik. Kamu juga punya waktu libur Sabtu Minggu untuk belajar. Atau pun hari libur nasional.

7. Ga mood belajar? Ini juga problem yang saya alami. Kalau kamu mengalami ini, kamu ga sendirian. Ada kalanya memang semangat belajar. Tapi ada kalanya ga mood. Kalau kamu bisa lindas itu rasa ga mood akan sangat bagus, tapi kalau saya ya tidak saya paksakan. Biasanya kalau sudah tidur mood baik akan datang.

Sekian sharing dari saya. Semoga bermanfaat buat kamu yang berencana untuk ikut SIMAK UI. Kalau kamu ada rekomendasi buku lain boleh di share ya. 




Tuesday, May 17, 2016

Pengalaman Tes TPA SIMAK UI Pasca Sarjana S2 10 April 2016

5/17/2016 03:11:00 PM 155 Comments


Halo... Saya kembali ingin berbagi dengan teman-teman. Sebulan lalu saya mengikuti tes Simak UI Pasca Sarjana S2 di Depok hari minggu tanggal 10 April 2016. Tepatnya di FISIP Gedung H.

Cara mendaftar

Saya memang sudah jauh hari merencanakan ikut tes ini. Bagi teman-teman yang juga ingin melakukan pendaftaran, siapa tahu ini berguna. Yang saya lakukan diantaranya:
  1. Buka website http://penerimaan.ui.ac.id
  2. Register
  3. Isi form pendaftaran, upload foto, upload dokumen (ijasah, transkrip -- wajib, TPA, TOEFL ITP -- kalau ada), lalu verifikasi.
  4. Membayar biaya pendaftaran sebesar 750.000 (kecuali Psikologi dan Keperawatan) via ATM (ada banyak pilihan bank serta bisa via ATM, internet banking, teller tergantung bank-nya). Kala itu saya membayar via ATM BRI tapi gagal terus. Penyebabnya adalah pertama, ternyata tanggal pembayaran belum dibuka. Kedua, BRI-nya yang belum membuka (padahal sudah masuk waktu pembayaran berdasarkan jadwal di UI). Caranya mudah untuk BRI, tinggal masuk ke menu pembayaran - pendidikan - UI - tulis kode UI (008) disertai nomor pendaftaran 9 digit. 
  5. Mengecek ke website apakah pembayaran sudah diterima sehingga bisa men-download kartu ujian. Tidak instan ya. Jadi ada jeda waktu sampai kartu ujian kita bisa di-download. Pengalaman saya mentransfer hari jumat, rabu baru bisa download kartu. Tapi mungkin saja sudah berubah sekarang.
  6. Persiapan tes TPA dan Bahasa Inggris tanggal 10 April 2016. Kartu ujian dicetak berwarna dan tidak boleh dilaminating karena akan ditandatangani pengawas ujian. Bawa kartu pengenal sesuai yang kita cantumkan ketika pendaftaran.
Tempat menginap

Karena saya berasal dari luar Jawa, jadi tentu saja harus menginap. Akhirnya pilihan jatuh pada Wisma Makara UI setelah searching beberapa penginapan. Sekitar 10 hari sebelum hari H coba kontak telepon Makara dan ternyata masih tersedia kamar kosong. Pilihan jatuh pada kamar tipe superior. Sewa semalam 389 ribu rupiah.

Setelah sampai di sana, rupanya kamarnya lumayan luas. Dan fasilitasnya juga lumayan. Hanya saja shower di kamar yang saya tempati ternyata tidak mengalir deras karena mengalir duluan di bawah kepala showernya itu jadi tidak mengalir full sampai atas. Cukup mengganggu tapi bukan sesuatu yang fatal sih. Terus kunci kamarnya tidak menggunakan kartu seperti di hotel-hotel. Masih manual.

Makara letaknya jauh dari Gedung H atau pun dari pusat keramaian di luar UI jadi kalau mau cari makan ya harus keluar dulu. Transportnya?

Transportasi

Di sebelah kiri Makara, ada asrama UI. Nah, di situlah mangkal ojek. Ada banyak. Di sebelah satpam. Jadi, kalau mau ke mana-mana ya dari Makara jalan kaki ke sebelah masuk pos satpam bilang saja ojek. Tarif untuk di sekitaran UI 10 ribu rupiah sekali ojek. Kalau keluar UI lebih bayarnya. Waktu itu saya minta diturunkan di tempat yang ramai orang jualan makanan atau pun ada Indomaret Alfamaret, tarifnya 15 ribu. Pernah juga saya turun di halte UI karena mau cari taksi, bayar 7 ribu.

Suasana Tes

Kalau waktu mau tes, saya keluar Makara jam 06.20 pagi. Seharusnya sarapan dulu karena di Makara disediakan sarapan jam 6 pagi tapi saya yang tidak keburu. Langsung cabut saja ke sebelah. Ojek ada banyak yang mangkal. Padahal awalnya takut habis karena banyak sekali yang ikut tes. Dan memang jalanan macet loh. Untung tukang ojeknya pinter nyelip-nyelip jadi jam 7 kurang sudah sampai Gedung H. Sampai Gedung H, sudah ada tulisan lokasi ujian. Saya ujian di lantai 3. Ruang paling dekat dengan lift. Lupa ruangan berapa kalau tidak salah ingat 305.

Begitu naik ke atas, ternyata sudah penuh para peserta yang sedang menunggu dibukakan pintu masuk ruangan. Di situ campur baur peserta yang mau mengambil berbagai jurusan. Jam 7 baru peserta boleh masuk. Rupanya saya dapat kursi paling depan. Kolom kedua dari pojok.

Setengah jam pertama adalah waktunya untuk mengisi biodata dan mengecek soal apakah jumlah halamannya sudah benar. Nah, saat pengecekan ini sebenarnya bisa loh sambil curi-curi lihat soalnya. Tapi tidak signifikan juga sih. Mending ikut prosedur sajalah. Hati juga lebih tenang.

Sebelum soal dibagikan ada 4 orang peserta yang dijadikan saksi bahwa soal masih utuh masih dilem. Dan saya menjadi salah satu saksi karena duduk di depan. Diminta tanda tangan juga sebagai saksi soal utuh. Nanti juga sekalian sebagai saksi bahwa soal langsung dimasukkan ke amplop dan dilem ketika ujian selesai.

Kalau persyaratan sebelum tes ya standar.
1. Tas diletakkan di depan.
2. Di atas meja hanya boleh meletakkan kartu identitas, kartu ujian dan alat tulis.
3. Alat tulis hanya boleh membawa pensil, pena, penghapus dan rautan. Kotak pensil tidak diperbolehkan.
4. Jam tangan harus dilepas. Untuk perkiraan waktu nanti panitia akan menggambar di papan tulis berupa persegi panjang yang diarsir berapa waktu yang sudah berjalan.
5. HP harus dimatikan.

Untuk tes TPA ada 3 sesi. Soal terdiri 3 warna. Satu sesi satu warna. Selesai satu sesi tidak boleh membuka sesi sebelumnya atau selanjutnya. Tidak boleh curang intinya.

Kemampuan bahasa 40 soal (30 menit)
Kemampuan kuantitatif 30 soal (50 menit)
Kemampuan logika 40 soal (40 menit)
Total 100 soal (Benar 4, salah -1, kosong 0)

Bahasa Inggris
Structure 40 soal
Reading 50 soal
Total 90 soal (tidak ada pengurangan nilai)

Kesan

Yang berkesan itu TPA-nya. Kenapa? Karena sulit hehe. Hanya setengahnya lebih sedikit yang saya isi. Sebelum lembar jawaban ditarik panitia, terus terang saya shock begitu saya hitung jumlah jawaban yang saya hitamkan. Hanya 58 dari 100. Itupun tidak tahu benar atau tidak. Apa mungkin saya lulus dengan hanya 58% isian. Apa mungkin saya meraih skor 500? Meski saya sudah pernah mencoba tes TPA Bappenas yang juga sulit, tapi ini terasa lebih sulit. Mungkin karena ada pengurangan nilai juga ya jadi harus hati-hati betul. Kalau Bappenas kan tidak ada pengurangan nilai jadi masih bisa gambling.

Saya sempat berbincang dengan peserta tes lain di sebelah saya. Dia mengambil jurusan farmasi. Background dia memang eksak. Sementara jurusan yang mau saya ambil masuk FISIP. Nah, dia bilang matematikanya susah. Iya memang betul susah. Dia bilang kalau dia yang dari eksak saja merasa soalnya sulit apalagi saya yang bukan eksak. Dalam hati saya, saya juga background-nya eksak Mbak. Hehe

Kalau bahasa Inggris-nya standar TOEFL. Alhamdulillah bisa mengerjakan dengan lumayan tenang dan yakin dibanding ketika TPA. Mungkin efek tak ada pengurangan nilai. Semua pertanyaan saya selesaikan. :)

Pakai buku apa untuk persiapan?

Buku TPA mana saja saya pikir bisa untuk persiapan belajar. Karena biasanya mirip-mirip sih isinya. Dan kebanyakan yang beredar adalah standar OTO Bappenas. Saya juga punya buku kumpulan soal TPA OTO Bappenas. Lebih banyak buku lebih baik karena saling melengkapi. Yang penting dipelajari. :)

Lalu untuk TOEFL juga bisa pakai dari berbagai macam penulis. Lokal maupun luar negri tidak masalah. Perbanyak latihan saja. Terutama reading harus bisa membaca cepat.

Selesai Tes

Selesai tes, saya antri toilet dulu di lantai 3. Karena pas istirahat tidak jadi antri toilet saking ramainya antrian sampai ke tangga. Baru setelah itu turun dan sholat di musholla depan belok kiri Gedung H.

Sholat, istirahat sebentar menenangkan diri lalu naik ojek lagi ke Makara mengambil tas yang saya titipkan ke receptionist karena sudah checkout paginya. Jalanan masih tetap macet. Setelah itu saya ngojek lagi ke halte UI menunggu taksi. Selain jalanan macet, taksi juga jarang yang lewat. Kalaupun ada, sudah ada penumpangnya. Eh, memang rejeki, ada satu taksi berhenti tepat di depan halte tapi sudah ada penumpangnya sih. Ternyata turun semua penumpangnya. Ya sudah saya naik taksi tersebut akhirnya. Saya kan mau mengejar waktu ke bandara Soetta.

Jalanan masih macet sampai Lenteng Agung. Padahal hari minggu loh. Biasanya hari libur kan relatif sepi ketimbang hari kerja. Jam empat kurang 5 menit saya sampai juga di Soetta. Syukurlah saya tidak mengambil pesawat setengah 5 sore, tapi jam setengah 8 malam. Kalau tidak, alamak terlambat saya. Sampai Soetta masih bisa makan dulu. Sejujurnya saya kelaparan hehehe. Cuma makan roti masih belum cukup. Dan saya merasa pening mungkin karena lapar plus energi terkuras pas tes.

Setelah makan langsung check in. Ke ruang tunggu langsung ke musholla menunggu sholat magrib. Rupanya pesawat terlambat sekitar 15 menit.

Pengumuman Hasil

Hasil seleksi diumumkan satu bulan an setelah tes yaitu tanggal 16 Mei 2016 pukul 15.00 WIB. Kemarin Senin adalah tiba saatnya pengumuman, saya buka website UI di kantor. Sekitar 10-20 menit pertama website tidak bisa dibuka. Mungkin crash karena banyak yang akses di saat bersamaan. Setelah itu baru bisa saya buka. Saya log in terlebih dahulu lalu saya buka menu "hasil seleksi". Alhamdulillah lulus. :)

Namun, sepertinya belum rejeki saya untuk mengikuti perkuliahan di UI tahun ini. Beasiswa yang ingin saya kejar rupanya sudah terlambat karena kesalahpahaman saya menangkap informasi. Jikalau saja saya ada di Jakarta, kemungkinan besar saya akan lanjut biaya sendiri tanpa harus menunggu beasiswa.

Good luck buat readers yang ingin mencoba peruntungan!

Begitulah perjalanan saya readers. Sampai jumpa di pos berikutnya. :)

Pic credit twitter simak_ui