Sekitar maret 2019 saya beli bibit pohon buah delima. Tepatnya saya titip ke kakak saya yang sedang beli bibit di pembibitan buah dan bunga di kampung. Kakak saya beli macam-macam. Saya titip delima, rambutan, alpukat, leci dan kelengkeng. Tapi leci kosong. Semua tanaman hidup setelah ditanam tapi alpukat kemudian mati, mungkin karena kekeringan.
Saya juga beli sendiri online 3 macam jeruk yaitu mandarin, santang, dan lemon. Semuanya hidup dan sekarang sudah tumbuh besar hanya saja belum berbuah. Kalau buah tin yang saya beli semuanya mati. Hehe
Kemudian ada 5 macam jambu air yaitu jambu dalhari, king rose, taiwan super green, citra, dan deli madu. Semuanya tumbuh hanya saja ada satu yang mati karena ada saudara sebelah rumah yang sedang membangun toko eh malah pekerjanya merusak jambu air saya dan akhirnya mati. Entah terinjak-injak atau ketutup tanah galian yang baru dibeli untuk membangun toko. Sedih deh mati satu. Ini perusakan tanaman orang. Ada pasal hukumnya tidak ya? :)
Entah tipe jambu yang mana saya lupa karena memang tidak ditandai namanya. Sedangkan jambu jamaica yang dibeli bersamaan saat itu mati dari awal-awal ditanam. Ada juga mangga gedong gincu sekarang sudah tumbuh subur. Saya juga menanam leci tapi mati. Kalau dihitung sudah 7 bibit saya yang mati yaitu leci, tin, jambu air, jamaica, dan alpukat. Rugi? Ya begitulah resiko bertanam. Tapi tidak kapok. Hehe.
Bunga delima |
Saat balik idul fitri tahun ini, saya lihat delima saya berbuah. Yang membuat saya heran sekaligus senang karena delimanya mau membesar. Buahnya juga lebat. Bunganya banyak. Padahal tanamannya kurus rantingnya kecil. Sebelumnya sudah pernah belajar berbuah beberapa kali tapi tidak jadi. Awalnya berbuah hanya satu dua dan buahnya kecil lalu rontok. Tapi kali ini buahnya membesar. Entah bakal jadi sampai besar atau tidaknya belum tahu. Entah sampai bisa dipanen atau tidak masih belum tahu. Tapi saya sudah cukup senang karena mau berbuah dan membesar.
Waktu awal belajar berbunga, ibu saya mengira kalau pohon delima saya ini bukan delima tapi bunga seperti bunga milik tetangga. Mungkin karena daunnya kecil-kecil seperti bunga dan memang saat awal berbunga tidak menjadi buah tapi rontok. Kalau saya sih percaya saja dengan penjual bibit tidak berbohong. Dan saya sudah pernah melihat pohon delima secara langsung jadi saya yakin itu delima. Hehe ada-ada saja ibu saya ya. Dan waktu yang membuktikan bahwa benar itu delima. :)
Buah Delima Kadang takjub juga ya betapa hebatnya sang pencipta. Ranting kurus kecil begitu bisa menahan beban buah yang berat. |
Karena letaknya di depan pintu keluar masuk, setiap hari bisa melihat perkembangan buah. Tapi memang sungguh malang. Kemarin saya dapati satu buahnya hilang alias ada yang memetik. Siapakah tersangkanya? Heran saya. Dipetik mau buat apa coba? Buah masih kecil belum bisa dimakan. Kalau misal penasaran atau gemas kan bisa dilihat atau dipegang saja atau tanyalah ke yang punya rumah itu buah apa. Kenapa harus dipetik? Kenapa harus merusak tanaman orang? Kenapa harus jahil begitu? Ini sudah masalah etika. Karena dia sudah merusak tanaman orang. Hadeh... Rambutan saya juga pernah sekali belajar berbuah eh dipetik anak saudara yang lewat.
Akhirnya saya brongsong (tutup dengan plastik) buah delimanya. Selain menjaga agar orang tidak jahil, saya berharap agar buahnya bisa membesar dan bisa dipanen.
Oya, yang merawat tanaman buah saya adalah ibu saya karena beliau yang ada di rumah. Semua tanaman diberi pupuk mutiara dan kompos. Tanaman yang tadinya kurus sekarang tumbuh subur setelah usia sekitar 3 tahun. Bahkan sudah ada yang belajar berbuah seperti delima dan rambutan. Semoga yang lain segera menyusul berbuah juga. :)
No comments:
Post a Comment
leave your comment here!