Follow Us

Showing posts with label soulmate. Show all posts
Showing posts with label soulmate. Show all posts

Wednesday, March 1, 2017

Talk about Soulmate

3/01/2017 06:25:00 PM 0 Comments



Ketemu soulmate itu macam-macam caranya. Mau yang natural atau bukan, tak menjadi masalah yang penting hasil akhirnya ketemu soulmate juga. Mau natural atau bukan, tergantung manusianya juga. Dan memang ada orang-orang tertentu yang Allah beri kemudahan. Jalan ketemunya benar-benar takdir yang bicara. Beruntunglah iya. Tapi untuk sebagian yang lain, ada yang Allah beri ujian supaya menjadi teladan juga untuk yang lain.

Memang betul jodoh di tangan Tuhan. Tapi manusia harus berusaha, manusia yang menentukan dan memilih, tinggal Tuhan merestui atau tidaknya. Itu perkataan istri teman kantor saya dulu. Mungkin lebih tepat nasehat ya. Karena saya ini kok dilihatnya masih enjoy sendirian tidak nikah-nikah.

Memang belum ketemu soulmate-nya mau bagaimana? Mana saya ini perempuan yang kodratnya menunggu. Saya juga bukan tipe agresif. Dan sepanjang hidup saya, tak ada pria yang berani mendekati saya. Kalaupun ada, mereka mundur teratur dengan sendirinya. Saya merasa belum ketemu yang pas. Dan memang setelah saya renungi saya belum siap juga (dulu). Saya juga merenungi kenapa sulit sekali ketemu yang pas. Bukan mencari yang perfect karena saya sendiri tidak perfect. Tapi saya ini sulit menerima seseorang. Kenapa? Karena saya tidak yakin dengan orang tersebut. Karenanya benar wanita adalah penaklukan.

I need someone who can conquer me.

Saya ingin bertemu soulmate saya dengan cara yang natural. Bertemu dengan sendirinya. Memang harus sabar (extra) kalau mau cara natural (kecuali golongan yang beruntung jalannya mudah). Saya yakin bahwa soulmate saya ada. He is exist somewhere in this world. Hanya saja belum dipertemukan. Tidak tahu dia ada di belahan dunia mana. Tidak mesti di Indonesia juga mentang-mentang saya di Indonesia. Kenyataannya hingga selama 9 tahun saya bekerja belum juga saya bertemu dengannya orang Indonesia dan di Indonesia. Saya juga heran dan merasa aneh. Apanya yang salah dengan saya?
Makanya saya meluaskan pikiran saya. Bisa jadi dia (soulmate) tidak di Indonesia makanya kita tidak ketemu-temu. Jika hanya saya yang mencari tapi dia tidak atau belum, maka tidak ketemu-temu atau bisa juga ketemu tapi lama. Begitu juga sebaliknya jika hanya dia yang mencari. Nah, jika kami berdua sama-sama saling mencari kemungkinan bertemu akan lebih cepat. Logis ya?
Dan memang semestinya sama-sama punya kriteria yang dicari. Misal i am a good woman looking for a good man. And he is a good man looking for a good woman. Nah, match deh kita. Ketemu.

Kalau istilahnya Ippho Santosa, sama-sama sudah pantas. Jadi, kalau yang satu nilainya 9 sementara yang satunya lagi nilainya 7, maka yang nilainya 7 masih belum pantas bersanding dengan yang nilainya 9. Karenanya, yang nilainya 7 harus memantaskan diri supaya jadi 9. Dengan begitu, sama-sama pantas kan? Tak ada alasan lagi untuk tidak dipertemukan kan? Kan jodoh kita itu yang sekufu.

Saya merenung. Saya yang kurang baik, atau dia yang masih kurang baik? Saya yang belum siap atau dia yang belum siap? Saya temukan jawabannya nanti setelah ketemu dia.

Pernah loh waktu saya mengikuti rapat bersama Sekda (Sekretaris Daerah) mewakili bos saya di kantor pemda jaman dulu, saya berbincang-bincang ringan (chit-chat) dengan salah seorang kepala dinas. Pertanyaan umum (dan wajib) adalah status saya. Saya bilang saja sejujurnya. Kata Si Bapak itu, "Kok bisa ya lima tahun lamanya kerja di sini ga ketemu siapa-siapa."

Salah ya? Ya bisa... Kenapa tidak bisa? That was reality. I experienced it. Nothing is impossible. Apakah saya sedih dan tersinggung? No! I was not such that kind. :)

Dari dulu saya berdoa semoga dipertemukan dengan cara yang indah dan mudah, di tempat yang indah dan seseorang yang indah. 3W 1H (who when where and how) . Haha maunya serba indah ya. Terus terang saya tidak ingin asal-asalan ya karena saya mikirnya saya sudah jaga diri untuk dia seorang jadi dia juga harus demikian. Meski seiring berjalannya waktu, pemikiran itu jadi sedikit memudar. Pemikiran saya jadi semakin terbuka, tak setertutup itu. Maksud saya, jika seseorang itu pernah melakukan kesalahan di masa lalu tapi masih di ambang batas masih bisa saya maafkan, let's go! Tapi jika tak bisa saya maafkan, saya tak bisa terima dia. Masih tetap idealis? Ya, tentu! Menurunkan standar untuk beberapa hal yang tidak begitu prinsip, tidak menjadi masalah. Tapi untuk hal-hal tertentu saya tetap pada pendirian saya. It's my life.

Berikut potongan chat saya dengan seorang muslim man.

Dia : Any relationship? Any men? Any boy fr?
Saya : No
Dia : Good. I am glad. But why?
Saya : No one likes me
Dia : But you are beautiful
Saya : I just havent found the right one
Dia : Inshaallah you will get married to your husband. Dont worry. It's written.
Saya : Yes, I believe
Dia : Good. You are smart now. (Dan saya agak marah, berarti sebelumnya saya tidak pintar meski saya tahu dia bergurau) :(
Dia : Good. So, you wait for meeting your destiny

Di suatu sore, saya sempat menangis setelah sholat. Saya merenung. Sekuat apakah saya untuk menunggu. Menunggu itu ujian juga bagi saya sebagai seorang perempuan. Apakah saya cukup kuat?

A man has to be brave enough. A woman has to be strong enouh to wait.
Saya menangis merenungi kalimat itu. Am I strong enough? For almost a half of my lifespan I wait for him, but when i think i am ready, i still have to wait for him again. It's hard. But yea, I have spent my whole years passed without him. So, I know I can. 

Soulmate menurut saya adalah seseorang yang bisa membuat saya merasa yakin untuk menyerahkan diri saya kepadanya seumur hidup saya. Tak ada keraguan padanya. Dan dia adalah seseorang yang saya yakin akan membuat saya bahagia bersamanya dan pastinya bisa membuat saya jatuh cinta. Dengannya, saya bisa menjadi seseorang yang lebih baik.

Langsung klik begitu ya. Layaknya gembok ketemu kuncinya. Bisa langsung nyaman (dan ada magnet) seperti sudah kenal bertahun-tahun padahal baru juga kenal. Langsung ketemu chemistry-nya. We are attracted to each other. That kind of feeling is so amazing. It feels strange but it happens.

Apakah saya terlalu berlebihan? Selama ini itulah yang saya cari dari seorang pria. Dan saya temukan itu ada pada ....(jawabannya setelah ketemu nanti).

Selama proses pencarian saya yakin jika seseorang itu tidak baik untuk saya (bukan soulmate saya) maka Allah akan jauhkan dia bagaimanapun caranya. Mereka akan menghilang dengan sendirinya satu per satu. Dan dia yang masih tetap bertahan apapun rintangannya, maybe he is the right one for me. I believe he who is brave and keeps standing there no matter what the obstacles, he is someone i could respect with all my life.

Dan saya merasa sekali bahwa saya dipertemukan dengan orang-orang yang salah sebelum pada akhirnya dipertemukan dengan sosok yang benar (baca: soulmate saya). Dan saya petik hikmah bahwa dari orang-orang yang salah itu Allah ingin saya selalu mengambil pelajaran supaya saya siap dan kuat ketika bertemu yang benar dan menghadapi realita kehidupan. Dan proses belajar saya itu tidak sebentar karena itu pelajaran kehidupan. Siapa yang tahu tantangan kehidupan nantinya akan lebih berat sehingga perlu dipersiapkan mental lahir batin.

It's because He loves me. He cares about me. He never fails in everything. But me, as a human being often fail to understand His plans to me. 


ditulis 21 Februari 2017


Talk about Soulmate (English version)

3/01/2017 01:20:00 PM 0 Comments





Meeting the soulmate is kinds of way. By natural way or not, is not important issues as long as the final result is meeting the soulmate. By natural way or not, it depends on human as well. And indeed there are certain people that God gives convenience. The meeting way is really destiny talk. Yes, the lucky people got it. But for others, God gives the exam in order to set an example for the others.
It is true that mate in the hands of God. But people must try, people who pick and choose, remain God blesses or not.

It was the words of my old office mate's wife. Yes, an advice may be more appropriate. Because she saw me still enjoyed being a single, why not married yet. If I have not met my soulmate then what to do? Where it is the nature of women waiting. I'm also not the aggressive type. And all my life, no man dared to approach me. If any, they backed off on their own. I feel have not met the right. And indeed as I recollect I was not ready as well (yet). I also reflect on why hard to meet the right. Not looking for that perfect because I myself was not perfect. But I do not know why it is difficult to accept someone. Why? Because I am not convinced by that person. Therefore true a woman is a conquest.

I need someone who can conquer me.
I want to meet my soulmate in a natural way. Met by itself. It has to be patient (extra) if you want a natural way (except the ones who are lucky the way is easy). I believe that my soulmate is there. He is exist somewhere in this world. It just has not met. I do not know he is anywhere in the world. Not necessarily in Indonesia also just because I was in Indonesia. In fact up to 9 years I have been working I have not met him, Indonesian guy and in Indonesia. I was also surprised and felt strange. What's so wrong with me?
So I expand my mind. Could be he (soulmate) is not in Indonesia so we do not see the intersection. If only I were looking for but he did not or not, it does not meet the convergence or can be met but need a longer time. Vice versa, if only he were looking for. Well, if we're both looking for the possibility of meeting each other will be faster. Logic, right?
And we should have the same search criteria. Suppose i am a good woman looking for a good man. And he is a good man looking for a good woman. Well, we match. Meet. Following the term Ippho Santosa, both have deserved. So, if one is worth 9 and the other looking at the value 7, then the value of which 7 still not deserve coupled with the value 9. Therefore, the value of which 7 must befit himself so so 9. By doing so, equally worthy right? No more excuses for not compatible each other, right? Our soul mate is sekufu (balance). I pondered. My poor, or he is still not good? I'm not yet ready or he is not ready? I found the answer later when I met him. One time I attended a meeting with the Secretary (Regional Secretary) represent my boss at the Municipal a couple years ago, I chatted lightly (chit-chat) with one of the department heads. The frequently asked questions (and required) is my status. I just tell the truth. He said, "How come five years of working here not meet anyone." Anyone, huh? Yes I can ... Why not? That was reality. I experienced it. Nothing is impossible. Was I sad and offended? No! I was not such that kind. :) From the beginning I pray that I wish to be met in a way that is beautiful and easy, in a beautiful place and a wonderful person. 3W 1H (who when where and how). I want everything paced beautifully, right? Frankly I do not want to carelessly pick someone because I think I have to watch myself to him one and so he should. Although over time, thought it was so little faded. My thinking became more open, not that locked. I mean, if someone ever made mistakes in the past but still at the threshold limit can still be forgiven, let's go! But if I can not forgive, I can not accept him. Still idealistic? Yes, of course! Lowering standards for some of the things that are not so principle, not be a problem. But for certain things I keep in my principles. It's my life. The following snippet of my chat with a muslim man. He: Any relationship? Any men? Any boy fr? I: No He: Good. I am glad. But why? I: No one likes me She: But you are beautiful Me: I just havent found the right one He: Inshaallah you will get married to your husband. Dont worry. It's written. Me: Yes, I believe He: Good. You are smart now. (And I am a bit angry, mean before I did not smart even though I knew he was joking) :( He: Good. So, you wait for meeting your destiny

In one afternoon, I was crying after prayers. I pondered. As strong as what I was to wait. The wait was a test well for me as a woman. Am I strong enough?

A man has to be brave enough. A woman has to be strong enough to wait.
I cried pondering that sentence. Am I strong enough? For almost a half of my lifespan I wait for him, but when i think i am ready, i still have to wait for him again. It's hard. But yes, I have spent my whole years passed without him. So, I know I can. I think soulmate is someone who can make me feel confident to give myself to him all my life. There is no doubt. And he is someone who I believe will make me happy with him and certainly can make me fall in love. With him, I can become a better person.
Meeting the soulmate is instantly clicks like the meeting padlock key. Can instantly comfortable (there is magnet) such as is already known for years when only too familiar with. Direct met the chemistry. We are attracted to each other. That kind of feeling is so amazing. It feels strange but it happens. Am I too much? So far, that's what I look for in a man. And I found it there in .... (answer after him later). During the search process I'm sure if someone was not good for me (not my soulmate) God will make him backs off somehow. They will disappear by themselves one by one. And he who still persisted no matter what setbacks, maybe he is the right one for me. I believe he who is brave and keeps standing there no matter what the obstacles, he is someone I could respect with all my life. And I felt bad that I was reunited with the wrong people before finally reunited with the correct figure (read: my soulmate). And the lessons that I learned from the wrong people that God wanted me to always take a lesson so that I am ready and strong when meeting the right and face the reality of life. And the learning process was not a moment for the life lesson. Who knows the challenges of life will be heavier so need to be prepared physically and mentally.
It's because He loves me. He cares about me. He never fails in everything. But me, as a human being often fail to understand His plans to me.
written February 21, 2017





Monday, April 11, 2011

Menjemput Jodoh

4/11/2011 09:38:00 AM 11 Comments



06032011
Kali ini saya menulis berbau jodoh. Tumben! Haha Seperti biasa, diilhami kisah-kisah yang terjadi di sekitar saya, maka jadilah tulisan ini.


Kisah 1 : A

Selepas kuliah di Jawa Timur, A merantau ke Kota Bengkulu dan tinggal bersama kakaknya yang sudah lebih dulu menetap di situ. Sembari bekerja, A pun menanti sang pangerannya datang menjemput. Tapi apa di kata, ternyata itu sia-sia. Lalu A mendapat tawaran kerja di kabupaten Mukomuko (Bengkulu) untuk mengajar matematika di sekolah sekaligus pesantren. A pun mengiyakan lalu terbanglah ke Mukomuko.


Di sana, A sudah tidak memikirkan tentang soulmate-nya lagi. Kerja ya kerja. Itu saja. Apalagi mengingat para pengajar di sana jauh lebih muda dari padanya. Maka itu, tak terlintas sama sekali dalam pikirannya untuk menikah dengan salah satu dari mereka. Zero expectation. Lalu siapa yang sangka kalau ternyata salah satu dari mereka kini adalah soulmate-nya? Itulah misteri ilahi. :D


Kisah 2 : B

Barang siapa melanjutkan studi di sekolah kedinasan, maka ia harus siap ditempatkan kerja di mana saja di seluruh wilayah Indonesia begitu usai masa studi. Begitulah yang terjadi pada salah seorang rekan saya. Ditempatkan di Manado sama sekali bukanlah pilihannya. Maka berderai-derai air mata pun jatuh membasahi pipinya ketika pengumuman penempatan. Ya, tapi siapa yang sangka kalau ternyata air mata itu kini berubah jadi tawa bahagia. Karena ternyata di sanalah ia temukan soulmate-nya.


Kisah 3 : C

Berangkat dari Jogja ke Kota Bengkulu lalu menjadi kepala cabang sebuah bimbingan belajar dan meninggalkan seorang tunangan di Pulau Jawa sepertinya memang sudah menjadi pilihannya. Lalu apa dikata tatkala sang tunangan pun tak bersedia ikut bersamanya ke pulau Sumatera jikalau menikah nantinya? Maka berakhirlah hubungan mereka. Kini C sudah menemukan soulmatenya di Bengkulu. Lalu bagaimana dengan mantan tunangannya? Ternyata sang mantan pun sudah menemukan soulmate-nya. Dan menariknya, bersama suaminya ia tinggal di Sumatera Selatan. Padahal dulu sang mantan bersikukuh tak mau ke pulau Sumatera kan? Ya, itulah jodoh! :D


Kisah 4 : D

Meski sudah 1 tahun kuliah di salah satu universitas lokal, tapi D masih mencoba masuk salah satu sekolah kedinasan di Jakarta. Dan diterima! Begitu lulus kuliah, D menikah dengan teman seangkatan di sekolah dinas tersebut. Yah, memang soulmate-nya ada di sekolah kedinasan itu kan ya berarti? :D


Sebenarnya masih ada banyak kisah lainnya. Pada intinya, selalu ada arti tersendiri kenapa seseorang bisa ada di sini, di sana, dsb. Meski hikmah yang bisa dipetik tidak selalu berarti "karena jodohmu ada di situ maka kamu ada di situ", melainkan bisa juga karena sesuatu hal yang lain. Maka Allah yang lebih tahu mana yang terbaik buat hambaNya. Apa yang terbaik menurut manusia belum tentu terbaik menurut Allah kan? Tetap berprasangka baik saja pada Allah. :D

Saturday, April 4, 2009

Soulmate, Are You There?

4/04/2009 01:25:00 PM 2 Comments




"Soulmate... kapan ku akan menemukannya?"

Mungkin ini adalah pertanyaan yang sering terucap dalam hati sebagian orang. True or false?

Yup! Saya baca-baca di sebuah forum, jadi pengen membahas tentang topik ini di sini. Pertanyaan sederhananya sih, ada ga sih soulmate itu sebenarnya?

Hmm, tiap orang sah-sah aja ya membuat definisi soulmate yang seperti apa dan siapa. Karena tiap individu itu unik! Sehingga kita tidak perlu mendiskreditkan orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran kita.




Well, ini dia beberapa pendapat mengenai soulmate!


1. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka merasa sudah menemukan soulmate-nya saat pacaran

Untuk kelompok ini, mereka sudah merasa menemukan bahwa sosok yang menjadi pacarnya saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria yang didambakan sehingga hatinya berkata, "Yes! I'm sure. You're my soulmate!".


Namun, jika kemudian putus, apakah akan tetap merasa bahwa dia soulmate-nya? Tentu saja tidak kan?

Jika menemukan pacar baru lagi kemudian ternyata lebih baik daripada yang sebelumnya, mungkin pula hati akan berkata lagi, "Ah, ini baru soulmate gw!".

Seterusnya... seterusnya... sampai orang ke-sekian. Bukannya hati itu selalu mencari mana yang lebih baik dan terus mencari? Sehingga tereliminasilah sosok-sosok sebelumnya yang pernah dianggap sebagai soulmate-nya.


2. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka merasa baru menemukan soulmate-nya setelah menikah

Sebelum menjalani ikatan perkawinan yang sah, orang-orang dalam kelompok ini merasa belum pernah menemukan soulmate-nya. Barulah setelah menikah, terbiasa menjalani kehidupan dengan seseorang itu lama-kelamaan timbul anggapan sendiri dalam dirinya bahwa ternyata suaminya adalah soulmate-nya.


3. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka merasa belum menemukan juga soulmate-nya


Nah, orang-orang dalam kelompok ini selalu mencari-cari sosok yang pas untuk disebut sebagai soulmate-nya. Sekian banyak orang yang ditemuinya ternyata belum juga ada yang layak menjadi soulmate-nya. Sehingga pencarian pun terus berlanjut.


4. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka merasa soulmate-nya ada pada diri orang lain padahal mereka sendiri telah berkeluarga/terikat perkawinan yang sah


Untuk kelompok ini, sebelumnya mereka telah merasa klik dan menganggap bahwa ada sosok tersendiri yang dianggap sebagai soulmate mereka namun pada kenyataannya kemudian sosok itu bukanlah sosok yang mereka nikahi. Bisa dibilang mantan pacar. Dan setelah menikah ternyata tetap merasa bahwa soulmate-nya adalah si mantan pacar. Nah khusus yang ini, gimana yah perasaan pasangannya begitu tahu bahwa dirinya bukan soulmatenya? Sedih ga sih?


5. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka merasa soulmate itu ada kalau mereka sendiri yang membuat seseorang itu menjadi soulmate-nya


Kelompok ini menganggap bahwa jika bukan mereka sendiri yang menciptakan soulmate-nya (bukan mencipta laksana Tuhan ya), lalu soulmate itu tidak akan pernah ada. Dalam arti, mereka menganggap bahwa soulmate itu tidak turun dari langit secara serta merta melainkan saat mereka menemukan sosok yang pas, mereka membuat sosok itu menjadi soulmate mereka menurut kriteria-kriterianya sendiri seperti apa yang mereka mau.


So, bagaimana dengan Anda?