Follow Us

Wednesday, October 24, 2018

Pengalaman Kursus Terjemah Teks Hukum LBI UI Tingkat Dasar

10/24/2018 06:51:00 PM 31 Comments
Halo Readers, adakah kalian yang berminat mengikuti kursus terjemah? Jika ada, LBI UI menawarkan beberapa program terjemah (bisa dicek di website LBI UI). Nah, kali ini saya ingin sharing tentang salah satu program terjemah yaitu teks hukum.


Sebenarnya saya ini tak punya alasan khusus kenapa saya mengambil kursus ini. Niat utama adalah mengisi waktu luang semasa libur panjang semester dua. Awalnya berniat mengambil yang teks umum tapi teks umum adanya hanya malam hari. Saya maunya mengambil kursus di hari Sabtu saja. Pilihan yang ada di hari Sabtu hanyalah teks hukum. Jadi, saya beranikan diri mendaftar dengan membayar sebesar 125 ribu rupiah kemudian mengikuti placement test. Placement test ini menentukan tingkat yang akan diikuti peserta nantinya jika lulus. Teks hukum memiliki 3 tingkat yaitu dasar, menengah, dan lanjut. Note: tidak semua pendaftar lulus placement test.

Sejujurnya saya merasa tidak pede mendaftar kursus terjemah apalagi teks hukum. Pertama, saya tidak ada basic terjemah sama sekali. Saya bukan dari sastra Inggris atau pun yang berhubungan dengan bahasa Inggris. Saya tidak punya pengalaman kerja sebagai penerjemah pula. Dan juga tak ada hubungannya sama sekali dengan hukum. Bahkan legal English pun saya tidak kenal atau pernah belajar sebelumnya. Jadi, saya ini modal nekad saja. Benar-benar orang yang nekad saya ini. 

Pendaftaran
Setelah saya mendapat slip pendaftaran, saya menjadi galau dan berpikir ulang apakah saya ganti teks umum saja. Tapi si Mbak Admin pendaftaran seperti enggan untuk mengubah slip karena memang sudah dicetak dan menyarankan saya coba dulu. Setelah itu si Mbak Admin memberitahu jadwal placement test dan memberitahu saya untuk membawa kamus saat placement test karena tidak diperkenankan menggunakan internet. Waduh, mana saya punya kamus di sini. Rasa-rasanya sudah beberapa tahun lalu terakhir saya buka kamus. Setelah itu saya langsung meluncur ke Gramedia dan membeli kamus seharga 100 ribu. :)

Placement test
Saat jadwal placement test tiba, saya kembali datang ke LBI. Ternyata di dalam kelas sudah banyak yang hadir. Saya terlambat hadir. Soal yang diujikan adalah terjemah Indonesia-Inggris dan sebaliknya. Teksnya pun memang teks hukum. Wow. Banyak yang saya tidak mengerti terjemahannya. Dan kamus saya itu tidak bisa diandalkan. Penyebab utamanya adalah karena tidak lengkap. Hehe. :)

Saya pun menjawab sesuai kemampuan saya saja. Semua soal bisa terisi sesuai waktu yang diberikan yaitu 2 jam kalau tidak salah ingat. 

Pengumuman
Pengumuman disampaikan melalui email ke peserta. Saya lupa berapa lama waktu itu. Saat saya menerima email pengumuman lalu saya lihat saya lulus tingkat dasar, rasa-rasanya malah seram sendiri. Kok bisa? Dan masih merasa tidak pede.

Belajar-mengajar di kelas 
Kelas Sabtu tingkat dasar diadakan di lantai 3 ruang 302. Durasi belajar mengajar 4 jam per pertemuan selama 10x pertemuan dengan biaya sebesar 3,5 juta rupiah. 

Di kelas saya muridnya ada 9 orang termasuk saya. Rata-rata mereka berhubungan dengan penerjemahan. Entah itu ada pengalaman kerja sebagai penerjemah atau pun background pendidikan bahasa Inggris. Selain itu ada yang basic-nya hukum. Lah, saya? Huhu tidak nyambung ke mana-mana. Saat ditanya pengajarnya sewaktu perkenalan saya hanya menjawab just for fun. :D

Saya jadi berpikir saya ini seperti tidak ada tujuan. Hanya ikut-ikut saja begitu ya. Beda sekali dengan mereka yang memang ada tujuannya. Paling utamanya untuk upgrade skill demi pekerjaan. Lah, saya? Saya sadar sekali pekerjaan saya apa dan pendidikan saya apa. Tapi saya ini memang nekad. Saya ini orang yang ingin mencoba hal-hal baru. Nah, ini contohnya. :)

Di awal-awal pertemuan sih ya pastilah saya ini banyak menyerap pelajaran baru. Kalau dibanding murid lain jelas saya tidak ada apa-apanya kalau saya membandingkan diri saya. Minimal mereka sudah familiar beberapa kosakata hukum yang masih asing di telinga saya. Tapi hal itu tidak menyurutkan saya untuk terus belajar atau pun merasa minder. Mereka juga sama kok masih banyak salah. Dan ya menurut saya kami tidak jauh bedalah. Masih sama-sama belajar. Buktinya satu kelas. Meski mereka sudah banyak jam terbangnya untuk terjemahan tapi teks hukum masih baru juga bagi mereka makanya mereka mengambil kursus ini. 

Namanya salah dalam belajar kan biasa. Tidak belajar kalau tidak ada salah. :)

Jadi, jangan menyerah sebelum berjuang ya! Terkadang kesulitan-kesulitan itu hanya ada di pikiran kita saja. Yang penting optimis dan action dulu.

Saya merasa loh ada peningkatan dibanding awal-awal masuk. Kalau saya bandingkan dengan awal-awal masuk itu, beda jauhlah. Dan saya senang mendapat ilmu baru meski belum tahu ke depannya akan bagaimana. Yang penting saya serap saja dulu ilmunya. 

Di kelas banyak latihan menerjemahkan kalimat. Murid diberi kesempatan untuk mencoba menerjemahkan satu per satu lalu dikoreksi langsung oleh pengajar. Dan di kursus ini ada mid test dan final test.

Mid test dan final test masing-masing 3 jam. Alhamdulillah sudah lulus tingkat dasar. Saya lihat nilai saya di report adalah b+. Ya lumayanlah untuk pemula seperti saya. :)

Sertifikat
Sertifikat bisa diperoleh jika memenuhi persyaratan minimal 75% kehadiran. Jika lulus tingkat dasar maka bisa melanjutkan ke tingkat menengah. 









Cara Ganti Kartu yang Hilang di Gra Pari Telkomsel

10/24/2018 07:07:00 AM 0 Comments
Ceritanya saya mau mengurus kartu SIM Telkomsel saya ke Gra Pari tepat pada hari jumat minggu lalu (19/10/2018). Tapi sebelumnya saya mau cerita pendahuluannya dulu ya Sobat. Jadi, jumat lalu itu saya kehilangan HP di sebuah mall di Jakarta. Bagaimana kisahnya?


Kronologi HP hilang
Teknis kejadiannya saya sendiri tidak ingat bagaimana saya bisa kehilangan hp tanpa saya sadari. Saya benar-benar dibuat lupa oleh Allah saat itu. Terakhir saya ingat betul bahwa saya sempat mengeluarkan hp dari tas dan mengecek whatsapp grup kuliah saya karena hari itu adalah deadline pengumpulan tugas. Saya sempat baca beberapa posting terakhir dari teman-teman di grup.

Lalu dalam posisi hp tetap saya pegang dengan tangan, saya masuk ke swalayan baju wanita dan melihat-lihat baju di sana. Sampai tiga kali mencoba baju, saya masih tidak merasa kehilangan hp loh. Begitu saya ke kasir dan selesai membayar, saya ingat saya mau ambil hp dari tas tapi kok ternyata tidak ada. Wah, hilang nih pikir saya. Saya telusuri tempat yang tadinya saya lewati ternyata tidak ada. Ya barangkali saja jatuh atau saya lupa taruh. 

Saya sama sekali tidak merasa saya menaruh hp di mana pun. Tidak ada tempat untuk meletakkan hp juga di sana. Begitu pula di ruang ganti hanya ada satu gantungan. Kalaupun jatuh, saya tidak dengar juga. Saya ingat-ingat tetap saja tidak bisa ingat. Heran.

Kondisi swalayan waktu itu tergolong sepi. Ada pengunjung tapi tidak banyak. Dari pertama saya memilih baju untuk dicoba, saya sempat memilih baju berdekatan dengan pengunjung lain. Yang agak berbeda adalah setelah selesai saya mencoba baju yang pertama, saya kembali ke tempat baju awal karena saya pikir bakal diberi nota. Tapi saat itu saya melihat baju lain terlebih dahulu. Saya tiba-tiba melihat ibu-ibu sekitar 3-4 orang tak berhijab datang ke arah saya memilih baju juga di dekat saya semuanya. Saya seperti dihimpit dari depan, samping dan belakang. 

Saat itu, baju yang sudah saya coba saya taruh di lengan kiri saya. Tangan kanan saya memilih-milih baju yang lain. Nah, ibu yang di depan saya memilih baju yang ada di rak yang sama dengan saya. Bahkan sempat memegang-megang baju di lengan kiri saya itu. Di situ saya agak merasa aneh. Kok dia pegang-pegang yang ada di saya. Lalu dia mengambil baju yang sama yang saya pilih di tangan kanan tapi tidak dibeli.

Saat itu saya sempat bicara sesuatu ke ibu itu tapi saya tidak bisa ingat saya bicara apa. Setelah itu saya berikan baju yang mau saya beli ke penjaga baju. Saat baju diserahkan ke saya dalam wadah plastik saya bilang ke penjaganya, "Oh, tidak pakai nota ya."

Sebelumnya juga saya ingat bicara dengan mbak penjaganya, "Boleh dicoba, Mbak." Tapi heran kok saya tidak ingat sama sekali bicara apa sama ibu tadi. Dan selama 2 jam saya di sana, saya sama sekali tidak membuka tas. Padahal ada dum-dum di dalamnya dan saya merasa haus. Saya yang biasanya aware dengan hp juga saat itu tidak ada keinginan mengecek hp. Aneh.

Saat mencoba baju yang ketiga, di dalam ruang ganti saya mengecek uang saya di dalam tas tapi masih tidak aware hp hilang. Setelah itu saya baru ke kasir. Dan taraaaaaa.... baru sadar. Sudah terlambat!

Setelah saya lacak hp saya, posisi terakhir ada di mall itu saat gps terakhir masih hidup yaitu pukul 15.02. Saya misscall hp pukul empat sore lebih dan hp sudah tidak aktif. Ya iyalah...

Padahal saya masuk ke swalayan itu sekitar jam 2 an. Berarti jeda 1 jam hp hilang antara pukul 2 sampai 3 siang. Dan perkiraan saya di percobaan baju yang pertama atau kedua. Wallahualam.

Oya, kenapa setelah dari kasir, saya kok mencari hp di tas? Apakah itu artinya memang saya meletakkan hp di tas sehingga reflek mencari di tas? Kemungkinan sih saya meletakkannya di tas saat mencoba baju yang pertama. Karena sulit mencoba baju sambil pegang hp. 

Tapi kemudian saya keluar dan bertemu ibu-ibu rombongan. Saya tak ingin suudzon ya Allah. Saya juga tak pernah terpikir akan kena musibah begini. Tidak kepikiran juga ada hipnotis dan semacamnya.

Gra Pari Mall Bashura, Gagal Total!
Akhirnya saya ke Gra Pari Mall Bashura. Saat datang ditanya satpamnya mau apa, bahwa ktp tidak. Lalu saya dapat kertas antrian.


Setelah bertemu adminnya, saya diminta ktp dan ditanya 3 nomor yang biasa saya hubungi. Waduh, mana saya ingat. Saya tidak bawa hp lain pula. Seperti orang hilang rasanya. Saya pun tidak mendapat hasil apa-apa. Sedih...

Untuk pulang saja saya minta dipesankan gojek sama satpam Telkomsel. Ya Allah... Berangkatnya juga dipesankan sama penjaga counter hp. 

Susah benar hidup saya...

Blokir Nomor
Akhirnya saya pulang dengan selamat. Berhubung magrib saya sampai, saya tidak keluar lagi untuk mengurus kartu. Ada sih Gra Pari 24 jam rekomendasi operator yang saya telpon untuk memblokir nomor saya terlebih dahulu ke 188. Besok saja, saya sudah lelah.

Ubah Password
Malam itu saya habiskan untuk mengubah-ubah password yang ada di aplikasi. Tapi sedih, koneksi internet teman kos saya lambat sekali, wifi juga pas mati. Lalu teman saya yang lain pulang, barulah saya lacak keberadaan hp dengan koneksi internet dia yang lebih kencang. 

Telpon Operator Gojek Segala, Lebay ga sih?
Saya sempat telpon gojek segala loh lapor kartu hilang. Takutnya kan disalahgunakan. Tapi saya harus email ke gojek beberapa hal untuk mengurus itu. Si admin hanya bisa bantu me-logout. Ya sudah tak apa. Syukurlah bisa dibantu logout. Saldo go-pay masih banyak. :D

Tengah malam baru kelar dan saya tidur. Besok pagi saya minta teman kos memesankan gojek ke Gra Pari 24 jam yaitu di Wisma Alia. Saya sudah menyiapkan juga nomor-nomor yang pernah saya hubungi. Ini nomor keluar ya.

Gra Pari 24 Jam Wisma Alia
Di sana, saya disuruh mengisi formulir yang berisi beberapa pertanyaan identitas. Dari 4 nomor yang saya isi ternyata hanya 1 nomor yang match untuk 3 bulan terakhir dan itu adalah nomor saya sendiri yang ada di hp lain. Ya iyalah itu kan yang 3 lagi memang lebih dari 3 bulan di hp saya yang sebelumnya saya pakai. Nomor keluar sms pun saya tidak ingat karena tidak saya simpan. Saya jarang pakai nomor itu untuk selain internet. Jadi saya bilang saja saya biasa pakai untuk internet. Lalu mbaknya mau membantu membuatkan kartu baru. Horeeeee.

Cukup 20 ribu saja!
Diminta bayar 20 ribu dalam bentuk pulsa loh. Saya disuruh mengisi pulsa di pojok karena pulsa saya tinggal 1000-an tapi paket data masih banyak. Hehe. Tapi pertama isi gagal. Dibilang error. Kata mbak admin, saya belum registrasi kartu keluarga. Sudah kok kata saya. Lalu saya bilang pernah terblokir. Eh, mbaknya nyambung. Ternyata penyebab error tadi adalah karena kartu masih terblokir. Padahal maksud saya terblokir dulu kala sebelum registrasi. Dan ya memang malamnya setelah hp hilang saya blokir. :D

Kesimpulan, hp yang hilang diambil hp-nya saja. Mungkin dijual. Buktinya langsung tidak aktif hanya dalam waktu sejam kejadian. Alhamdulillah saja aplikasi dan lain-lain masih aman. Padahal saya sudah sempat stress. Saya memang berharap yang mengambil bukan orang pintar yang melek teknologi, jadi hpnya saja yang diambil. 

Ok, sekian cerita sedih saya. Selamat beraktivitas!