Tips Menghilangkan Pedas Cabe di Tangan (Cabean)
Reana
12/16/2015 07:57:00 PM
0 Comments
Halo readers apa kabar? Lama tidak ketemu ya. Kali ini saya datang kembali mau membagikan tips. Ini berasal dari pengalaman pribadi yang baru saja saya alami. Hayo siapa yang pernah cabean? Tersiksa sekali ya rasanya. Benar-benar panas laksana menggenggam bara api atau pun seperti ada apinya di tangan saya. Bergidik kalau membayangkan bagaimana panasnya terbakar api atau pun panasnya neraka. Huahh takut!
Jadi ceritanya kemarin
pagi (15/12/2015) saya mengikuti lomba kreasi merangkai bunga dari bumbu dapur
yang diselenggarakan Dharma Wanita Kabupaten. Semua tahu kan ya bumbu dapur itu
apa saja. Tentu salah satunya adalah cabe. Peserta lomba tiap tim hanya 2 orang.
Saya dan teman saya membentuk tim untuk mewakili kantor saya. Saya kebagian
jatah merangkai sedangkan teman saya yang membentuk dekorasi.
Karena waktu terbatas
maka saya membantu mendekor bahan yang ada dengan ide yang ada di kepala saya.
Nah, saya pilih cabe rawit merah beserta cabe merah besar untuk dirangkai. Pada
saat merangkai saya tidak merasakan apa-apa. Tapi begitu kreasi selesai dan
dikumpul ke panitia, tangan saya mulai kepanasan. Ironisnya, ketika keasyikan
iris-mengiris, saya tidak ingat kalau cabe itu pedas! Tersihir sudah dengan
warna merahnya yang bikin cantik dekorasi. Hmm, tidak sadar juga kalau kulit
saya itu sensitif. Makan nasi padang bersambal saja dengan tangan langsung pun
sudah sukses bikin tangan kepedasan. Lalu, hal-hal apa saja yang saya lakukan
dalam rangka menyembuhkan tangan saya?
1. Minyak sayur
Ini berdasarkan
rekomendasi teman saya. Dia langsung mengambilkan minyak sayur untuk saya
oles-oles ke tangan. Saya tunggu sampai setengah jam, apa yang terjadi? Tak ada
efek sama sekali. Tangan saya bengkak, merah, kaku, agak bergetar,
sulit gerak serta kepanasan tak tertahankan. Wow! Mau nangis rasanya.
2. Beras
Dikarenakan tak ada efek
minyak sayur, saya akhirnya mengikuti saran ibu kepala kantor saya untuk
dicelup beras. Akhirnya saya pulang ke kantor dan mengambil beras dari rumah
dinas ibu kepala kantor. Saya celup-celup tangan saya sampai 1 jam lamanya.
Memang beras ini punya efek dingin ketika pertama kali menyentuh. Tapi ketika
setelah tangan ada di dalam beras tetap saja masih kepanasan. Namun setelah 1
jam, berangsur-angsur warna merah tangan saya memudar, bengkak menghilang dan
tidak kaku lagi alias lemas lagi. Sudah bisa bergerak lagi. Saya cuci tangan
dengan sabun lalu saya ambil wudhu dan sholat dzuhur. Ketika terkena air wudhu
(dingin) memang terasa enak di tangan. Namun setelah itu ya masih panas lagi.
3. Body Creme
Rekomendasi selanjutnya
adalah mengoleskan body lotion. Tapi karena stok yang ada di
meja saya adalah body creme, ya sudah saya oles-oles saja.
Hmm, tak berasa efeknya. Masih juga terasa panas terbakar. Memang tidak ada
yang instan ya. Setelah itu saya dapat traktiran makan siang di luar, tapi ya
sungguh merana. Sambil menahan panas.
4. Air hangat
Biarpun masih terasa
panas, tapi saya sudah bisa menggunakan tangan saya untuk mengetik keyword 'obat
cabean' di google. Hehe. Saya tahan rasa panas sampai saya pulang
kantor. Lalu saya mencoba rekomendasi dari beberapa situs untuk menggunakan air
hangat. Oke! Saya celup-celup tangan saya pakai air hangat. Rasanya sungguh
panas. Apalagi tangan kiri yang memang lebih parah dari tangan kanan. Bahkan
ketika air mulai menyusut panasnya pun tangan masih kepanasan. Padahal ketika
saya tes dengan kulit yang tidak cabean, tidak panas. Setelah itu saya
keringkan tangan dengan tisu.
5. Body lotion
Barulah saya oles body
lotion. Oh, ternyata tangan saya tetap kepanasan. Saya tunggu beberapa
menit siapa tahu efeknya lambat. Ternyata saya tidak tahan.
6. Gula pasir
Akhirnya saya pakai
alternatif lain yang nempel di kepala yaitu gula pasir karena saya melihat gula
pasir di atas meja. Saya manfaatkan saja. Saya taruh gula di telapak tangan
ditambah air sedikit lalu digosok-gosok ke tangan sampai larut butirannya.
7. Air gula hangat
Saya terpikir untuk
membuat larutan gula hangat. Lalu celup-celup kembali tangan saya. Karena ini
pencelupan air hangat yang kedua kalinya jadi sampai di sini saja tangan saya
sudah cukup agak kaku alias tidak sanggup lagi dengan air hangat.
8. Sabun cuci piring
cair
Setelah air gula hangat
saya lanjut dengan memakai sabun cuci piring cair yang biasa saya pakai. Cukup
digosok-gosok sampai berbusa lalu bilas.
9. Jeruk Kalamansi
Selain alternatif gula
pasir, saya melihat ada jeruk kalamansi (jeruknya bulat kecil, berair dan
sangat asam) di meja. Nah si jeruk pun tak luput untuk dijadikan obyek
penyembuhan. Saya belah satu buah saja lalu saya oles airnya ke tangan
digosok-gosok. Baru setelah itu saya cuci tangan pakai air biasa lalu
dikeringkan dengan tisu.
10. Beras
Karena merasa tak ada
efek instan dari bahan-bahan di atas maka saya kembali ke beras. Saya
celup-celup dan gosok-gosok tidak begitu lama lalu saya putuskan untuk mandi
dan wudhu siap-siap sholat maghrib. Niatnya nanti setelah sholat maghrib mau
celup-celup beras lagi. Siapa tahu ngefek.
11. Doa
Usai sholat, saya berdoa
(ikhtiar kan sudah ya, jadi jangan lupa sama yang di atas hehe). Jelas saya
minta kesembuhan. Saya istighfar diikuti membaca Al Fatihah lalu saya tiup
tangan saya. Ada dua atau tiga kali saya lakukan.
Setelah itu saya
putuskan istirahat sambil nonton. Niat mau celup beras tidak jadi, padahal
sudah disiapkan di dekat saya. Eh, saya mengantuk. Padahal saya sebelumnya
diingatkan kakak saya untuk ke dokter, takutnya alergi kenapa-kenapa tidak bisa
tidur malam. Ya, alhamdulillah saya mengantuk, pikir saya. Tidak tahunya memang
saya ketiduran.
Ketika bangun, saya
lihat jam ternyata jam 9 malam. Eh, tangan saya sudah tidak berasa panas sama
sekali loh. Hilang! Benar-benar hilang! Wow! Subhanallah... takjub
sendiri hehe. Sekitar 2 jam saya tertidur. Lalu saya ingat-ingat saya sudah
sholat isya belum ya. Hmm, ternyata belum. Dan parahnya saya mimpi jari-jari
tangan saya menyusut mengecil cenderung menghilang. Wah, saya benar-benar
cemas. Alhamdulillah cuma mimpi.
Itulah cerita dari saya
semalam readers. Jadi, langkah yang mana yang manjur saya
tidak tahu. Yang jelas ketika baca di google, minyak sayur itu
semestinya dipakai sebelum memotong cabe. Hehe. Dan sebenarnya banyak yang
rekomendasi susu/yogurt, tapi saya tidak ingat kalau punya susu di
kulkas.
Kalau dihitung kapan mulai panas sampai sembuh, saya merasa panas pukul 11.30 lalu tertidur sekitar pukul 19.00. Bangun jam 21.00 sudah sembuh. Jadi mulai panas sampai tertidur itu sekitar 7,5 jam lamanya. Mungkin ditambah 2 jam tidur itu masa penyembuhan. Wah dahsyat ya bisa berjam-jam lamanya efek panas si cabe bertahan di kulit. Jadi trauma kalau ingat hehe.