Follow Us

Showing posts with label umroh. Show all posts
Showing posts with label umroh. Show all posts

Wednesday, March 25, 2015

Cerita Pengalaman Umroh

3/25/2015 06:42:00 PM 26 Comments

Bismillah...
Akhirnya hari ini saya putuskan untuk memosting kisah pengalaman umroh saya. Tulisan ini sebenarnya sudah saya buat sejak kepulangan umroh dulu. Niatnya mau diikutkan lomba menulis tapi tidak jadi karena keburu deadline. Kemudian mau saya ikutkan di lomba lainnya lagi tapi juga keburu deadline. Hehe. Kalaupun diikutkan juga saya tidak bisa ngomong soal kelayakan karena tugas saya adalah ikhtiar. Sementara hasilnya ya serahkan saja pada-Nya. Betul? Jadilah saya share saja di blog ini. Moga bermanfaat! :)



Bawa Aku Kembali ke Sana, Tuhan!
           
Jika bicara soal perjalanan, maka yang terpikir dalam benakku adalah melakukan serangkaian ritual petualangan (lebih cenderung dengan tujuan bersenang-senang) ke suatu wilayah baru yang belum pernah dijelajahi selama beberapa hari bersama orang terkasih entah itu teman, sahabat, keluarga, rekan kantor, dan sebagainya. Bisa dalam cakupan lokal (dalam negeri) maupun luar negeri. Dan sedari dulu aku selalu mendambakan bisa jalan-jalan ke luar negeri, entah itu murni dalam rangka jalan-jalan atau memang karena menempuh pendidikan s2/s3/post doctoral, kunjungan kerja, atau sekedar menemani suami studi di sana. Mungkin itu memang hanya mimpi kecilku. Tapi siapa sangka perlahan-lahan Tuhan mengabulkan doaku?

Perjalanan kali ini memang sungguh di luar mimpiku yang kusebut itu. Karena Tuhan sungguh memberiku bonus. Bonus apakah itu? Bonus ibadah! Ya, perjalananku ini kusebut perjalanan spiritual atau wisata religi. Karena perjalanan ini tidak hanya sekedar perjalanan biasa tapi juga bernilai ibadah. Jadi, pada akhir tahun 2013 tepatnya 27 Desember lalu aku melakukan perjalanan untuk ibadah umroh ke Arab Saudi. Jujur, awalnya tidak terpikir untuk umroh. Yang terpikir dalam otakku adalah jalan-jalan ke luar negeri ke negara empat musim seperti Jepang, Korea, Eropa, dan sebagainya. Tapi kemudian hatiku berbelok. Allah telah memanggilku ke sana. Ini adalah hidayah dari-Nya.

Setelah bertemu rombonganku di bandara Soekarno Hatta, hatiku sempat bertanya-tanya, kok tua-tua semua ya? Mana anak mudanya? Rupanya aku termasuk golongan paling muda. Anak mudanya masih bisa kuhitung dengan jari. Di sana aku berbincang dengan seorang Bapak berusia sekitar 50–an tahun.

Beliau berkata, “Dari kejauhan Bapak kira dari pesantren. Anak pesantren yang mendapat juara lalu dapat hadiah umroh.” 

Entah kenapa aku merasa itu lucu. Aku hanya tersenyum sambil menjawab bahwa aku bukan dari pesantren.

“Jarang anak muda terpikir untuk umroh. Biasanya kan anak muda senangnya jalan-jalan ke luar negeri atau menghabiskan uang untuk bersenang-senang.”

“Sudah berapa kali umroh, Pak?”

“Ini yang pertama. Makanya Bapak bilang bagus kalian masih muda sudah terpikir umroh. Masih muda kan badan masih kuat.” 

Benar sekali. Tidak jarang kulihat peserta rombongan sudah uzur. Aku jadi merasa beruntung dan bersyukur dalam hati.

Pukul 4 pagi pesawat take-off menuju Bangkok. Rute perjalanan kami adalah Jakarta-Bangkok-Jeddah. Tiba di bandara Suvarnabhumi, Thailand kami istirahat dua jam lalu lanjut lagi menuju Jeddah. Di bandara King Abdul Aziz Jeddah kami hanya transit sebentar lalu lanjut lagi ke Madinah dengan bus selama 6 jam. 

Masjid Nabawi

Kami tiba di Madinah tengah malam. Pemandu memberitahu kami bahwa kami sudah sampai. Beliau juga memberitahukan di tengah kegelapan malam itu bahwa di sisi kanan kami adalah Masjid Nabawi. Aku yang tengah terkantuk-kantuk itu melek seketika karena penasaran seperti apakah Masjid Nabi Muhammad yang sering kudengar itu. Rupanya, hotel tempat kami singgah cukup dekat dari Masjid Nabawi. Kami tinggal berjalan kaki ke sana. 

Setelah check in, pukul 2 malam kami siap-siap menuju Masjid Nabawi. Kami berjalan berempat. Begitu mulai memasuki halaman masjid, aku membaca doa khusus masuk Masjid Nabawi. Dalam suasana yang hening serta kilauan lampu, kulihat megahnya Masjid Nabawi. Tak pelak suasana haru merasuki kalbuku. Mataku berkaca-kaca seketika. Subhanallah.

Di dalam Masjid kulanjutkan dengan ritual sholat tahajud, tobat, hajad, zikir, berdoa, tilawah hingga subuh tiba yang rupanya adalah pukul 5.45 waktu Arab Saudi. Baru aku tahu rupanya di sana adzan shubuh dua kali dan selalu ada sholat ghoib setelah sholat wajib berjama’ah.

Raudhah
Pukul 6.30 kami pulang ke hotel. Lalu sejam kemudian kami melanjutkan acara dari pemandu yaitu ke Raudhah. Raudhah adalah tempat mustajab untuk berdoa di dalam Masjid Nabawi yang letaknya di dekat makam Rosulullah. Tempat tersebut ditandai dengan karpet warna hijau. Namun kami harus mengantri dan berdesak-desakan dengan jamaah seluruh dunia yang hendak berdoa juga di sana. Ketika sampai giliran kami, begitu menginjak karpet hijau aku langsung sholat mutlak dua rakaat dan berdoa. Tak kuasa aku menangis sambil bersujud dan berdoa. Dan ketika aku bangkit, rupanya teman-teman yang lain juga sama bermata merah sepertiku.


Masjid Kuba
Tempat lain yang kukunjungi selama di Madinah adalah Masjid Kuba, masjid pertama yang dibangun Rosulullah, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud. Lalu hari ketiga berangkat ke Mekkah untuk menunaikan rukun umroh. Pertama kami niat ihrom dari Masjid Bir Ali lalu berangkat ke Mekkah dengan bus. Perjalanan sekitar 6 jam menuju hotel. Pukul 11.00 malam kami jalan kaki menuju Masjidil Harom. Bertepatan sekali dengan tahun baru kalender masehi. Jadi, ketika orang di seluruh dunia merayakan tahun baru, aku tengah tawaf mengelingi ka’bah.

Masjidil Harom
Di sana ramai sekali orang dengan pakaian ihrom yang sama-sama menunaikan rukun umroh. Ketika memasuki Masjidil Harom, tampaklah batu besar berwarna hitam berbentuk segiempat yang tak lain adalah ka’bah. Ketika kuterus memandangnya, entah mengapa tiba-tiba ada perasaaan haru juga dan mata jadi berkaca-kaca. Lalu kami tawaf 7 putaran, berhenti sejenak minum air zamzam lalu sa’i 7 putaran dari bukit Safa ke Marwa diakhiri dengan tahallul (menggunting rambut 3 helai). 

Selama sudah niat ihrom, kita wanita tidak boleh memperlihatkan aurat kepada siapa pun termasuk wanita. Hanya muka dan telapak tangan yang boleh kelihatan. Sungguh susah sekali untuk menjaga ini loh. Kalau sampai melanggar akan kena denda. Jadi kita harus menyiapkan sarung tangan khusus umroh dan ikat pergelangannya dengan karet bila perlu. 

Pokoknya selama rangkaian rukun umroh itu aku berusaha untuk tidak narsis mengambil foto-foto agar jangan sampai terjadi aurat terbuka tanpa sengaja misal ketika mengangkat tangan. Tapi rupanya ketika sa’i ada seseorang dari rombongan yang meminta tolong diambilkan foto. Duh, gimana ini? batinku. Tapi aku berbaik hati mengambilkan untuknya. Dan usai umroh wajib ini pukul 3.00 kami langsung memuaskan hasrat foto-foto di samping kiri Masjidil Harom.

Multazam
Keesokan harinya ketika acara bebas, aku dan 3 orang teman kembali ke Masjidil Harom. Kami berniat untuk berdoa ke Multazam, setengah lingkaran di samping ka’bah yang merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Setelah tawaf 7 putaran kami antri masuk ke dalam. Lalu sholat mutlak 2 rakaat, minum air zamzam dan berdoa. Kuproposalkan semua keinginanku di sana di depan ka’bah. Selesai kami keluar dan mencium ka’bah sambil berdoa. Kali ini aku menangis. Meski bukan hajar aswad yang kucium, tapi kutetap menangis.

Jabal Rahmah
Selama di Mekah, kami jalan-jalan ke Jabal Rahmah (tempat berdoa bagi yang ingin mendapatkan pasangan), Jabal Nur lanjut ke Miqot untuk umroh sunah. Jika kemarin umroh wajib untuk diriku sendiri, maka umroh sunah kuniatkan untuk ayahku. Setelah umroh sunah maka tuntaslah perjalanan selama 7 hari di Madinah dan Mekah. Ditambah dua hari perjalanan dari Jakarta-Thailand-Jeddah lalu kembali dengan rute Jeddah-Thailand-Jakarta.


Ketemu public figure

Menariknya, ketika sa’i aku melihat sutradara berbakat Indonesia, Hanung Bramantyo tengah melakukan sa’i juga. Aku hanya diam saja meski aku pernah ketemu juga ketika ziarah di Jabal Uhud, Madinah. Kupikir, beliau sedang mencari inspirasi syuting film terbaru. Tak tahunya ketemu lagi ketika sa’i di Mekah. Dan hebohnya adalah ketika kusaksikan ibu-ibu yang melihatnya ketika sa’i langsung berkata, “Mas Hanung foto dooong...” 

Lalu Hanung menjawab, “Kan masih ibadah...” Hmm, begitulah ibu-ibu heboh sendiri padahal sedang ibadah hihihi. Aku juga sempat melihat ustadz Yusuf Mansur di Masjid Nabawi seusai sholat isya (kalau tidak salah mengenali loh ya) tapi lagi-lagi aku hanya diam. 

Lalu ketika aku dan 3 orang temanku pernah nyasar di hari pertama usai sholat zuhur di Masjid Nabawi, rupanya kami justru ketemu politikus Aburizal Bakrie. Aku dan temanku hanya diam memandang beliau, namun ketika kami berdua cerita ke dua orang teman kami yang ibu-ibu, mereka langsung heboh dan kami pun berakhir dengan foto-foto bersama beliau. Sungguh lucu.

Menilik apa yang kualami, maka untuk melakukan ibadah umroh itu butuh fisik yang kuat. Aku sempat mengalami flu ketika hendak ke Mekah untuk umroh wajib. Hal itu sangat mengganggu ibadahku. Maka jangan lupa siapkan obat-obatan ringan. Bahkan dari Mekah 3 hari sampai tiba di tanah air aku masih batuk-batuk. Dan di sana akan banyak jalan. Pokoknya jalan dan jalan. Dan juga wudhu, wudhu, wudhu. Jadi wajah kita akan selalu dibasuh air wudhu, tidak sempat untuk ber-make-up. Pokoknya manfaatkan semaksimal mungkin untuk beribadah. Kurangi tidur dan perbanyaklah beribadah. Bila perlu tidur cukup dua jam saja sehari.

Oleh-oleh
Oya, di sana kami sempat mampir ke tempat oleh-oleh. Ada banyak sekali jenis kurma rupanya. Tapi ada kurma yang apabila memakannya sekian butir sehari maka terhindar dari sihir. Itu namanya kurma ajwa (kurma nabi). Dan kalau ingin berbelanja di sana tidak perlu khawatir tidak bisa bahasa Arab karena para pedagangnya bisa bahasa Indonesia. Pokoknya kalau kita tawar dan orangnya bilang ‘halal’ maka artinya boleh. 

Selama di Madinah tepat di pintu keluar 1 Masjid Nabawi banyak penjual Al Qur’an. Saranku, belilah Al Qur’an untuk diwakafkan di Masjid Nabawi. Maka insha Allah pahalanya akan terus mengalir sampai kita mati apabila ada yang terus membacanya karena itu termasuk amal jariyah. Di Masjidil Harom juga ada para penjual Al Qur’an. Selain itu juga banyak pengemis. Siapkan uang receh untuk sedekah.

Akhir kata, siapa pun yang pernah dipanggil Allah ke sana maka akan rindu untuk kembali ke sana, termasuk aku. Ya Allah, jika kemarin aku ke sana bersama sahabatku, maka ijinkan aku selanjutnya ke sana dengan pasangan, orangtua, dan keluargaku. Aamiin.



Sunday, November 23, 2014

23 Items Persiapan Umroh Untuk Wanita

11/23/2014 03:34:00 PM 0 Comments



Tak terasa rupanya sudah hampir setahun sejak kepergian saya beribadah umroh tepatnya 27 Desember 2013 lalu hingga 4 Januari 2014 selama 9 hari. Belum sempat bercerita tentang pengalaman saya selama di sana dalam satu postingan pun. Dan sekarang saya tergerak untuk menulis meski baru dimulai dengan persiapan umroh untuk wanita. Karena sebelum kita pergi tentunya ada hal-hal yang harus kita siapkan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Passport
Karena kita akan pergi ke negara lain, sudah pasti butuh passport. Tidak mahal kok biaya pembuatannya. Bisa dicek persyaratannya di website imigrasi. Kalau pengurusan visa kala itu saya diuruskan oleh travel agent.

2. Kartu Kuning Suntik Meningitis
Syarat membuat dengan memberi bukti botol bekas suntik meningitis. Kala itu diurus oleh travel agent. Untuk suntiknya sendiri waktu itu saya suntik di Dinas Kesehatan. Cerita lengkapnya bisa baca di sini.

3. Surat keterangan mahrom
Karena saya masih single (belum menikah) dan pergi sendirian tanpa mahrom makanya perlu dibuatkan surat keterangan mahrom. Diurus oleh travel agent. Kala itu saya lihat passport saya tertulis sebuah nama yang menjadi mahrom saya, Bapak M. Indra Sahabu. Bahkan saya tidak kenal dengan bapak ini loh. Karena si Bapak berasal dari rombongan yang berbeda dengan saya. Tapi saya tahu wajahnya ketika akan berangkat naik pesawat karena ditunjukkan oleh pengurus. Hal ini untuk mencegah kalau ditanya di Bandara Jeddah siapa mahrom saya dan saya bisa menunjukkan siapa orangnya. Dan benar saja loh saya ditanya! Haha waktu itu si Bapak entah ada di mana tidak bersamaan dengan saya ngantrinya.

3. Baju Ihrom
Baju ihrom ini berguna banget ketika kita mau tawaf. Saran saya sih siapkan dua potong baju minimal. Itu kalau kita berniat bawa baju ihrom yang putih-putih. Kalau pun ngga juga tidak masalah karena baju putih itu ciri khas orang Indonesia banget. Saya lihat wanita dari negara lain tidak memakai baju ihrom putih ketika tawaf.

4. Jilbab
Bawa jilbab seperlunya saja. Jilbab ini hal utama bagi wanita jadi siapkan sesuai kebutuhan. Yang jelas untuk keperluan selama perjalanan pergi dan pulang, untuk pergi beribadah ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom, untuk berziarah atau pun jalan-jalan bersama rombongan ke tempat-tempat tertentu, serta untuk acara bebas. Oya jangan lupa ketika kita makan di hotel 3x sehari jelas butuh jilbab untuk keluar dari kamar hotel.

5. Mukena
Bawa mukena seperlunya saja. Biasanya sudah mendapat mukena atasan dari travel agent (tergantung travel agent masing-masing). Tapi baiknya bawa mukena pribadi satu pasang yang tipis untuk sholat di perjalanan ketika kita turun dan sholat di Masjid. Mukena berguna untuk kita pakai beribadah di Masjid Nabawi dan Masjdil Harom. Bagi yang terbiasa pakai jilbab lebar tidak perlu pakai mukena lagi. Jika kita senang berganti-ganti mukena, siapkan mukena khusus untuk beribadah selama sekian hari di Masjid Nabawi dan Masjidil Harom.

6. Sarung Tangan
Bawa satu pasang saja cukup. Sarung tangan ini berguna buat tawaf dan ketika sholat di kendaraan untuk menutup punggung tangan. Sarung tangan ini bukan sarung tangan seperti sarung tangan ketika mengendarai sepeda motor loh ya atau sarung tangan musim dingin melainkan sarung tangan khusus yang tetap terbuka di bagian depan telapak tangan namun menutup punggung tangan hingga pergelangan tangan. Sarung tangan ini biasa dijual di toko perlengkapan haji dan umroh. Biasanya justru sepaket dengan baju ihrom. Plus ada sarung kerikil juga. Nah berhubung umroh ini tidak ada lempar jumroh maka kita tidak perlu membawa sarung kerikil.

7. Kaos Kaki
Jelas kaos kaki ini manfaatnya besar sekali yakni untuk menutup aurat kita, kaki. Ketika sholat di kendaraan kita akan butuh penutup kaki begitu pula ketika jalan-jalan keluar. Siapkan beberapa pasang yang mudah untuk dicuci dan cepat kering. Kalau tidak mau mencuci artinya harus siap lebih banyak.

8. Sepatu
Sepatu berguna untuk di perjalanan dan ketika kita jalan-jalan selama di sana. Apakah sandal saja tidak bisa? Bisa! Tergantung kenyamanan pribadi masing-masing. Kalau saya sih lebih nyaman pakai sepatu jika bepergian. Kalau sandal itu buat nyantai. Nah, sepatu di sini bebas kok mau model apa saja dan warna apa saja. Tidak harus putih. Kalau memilih warna putih itu sebenarnya supaya matching dengan baju ihrom kita yang juga putih.

9. Sandal
Sandal berguna untuk berjalan ke masjid atau santai, ketika ke toilet atau wudhu.

10. Baju/jaket
Bawa baju seperlunya. Yang pasti baju selama perjalanan pergi dan pulang dan selama tinggal di sana. Kalau pun persediaan kita sedikit, bisa beli di sana. Pusat perbelanjaan ada di depan masjid dan sekitaran hotel. Dekat kan? Untuk baju ini bebas mau membawa model dan warna apa. Tidak harus gamis atau model tertentu. Kalau jaket juga tergantung musim apa kita ke sana. Kalau saya kemarin pas musim dingin, anginnya kencang. Paling tidak butuh satu jaket selama perjalanan di pesawat dan bus karena kita bakal kena AC berjam-jam bagi yang tidak tahan AC. Maklum biasa kepanasan di Indonesia.

11. Sajadah
Sajadah berguna untuk sholat di dalam kamar hotel. Kalau mau dibawa ke Masjid Nabawi/Masjidil Harom juga tak ada yang melarang meski sudah tersedia karpet. Buat jaga-jaga siapa tahu kita kehabisan tempat sholat di dalam masjid karena overload, nah sholat di halaman akan menjadi pilihan kita nantinya. Makanya sajadah akan sangat berguna kala itu. Jadi, siapkan yang tipis saja ya! Berdasarkan pengalaman, saya sempat beberapa kali sholat di halaman masjid. Sebenarnya tidak masalah sholat di halaman karena kita tidak sendiran. Ada banyak jamaah lain yang sholat di halaman juga.

12. Tas kecil
Tas ini berguna untuk membawa barang-barang vital kita seperti dompet, HP, kamera, dll. Pengalaman dulu saya mendapat tas kecil dari travel agent. Tapi saya tetap membawa tas ransel ke mana-mana karena muat lebih banyak.

13. Mushaf kecil
Mushaf Al Quran berlimpah ruah di Masjid Nabawi/Harom. Jika kita tidak membawa mushaf, kita bisa mengambil mushaf di sana ketika beribadah di dalam. Pengalaman, saya terlupa membawa mushaf. Akhirnya saya meminjam teman saya ketika singgah di Jakarta. Rupanya selama di sana hanya saya baca sekali karena saya membeli mushaf di depan Masjid Nabawi. Bagaimana pun lebih afdol pakai mushaf sendiri. Hehe. Oya, jangan lupa sebaiknya kita membeli mushaf di sana untuk diwakafkan di Masjid Nabawi/Harom. Insha Allah pahalanya akan mengalir terus ke kita sampai kiamat selama ada terus yang membaca. Jadi, siapkan uang! Untuk oleh-oleh juga keren loh. :)

14. Kantong plastik/keresek
Kantong ini berguna banget buat membungkus sandal/sepatu kita ketika masuk Masjid supaya tidak hilang/mudah dicari.

15. Obat-obatan
Obat ini sangat berguna karena kita berada di wilayah yang bukan tempat asal kita. Perbedaan suhu, ketinggian, dsb bisa menyebabkan kita tidak fit untuk beraktivitas. Apalagi jadwal kita selama di sana full. Dengan berbekal motto "Tidur sejam, ibadah 23 jam" kalau tidak kuat maka stamina drop. Jadilah terserang masuk angin, flu dsb. Eh, mottonya kejam banget ya tidur cuma sejam? Emang bisa? Yah, mumpung di sana. Kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Entah kapan kita bisa ke sana lagi kan?

Pengalaman sih saya terserang flu. Haduh pas mau tawaf pas badan lagi panas-panasnya! Sampai saya lemah sekali rasanya dan tidak kuat mengikuti briefing tawaf. Alhamdulillah badan membaik keesokan harinya setelah minum obat dari salah satu ibu yang sekamar dengan saya. Terima kasih ibu! Obat sebelumnya tidak mempan. Bahkan vitamin C pun tidak mempan menahan.

16. Uang
Uang adalah hal yang penting untuk umroh. Kita bayar biaya umroh pakai uang kan? Selain untuk membayar biaya perjalanan meliputi pesawat, hotel dan administrasi lainnya, kita perlu uang untuk membeli oleh-oleh. Sebenarnya ini tidak wajib, tapi masa iya kita pulang dengan tangan kosong? Oleh-oleh ini macam-macam loh. Di sana banyak penjual kok dari mushaf Al Quran yang penjualnya bertebaran di depan gerbang Masjid Nabawi maupun Masjidil Harom, pakaian abaya hitam dan semacamnya, jilbab, perhiasan, kurma, coklat, permen, obat, dll. Dan para penjual ini bisanya paham dengan bahasa Indonesia jadi bayar pakai rupiah pun juga bisa tanpa harus menukar Riyal (mata uang Arab Saudi). Jangan segan pula untuk menawar ya. Biasanya kalau mereka setuju dengan tawaran kita, mereka akan bilang "halal".

Selain itu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Yup! Ada banyak pengemis loh di sana. Jangan dikira hanya di Jakarta kita ketemu pengemis. Di pinggiran jalan depan Masjidil Harom banyak sekali pengemis yang duduk-duduk menunggu uluran tangan. Oya budaya di sana kan wanitanya memakai cadar, jadi pengemis pun juga bercadar. Kebanyakan mereka kulit hitam. Pernah loh di bus kami didatangi pengemis wanita bercadar sambil menggendong anaknya. Sebenarnya saya merasa aneh karena pengemis itu beda sekali dengan pengemis yang saya temui di Jakarta atau pun di daerah saya. Biasanya di sini kan berpakaian cenderung tidak bagus. Tapi di sana ya biasa saja layaknya wanita arab lainnya. Mungkin karena baju wanita untuk keluar memang sama semua.

Mau tahu apa lagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kan sudah disebut tadi di atas. Yup! Tapi kali ini lain pemanfaatannya. Sedekah kepada pemandu kita. Pemandu kita itu biasanya orang Indonesia juga hanya mereka tinggal di sana. Entah itu mahasiswa atau lainnya. Kalau kita umroh selama 9 hari kan selama itu pula mereka menemani kita. Biasanya hal ini dikordinir oleh ketua rombongan.

Lalu, apalagi kegunaan uang? Sedekah! Loh kok sedekah lagi? Yup! Sedekah kali ini adalah sedekah karena kita terkena dam atau denda ketika mengikuti prosesi tawaf. Bagi wanita, ketika kita mulai niat dan memakai baju ihrom lalu sholat, tawaf, sai dan tahalul, maka tidak boleh aurat kita terbuka dan dilihat oleh orang lain termasuk wanita. Jika melanggar maka terkena denda memotong kambing atau memberi makan fakir miskin. Mungkin sulit untuk mencari fakir miskin di tanah arab, maka ketua rombongan menyarankan untuk memberikan kepada pengemis.

17. Buku panduan dan doa
Buku panduan ini biasanya dibagikan oleh travel agent. Kalau pun seandainya tidak dapat atau masih kurang puas bisa dibeli di toko buku. Buku panduan ini berguna banget untuk kita bawa ke mana-mana sepanjang waktu. Makanya biasanya ada tali buat dikalungkan di leher. Ketika kita naik kendaraan dan belum hapal doanya, bisa buka buku panduan tersebut. Ketika masuk masjid Nabawi, Masjidil Harom dan tempat-tempat sakral lainnya, ketika melihat Ka'bah dan lain-lain. Semua ada doanya dan sudah ada di buku tersebut.

18. Panty liner
Benda satu ini wajib buat wanita bepergian supaya selalu bersih ketika mau sholat.

19. Lotion dan pelembab bibir
Kedua barang ini perlu untuk melembabkan kulit dan bibir. Dalam cuaca dingin, kulit cepat kering. Begitu pula bibir. Bisa pecah-pecah loh. Menyesuaikan dengan cuaca saja intinya. Kalau alat make-up lainnya sih tergantung pribadi masing-masing saja. Toh tidak sempat ber-make up juga di sana karena wajah kita selalu dibasuh dengan air wudhu kok. Tapi sebagai wanita tetap saja perlu membawa untuk jaga-jaga. Seperlunya saja.

20. Botol air minum
Botol ini penting sekali untuk menampung air zam-zam. Di Masjid Nabawi/Harom zam-zam dibagi gratis. Kita tinggal menuang sendiri dari bejana yang sudah disiapkan berderet-deret di dalam maupun halaman. Ada yang bersuhu normal, ada pula yang dingin seperti es. Nah, selesai sholat sebaiknya kita ambil zam-zam lalu kita bawa ke kamar hotel. Jadi, selama kita di sana selalu minum zam-zam. Bahkan sepuasnya! Botol-botol air minum yang kita dapat ketika makan di pesawat juga sebaiknya disimpan. Lumayan buat menampung zam-zam. :) Jangan khawatir, kita per orang dapat jatah zam-zam yang sudah disiapkan oleh travel agent untuk kita bawa pulang ke rumah masing-masing. Asyik kan?

21. Alat mandi
Kita perlu membawa alat mandi meski sudah disiapkan hotel (tergantung hotelnya) sesuai selera kita. Hindari membawa cairan lebih dari 100 ml ke dalam pesawat ya! Untuk dibawa ke kabin pesawat, sikat gigi dan pasta gigi, serta pembersih wajah (facial foam) adalah wajib! Terutama kalau pesawat kita transit di negara lain dulu. Sisanya masukkan koper.

22. Masker/syal
Masker/syal ini penting buat menutup hidung dan mulut kita selama di pesawat karena terpaan AC. Yang saya rasakan sih hidung saya sakit karena dinginnya AC berjam-jam. Dengan adanya masker/syal maka hidung kita jadi hangat. Tapi saya lebih rekomendasi syal rajut bahan wol karena berpori lebih besar sehingga kita tetap merasa hangat sekaligus tidak kesulitan bernapas. Pada musim dingin juga ketika keluar hotel dan berjalan di sekitaran maka masker/syal bisa menghalau udara dingin agar wajah kita tetap hangat. Sebenarnya sih kebutuhan akan masker/syal ini tergantung pribadi masing-masing. Yang jelas, karena perjalanan kita cukup jauh dan kebanyakan tidur selama di pesawat maupun bus maka perlu masker/syal untuk menutup mulut. Ya siapa tahu tidurnya ada yang nganga ataupun ngiler kan ga enak dilihat. :)

23. Koper
Koper biasanya dibagikan dari travel agent. Warnanya seragam sehingga jelas dari travel agent apa.

Demikian beberapa poin yang bisa saya tulis dan share ke reader semuanya. Selebihnya bisa dikira-kira sendiri ya. Tiap orang pasti kebutuhannya beda-beda. Saran saya sih pilah-pilah mana yang urgent dan tidak. Tidak perlu membawa terlalu banyak karena berat. Toh setelah ditambah oleh-oleh yang dibeli di sana maka koper pun penuh dengan sendirinya. :)

Mudah-mudahan next time akan bisa saya posting cerita-cerita lainnya seputar umroh yang saya alami. Semoga posting ini bisa jadi referensi. Dan bagi yang belum berangkat umroh, semoga bisa segera berangkat ya! Bagi yang sudah (termasuk saya) semoga bisa berangkat lagi. Aamiin. Karena kerinduan beribadah di sana lagi itu melekat di dada.

:)

See u next post!

Tuesday, January 21, 2014

Tahun Baru di Mekah, Why Not?

1/21/2014 06:11:00 PM 0 Comments


Tahun baru kalender matahari 2014 ini saya jelang dan sambut di Mekah. Subhanallah! Tidak pernah ada dalam pikiran saya sebelumnya bahwa saya akan melihat tahun baru di sana. Ketika orang lain menyambut dengan suka cita, penuh tawa canda, gemuruh suara letusan kembang api, berbagai festival, dan sebagainya, maka saya habiskan waktu saya untuk beribadah kepada-Nya. Saya tengah thawaf (mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali putaran berlawanan arah jarum jam). Alhamdulillah sungguh malam yang takkan pernah terlupa bagi saya.

Terima kasih tak terkira saya haturkan kepada Allah yang telah memberi saya hidayah, memberi saya kemampuan secara materi, dan juga kesehatan, keselamatan sehingga saya  bisa berada di sana dan menunaikan ibadah umroh selama sembilan hari terhitung dari keberangkatan.

Pada awalnya, jadwal keberangkatan saya diperkirakan tanggal 15 Desember 2013. Namun entah karena apa maka pihak agensi mengundur tanggalnya menjadi tanggal 23 Desember. Lalu diundur lagi menjadi tanggal 27 Desember. Sebenarnya, saya sempat marah/kesal/kecewa karena jadwal yang tidak tentu. Betapa tidak profesionalnya agensi tersebut bukan? Tapi saya ambil sisi positifnya saja. Rupanya, saya harus menikmati tahun baru di Mekah untuk beribadah. Dan saya bisa membagi cerita itu kepada readers semua. :)

Memang, jika Allah belum berkehendak, maka ada-ada saja halangannya. Sudah dipanggil Allah untuk umroh (punya keniatan) saja sudah merupakan hidayah, apalagi bisa sampai tiba di sana dan benar-benar beribadah. Saya yakin, hanya orang-orang pilihan yang Allah panggil, yang Allah ijinkan untuk melihat ka'bah. Saya teringat benar dari kisah di novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Adakah readers yang sudah membaca?

Pic credit to Reana


Saturday, December 21, 2013

Pembuatan Kartu Kuning Vaksin Meningitis

12/21/2013 07:06:00 AM 0 Comments


Cr to Reana Talks!
Kemarin pagi (20/12/2013) akhirnya saya suntik influenza di lengan kiri. Rencana semula adalah di awal Desember tapi tertunda karena kesibukan akhir tahun. Masih sama seperti suntik meningitis kemarin, suntik influenza ini juga di Dinas Kesehatan. 

Suntik influenza ini memakan biaya dua ratus ribu rupiah. Sementara meningitis kemarin tidak dipungut biaya karena sisa dari jemaah haji.

Nah, setelah suntik itu saya minta botolnya untuk pembuatan kartu kuning meningitis. Jadi, sebenarnya yang dibutuhkan adalah botol meningitis saja tapi saya sertakan yang influenza sekalian. Botolnya bisa dilihat pada gambar di atas. Botol horizontal bertuliskan MENVEO itulah yang dipakai. Terlihat ada dua jenis ya. Sementara botol biru itu untuk influenza.

Sekedar sharing buat readers :)





Monday, September 30, 2013

Efek Samping Vaksin Meningitis

9/30/2013 08:44:00 PM 9 Comments



Pada hari Jumat, 27 September 2013 sekitar pukul 10 pagi saya suntik meningitis di Dinas Kesehatan. Semula saya pikir harus ke rumah sakit. Rupanya tidak. Baguslah, Dinas Kesehatan cukup dekat dari kantor saya (pojok kantor) ketimbang RSUD. Hehe.

Selesai disuntik, saya bertanya ke petugas yang menyuntik, "Ini ada efek sampingnya ga ya, Bu?"

"Efek sampingnya paling pegal-pegal, gatal, merah di tempat yang disuntik. Oh tadi lengan kanan ya yang disuntik. Harusnya kiri ya karena kanan kan buat kerja."

Iya ibunya tadi tidak memberitahu dulu sebelum menyuntik. 

"Kalau efek lainnya, Bu?"

"Bisa demam. Kalau demam malah bagus. Karena artinya ada reaksi/perlawanan dari tubuh kita."

Oh gitu rupanya. Jadi, saya tidak cemas karena efeknya bisa dibilang tidak berat menurut saya. Jadilah, sorenya saya tetap bermain bulutangkis bersama teman kantor karena tidak terasa pegal lagi. Pegal hanya terasa sebentar setelah disuntik.

Barulah esok harinya Sabtu saya merasa badan saya panas. Tidak biasanya saya demam, pikir saya. Apa ini ada kaitannya dengan suntik meningitis kemarin? Pada awalnya saya tidak mengaitkan dengan efek suntik meningitis melainkan lebih ke pola hidup saya. Apakah karena makan tak teratur misal atau kurang gizi? 

Nah, lalu saya search google efek samping suntik meningitis. Rupanya ada banyak artikel tentang suntik meningitis. Wah saya kok jadi paranoid ya begitu membaca artikel-artikel yang ada. Ada loh yang menuliskan sejarah vaksin meningitis. Mulai dari kisah jemaah haji Indonesia banyak yang meninggal karena terserang meningitis di Arab Saudi dikarenakan tidak suntik meningitis. Arab Saudi itu endemi meningitis. Lalu setelah adanya suntik meningitis, jemaah yang meninggal berkurang. 

Dan yang menjadi masalah adalah ternyata media pembuatan vaksin meningitis adalah enzim tripsin babi. Dan bukan hanya Indonesia yang menggunakan babi sebagai media. Belum ditemukan media yang lebih baik selain babi. Bahkan dengan media sapi, hasilnya belum maksimal. Hmm tapi itu artikel 2011. Tidak tahu perkembangannya sekarang 2013.

Kalau masalah halal haram, fatwa MUI ya yang bicara. Pokoknya seram saja saya kalau membayangkan wah bisa saja saya meninggal di Saudi ketika ibadah umroh misal. Who knows? Wallahu alam. Umur tak ada yang tahu. Siapa bilang umur muda hidupnya lebih lama? Hanya Allah yang tahu.

Pantaslah ya seringkali mendengar kabar banyak jemaah haji yang meninggal di Saudi. Memang, sudah ajal. itu tidak bisa diganggu-gugat. Tapi setiap kali peristiwa kematian, pasti selalu ada penyebab yang menjadikan. Ya anggap saja jemaah sudah uzur (tua), sakit, dsb. Tidak pernah terpikir dalam benak saya sebelumnya bahwa jemaah meninggal karena meningitis.

Lalu ketika saya mendaftar umroh kala itu, saya ditanya, "Siapa ahli warisnya?"
Jegerrr!!! Bak kesambar petir. Saya langsung merinding dan takut. 

"Perlu ahli waris. Nanti kalau ada apa-apa di sana? Ahli waris yang akan mengurus."

Begitu mendengar itu, wah berasa ajal sudah dekat. Astaghfirullahal adzim... ampuni dosa-dosa hamba ya Allah...

Itulah mengapa ketika orang akan naik haji, di rumahnya selalu mengirim doa sejak keberangkatan hingga selesai supaya yang di tanah suci sana diberi keselamatan, kesehatan, dan kemudahan. Saya baru ngeh. 

Kembali ke cerita vaksin. Setelah suntik, saya tanya ke petugas, "Berapa biayanya?"

"Gratis."

"Loh kok?"

"Iya bayarnya nanti saja sekalian pas suntik influenza. Bagusnya minimal suntik influenza sebulan sebelum keberangkatan karena pas vaksinnya sedang bereaksi di tubuh. Kalau suntik meningitisnya gratis karena sisa dari jemaah haji."

Pantaslah jauh-jauh hari saya sudah disuruh suntik meningitis. Saya juga kaget awalnya. Ini kenapa cepat sekali saya sudah harus suntik? Petugasnya bilang, suntik meningitis berlaku sampai 3 tahun.

Jadi, readers, rupanya suntik itu ada dua macam yaitu meningitis dan influenza di lengan kanan dan kiri. Dan sebaiknya suntiknya berselang, jangan langsung keduanya sekaligus. Begitu petunjuknya. Untuk biaya suntik influenza sekitar 200 ribu. 

Doakan saya ya readers semoga umur saya sampai pada saat hari H. Kelak saya berencana buat sharing ke readers soal pengalaman saya. Mudah-mudahan bisa jadi motivasi buat readers. Amin.

Karena itu saya selalu berdoa semoga Allah sampaikan umur saya. Semoga saya selalu diberi kesehatan, keselamatan dan kemudahan dalam semua urusan saya. Ya Allah, masih banyak target yang ingin saya capai di kemudian hari. Ridhoilah hamba... Amin...

Sampai di sini dulu ya readers cuap-cuap hari ini. Semoga bermanfaat. 

Cheers! :)