Follow Us

Saturday, August 3, 2019

Cara Mengambil Uang Kiriman Western Union di Kantor Pos

Beberapa hari lalu saya mengobrol dengan kakak saya via telepon. Lalu dia bilang kalau dia kirim uang ke saya sebanyak 2 kali, Juni dan Juli. Lah, setahu saya tidak ada uang masuk ke rekening saya. Lalu saya cek rekening saat itu juga. Benar tidak ada transaksi masuk. Biasanya juga ada notifikasi sms kalau ada uang masuk.

Ok, kemudian dia bilang pengambilannya di kantor pos cukup dengan membawa ktp dan nomor pin. Sesimple itu. Saya dikasih nomor pin sebanyak 10 digit. Pikiran saya sih kemungkinan Western Union ini. Saya sih belum pernah mendapat kiriman uang selain transfer bank ya.

Baiklah saya search google dulu. Saya baca-baca tentang pengambilan uang western union dan juga batas waktu pengambilan. Ada artikel yang menyebutkan batas pengambilan 45-60 hari. Nah, saya khawatir juga kan kalau sudah hangus. Kala itu tanggal 26 juli 2019 malam saya mendapat informasi dari kakak saya. Keesokan harinya kan sabtu saya ke kantor pos Salemba UI yang paling dekat selepas sholat zuhur. Sampai sana rupanya tutup. Kantor pos tutup jam 13.00 ya kalau sabtu ternyata.

Saya kemudian kepikir ke kantor pos 24 jam. Tapi kemudian urung. Saya kembali ke kantor pos Salemba UI pada hari senin tanggal 29 Juli 2019. Sampai di sana saya mengeposkan surat untuk sahabat pena saya di Denmark. Sekalian saya tanya tentang pengambilan uang. Pak Pos bilang kalau ktp bukan ktp setempat (Jakarta) harus ada identitas pembanding seperti sim atau paspor. Nah, untungnya saat itu saya bawa sim. Kemudian saya fotokopi sekali saja karena mereka minta cukup satu. Batas pengambilan adalah satu bulan. Lewat itu hangus alias kembali ke pengirim bisa dikirim ulang. Lah, berarti sudah hangus donk yang juni.

Saya diminta mengisi formulir yang berisi identitas penerima dan pengirim. Saya isi sesuai ktp untuk identitas saya. Nah, untuk nama pengirim saya isi sesuai yang dibilang kakak saya saat saya tanya. Saat dicek oleh petugas, rupanya nama pengirim salah. Mereka tidak mau memberikan uangnya ke saya. Saya diminta bertanya atau minta resinya.


Berhubung kakak saya tak merespon saat itu juga saat saya telpon, ya sudahlah formulir dan fotokopi ktp sim saya ambil lagi dan pulang. Setelah itu, siangnya saya pulang kampung.

Di kampung, saya masih belum mendapat info nama pengirim tapi saya coba ke kantor pos terdekat. Saya diberi satu pin lagi yang merupakan kiriman lainnya karena memang dari informasi kakak saya mengirim dua kali tapi kemarin di Jakarta saya baru diberi satu pin.

Di kantor pos terdekat, saya datang tanggal 2 Agustus 2019 tapi malang, stok uang kosong. Petugas bilang besok pagi (sabtu) atau siangnya (jumat) saya diminta telpon untuk konfirmasi sudah bisa ambil atau belum. Baiklah, saya mengikuti saran pak pos tersebut. Saya simpan nomor pak pos dan siang harinya pukul 2 siang saya whatsapp. Rupanya dibalas belum ada. Oke, saya tidak ke kantor pos lagi siang itu. Tapi pagi hari tadi saya kembali ke kantor pos karena sudah lewat hari saya pikir sudah ada. Wajar kan? Kan pak pos sendiri yang bilang mau minta tambahan. Beliau juga tanya berapa besarannya.

Berhubung saya harus menelan kekecewaan lagi karena stok masih kosong, saya jadi emosi deh. Masa pak pos bilang senin nanti bisa beliau mau minta tambahan stok. Lah, senin saya sudah tidak di sini lagi. Beliau juga bilang pengambilan tidak harus ke sana tapi bisa ke tempat lain A atau B. Beuh, enak sekali bilang begitu. Kalau memang tidak bisa memberi pelayanan ya bilang saja dari kemarin alihkan saya untuk mengambil ke tempat lain. Saya kan ke situ karena di situ yang terdekat. Bikin emosi saja. Padahal saya jarang sekali emosi orangnya. Pak pos pun minta maaf ke saya. Ya sudahlah akhirnya saya putuskan ke tempat lain yang lebih jauh. Kalau tidak bisa juga, saya ke tempat lain lagi atau tidak usah diambil saja karena esok hari saya sudah pergi ke tempat yang aksesnya sulit.

Di kantor pos yang saya datangi, saya bermodalkan google map untuk search lokasi karena memang belum pernah kesitu. Di sana pelayanan ramah. Saya ditanya sih kenapa ambilnya di situ. Ya saya ceritakan apa adanya.

Saya isi formulir sebanyak 2x karena pengambilan 2x (ada 2 MTCN -- ini loh yang dibilang no pin oleh kakak saya yaitu MTCN). Nomor pelanggan di formulir diisi dengan nomor MTCN. Syarat yang dibutuhkan hanya fotokopi ktp 4x (kalau satu MTCN cukup 2x fotokopi ktp). Walau ktp saya bukan ktp situ tidak masalah dan tidak perlu identitas pembanding. Kok aturannya beda-beda? 

Pak pos bilang, biasanya kalau sudah pernah dibuka tidak bisa diambil (kan sudah pernah dibuka di jakarta yang satu MTCN). "Tapi saya coba dulu ya," kata Pak Pos.

OK. Saya tunggu beliau memproses. Rupanya semua uangnya masih bisa diambil, berarti belum hangus. Sudah lewat satu bulan sih untuk yang juni. Alhamdulillah, masih rejeki. Saya penasaran, saya tanya pak pos emang siapa nama pengirimnya? Ternyata tebakan saya benar.

Kemudian saya ditanya apakah saya mau asuransi untuk satu bulan ke depan sebanyak 5 ribu. Untuk apa? Saya bilang tak usahlah. Mending masukkan kotak amal kan?

OK. Sekian cerita saya. Jadi, kalau kamu baru pertama kali mengambil uang kiriman western union akan diminta mengisi formulir yang nantinya identitasmu itu didaftarkan oleh pak pos. Untuk pengambilan selanjutnya akan lebih mudah.


No comments:

Post a Comment

leave your comment here!