34. Apa yang Sebetulnya Ingin Dikatakan oleh Kesedihan Kita?
34. Apa yang Sebetulnya Ingin Dikatakan oleh Kesedihan Kita?
Pernahkah kamu duduk bersama rasa sedihmu, bukan untuk mengusirnya, tetapi untuk mendengarkannya? Jika iya, apa yang kamu dengar?
Kesedihan bukan hanya beban yang harus segera dibuang—ia adalah pesan yang perlu diurai. Kita sering terlalu sibuk mencoba "melupakan" dan "move on", sampai lupa untuk mendengarkan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh perasaan itu. Padahal, emosi tidak datang tanpa alasan. Kesedihan adalah suara lembut yang sering kali kita bisukan karena takut akan apa yang mungkin kita temukan di baliknya.
Kadang, kesedihan datang untuk memberitahu kita bahwa ada luka yang belum sembuh. Kadang ia hadir karena kita terlalu lama menahan diri dari menangis, dari kecewa, dari jujur pada kenyataan yang tak sesuai harapan. Kesedihan adalah bentuk komunikasi dari jiwa yang butuh dipeluk, bukan ditolak. Ia mengajak kita melihat ke dalam, bukan lari keluar.
"Kesedihan adalah cara jiwa memanggil kita pulang—ke dalam diri sendiri."
— Clarissa Pinkola Estés
Kesedihan bisa juga menjadi sinyal bahwa kita sedang kehilangan sesuatu: seseorang, impian, arah, atau bahkan diri kita sendiri. Saat hidup berjalan terlalu cepat, kita cenderung mengabaikan kebutuhan emosional kita. Tapi kesedihan tahu bagaimana cara menghentikan kita—dengan perlahan, diam-diam, tapi pasti. Ia membuat kita merenung, berpikir ulang, dan bertanya: apa yang sebenarnya penting bagiku?
"Terkadang air mata yang jatuh bukan karena kelemahan, tapi karena hati akhirnya berkata sesuatu yang tak bisa disuarakan dengan kata-kata."
— Anonim
Mungkin kita mengira bahwa dengan menghindari kesedihan, kita sedang melindungi diri. Padahal, justru di situlah kita kehilangan banyak hal: koneksi dengan diri sendiri, kepekaan terhadap rasa, bahkan keberanian untuk berubah. Menolak mendengarkan kesedihan sama seperti menolak melihat bagian dari diri kita yang paling membutuhkan kasih sayang. Tidak semua luka harus segera sembuh, tetapi semua luka ingin dimengerti.
"Kesedihan adalah jendela yang mengajarkan kita cara melihat ke dalam hati."
— Haruki Murakami
Ketika kita benar-benar membiarkan diri tenggelam dalam kesedihan, bukan untuk menyerah tetapi untuk belajar, kita akan menemukan hal-hal yang tak pernah terungkap saat semuanya baik-baik saja. Kita menemukan ingatan yang terlupakan, pengharapan yang lama terkubur, dan sisi rapuh diri yang selama ini menunggu untuk diterima. Mungkin, kesedihan tidak datang untuk menghancurkan kita—ia datang agar kita bisa membangun diri kembali dengan lebih jujur.
Kesedihan adalah ruang untuk beristirahat dari kepura-puraan. Ia memanggil kita untuk jujur, untuk hadir sepenuhnya, dan untuk merawat bagian yang terluka dengan kasih, bukan dengan penyangkalan.
Pertanyaan reflektif untukmu hari ini:
- Apa yang selama ini ingin disampaikan oleh kesedihanmu, namun belum sempat kamu dengarkan?
- Jika kamu memberi waktu untuk duduk bersama kesedihan itu, emosi atau kenangan apa yang muncul ke permukaan?
Lanjut ke posting berikutnya...
