Follow Us

Tuesday, May 17, 2022

Menunda atau Mempercepat Kematian?

Minal Aidin Wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin buat readers blog ini semuanya. Semoga kita bertemu lagi tahun depan. Aamiin.

Alhamdulillah kita bisa mudik tahun ini ya sobat. Di hari raya idul fitri inilah saatnya kita bersilaturahmi dengan sanak saudara. Sudah menjadi tradisi kita di Indonesia dari tahun ke tahun. Kalau dipikir-pikir ada baiknya tradisi ini karena kalau tidak ada tradisi seperti ini kapan lagi akan bersilaturahmi. Kalau hari biasa sebagian besar dari kita sibuk dengan kehidupan masing-masing. Sangat langka rasanya bisa bersilaturahmi ke tetangga dan sanak saudara yang jauh. Tapi di hari raya idul fitri ini jadi menyempatkan diri berkunjung ke tempat saudara yang jauh.


Kali ini saya akan bercerita bebas saja ya sobat. Temanya adalah kesehatan. Kenapa saya angkat tema ini? Tak lain karena saat saya bersilaturahmi ke rumah nenek (adik nenek saya) saat lebaran lalu saya sempat menjenguk saudara laki-laki (cucu nenek tersebut) yang terkena stroke. Awalnya saya sempat kaget waktu mendengar kabar dia terkena stroke karena dia masih terbilang muda. Sewaktu saya masih kecil dan di kampung dulu sering ketemu. Dia suka mengatai saya gembrot atau pesek. Body shaming ya hehe :)

Itulah ya dari kecil dulu ada beberapa orang yang suka manggil begitu. Saya sebenarnya tidak suka ya walau saya masih kecil. Mungkin maksudnya meledek tapi ya begitulah menyebalkan sih. :D

Memang, kita tidak pernah tahu jika kita yang tampak sehat lalu tiba-tiba terkena penyakit. Walau mungkin sudah ada tanda-tandanya tapi terkadang bisa jadi kita tidak menyadarinya atau menyepelekannya.

Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara sobat salah satunya sehat sebelum sakit. Penyakit tidak menunggu kita tua dulu baru sakit. Semua tergantung pola hidup kita. Apakah kita akan menunda kematian atau mempercepat kematian? Walau sejatinya kita tahu bahwa kematian sudah tertulis kapan waktunya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Secara kasat mata, pada dasarnya pola hidup sehat adalah cara menunda kematian. Sementara kalau kita hidup asal-asalan akan mudah terserang penyakit lalu meninggal. Nah, ini dikatakan mempercepat kematian. 

Ada teman saya seumuran yang meninggal karena penyakit. Kematian tidak menunggu sampai kita tua sobat. 

Pola hidup sehat hubungannya dengan jasmani kita. Dengan asupan makanan bergizi, sehat, dan makan teratur disertai olahraga maka jasmani kita menjadi sehat. Namun kita jangan melupakan kesehatan rohani/pikiran karena tubuh kita terdiri dari jasmani dan rohani. Tubuh harus diberi makan agar bisa menegakkan tulang. Begitu pula jiwa kita juga harus sehat. Dari pikiran yang tidak sehat bisa menimbulkan penyakit fisik. Jadi harus seimbang antara jasmani dan rohani.

Contoh kecil saja, jika banyak pikiran atau memikirkan sesuatu terlalu dalam maka tensi bisa naik khususnya pemilik penyakit tekanan darah tinggi. 

Kembali ke cerita di atas, saya bersyukur masih diberi kesehatan oleh Allah. Walau terkadang saya merasa ada keluhan-keluhan tapi semoga saja hanya keluhan tak berarti. Semoga saya dan keluarga serta pembaca blog saya selalu diberi kesehatan. Aamiin.

Walau hanya keluhan ringan, terkadang saya merasa betapa berharganya kesehatan apalagi jika hidup sendirian. Kita harus sayang dengan badan kita sendiri. Kita harus menjaganya dengan baik. Jika terjadi sesuatu maka kita sendiri yang merasakan. Kita sendiri yang menanggung beban. Maka tidak ada alasan untuk tidak mencintai diri sendiri. Adakah orang lain yang lebih mencintai diri kita selain diri sendiri?

Kita terlahir sendiri maka kita juga mati sendiri. Maka kita harus memikirkan diri sendiri. Bukan berarti kita egois. Tapi kita harus mencintai diri kita sendiri sebelum mencintai orang lain. Jangan selfless. Sebenarnya ini perenungan buat diri saya juga. Seringkali saya merasa selfless. :D

Kita berhak mendapatkan kesenangan untuk diri sendiri. Setiap orang berhak untuk bahagia.

Sobat, sekian dulu sharing hari ini ya. See you..


No comments:

Post a Comment

leave your comment here!