Follow Us

Showing posts with label Mti ui. Show all posts
Showing posts with label Mti ui. Show all posts

Sunday, September 8, 2019

Cerita Wisuda S2 UI

9/08/2019 08:30:00 PM 5 Comments
Halo sobat! Saya kembali ingin berbagi dengan kalian. Kali ini saya ingin menulis tentang perjalanan saya akhirnya ikut wisuda. Alhamdulillah semua telah terlewati. Dan saya sudah kembali ke tempat kerja saya lagi.

Jadi, sekitar dua minggu lalu saya mengambil cuti selama 7 hari kerja mulai tanggal 26 Agustus sampai dengan 3 September 2019. Pada hari jumat sore sepulang kerja tanggal 23 Agustus saya langsung cabut menuju Kota Bengkulu menempuh perjalanan sekitar 5-6 jam dengan transportasi travel sampai sekitar pukul 22.00 wib. Sampai di Bengkulu saya singgah di Hotel Ham Tian. Sampai sana rupanya kamar yang paling murah meriah (150 ribu) sudah penuh jadi saya dapat kamar seharga 250 ribu. Ya sudahlah apa boleh buat. Saya memang tidak pesan terlebih dahulu.

Keesokan paginya, lebih tepatnya setelah sholat subuh saya dijemput teman kantor dan diantar ke bandara Fatmawati. Terima kasih banyak ya semoga Allah membalas kebaikanmu. :)

Subuh begitu memang belum ada transportasi di Bengkulu. Tadinya saya juga berpikir mau naik apa ke bandara. Bingung juga. Alhamdulillah ada teman yang tiba-tiba juga balik ke Bengkulu jadi dia yang menawarkan bantuan mengantar saya. Allah maha baik. Tidak direncana. Malah ada satu teman lagi yang juga ke Bengkulu yang bersedia mengantar juga padahal awalnya mau ke Bengkulunya di hari lain. Tapi jadinya bareng saya bertiga ke Bengkulu. Subhanallah.

Berhubung saya mengambil penerbangan setelah subuh jadi ya mau tidak mau buru-buru berangkat setelah sholat subuh walau badan masih lelah pegal-pegal. Saya memang sengaja mengambil penerbangan tersebut untuk mengejar waktu ke UI Depok untuk mengambil undangan dan toga. 

Sabtu, 24 Agustus 2019 - Pengambilan toga dan undangan

Hari itu adalah hari terakhir pengambilan undangan dan toga sampai pukul 15.30. Saya mempertimbangkan waktu jikalau ada macet dan sebagainya di perjalanan, delay pesawat atau apa pun itu. Perjalanan dari Jakarta ke Depok juga saya pertimbangkan sehingga saya lebih baik mempunyai cukup waktu luang. Dari Bandara Soetta saya ke kos dulu menaruh barang. Kemudian saya menge-print bukti pembayaran dan berangkat ke Stasiun Cikini. 

Turun di Stasiun Pondok Cina saya berjalan kaki menuju Annex Building Balairung UI lantai 2. Walau hari terakhir tapi rupanya masih banyak yang antri. Untungnya antrian S2 tak terlalu lama. Hanya menunggu giliran dari beberapa orang di depan saya, lalu tibalah giliran saya. Di kertas yang saya print tertulis rangkap 2 tapi ternyata hanya satu rangkap yang diminta dan bukti bayar asli. Jadi kelebihan saya menge-print. :(

Selesai urusan, saya pulang ke kos dan istirahat hingga keesokan harinya. Tubuh saya terasa begitu lelah dan pegal-pegal. Awalnya berencana ke Istiqlal pada hari minggu tapi batal. Istirahat saja di kos.

Senin hingga selasa saya mulai packing barang-barang saya. Kos saya habis per tanggal 2 September 2019. Tapi ya packing ala kadarnya karena kekurangan wadah. 

Rabu, 28 Agustus 2019 - Gladi Resik
saya ke UI Depok sekalian membawa baju wisuda karena hari itu adalah gladi resik. Untuk gladi resik saya pakai baju seadanya alias tidak pakai baju yang sudah saya siapkan dan juga tidak ke salon atau make up-an. Selesai acara gladi resik sudah tiba magrib karena fakultas saya dapat giliran akhir-akhir untuk salaman dengan rektor satu per satu.

Padahal justru hari ini yang penting karena salaman dengan rektor dan diambil foto satu per satu tapi saya datang seadanya saja. :D

Kelar gladi resik, saya langsung menuju masjid UI sekalian menunggu keluarga saya tiba di Depok. Lama saya duduk menunggu di depan masjid UI, eh tidak muncul-muncul juga. Sampai orang-orang yang tadinya duduk pun sudah pergi semua. Sampai saya ditegur security juga. Lampu mau dimatikan. Oh no! Saya disuruh pindah duduk yang kelihatan lampu agar kelihatan cctv. Sejujurnya saya merasa agak seram juga duduk sendirian sepi. Mana sebelah danau kan. Eh, alhamdulillah ada seorang bapak duduk di seberang saya. Saya lihat bapak tersebut menyetel tilawah quran di hp-nya. Lega. Tapi beberapa saat kemudian beliau berjalan dan menutup pintu luar masjid. Oh no!

Karena keluarga saya masih lama di perjalanan, akhirnya saya pindah duduk ke parkiran. Di sana masih ada 2 orang duduk bincang-bincang. Tapi tak lama kemudian, yang satu pergi. Ada orang lain yang melewati saya tapi melihat saya sebegitunya saya jadi seram. Takut orang jahat. :D

Sekitar pukul 22.00 keluarga saya datang. Alhamdulillah. Meluncurlah kami ke penginapan. :D

Kamis, 29 Agustus 2019 - Wisuda Fakultas

Tanggal 29 Agustus 2019 saya ikut wisuda fakultas di Balairung Budi Utomo Hotel Bumi Wiyata. Wisuda fakultas saya membayar 800 ribu rupiah untuk biaya wisuda termasuk snack dan makan siang, undangan 4 orang dan paket foto. Di acara wisuda ini, baik wisudawan S1-S3 digabung menjadi satu. Wisuda ini sifatnya tidak wajib. Jadi hanya orang tertentu yang bersedia ikut saja yang hadir. Untuk biaya yang dibayar juga bebas memilih paketnya. Menambah undangan dan paket foto adalah opsional. Pada acara wisuda ini wisudawan maju satu per satu bersalaman dengan dosen fakultas (tidak ada rektor) dan foto dengan memegang tabung simbolis. Tabung dikembalikan lagi. :D


Jumat, 30 Agustus 2019 - Free Day

Yay! Hari bebas! Saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Dufan bersama 3 orang keponakan saya. Saya sih sudah berkali-kali ke Dufan, tapi keponakan saya ingin ke sana, jadi ya saya temani ke sana. Alhasil kakak-kakak dan ibu saya juga ikutan. Ya sudah, ramai-ramai ke sana. Padahal awalnya mereka punya rencana ke tempat lain. 

Sampai sana, saya kaget karena saya salah perkiraan. Awalnya saya pikir tiket hari jumat alias weekday 195 ribu rupiah. Rupanya khusus hari itu menjadi 295 ribu rupiah sama seperti weekend tapi jam buka sampai pukul 23.00. Kalau hari biasa kan hanya sampai pukul 18.00. Yang bikin kaget itu begitu ditotal harga tiketnya menjadi 2 jutaan untuk 7 orang. Syok. Ya Allah, untung bawa duit lebih. :D

Lalu kami antri masuk untuk dicap tangan. Eh, rupanya ibu saya ditanya petugasnya beliau berapa umurnya. Ibu saya kekeh mengakunya usia 65. Hehe. Dan usia segitu rupanya gratis masuk Dufan. Ya Allah saya baru tahu. Jadi saya bisa refund tiket ibu saya. Alhamdulillah bisa untuk makan siang. :)

Tapi berhubung ibu saya tidak membawa KTP, saya harus membuat berita acara bahwa ibu saya berusia 65 tahun ke atas. Setelah itu saya antar ibu saya ke bagian pengecapan yang khusus untuk lansia. Beres deh. Yay! :D


Sabtu, 31 Agustus 2019 - Wisuda UI

Wisuda UI dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2019. Wisuda ini sifatnya juga tidak wajib. Tapi kalau mau ikut ya harus membayar senilai 900 ribu rupiah. Dalam paket wisuda ini kamu mendapat jatah 2 undangan, toga, dvd, piagam alumni dll. Pengambilan foto dan piagam tanggal 14-24 Oktober 2019. Kamu mendapat kertas nomor antrian yang harus kamu bawa saat pengambilan nanti (diberi setelah gladi resik). Jangan lupa bawa juga kertas print-out pengambilan. Wisuda ini dipisah antara S1 dan S2/S3. Jadi, yang saya ikuti waktu itu jadwal pagi pukul 9.00-11.00 wib untuk S2/S3/profesi.

Saya waktu itu terlambat masuk. Rupanya ada banyak yang terlambat juga pada berkumpul di belakang. Berhubung waktu itu sedang menyanyikan lagu-lagu jadi tidak diperbolehkan masuk dulu sampai selesai lagu dinyanyikan. Tapi hikmahnya terlambat ini saya justru ketemu teman seperjuangan saya yang selalu saling menyemangati saat penulisan karya akhir. Jadilah kami masuk barengan. Hehe. 

Wisuda ini saya benar-benar apa adanya. Tidak ada pakai make-up salon ataupun ambil paket foto studio. Padahal dapat selebaran sih. Awalnya kepikiran mau ambil tapi kemudian urung. Sebelumnya sudah lihat-lihat sepatu juga tidak jadi beli. Wisudawan lain cantik-cantik nyalon. Eh, saya tidak ada nyalon sama sekali. Teman saya pun tidak jadi nyalon karena sudah full katanya link yang saya kasih. :D

Selesai acara, saya berpisah dengan teman saya dan kami menuju keluarga masing-masing yang sudah menunggu. Sebelum pulang, kami foto-foto dulu. Banyak fotografer berseliweran di sana. Kamu yang tidak mengambil paket foto studio, tak usah khawatir. Bisa pakai jasa fotografer yang ada. Mereka ada yang menawarkan jasa paket foto dikirim ke rumah setelah jadi dan bisa diedit dulu biar hasilnya cantik.

Dan kamu juga bisa beli pernik-pernik UI di sebelah Balairung. Banyak yang jualan seperti payung, boneka, bantal leher dll. Oya, yang mau beli bunga untuk wisudawan juga banyak sekali yang jual di luar Balairung. Tapi kok mahal amat ya. :D

Sambil menunggu teman saya yang katanya mau datang dan sudah di KRL, saya pun mengobrol dulu dengan keluarga saya di parkiran. Saya sebenarnya cemas apakah bisa ketemu karena bapak saya ingin cepat pulang. Tapi alhamdulillah masih sempat. Terima kasih ya sobat sudah menyempatkan diri hadir. Terima kasih juga bingkisannya ya! Baraqallahu :)


Setelah itu, saya cabut bersama keluarga besar saya menuju Lampung tercinta. 

Friday, August 2, 2019

Menyusun Karya Akhir dan Cerita Sidang S2 MTI UI

8/02/2019 11:45:00 AM 55 Comments
Halo teman-teman! Di tahun 2019 ini saya merasa sangat tidak produktif menulis blog. Tapi kali ini saya mencoba kembali menulis. Semoga bermanfaat!

Akhirnya selesai juga kuliah di MTI UI. Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah dan saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu saya dalam perjalanan menuju kelulusan. Tak bisa saya sebutkan satu per satu kepada semua pihak yang telah memberi dukungan baik materiil maupun immaterial. Saya juga mengucapkan selamat kepada teman-teman seperjuangan yang lulus bersama. Sampai jumpa di prosesi wisuda ya! Masih lama sih wisuda 31 agustus. Semoga saya diizinkan cuti.

Sebenarnya ada yang saya pikirkan karena saya harus sudah masuk kerja kembali sebelum saya wisuda. Tapi mau bagaimana lagi. Awalnya saya masuk per 1 agustus tapi kemudian saya nego menjadi 5 Agustus. Alhamdulillah ada waktu bagi saya untuk pulang ke kampung halaman bertemu keluarga selama 6 hari. Awalnya hanya bisa satu hari di rumah jika harus masuk tanggal 1.

Kenapa baru tanggal 29 Juli saya pulang kampung? Saya menyelesaikan segala kewajiban saya dulu ke UI setelah dinyatakan lulus sidang yaitu berkas administrasi ke sekretariat dan permintaan perpustakaan yang semua itu butuh waktu. Foto saja saya sampai 5 kali bolak-balik sekretariat karena tidak memenuhi keinginan sekretariat. 😊

Di awal hingga pertengahan tahun 2019 ini saya fokus menulis karya akhir. Ceilee fokus. Hehe. Kegiatan kuliah saya memang hanya tinggal menulis karya akhir. Saya wara-wiri Salemba-Depok bimbingan ke dosen. Mungkin sampai bosan itu stasiun Pondok Cina dan juga jalanan serta pohon-pohon yang saya lewati menjadi saksi ketika saya berjalan kaki pergi pulang ke Fasilkom UI Depok. :D

Saya memang selalu berjalan kaki. Entah kenapa tidak kepikiran naik ojek online. Hanya beberapa kali terakhir saja memilih naik ojek karena kondisi fisik yang tidak sehat ataupun alasan lain seperti mengejar waktu.

Selain bimbingan, untuk sidang saya mendapat jatah tempat di Depok. Waktu itu 26 Juni 2019 saya berangkat pagi ke Stasiun Cikini. Sampai di Fasilkom pukul 8.00 pagi kira-kira, masih ada satu jam menuju sidang. Sampai di ruangan ternyata masih dikunci. Eh, petugas yang biasa buka kunci tidak tahu kalau ada jadwal sidang untuk MTI. Kalau ruangan sebelah sih sudah dibuka dan ramai, sidang skripsi sepertinya. Sebelum sidang, teman saya datang satu orang, dia membawa anaknya. Terima kasih ya atas dukungan dan doanya. Wah, sampai bawa anak segala. I appreciated that. Ketika giliran dia sidang, saya gantian hadir di Salemba. 

Begitu selesai sidang, saya harus merevisi karya akhir saya lalu mengejar tanda tangan dosen penguji dan pembimbing. Bolak-balik Salemba Depok adalah hal yang menjadi rutinitas saya selama menyusun karya akhir hingga selesai semua urusan. Jujur, commuter itu lelah. Saya selalu merenung kenapa ya setiap kali tiba di kos kok saya merasa lelah. Hmm, mungkin karena saya selalu jalan kaki dari stasiun pondok cina ke fasilkom. 😊

Urusan terakhir saya adalah ke perpustakaan yaitu mencetak karya akhir sesuai permintaan, menyerahkan CD dan unggah file. Sebelum semua itu dilakukan perlu edit format dulu dan ternyata makan waktu. Jadi, saya ini tidak bisa multitasking memenuhi kewajiban saya ke UI. Saya selesaikan satu per satu. Setelah semua urusan ini kelar, baru saya penuhi kewajiban saya ke kantor yaitu meminta SKL (surat keterangan lulus), menulis laporan studi, dan laporan selesai. SKL saya baru keluar tanggal 26 Juli pukul 5 sore. Hari senin tanggal 29 juli barulah saya kirimkan semua laporan ke kantor. Siang harinya saya meluncur ke bandara Soetta untuk pulang kampung. Ternyata masih ada salah untuk laporan selesai jadi harus saya perbaiki dan kirim pdf-nya keesokan hari karena kalau hari itu tidak memungkinkan. Berhubung di rumah tak bisa print dan scan, apa boleh boleh buat harus keluar rumah pagi-paginya.

Setiap orang ada ujiannya masing-masing

Ketika menyusun karya akhir, betapa saya menyadari jika setiap orang ada ujiannya masing-masing. Ada yang harus lanjut ke semester berikutnya dikarenakan berbagai kendala seperti pengambilan data yang belum terpenuhi sampelnya, topik yang mungkin berat sehingga tidak bisa selesai satu semester, mungkin ada keinginan dosen pembimbing yang belum terpenuhi atau segala macamnya. Pada intinya kita mengikuti arahan dosen pembimbing maunya apa. Tapi kembali lagi disesuaikan kemampuan kita. Kita juga harus mengutarakan ke dosen jika ada kesulitan supaya ada jalan keluar.

Untuk teman-teman yang masih lanjut ke semester berikutnya, saya doakan semoga lancar dan bisa lulus dalam satu semester depan. Aamiin.

Bagaimana saat malas menyerang?

Kita harus membuat target kapan ketemu dosen pembimbing. Kita harus memotivasi diri kita sendiri untuk bergerak ketemu dosen. Jika kita menuruti malas yang menyerang, percayalah kita tidak akan selesai karena tidak pernah ketemu dosen pada akhirnya. Sepengetahuan saya, dosen di UI mudah ditemui untuk bimbingan bahkan ketika sedang ke luar negeri pun bisa bimbingan online. Yang penting kita selalu ada progress.

Percayalah saya juga mengalami yang namanya sindrom malas. Memang menyebalkan sekali ini sindrom. Bagaimana tipsnya saat malas menyerang? Kalau saya cepat buat janji dengan dosen, sehingga mau tidak mau saya harus mengerjakan dan ada hasil yang dibawa sebelum bertemu dosen.

Saya tahu bagaimana rasanya menyusun karya akhir sendirian. Memang butuh motivasi. Terkadang saya sedang malas, eh tetiba dapat telepon atau whatsapp teman saya menanyakan hal tentang karya akhir. Lalu saya pun termotivasi untuk mengerjakan. Ada pula teman yang selalu memberi reminder kalau waktu sudah mau habis saya harus cepat mengerjakan.

Saya juga teringat keluarga yang sudah menanyakan kapan saya wisuda. Hehe. Jadilah itu sebagai motivasi agar cepat selesai. Lagipula buat apa berlama-lama jika bisa diselesaikan dalam satu semester? Jika berniat dan beraksi pasti bisa!

Jika ada teman sebimbingan yang dikenal akan lebih memotivasi sih menurut saya. Bisa janjian ketemu dosen bareng. Bisa diskusi apabila topik sama. Tapi kalau tidak ada ya harus jadi single fighter. Hehe. Apa-apa serba sendiri. Semua dilalui sendiri.

Cerita Sidang

Beberapa hari sebelum sidang sempat stres karena cerita teman ada angkatan sebelumnya yang tidak lulus dan harus lanjut ke semester berikutnya. Wah, segitunya pikir saya. Jadi seram kan. Ketika jadwal sidang keluar, berasa tidak siap. Ya Allah... Alhamdulillah terlewati juga sudah. Dan saat sidang yang sejam itu tidak terasa cepat sekali selesai. Tidak seseram yang dibayangkan. Asal kita mengerjakan sendiri pasti bisa menjawab pertanyaan. Dan yang saya tidak menyangka, penguji saya adalah dosen yang dulu namanya menjadi penulis 2 dan 3 saat paper saya keterima conference tahun 2018. 

Minta tanda tangan penguji juga tidak sulit. Satu dosen penguji ternyata mau pergi ke luar kota pas saya datang. Pas sekali saya datang saat itu. Alhamdulillah. 

Intinya banyak berdoa semoga dimudahkan oleh Allah.

OK. Sekian dulu cerita dari saya. Semangat ya teman-teman!


Monday, August 27, 2018

Pengalaman Lolos International Paper Conference CITSM 2018 (Part 4)

8/27/2018 11:54:00 AM 18 Comments


Berikut adalah posting bagian akhir dari kisah perjalanan saya mengikuti conference CITSM 2018. Yuk simak!

Tanggal 6 Agustus 2018 pagi hari saya merasa tubuh saya lemah dan tidak enak badan intinya. Memang beberapa hari sebelumnya sudah terasa gejala flu seperti demam, pegal-pegal dan juga batuk. Mau bangun dari tempat tidur untuk bersiap-siap itu rasanya enggan sekali. Berat sekali. Sampai saya berkata dalam hati seandainya saja kehadiran saya bisa digantikan. Tapi sungguh tidak mungkin karena sudah hari-H dan juga tiket pesawat dan hotel sudah dipesan lunas semua.

Pukul setengah 8 pagi saya paksakan diri untuk bangun dan bersiap-siap. Saya baru packing saat itu. Tahu sendiri kondisi sebelumnya memang tidak enak badan. Berhubung tidak banyak juga yang disiapkan jadi tidak masalah. Saya pun hanya makan roti lalu pergi ke Bandara Halim Perdana Kusuma untuk pertama kalinya.

Rupanya, tidak sampai sejam sudah sampai, lebih dekat dari Soekarno Hatta. Hanya habis 60 ribu pakai taksi. Jika ke Soekarno Hatta biasa habis sampai 200 ribu. Sampai di sana saya menunggu tidak terlalu lama karena ternyata boarding lebih cepat setengah jam dari jadwal. Saya justru heran kenapa bisa begitu. Biasanya molor tapi kok ini malah lebih cepat.

Sampai di Bandara Silangit, Danau Toba, Sumatera Utara, saya seperti orang hilang sendirian. Jam 1 siang sudah sampai sementara bus jemputan pukul 3 sore. Peserta lain juga saya tidak tahu siapa yang satu pesawat dengan saya. Menyedihkan. Teman yang semula bareng saya ternyata dia ganti ke Kuala Namu tidak bilang-bilang ke saya. :(

Akhirnya saya menunggu di kursi luar. Begitu tak ada tanda-tanda bus jemputan, saya melipir ke booth travel. Saya pun harus menunggu penumpang lain jika mau murah. Karena kalau tidak, sewa satu mobil mahal. Alamak.

Jam setengah empat sore travel pun berangkat. Itu adalah travel terakhir alias saya naik mobil yang punya travel beserta 2 orang perempuan yang jadi penjaga travel dan 1 orang penumpang perempuan yang berbeda tujuan dengan saya. Di tengah jalan, saya diturunkan. Saya dioper ke mobil travel lain yaitu L300 yang isinya penuh penumpang lokal. Saya duduk paling belakang berisi 3 orang. Yang 2 orang sebelah saya perempuan semua ibu-ibu bawa anak keduanya. Sempit benar. Mana panas. Saat saya berangkat itu mobil jemputan panitia yang katanya pukul 3 masih belum nongol juga loh.

Dengan merogoh kocek 150 ribu rupiah saya pun berhasil sampai hotel. Itu pun saya jalan kaki dulu dari pinggir jalan ke dalam menuju hotel. Travel menurunkan saya di pinggir jalan itulah, tidak mau masuk. Alamak... Sudah seperti solo traveling ini saya. :(

Di depan hotel, sudah ada 2 orang perempuan yang mau masuk. Rupanya mereka peserta juga sama seperti saya. Kami pun berkenalan. Mereka adalah peserta dari BSI.

Hotel yang saya tempati, Grand Tamaro, ruangannya luas untuk yang deluxe. Dan tanpa AC sudah dingin sekali. Heran juga kenapa kamar deluxe tak ada AC?

Danau Toba dari Hotel Grand Tamaro


Si Mbak yang dari BSI, saat sarapan saya tanya apakah pake biaya sendiri atau dari kantor. Dia bilang, biaya sendiri. Kan mereka berdua sekamar di kamar standar. Kamar kami sempat ketukar. Hehe. Eh, begitu kami sampai di Hotel Inna Prapat, Si Mbak menyodorkan kertas SPPD ke panitia saat ditanya apakah ada SPPD. Hihi senyum saya dalam hati. Dikiranya saya tidak mengerti kali ya. :D

Oya, saat mau datang ke Hotel Inna Prapat untuk pembukaan, kedua orang ini santai benar. Saya tanya mau jalan kaki atau naik angkot? Mereka seperti bingung. Padahal sih jalan kaki dekat begitu bisa cek di google map. Akhirnya jalan kaki juga sih kami. Saya heran, saya merasa diri saya ini santai. Tapi ternyata masih ada yang jauh lebih santai.

Cerita sedih
Saat malam sebelumnya awalnya kan berencana mau keluar cari makan malam, eh kok mereka adem ayem tidak mampir ke kamar saya. Akhirnya saya yang ke kamar mereka. Terus apa kata mereka? Gelap. Mereka tidak berani. Dan saya lihat di mejanya mereka sudah makan pop mie. So sad... :(

Ya sudah saya pun tak keluar jadinya karena sendirian. Lalu teman saya di Hotel Inna tanya apa saya sudah makan. Akhirnya dia titipkan makan malam diantar ke hotel saya oleh security. So sweet.
Thank you :)

Hotel Inna Parapat


Hari pertama tanggal 7 Agustus 2018
Acara pembukaan lalu dilanjutkan dengan presentasi peserta di ruang masing-masing setelah makan siang. Saat itu saya hanya menonton rekan saya yang tampil hari itu dan juga peserta lain. Awalnya saya pikir presentasi bakal serius dan menegangkan, rupanya tidak. Mana ruangannya tidak kedap suara karena hanya disekat-sekat saja. Jadi, suara tumpang tindih dengan ruangan lain. :D

Hari kedua tanggal 8 Agustus 2018
Hari ini jadwal saya presentasi. Seharusnya saya mendapat giliran kedua tapi kenapa kok malah orang lain duluan yang tampil? Kemudian moderator mendatangi saya. Dia tanya apakah saya bisa tampil yang ketiga. Akhirnya saya tampil ketiga. Waktu saya akan presentasi, pointer tidak nyala. Hehe ya sudah akhirnya saya lihat di laptop. Dan setelah selesai ternyata ada komentar dan pertanyaan dari seorang profesor dari Malaysia. Beliau bilang topik saya bagus bisa untuk lanjut ke S3. Dalam hati saya, saya tidak kepikiran untuk mengambil S3 TI lagi, Pak. Huhuhu

Profesor tersebut menghampiri saya ke kursi belakang setelah saya presentasi. Kami mengobrol dan beliau bertanya email saya. Saat itu saya bilang ada. Lalu saya pikir mana mungkin beliau baca satu-satu di buku kumpulan abstrak. Lalu teman saya menyarankan saya menulis email saya di kertas. Waduh, saya tidak bawa kertas. Teman saya pun tidak. Lalu di akhir acara saya berikan kertas sobekan berisi email ke profesor tersebut. Dan sang profesor memberikan saya kartu namanya. Sungguh memalukan. Namun juga lucu. Mana kertas yang saya pakai adalah kertas bekas bon milik teman saya. :D

Siang hari langsung penutupan lalu ada acara jalan-jalan ke Samosir naik kapal di Danau Toba. Saya ikutan daripada bengong sendirian di kamar tak ada acara. Mana sudah jauh-jauh datang kan. Harga tiketnya 200 ribu rupiah sekitar 3 jam perjalanan supaya tidak kesorean. Lumayanlah refreshing. :D

Objek Wisata Samosir

Sekian kisah perjalanan saya. Sampai jumpa di posting berikutnya. :)






Wednesday, July 18, 2018

Pengalaman Lolos International Paper Conference CITSM 2018 (Part 3)

7/18/2018 05:58:00 PM 2 Comments
Lanjutan cerita Part 2...


Cerita revisi paper

Deadline revisi paper untuk camera ready adalah tanggal 15 Juli 2018. Reminder ada juga dikirim ke email peserta. Dan saya yang berniat untuk revisi setelah lebaran jadi molor tidak gerak-gerak sampai deadline 15 Juli 2018.

Betapa parahnya saya ini (jangan ditiru). Sejujurnya saya merasa struggle untuk bisa mengalahkan rasa malas untuk mulai revisi paper. Beberapa kali saya mendapat whatsapp Dosen apakah saya sudah revisi karena beliau ingin mengecek sebelum submit. Jawaban saya adalah belum. :(

Jadi, ceritanya selama pulang kampung kan saya tidak membuka laptop kecuali lagi butuh penting saja. Nah, sudah lama sekali kan saya tidak membuka laptop. Rasanya malas sekali untuk membuka laptop dan mulai merevisi paper.

Begitu mood saya datang untuk merevisi, eh, memang ada-ada saja yang membuat jadi lebih malas. Ternyata Ms. Office saya minta aktivasi. Waduh kok bisa sih di saat begini. Saat sedang butuh-butuhnya. Tepok Jidat.

Akhirnya saya mencoba alternatif online document. Tapi saya sangat tidak nyaman mengedit dengan online document. Hilang sudah kesabaran saya.

Tanggal 14 Juli 2018 saya download MS. Office. Setelah saya install kok terdeteksi virus oleh windows defender padahal firewall sudah saya matikan semua. Alamak jadi stres sendiri. Ya sudahlah saya tinggal tidur dulu dan esok paginya 15 Juli 2018 saya coba lagi. Tetap tidak bisa. Setelah saya googling beberapa artikel akhirnya berhasil. Alhamdulillah. Sempat tanya ke teman sih tapi sudah berhasil duluan. :D

Mulailah saya merevisi paper saya dari pagi hingga malam. Sekitar pukul 20.00 wib paper saya submit. Lega. Seperti hilang beban rasanya. Karena bagaimana pun saya membawa nama kampus. Mau tidur jungkir balik atau apa terserah deh setelah itu. :D

Btw, saya ingin liburan... ^__^


Cerita booking tiket pesawat dan hotel

Saya bilang ke teman saya asli dari Medan bahwa saya akan ke Medan. Berharap bisa ketemu karena sudah lama sekali tidak ketemu. Dia bertanya dalam rangka apa dan di mana lokasinya. Saya bilang conference di Danau Toba.

"Itu sih bukan Medan tapi Parapat," jawab teman saya.

Oh, salah ternyata haha. Dan kata dia Parapat jauh dari Medan sekitar 4 jam. Waduh... tak bisa ketemu donk kita. :(

Saya bilang juga ke teman saya yang lain yang tinggal di Sumatera Utara. Saya bilang mau ke Prapatan.

"Bukan Prapatan tapi Parapat," kata dia mengoreksi.

Ups. Maafkan salah sebut. Hehe :D
Habisnya saya baca di website citsm Hotel Inna Prapat. Jadi saya ingatnya Prapatan. My bad...

Untuk tiket pesawat akhirnya saya pilih bandara Silangit ketimbang Kuala Namu dengan pertimbangan Silangit lebih dekat ke Hotel Inna Prapat yaitu 2 jam. Sementara dari Kuala Namu butuh waktu 4 jam. Saya sudah terlalu sering perjalanan jauh jadi sudah cukup merasa lelah. Saya ambil rute terdekat saja. Akibatnya sih tak bisa ketemu teman karib saya jadinya. :)

Untuk hotel sendiri, miris ceritanya. Jadi, awalnya saya berencana sekamar berdua dengan teman saya yang juga lolos paper-nya. Kami yang sejurusan seangkatan ada tiga orang yang lolos paper ke citsm dan semuanya perempuan (setahu saya). Teman yang satu sudah booking hotel bersama keluarganya mau sekalian liburan. Sementara saya dengan teman saya satunya lagi booking satu kamar karena budget untuk sendiri sekamar tidak mencukupi jika menginap di Hotel Inna. Sementara kalau sekamar berdua akan masuk. Tapi beberapa hari kemudian teman saya mengabari bahwa dia akan pergi beserta anak dan suami sekalian liburan. Jadi kami harus pisah kamar dan cari hotel lain yang masuk budget untuk sendiri. So sad... T.T

Jadi, saya sendirian nih? Baiklah... hiks


Jemputan bus dan T-Shirt

Eh, ternyata ada jemputan bus loh baik dari Kuala Namu maupun Silangit. Alhamdulillah. Selain itu juga peserta mendapat T-Shirt. Peserta diminta mengisi formulir online-nya.


Jadwal presentasi

Kemarin 18/7/2018 saya mendapat email berupa jadwal presentasi. Dan saya mendapat jadwal di hari kedua 8/8/2018 di Room 1 Section 7 pukul 9.00 - 10.00. Di situ sudah dikategorikan per bidang paper-nya. Dan ternyata pesertanya banyak. Saya lihat ada sekitar 158 peserta. Wow!


Bersambung part 4..







Tuesday, July 17, 2018

Pengalaman Lolos International Paper Conference CITSM 2018 (Part 2)

7/17/2018 05:04:00 PM 0 Comments
Lanjutan cerita sebelumnya di Part 1...

Tugas saya selanjutnya adalah registrasi conference, merevisi paper, booking tiket pesawat dan hotel, dan presentasi di conference. Hal yang lebih dulu harus saya lakukan adalah registrasi conference. Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan registrasi untuk early bird deadline lebih cepat yaitu 15 Juni 2018. Setelah itu biaya registrasi menjadi lebih mahal. Baiklah saya akan registrasi early bird. Saya saat itu posisi sudah pulang kampung karena tahu sendiri ya mau lebaran Idul Fitri.


Cerita hibah dana dari kampus

Jadi, pendanaan untuk conference ini tidak saya tanggung sendiri melainkan ditanggung kampus. Ceritanya saya mendapat dana hibah dari kampus. Kok bisa mendapat dana hibah bagaimana ceritanya? Baiklah akan saya ceritakan.

Awal mulanya, paper yang saya buat itu adalah paper tugas salah satu mata kuliah di semester satu namanya Manajemen Data. Nah, paper ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah tersebut (menjelang akhir semester deadline). Saya sudah pernah cerita sebelumnya di posting lain bahwa saya tidak mendapat partner untuk join pembuatan paper. Jadilah saya berpusing-pusing ria mengerjakan paper ini sendiri menjelang akhir semester (kejar deadline).

Bahkan saya tidak maju untuk presentasi progress paper ini karena merasa tidak pede/yakin padahal sih slide sudah saya buat. Tapi memang saat itu belum ada progress draft paper-nya. Tapi karena penasaran, jadilah setelah mata kuliah selesai saya konsultasikan ke dosen. Jadi, saya lanjutkan saja tanpa mendapat feedback/koreksi dari dosen. Saya hanya bertanya beberapa poin saja seputar paper saya. Lagipula saat itu sudah sore dan juga antri panjang teman lain.

Saat libur semester, feedback dari dosen tentang paper final yang dikirim ke dosen keluar. Saya lihat ada beberapa poin perbaikan untuk paper saya ini. Alhamdulillah-nya saya mendapat nilai perfect. Tidak menyangka. Baik sekali Bapak Dosen. Terima kasih.

Bapak dosen pun memberitahu bagi siapa yang ingin submit paper ke jurnal dipersilahkan merevisi paper lalu menghubungi beliau. Ada hibah dari kampus tetapi hanya sebagian saja (tidak bisa semua mahasiswa dapat). Salah satu teman saya menghubungi beliau dan kata beliau adalah beliau minta kirim paper revisi lalu akan beliau cek dulu, preferensi untuk yang nilai paper-nya tinggi terlebih dahulu. Nah, saat itu saya tidak menghubungi beliau karena tidak pede walau sebenarnya nilai saya perfect. Sampai akhirnya teman saya bilang bahwa dia berhasil mendapat hibah dari kampus dan namanya dimasukkan dalam daftar hibah.

Lalu saya juga mendengar rekan lain yang namanya dimasukkan dalam daftar hibah padahal teman saya tidak menghubungi Bapak Dosen. Ternyata dia temanya sama dengan teman saya tadi. Sementara tema saya kan beda.

Akhirnya saya beranikan diri untuk menghubungi Bapak Dosen bahwa saya ingin mencoba submit paper tapi saya tidak pede karena saya tidak tahu apakah paper saya ini ada tema yang cocok dengan tema yang diminta conference dan juga karena paper saya  sempat kena sesuatu hal yang tidak bisa saya ceritakan di sini. 

Tapi Bapak Dosen bilang tidak apa-apa dicoba saja. Akhirnya paper saya revisi dan kirim ke icoict dengan nama beliau sebagai author 2 dan dosen lain sebagai author 3 namun tidak lolos seleksi. Setelah itu saya dihubungi dosen lain (yang namanya dimasukkan dalam paper saya sebagai author 3) untuk mengirim ke citsm. Saat itu teman saya yang mendapat hibah bilang ke saya kalau saya mendapat hibah juga. Dia yang memberi kontak whatsapp saya ke Bapak Dosen. Saya sih percaya tidak percaya mendapat hibah karena kan bukannya nama-nama penerima hibah sudah dibuat daftarnya. Saya juga tidak diberitahu bahwa saya sebagai penerima hibah.

Dan kemudian setelah saya submit, saya dimasukkan ke grup whatsapp PITTA. Nah, selain saya di situ ada nama teman-teman saya penerima hibah. Begitu pengumuman, ternyata paper saya lolos. Saya hubungi Bapak Dosen kalau paper saya lolos dan selanjutnya beliau mengirim uang registrasi. Nah, berarti benar memang saya mendapat hibah. :)

Alhamdulillah...

Kalau pakai dana pribadi tekor juga nih... :D


Kesulitan-kesulitan menjelang registrasi

Saya diberitahu dosen pada tanggal 12 Juni 2018 bahwa biaya registrasi conference sudah ditransfer ke rekening saya. Jadi, saat itu saya tengah mengalami kesulitan. Bukan kesulitan keuangan ya Readers (alhamdulillah) tapi maksud saya adalah tablet saya tidak ada sinyalnya sama sekali di kampung. Dan masalahnya adalah bukan pada sinyalnya melainkan pada tablet saya. Herannya pada saat di kota (seperti Jakarta atau Metro kalau di tempat kampung saya) sinyal ada. Tapi kalau pakai paket data baterai jadi cepat panas dan habis. Menyusahkan saya kan ini sewaktu dibawa keluar. Pas saya butuh untuk pesan gojek misal pas di luar eh baterai habis. 

Anehnya lagi, kalau di tempat yang bertingkat tidak mau konek internet padahal sih sinyal ada penuh. Terus kalau pakai wifi si tablet mau konek dan baterai awet. Saya jadi pusing dan gemas dengan tingkah si tablet saya ini. Alamak pertanda saya butuh hp baru ini. :(

Jadi gegara tingkah tablet saya ini, saya terpaksa minta hotspot keponakan untuk konek internet. Susah deh jadinya hidup saya tanpa internet kalau keponakan saya pas pergi. Mana saat itu saya lagi butuh-butuhnya koneksi internet untuk registrasi karena sudah mau deadline. Bagaimana coba?

Saking butuhnya, akhirnya saya hubungi keponakan saya yang lain (dari Banten) yang akan mudik lebaran ke rumah orangtua saya. Pas sehari sebelum deadline (14 Juli 2018) keponakan saya datang dengan membawa sebuah hp baru pesanan saya. Alhamdulillah... seberkas sinar datang :)

Kesulitan lain adalah betapa stressnya saya ketika saya harus memasukkan syarat berupa scan hasil print-out semacam pernyataan yang harus saya tandatangani sementara kondisi saya tidak bisa melakukan printing di rumah. Saya kembali membuka printer lama saya yang sudah lama tidak dipakai. Saya sudah belikan tinta baru tapi kok keponakan saya belinya tidak ada suntikannya. Lah terus bagaimana ini mau memasukkan tinta. Lalu saya ke warnet terdekat (satu-satunya yang buka menjelang lebaran) untuk print eh ternyata komputer warnet tidak mendeteksi hard disk saya. Mau saya kirim via email, eh internet warnet tersebut sedang gangguan. Alamakkk. Saya pun pulang dengan perasaan kecewa. :(

Tak habis akal, keesokan harinya saya pergi ke Kota Metro ditemani keponakan saya. Rencana adalah mencari tempat print. Di pinggiran jalan Metro kok saya tidak nemu yang buka. Lalu saya sampai ke pasar. Saya nemu satu tempat yang masih buka tapi rupanya tidak melayani print karena sebenarnya sudah tutup. Lah kok masih buka? Aneh...

Ya sudahlah akhirnya saya pergi membeli tinta lagi berharap nanti pulang si printer mau dipakai. Setelah itu saya pulang. Di perjalanan pulang saya sempatkan berjalan menuju daerah Kampus yang biasanya banyak tempat print. Memang tidak rejeki ya itu semua tempat print tutup. Memang sih itu 1 hari menjelang lebaran. Benar-benar ujian puasa ya. :(

Saya lanjut jalan pulang ke rumah. Saya mencoba mampir ke satu warnet yang masih buka di pinggir jalan. Eh, tidak bisa print kata penjaganya. :(

Sampai di rumah saya mencoba pakai printer saya tapi sungguh malang si printer tidak mau print. Wah, rusak berarti padahal sih masih hidup. Huh sedih... T_T

Sumpah. Dari situ saya merasa sedih. Betapa sulitnya hidup di kampung. Padahal sih itu cuma mau print 2 lembar tapi kok sesulit itu. :(

Padahal sih ya mungkin memang momennya sedang tidak tepat. Jangan salahkan kampung.

Masih belum menyerah nih saya ceritanya. Saya mulai berpikir beberapa alternatif. Satu, siapa ya tetangga terdekat yang bisa saya tumpangi print. Dua, siapa teman jarak jauh yang bisa saya mintai tolong print dan scan sekalian lalu kirimkan ke saya hasilnya. Lah, bagaimana saya menghubungi teman dan kirim file kalau saya tidak bisa konek internet.

Sebenarnya saya sudah kepikiran siapa nama yang masuk kandidat. Tapi saya berpikir itu momennya sehari sebelum lebaran loh. Menyusahkan orang saja saya nanti. Saya tidak mau. Akhirnya hal itu saya urungkan. Cukuplah hal itu hanya sebatas pemikiran yang ada di otak saya. :(

Saya pikirkan alternatif lain yaitu saya otak-atik saja langsung file-nya di laptop. Baiklah saya mulai action begitu saya terima hp baru dari keponakan untuk konek internet. Dan setelah rangkaian perjuangan menyedihkan yang saya lewati tadi, terbayar sudah. File berhasil saya kirim tanpa menyusahkan siapa-siapa (cukup diri sendiri saja yang susah). Alhamdulillah :)

Dan setelah kesulitan ada kemudahan... 

Bersambung part 3...


Pengalaman Lolos International Paper Conference CITSM 2018 (Part 1)

7/17/2018 02:13:00 PM 0 Comments
Perhatian! Posting ini sudah saya tulis sejak 2/6/2018 namun baru sekarang saya publish. Semoga tak mengurangi makna ya. Selamat membaca! :)


Memasuki pertengahan bulan ramadhan... bagaimana puasanya Readers? Lancar? Alhamdulillah masih bisa menjalani ibadah puasa di tahun ini ya. 

Lama tidak menengok blog ini, ternyata lama juga saya tidak posting. Ok, saya akan coba kembali posting.

Belakangan ini (akhir Mei) memang saya sedang sibuk uas jadi baru bisa berlega-lega ria sekarang-sekarang inilah memasuki bulan Juni karena saya libur panjang hingga Agustus. 

Readers, saya kan pernah cerita tentang plagiarisme ya. Adakah kalian sudah membaca? Nah, di sana kan saya cerita tentang paper saya yang tidak lolos conference. Setelah itu, saya diminta dosen pembimbing merevisi paper saya tersebut dan di-submit ke conference lain yang deadline terdekat yaitu CITSM 2018 (The 6th International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management).  

Kalau boleh jujur ya, sebenarnya saya sudah tidak berminat untuk submit ke internasional conference. Tidak masuk jurnal internasional juga tidak apa-apa. Bisa masuk ke jurnal nasional pun jadilah yang penting tujuan utama saya untuk menggugurkan kewajiban publikasi ke jurnal sebagai syarat lulus terpenuhi. Tak perlu juga yang "wah" jurnalnya. Asal bisa masuk dan menggugurkan kewajiban tadi sudah cukup. Saya tidak mau muluk-muluk.

Lagipula, masuk jurnal international itu biayanya mahal. Lulus conference juga mahal biaya pendaftaran masuknya (jutaan) karena nantinya juga setelah presentasi di conference, paper akan masuk jurnal internasional juga. Kemarin, yang pertama saya submit adalah ke icoict itu kalau lolos bayar 4 juta rupiah dan conference-nya di Bandung. Sementara yang saya submit selanjutnya adalah citsm biaya pendaftaran 2 juta rupiah (untuk kategori mahasiswa) kalau lolos dan acara conference-nya di Parapat, Sumatera Utara. Sama juga kalau dihitung-hitung dengan biaya akomodasi ke sana ya. :D


Cerita awal submit

Lanjut cerita tadi...
Pada bulan Maret, saya dinotifikasi dosen beberapa kali via whatsapp untuk submit. Tapi saya ini sudah terlanjur malas (jangan ditiru) dan juga lelah karena sedang sibuk-sibuknya kuliah dan tugas. Kok rasa-rasanya seperti tidak ada waktu untuk revisi (halah alasan). Tahu sendiri ya kalau revisi itu momok sekali (buat saya ini loh ya). Sampai tiba gilirannya deadline tanggal 31 Maret 2018. 

Oya, sebenarnya pada awalnya saya memang mengincar untuk submit ke citsm. Tapi karena icoict itu deadline lebih dulu, jadi saya coba-coba submit ke icoict (aji mumpung alias ambil kesempatan waktu mana yang duluan). Dan ternyata tidak lolos (alhamdulillah ya). Dan sisi baiknya adalah saya jadi merevisi paper saya tersebut. Selalu ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap kegagalan. Uhuk-uhuk. :)

Pada awalnya citsm sudah deadline saat menunggu icoict pengumuman. Tapi rupanya diperpanjang deadline-nya (tak menyangka). Jadi saya coba submit ke citsm. Dan saya submit itu injury time sekitar sejam sebelum deadline. Jadi ceritanya saya pulang kampus sekitar pukul 19.30 pm wib. Di kamar, saya langsung buka laptop dan merevisi paper saya. Niat banget ya. Kepepet lebih tepatnya sih. Menunggu detik-detik deadline. :)

Revisi itu tidak bisa sebentar ya (bagi saya loh ini). Apalagi saya harus memangkas dan mengubah-ubah kalimat supaya tidak terdeteksi plagiarisme. Butuh waktu... 

Mana format harus disesuaikan dengan permintaan penyelenggara dan lain-lain. Harus dikoreksi juga kan? Butuh waktu...

Registrasi dulu sebelum submit juga butuh waktu... perlu koneksi internet lancar apalagi injury time

Syukurnya saya memang sudah registrasi jauh hari sebelum ikut icoict malah...

Awal saya submit, kok tidak bisa ya. Apa masalahnya? Ternyata email yang saya masukkan di pendaftaran easy chair tidak sama dengan yang saya masukkan sekarang. Ok, setelah saya ubah baru bisa submit. Alhamdulillah.

Nomor pendaftaran saya adalah 214. Mungkin nomor terakhir ya. Hehe

Setelah submit, saya tidak kirim notif ke dosen karena biasanya kan otomatis masuk ke email dosen yang didaftarkan. Jadi, dosen kembali bertanya ke saya apakah saya sudah jadi submit. Saya jawab sudah. Tapi kata dosen kok tidak masuk ke email dosen. Loh kok bisa? Padahal sudah saya masukkan.

Dosen kembali bertanya, dan saya jawab yang sama, kata beliau saya disuruh mengecek di easy chair.


Cerita pengumuman

"Apakah sudah ada notif diterima atau tidak?" tanya Pak Dosen.

"Belum, Pak."
Padahal sih sudah lewat jadwal pengumuman. Seharusnya kan tanggal 25 Maret. Nah itu sudah tanggal 30 belum ada pengumuman. Dan saya cek jadwalnya di website tidak ada perubahan jadwal.

Keesokan harinya, saya lagi berkutat dengan tugas yang deadline siang itu, eh dapat notif dari citsm. Loh ini pengumuman baru hari itu tanggal 31 Maret? Ok, saya buka email di tablet saya. Duh, diterima tidak ya. Saya sih terus terang tidak berani berharap. Karena apa?

1. Kalau baca-baca di syarat-syarat pendaftaran sih citsm kelihatannya lebih ketat ketimbang icocit. Lah icoict saja saya tidak lolos apalagi ini pikir saya.

2. Di sana disebutkan bahasa Inggrisnya itu sebaiknya diperiksa dulu oleh native speaker. Lah saya tidak pakai diperiksa native speaker segala. Memang sih, sebelum submit ke icoict dulu saya sempat meminta teman saya native speaker untuk mengecek paper saya. Tapi ya itu karena jarak jauh, dia tidak mengoreksi apa-apa jadinya. Dia cuma bilang sudah ok dan dia juga bilang tidak menyangka saya yang bukan native speaker bisa menulis begitu. Lah, bukan itu yang saya harapkan padahal. Saya butuh koreksinya kata per kata. Haduh bagaimana sih dia. :(

3. Di syaratnya tertulis kalau konversi ke pdf-nya direkomendasikan menggunakan pdf converter yang disediakan penyelenggara. Nah, waktu itu saya tidak bisa masuk dengan password yang disediakan. Sudah expired begitu ceritanya. Mungkin karena saya pakai setelah masa extended jadi tidak di-update lagi oleh penyelenggaranya. Jadi, karena sudah injury time, ya sudahlah wallahualam pakai converter lain yang penting submit dulu. Lolos tidak lolos urusan belakangan.

4. Beberapa hari setelah submit, saya coba baca lagi pdf saya. Lah ternyata kok ini judul Bab III hilang. Kalau isinya sih ada tapi nyambung bab II. Astaghfirullah... Inilah penyebab utama yang menurut saya akan menggagalkan paper saya untuk diterima. 

Jadi, setelah email terbuka saya baca donk ya. Dan jreng jreng.....

accepted!

Huhuhu ini benar?

Di sana tertulis bahwa paper saya diterima. Tapi ada revisinya di beberapa bagian. Alhamdulillah. Untuk nilai -1 (weak reject) di review 1. Dan review 2 nilainya 2 (accepted).

Setelah itu saya beritahu dosen saya dan memohon maaf karena belum sempat mengecek email beliau di easy chair eh sudah pengumuman duluan jadi tidak masuk ke email beliau notifnya.

Saya kirim screenshot. Eh, ternyata kata dosen email yang saya masukkan salah. Tidak salah sih tapi harusnya bukan email itu yang dimasukkan tapi email lain yang pakai cs. Kalau email yang saya masukkan jarang dibuka. Yah, Bapak Dosen, mana saya tahu. :(

Baiklah. Saya akan forward dan memperbaiki email beliau di easy chair. Eh, belum sempat memperbaiki email beliau, dapat review 3. Saya tanya teman saya yang juga lolos, dia tidak terima review 3. Hmm, berarti sudah bagus punya dia cukup sampai review 2. Sementara punya saya, jadi tambah banyak revisi. Hiks.

Tugas saya selanjutnya adalah merevisi paper. Conference nanti akan diselenggarakan di Inna Prapat Hotel, Danau Toba Parapat, Sumatera Utara tanggal 7-9 Agustus 2018. Bismillah... 

Semangat!

Bersambung part 2 dan 3...

Sunday, April 29, 2018

Dosen Tamu Kontributor Wikipedia Bahasa Indonesia

4/29/2018 12:24:00 PM 0 Comments
Jumat, tanggal 27 April 2017 ada dosen tamu yaitu Bapak Ivan Lanin, kontributor wikipedia bahasa Indonesia yang merupakan alumni MTI UI 2012. Kesan saya dan beberapa teman wanita setelah kuliah selesai adalah suka! Dan kami berlima memberi penilaian 5 semua untuk 7 item pertanyaan. Tumben sekali sudah jam 21.30 tapi kok tidak terasa ya. Hmm, mungkin karena pemaparannya menarik sehingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Menurut kami, inilah kuliah dosen tamu yang paling tidak membosankan. :)


Dari awal saya masuk kelas, teman duduk sebelah saya adalah teman wanita yang pertama saya kenal di sini. Eh, ternyata dia cerita kalau dia sudah tahu dengan si Bapak dosen tamu yang akan masuk. Bahkan dia sudah follow akun twitter-nya. Wow.

"Jadi kamu sudah ngefan begitu ceritanya?" tanya saya.
"Iya," jawabnya sambil tersenyum.
Waduh saya tidak menyangka ini. Ada fans Bapaknya di sebelah saya. Hihi

Beberapa waktu kemudian, Si Bapak datang dan taraaa... duduk di depan kami persis. Teman saya bilang, "Wangi banget... Dari baru masuk saja sudah wangi..."

"Oya?" Haduh maaf sekali sepertinya penciuman saya terganggu. Peringatan keras nih buat kaum Adam, kalau kalian wangi, kaum Hawa suka. :)

Sepanjang materi disampaikan, saya sih suka. Sambil kembali mengingat pelajaran bahasa Indonesia masa sekolah dulu. Ternyata belajar bahasa Indonesia itu menyenangkan. Tentunya kalau pemaparnya asyik dalam menyampaikan ya.

Jaman sekolah dulu perasaan saya jaman SD selalu disuruh mengarang. Mengarang bebas begitu tidak ada panduan mengarang yang baik dan benar itu bagaimana. Setiap ujian juga ada mengarang. Ujian nasional pun ada mengarang seingat saya. 

Sekian sharing saya hari ini. :)


Ditulis di Burker King Salemba


Monday, March 5, 2018

Pengalaman Membuat Kritik Paper

3/05/2018 09:30:00 PM 0 Comments
Adakah kalian pernah membuat sebuah kritik paper? Sepanjang dua semester yang sedang saya jalani ini saya mendapat tugas membuat kritik paper sebanyak dua kali. Pertama kali adalah di semester satu di mata kuliah Pemerintahan Cerdas (e-Gov). Dan kedua adalah di mata kuliah Knowledge Management. Paper yang dikritik adalah paper dari jurnal internasional yang tentunya berbahasa Inggris dan terindeks Scopus.



Pengalaman pertama

Karena belum pernah membuat sebelumnya makanya masih meraba-raba. Asisten dosen menjelaskan bahwa kritikan harus disertai sanggahan dari paper lain misal. Panduan kritik paper diberikan poin-poinnya namun tidak diberi contoh realnya seperti apa. Jadinya saat itu saya membuat kritik paper sepenafsiran saya saja. Yang paling mudah adalah kritikan redaksional. Mulai dari redaksi kalimat jika ada typo mungkin atau pun salah kata yang seharusnya lima ditulis empat dan lain-lain. Paper penyanggah pun tidak banyak saya sertakan karena memang sedikit nemu yang pas dan selaras dengan judul yang saya ambil.

Kesulitan yang saya alami diantaranya adalah terlalu lama mencari dan memilih paper mana untuk dikritik. Rasa-rasanya kala itu kok tidak nemu-nemu yang pas. Padahal sudah terkumpul banyak paper di folder laptop saya. 

Semua mahasiswa diminta untuk menuliskan judul paper yang dikritik di forum web kampus sehingga tiap mahasiswa tahu judul-judul paper yang dikritik. Bahkan ada teman saya yang ganti paper gara-gara sama judulnya dengan teman lain. Padahal sih sebenarnya tidak masalah karena cara mengkritik pasti berbeda. Tapi teman saya tidak mau atas pertimbangan takut dibandingkan hasilnya. 


Pengalaman kedua

Deadline tugas baru kelar tanggal 4 Maret 2018 23.59 pm kemarin. Saya mengerjakan hampir 12 jam sampai proses upload. Haduh, libur-libur juga ya mengerjakan tugas. :) Lega rasanya setelah kelar semoga hasilnya baik. Aamiin. Berangkat dari pengalaman pertama, tentu harus ada perbaikan ya.

Kalau saya bandingkan hasil kritikan pertama dan kedua tentu sangat berbeda. Memang pengalaman itu adalah ilmu yang sangat berharga. Biarpun tidak mendapat feedback dari kritik paper pertama, bahkan nilai pun saya tak tahu, tetap saja jadi bahan pelajaran. 

Di kritik paper kedua ini, dosen memberi panduan kritik juga. Dan enaknya kali ini disertai contoh kritik paper dari kakak tingkat yang lalu sebanyak 3 files. Alhamdulillah bisa jadi bahan belajar. Tentunya no plagiarism ya. Jangan sampailah. Bahaya!

Karena waktu sudah mepet, saya memilih paper dua buah untuk saya print. Satu paper lebih panjang dan satu lagi pendek. Akhirnya pilihan jatuh pada yang panjang. Pokoknya saya coba tulis dulu ringkasannya. Wah, kok ternyata panjang. 

Dan di tengah jalan saya agak menyesal. Tapi sudah terlanjur jalan dan saya pikir akan buang waktu jika pada akhirnya saya ganti paper. Kenapa saya galau di tengah jalan? Karena ketika saya meringkas, saya merasa paper ini bagus, tak ada celah. Apa yang akan saya kritik dari paper yang sudah bagus sedemikian rupa? Padahal sebenarnya kritik itu tidak harus yang negatif-negatifnya saja melainkan pujian atau kritikan positif pun tetap kritikan. Sementara paper yang pendek saya sudah menemukan kritik bahkan dari membaca judulnya. Di situlah saya agak menyesal kenapa saya pilih yang panjang.

Oke, saya coba teruskan meringkas hingga selesai, soal kritikannya apa saya pikirkan nanti. Optimis... :)
Begitu mulai menulis bagian kritikan, wah benar ternyata ide mengkritik itu muncul satu per satu ketika saya baca semua bab. Ternyata ada-ada saja kritikan yang saya temui tiap bab. Subhanallah. Mungkin berkat doa sewaktu dzuhur ya saya minta diberi kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan. :)

Untuk bisa mengkritik, tentu kamu harus punya amunisi. Jika tidak punya amunisi, bagaimana mungkin kamu akan menyerang lawan? Oke, sekian perumpamaan (tidak penting) nya. Jadi, saya teringat kalau saya punya buku metode penelitian beberapa buah versi Inggris dan Indonesia. Alhamdulillah bisa jadi referensi. Dari situlah saya punya referensi untuk mengkritik. Setiap kritikan saya sertai referensi karena memang dimintanya begitu. Jadi bukan asal komentar. 

Dan memang yang membuat proses membuat kritik paper ini lama karena:
1. Harus membaca paper yang dikritik
2. Harus membaca referensi yang menjadi sumber kritik

Berhubung saya bukan native Inggris jadi untuk memahami arti saya butuh waktu. Mencari sumber referensi juga tidak sebentar kalau bagi saya apalagi jika mencarinya online. 

Setelah semua bagian selesai, saya percantik layout di Power Point lalu convert pdf dan selesai kirim. Alhamdulillah tidak telat. Masih ada beberapa jam tersisa. :)

Berharap ada feedback dan berharap lain kali bisa lebih bagus lagi dalam membuat kritik paper. Kali ini saya tidak mengkritik berhubungan konten (materi berhubungan dengan mata kuliah). Paper yang saya kritik tidak menggunakan model tertentu atau pun konsep-konsep apa yang bisa saya kritik. Misal paper menggunakan 4 level kematangan sementara peneliti A pakai 5 level. Saya coba mengkritik dari sisi yang lain. Ya sebisa saya sebatas kemampuan saya saat ini, mulai dari judul hingga references.

Tips mengkritik paper dari saya:
  1. Pilihlah paper yang kamu suka temanya.
  2. Pilihlah paper yang bahasanya mudah dimengerti menurut kamu. Biarpun sudah ada google translate, tapi percayalah mengartikan sendiri itu lebih enak. Maksudnya begini, ketika kamu membaca, kamu langsung paham maksudnya. Banyak paper bertebaran berbahasa Inggris, tapi kamu bisa bandingkan dengan paper orang Indonesia yang berbahasa Inggris pasti akan lebih mudah kamu pahami ketimbang paper native. Tapi kembali ke kemampuan bahasa Inggris kamu. Kalau kamu memang jago hal ini tidak akan menjadi masalah buatmu.
  3. Print paper yang kamu pilih. Coret-coretlah atau tandai dengan stabilo mana yang penting-penting.
  4. Segeralah tulis. Minimal ringkasannya dulu yang kamu tulis. Selanjutnya pasti kamu akan berpikir dengan sendirinya untuk melanjutkan membuat kritik hingga selesai. Jika kamu tidak pernah memulai maka tidak akan pernah selesai.
  5. Siapkan referensi baik itu buku maupun paper jurnal di dekatmu. Jika ada sumber lain, silahkan...
  6. Siapkan waktu yang cukup luang untuk mengerjakan. Jangan mepet deadline supaya hasilnya maksimal. Bisa jadi kamu masih punya perbaikan-perbaikan ataupun ide-ide baru untuk mengkritik di lain waktu/hari.
Oke, sekian sharing dari saya hari ini. Semoga bermanfaat. Selamat istirahat ya semua! :)



Sunday, January 14, 2018

Satu Semester di MTI UI: Catatan Semester Satu Ganjil

1/14/2018 10:43:00 AM 4 Comments



Rasa-rasanya baru kemarin saya kembali ke bangku kuliah tapi rupanya satu semester sudah terlewati bahkan tahun pun sudah berganti. Kini sudah masuk januari 2018 dan saya tengah menikmati liburan panjang semester satu selama satu setengah bulan. Alhamdulillah. Kapan lagi dapat liburan sepanjang ini kalau tidak lagi kuliah? 😊

Di perjalanan dari kos ke Bandara Soetta lalu (tepatnya di taksi) kepikiran ingin liburan ke luar. Sempat kepikir buat bikin rencana liburan ke sana liburan semester berikutnya mumpung masih kuliah masih punya jatah liburan panjang. Tapi begitu sampai di rumah eh kepincut ingin beli aset tetap. Kalau dipikir-pikir mending beli aset ketimbang liburan. Liburan makan bugdet besar pasti ya. Tapi di sisi lain, liburan itu pengalamannya sungguh tak ternilai menurut saya. Ya Allah, semoga next time bisa terwujud keduanya di waktu yang tepat beserta rencana saya yang lain. Kemaruk hihi. 

Lanjut ke cerita MTI. Di MTI saya dapat kelas siang karena saya salah satu penerima beasiswa GCIO Kemkominfo. Sebagai salah satu mahasiswa yang pindah jalur alias tidak in line dengan jurusan bachelor degree, saya mendapat banyak pertanyaan dari rekan-rekan saya. Entah itu karena heran atau meragukan apakah saya mampu, saya tidak tahu. Hanya Allah yang tahu. 😊

Dan saya percaya, tanpa ijin Allah saya tidak akan lulus baik simak maupun beasiswanya. Kalaupun lulus simak, bisa jadi tidak lulus beasiswanya sehingga saya tidak bisa kuliah. Semua atas seijin Allah. Oya, saya sempat menyayangkan saya terlanjur daftar ulang dan tidak mungkin mundur lagi. Saya sendiri sempat ragu alias terpikir apakah saya mundur saja. Banyak pikiran berkecamuk.

Jadi ceritanya saya baru saja pulang daftar ulang eh esoknya dapat kabar dari teman tentang beasiswa bappenas yang mulai 2017 membolehkan lulusan d4 mendaftar. Saya baca persyaratannya dan semestinya saya bisa mendaftar. Tapi saya sudah diterima di MTI dengan beasiswa Kominfo dan daftar ulang. Tidak mungkin mundur. Kalaupun ikut Bappenas belum tentu lulus juga kan ya. Mungkin rejeki saya di sini. Bersyukur saja dan jalani yang di depan mata. Oya, ini pertama kali saya ikut. 😊 

Apakah harus dari jurusan TI untuk S1nya?

Di syarat masuk dari UI sendiri tidak ada kok menyaratkan harus dari jurusan in line. Bahkan dari Kominfo selaku pemberi beasiswa juga tidak. Kalau mereka tidak menyaratkan, artinya secara logika jurusan itu bisa diikuti oleh semua mahasiswa. Jadi, buat kamu yang s1 jurusan bukan TI tak usah khawatir, kamu tetap bisa mendaftar. Di kelas, bukan cuma saya yang beda jurusan tapi juga beberapa teman yang lain bahkan ada yang dulunya dari hukum.

Kalau bukan dari TI, takutnya ada coding... bagaimana?

Saat kuliah umum dari dosen tamu yang pembicaranya dari Kominfo langsung, bapaknya bilang kalau beasiswa GCIO ini diperuntukkan bagi semua jurusan karena kuliahnya tidak lagi coding tapi lebih ke manajemennya. Di semester satu ini ada 5 mata kuliah dan tidak ada coding sama sekali kecuali tugas satu mata kuliah yang namanya AKPSI (analisis kebutuhan dan perancangan sistem informasi). Itupun tugas kelompok. Dalam tugas itu juga dibagi-bagi tugas ada project manager, business analyst, system analyst dan programmer. Nah, di sini saya memilih business analyst yang tidak berhubungan dengan coding. Biarlah coding dikerjakan sang programmer.

Mata kuliahnya susah tidak? Apalagi kalau bukan dari TI... takutnya susah mengikuti...

Dari kelima mata kuliah semuanya teori. Percayalah kamu pasti bisa. Kalau kamu punya modal ingatan yang kuat akan sangat membantu karena materinya hapalan.

Apakah tidak ada kesulitan?

Kesulitan pasti ada ya namanya juga ilmu baru. Pertama-tama roaming karena banyak sekali istilah baru dan singkatan-singkatan apalagi semuanya bahasa Inggris. Seiring waktu jadi terbiasa dengan sendirinya. Percayalah kesulitan itu bisa diatasi. Yang terpenting rajin baca buku biar pintar. Oya semua materi dalam bahasa Inggris. Tapi tak usah takut ada google. 😊

Tugas-tugasnya bagaimana?

Tugas seabrek semua mata kuliah, ada individu maupun kelompok. Tugas juga beruntun dari tugas satu sampai sekian untuk tiap mata kuliah. Tugas bermacam-macam jenisnya mulai dari paper, makalah, dan praktek. Hampir semua dipresentasikan khususnya yang kelompok. Tugas benar-benar makan waktu terutama yang kelompok, belum lagi ada jam kuliah. Saya sempat mengeluh kurang tidur. Tapi percayalah tugas itu bikin kamu jadi pintar. Cerdaslah manajemen waktu.

Mata kuliahnya sulit tidak?

Sulit tidaknya relatif ya tergantung individunya. Alumni ada yang bilang kalau kuliah di MTI UI itu susah lulusnya tapi dapat ilmunya.

Kalau soal nilai bagaimana?

Ini tergantung dosen ya. Ada yang murah ada yang minimalis.

Ada yang berkesan selama satu semester?

Ada. Ceritanya begini. Ada satu mata kuliah yang menurut saya paling sulit dimengerti. Eh ada tugas paper sebagai pengganti uas. Tugas paper ini awalnya kelompok tapi kemudian boleh kelompok atau individu. Selama 1 semester kan kami tidak ganti-ganti kelompok. Nah untuk tugas terakhir ini ternyata banyak yang pecah kelompok. Yang awalnya 5 orang sekelompok, berubah ada yang berdua, bertiga lintas kelompok. Sebagian lagi sisanya individu.

Nah, saya ini adalah orang yang tidak kebagian kelompok. Mengajak teman kelompokan eh dianya mau individu, ya sudahlah. Ditawari teman lain tapi dianya belum ada kabar jadi akhirnya saya putuskan cari tema sendiri dan kerjakan sendiri karena mepet presentasi progres. Ketika saat presentasi progres minggu pertama, saya sudah siapkan satu topik dan slide tapi belum punya nyali buat maju sukarela dan saya juga tidak terpanggil secara random. Alhamdulillah. Yang sudah maju dikuliti dikritisi pedas dengan candaan juga sih tapi justru lega setelahnya karena sudah tahu kelemahan yang mesti diperbaiki. Kalau saya jelas belum tenang karena belum maju.

Untuk presentasi progres minggu kedua, saya ganti topik dan slide. Saya ganti karena merasa belum pas belum pede. Saya juga baru tahap penyusunan kuesioner. Draft paper masih kosong melompong. Dan saya juga lagi-lagi tidak maju presentasi. Tapi saya konsultasi sedikit setelah jam kuliah selesai. Dari teman-teman yang maju presentasi, ada teman-teman seinstansi. Kami berenam seinstansi. Jadi 2 orang sekelompok dan 3 orang sekelompok. Saya yang sendirian tidak dapat kelompok. Ya sudah tidak apa-apa. Minggu depannya adalah deadline pengumpulan paper. Saya kejar menyusun paper sendirian. Tiap hari saya kerjakan di kamar kos. Beberapa hari tidak keluar kos selain cari makan. Selain menyusun paper memang masih ada beban UAS mata kuliah lain dan juga kuis.

Deadline submit paper adalah tanggal 22 desember 2017 pukul 17.00 wib. Saya baru selesai mengerjakan dan submit sekitar pukul 16.50. Mepet sekali ya. Lega rasanya setelah itu. Soal hasil biarlah Allah yang bekerja. Tanggal 28 Desember saya pulang kampung. Dan tak lama setelah itu hasil koreksian dari dosen keluar dalam bentuk word. Jelas saja saya mendapat banyak masukan alhamdulillah terutama di bagian introduction yang masih perlu banyak perbaikan. Kalau sisanya sudah lumayan. Abstrak sudah ok cuma perlu pangkas beberapa kalimat yang kurang penting alias kepanjangan.  Teori sudah ok. Metodologi sudah jelas dan analisis sudah cukup mendalam. Kesimpulan hanya perlu perbaikan judul. Saya perlu mempelajari tesis kakak tingkat untuk cara analisis yang berbeda dari yang sudah saya buat (padahal saya mengikuti contoh paper jurnal yang dishare bapaknya loh tapi masih kena kritik) untuk kontribusi lebih dari papernya karena paper saya pratikal. Bapaknya mau paper yang punya kontribusi ke teori. Saya perhatikan rata-rata sekelas papernya praktikal hehe.

Minggu pertama januari nilai mulai keluar satu per satu. Betapa tidak menyangkanya saya melihat nilai paper. Saya sampai heran ini benar? I got perfect score! Thanks ya Allah. Baik sekali bapaknya. Kok bisa ya tak percaya rasanya. Dari segi apa paper saya mendapat nilai segitu. Saya mengira bapaknya obral nilai nih di akhir. Hmm, mungkin paper saya menang dari segi penulisan (note: sok pede sekali, jangan hiraukan). Kalau isinya sih ya saya tidak pede hehe. 😂

Terbayar hasil usaha saya sendirian. I can do it. Lumayan untuk menambah nilai akhir. 😊

Sampai di sini dulu ya readers. Hope you enjoy your weekend. Happy sunday! 😊


Picture credit to the rightful owner.



















Sunday, January 7, 2018

Kos Sekitar Salemba Jakarta - Belajar Bahasa Gratis di Euro Management

1/07/2018 01:23:00 PM 0 Comments



Tanggal 12 Agustus 2017 saya sengaja PP Lampung-Jakarta hanya untuk mencari kos. Berangkat pagi dari rumah (pesawat Sriwijaya pukul 8.15) dan pulang dengan pesawat Lion pukul 20.00. Mengingat tanggal 21 Agustus sudah harus masuk kuliah sehingga mau tidak mau ya harus mau pergi. Kenapa jauh hari? Untuk antisipasi kalau tidak langsung mendapat kos semisal datang mepet. Lagipula menemukan kos yang cocok itu tidak mudah. Utamanya cocok di kantong. Hehe.

Janjian ke Euro Management
Saya janjian bertemu dengan teman saya di Euro Management Jakarta Pusat, tidak jauh dari Salemba UI. Kenapa di sana? Ya memang ada tujuannya. Teman saya berbagi info tentang beasiswa belajar bahasa gratis di Euro Management. Momennya pas dengan jadwal saya mau ke sana. Jadi sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Kami berencana mengambil kelas bahasa Inggris dan TOEFL. Begitu sampai di sana saya mencari lokasi tempat fotokopi dipojok Euro (samping kiri Kantor Pos). Setelah itu datang mengambil formulir dan menyerahkan persyaratan. Saat mengambil formulir saya kaget plus kecewa karena kelas yang mau saya ambil dicoret. Ternyata saya telat datang. Pendaftaran sudah cukup lama sejak minggu lalu dan sudah penuh untuk kelas bahasa Inggris dan TOEFL. 

Speechless mau mengambil kelas apa jadinya. Kelas yang tersisa tinggal Perancis, Jerman, Rusia dan Jepang. Sungguh tidak sesuai harapan. Sejenak saya berpikir menentukan pilihan karena pendaftaran hari itu sudah mau ditutup. Baiklah. Saya mencontreng Jerman dan Jepang dengan berat hati. Setelah itu formulir saya kumpul ke panitia. Dan ternyata saya diminta memilih satu bahasa saja. Duh! Padahal tertulis boleh lebih dari satu. Akhirnya saya putuskan mencoret Jerman dari list.  

Setelah itu saya  mendapat brosur-brosur dalam amplop berwarna merah. Mengenai kapan kelas dimulai akan diinfokan di whatsapp. Kemudian saya mengambil foto selfie dengan teman saya lalu ke Salemba UI. Di jalan, saya kepikir, kenapa tadi Jerman yang saya coret? Kenapa saya memilih Jepang? Oya, teman saya mengambil Jepang juga. 

Mencari Kos
Sesampai di Salemba, lokasi pencarian pertama adalah daerah Kenari dengan alasan supaya tidak menyeberang. Kami berjalan dari gang ke gang. Dari beberapa kos yang kami temui dengan kisaran harga 600-700 ribuan, kami nyatakan tidak memenuhi kriteria. Hehe. Kami yang jarang berjalan kaki ini merasa kelelahan kepanasan. Kami putuskan berjalan ke daerah seberang Kenari yaitu Paseban. Di sana ketemu banyak sekali kos dengan harga dan kondisi bervariasi. Kisaran harga adalah 500 ribu hingga jutaan. :)

Setengah hari lebih saya mencari-cari kosan. Mulai jam 11-an hingga sore hari. Target saya hari itu harus mendapat kos lalu pulang hari itu juga. Setelah berpikir sana-sini dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih kos di daerah Paseban. Menurut saya di daerah Paseban ini lebih bersih dan tidak sesempit daerah Kenari. Untuk teman yang mungkin akan meneruskan kuliah di UI Salemba mungkin ini bisa menjadi rujukan.

Apakah tidak lelah?
Sangat! Kaki saya sangat pegal. Saya mesti istirahat beberapa hari untuk memulihkan kesehatan.


Note: Untuk teman saya yang baik hati dan tidak sombong, semoga Allah melimpahkan keberkahan bagimu dan keluargamu. Terima kasih teramat sangat atas pengorbananmu menemaniku. I love you!

(tulisan ini ditulis 2017 silam tapi mengendap di draft dan sayang dibuang)

😊😊😊









(Part 3) Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) MTI UI 21-25 Agustus 2017

1/07/2018 09:28:00 AM 50 Comments


Orientasi mahasiswa baru MTI UI di Salemba, Jakarta angkatan 2017 semester gasal diadakan pada tanggal 21-25 Agustus 2017 pukul 19.00-21.00. Dari total 102 mahasiswa yang terdiri dari gabungan kelas siang dan malam, kelas terasa riuh. Kelas siang (kelas GCIO) adalah untuk penerima beasiswa Kominfo, beasiswa dari Kementerian lain yang notabene PNS dan mahasiswa umum dengan biaya mandiri yang mengambil kelas siang tentunya misal fresh graduate atau pun yang memang khusus kuliah saja (tak bekerja lagi). Sementara kelas malam adalah untuk mereka yang bekerja di siang hari. Mereka ini tentunya membayar biaya mandiri. Kelas siang terdiri dari 39 mahasiswa sementara sisanya adalah kelas malam.

Saya sendiri belum berkenalan dengan teman-teman calon sekelas. Sudah tergabung di grup whatsapp hanya saja belum bertatap muka langsung. Saya masih duduk bebas. Dan syukurnya sudah dapat kenalan dari awal datang tepatnya di parkiran menuju ruang MTI. Ternyata si dia kelas malam. Hmm tidak sekelas nih. Tidak apa-apa. :)

Selama orientasi ini disediakan makan malam mulai jam 17.30 - 19.00 wib. Lumayan ya buat anak kos dan juga mahasiswa yang rumahnya jauh.

Hari pertama pengenalan kurikulum dan peraturan akademik. Sudah ada tugas juga. Waduh! Tugasnya apa? Setiap mahasiswa diberi selembar kertas berisi abstrak. Tugas diunggah di web scele MTI. Dikerjakan di kertas A4 dan dikumpulkan keesokannya. Satu abstrak bisa sama untuk 2 orang yang duduk berdekatan sehingga bisa saling tukar nomor handphone dan diskusi.

Hari kedua, materinya tentang menulis artikel. Ada tugas lagi! Kali ini tugas kelompok terdiri dari 4 orang yang duduknya berdekatan. Ada dua tugas pada sesi ini dan harus diunggah dan dikumpul 25 Agustus 2017.

Hari ketiga, materi tentang menyusun penelitian. Ada tugas membuat makalah dan slide presentasi masalah TI yang ada di kantor/instansi tempat bekerja atau pun negara. Presentasi dijadwalkan hari jumat 25 Agustus dan makalah dikumpul pukul 16.30.

Hari keempat, waktu untuk mengerjakan tugas 2 hari sebelumnya.

Hari kelima, presentasi. Satu ruangan digunakan untuk 3 kelompok. Masing-masing ruangan dipandu satu asisten dosen.

Selesailah orientasi mahasiswa baru. Alhamdulillah sudah terlewati. Tinggal perbaikan tugas saja dikumpul pada hari kamis 31 Agustus 2017.

(Note: tulisan ini ditulis selepas orientasi 2017 silam tapi mengendap di draft dan sayang dibuang)

Siapa tahu tulisan ini bermanfaat buat kamu yang sedang mencari info tentang MTI UI.

😊😊😊


Thursday, August 3, 2017

Part (2) Daftar Ulang S2 UI

8/03/2017 06:33:00 AM 14 Comments



Setelah idul fitri 2017 usai saya mulai kembali kerja tanggal 3 Juli. Eh, sorenya saya dapat email dari mti ui, permintaan pengisian biodata dan tujuan surat yang akan dikirim ke instansi saya dari Kominfo. Deadline 5 juli. Setelah itu saya tunggu sampai 14 juli kok belum juga ada surat datang. 😊

Saya tunggu lagi sampai akhirnya saya ditelpon oleh orang pusdiklat instansi saya yang meminta saya segera mengirim ke dia jika surat resminya sampai. Waktu sudah mepet dan orang kepegawaian tidak mau buru-buru membuat sk katanya. Yah, bagaimana ya memang belum sampai. Akhirnya saya telpon cs kominfo, yang mengurusi bagian beasiswa sedang rapat di luar. Nomornya tidak aktif. Lalu saya telpon ui, ternyata surat memang belum dikirim. Dan sorenya saya dapat sms dari kominfo.

Senin, 24 juli, surat dinyatakan diterima di ui dan penangguhan biaya dari kominfo ke ui masuk ke email saya. Surat dari kominfo itu yang diunggah saat pra registrasi di web ui. Nantinya ringkasan pra registrasi dibawa saat daftar ulang 28 juli di ui depok. Pra registrasi ini deadline 26 juli.

Setelah surat tadi ada baru saya mengirim ke provinsi dan pusdiklat tadi. Lalu saya lengkapi unggah pra registrasi. Saya siapkan berkas yang diminta untuk daftar ulang. Berhubung kartu askes saya masih yang kuning dan masih tercatat di faskes (fasilitas kesehatan) kabupaten lama, maka saya datang ke kantor bpjs kabupaten baru tempat saya tinggal sekarang. Di sana kartu lama saya diganti jadi bpjs. Faskesnya puskesmas. Petugasnya bilang kalau mau ganti dokter pribadi minimal 3 bulan faskes puskesmas dulu. Oh ternyata begitu kalau pindah wilayah.

Setelah berkas saya siap, saya putuskan tanggal 27 juli ke Jakarta. Sebelum ke Depok, saya menginap di Hotel Mega Bayu Jakarta Timur karena harus mengambil ijasah asli dulu. Saat sarapan, saya berbincang sebentar dengan bapak-bapak yang ternyata anggota DPR Kabupaten di NTB yang mau rapat paripurna. Yang saya heran, kenapa di sini menginapnya. Kalau ukuran saya calon mahasiswa ya okelah. Hemat hehe. Rasa-rasanya kok tidak level saja untuk seukuran anggota DPR. Saya saja sendirian sekamar. Nah si Bapak bagi dua pula. :)

Tanggal 28 pagi saya ke kampus ambil ijasah. Sempat ketemu teman kuliah dulu yang kini menjadi dosen. Dan juga ketemu teman diklat pim 4 yang sudah pindah ke situ juga. Sempat mengobrol dulu sebelum akhirnya saya ke Depok.

Rute termudah itu naik kereta turun di stasiun pondok cina. Lalu saya putuskan ke stasiun tebet. Eh, ternyata angkot 44 sudah tidak lewat situ lagi kata teman saya lewat atas. Akhirnya ngojek. Terakhir saya naik kereta sepertinya tahun 2014. Saat itu jaminan 5 ribu. Sekarang jadi 10 ribu. Saya ambil tiket harian.

Setelah sampai di stasiun pondok cina, teman saya datang. Dia ajak saya makan siang di kantin magister ekonomi tempat dia kuliah. Ternyata murah. Dan kali ini kami sempat berfoto hehe. Usai makan, sholat zuhur baru ke balairung.

Yang perlu disiapkan untuk daftar ulang S2 UI:
1. Pra registrasi, mengisi formulir online dan mengunggah dokumen seperti ktp, ijasah, bpjs, surat pernyataan mahasiswa, surat sponsor beasiswa.
2. Ijasah asli dan fotokopi legalisir 1 lembar
3. Surat pernyataan mahasiswa ui (bermeterai 6000)
4. Surat pernyataan biaya pendidikan ditandatangani penjamin (untuk beasiswa cukup membawa surat diterima dari ui dan sponsor, fotokopi 3 rangkap berwarna)
5. Fotokopi kartu bpjs
6. Print out pra registrasi
7. Kartu ujian simak ui

Saat datang ke Balairung ui depok, langsung ambil map dan mengisi formulir.
Loket 1, rekam sidik jari
Verifikasi beasiswa
Loket 2, verifikasi berkas
Loket 3, ambil jaket, badge fakultas, pin, peci
Loket 4, ambil kim

Selesailah acara daftar ulang. 😊

Sekitar jam 14.00-14.30 saya datang. Dan suasana tidak ramai. Mungkin orang sudah duluan di awal. Tidak sempat ketemu teman calon sekelas.

Sewaktu saya coba pakai jaket kuning, kok saya dapatnya s padahal minta xs. Ternyata tidak ada yang xs. Seorang mbak tanya ke saya apakah jaket yang dia coba kegedean. Lalu saat saya coba peci, seorang mas melihat saya (ah cuek saja) dan tanya, "Fasilkom mbak?" Saya iyakan. Mungkin dia lihat badge kami sama. Hehe. 😊 Apa cuma saya yang coba? Saya dapat m takutnya tidak muat karena kepala saya besar. Memang plastik pembungkusnya saya robek. Sementara mas dan mbak itu tak ada yang mencoba.

Ada lagi mas lain yang tanya, "Dari mana mbak? Habis ini ke loket 4 ya itu yang di sebelah sana?"
Waduh, saya ini lagi tidak pakai kacamata. Tidak bisa baca jelas tulisan loket 4 jarak jauh. Tapi sepertinya itu benar loket 4 di sebelah. Ternyata masnya dari medan ambil jurusan geofisika.

Bersambung... part 3



Monday, June 26, 2017

Part (1) Pengalaman Lulus Seleksi Beasiswa MTI e-Government UI Kemkominfo 2017

6/26/2017 01:44:00 PM 2 Comments



Jika ada teman-teman yang mungkin berminat mengikuti seleksi beasiswa MTI e-gov Kemkominfo khususnya di UI, sengaja saya buat posting ini untuk kalian. Siapa tahu bermanfaat. Setiap tahun beasiswa ini dibuka di UI pada awal tahun sekitar bulan februari hingga mei dalam 2 gelombang. Jadi, kamu bisa ikut di gelombang 1 atau pun 2. Kalau mau aman, ikut di gelombang 1 dulu. Jika tidak lulus, bisa ikut lagi di gelombang 2.

Kalau saya sendiri ikut di gelombang 2 saja. Karena memang keputusan ikut itu sudah di akhir-akhir dan mepet deadline juga bisa dapat tanda tangan eselon 2 yang posisinya tidak standby di kantor tetapi sedang diklat. Sehingga harus menunggu beliau pulang. Pas juga saat itu saya mengikuti rapat teknis daerah di provinsi dan beliau pulang sehingga saya dapat juga tanda tangannya. Awalnya saya berencana mengirim berkas selepas itu biar waktu pengiriman lebih panjang mengingat deadline tanggal 8 Mei 2017 tapi rupanya tidak memungkinkan.

Ya sudah, saya pulang ke kabupaten esok harinya sabtu 28 April 2017. Saya cek kalender, senin libur. Berarti selasa baru ngantor. Jika saya mau nebeng print di kantor, saya takutnya kelamaan dan telat berkas saya sampai. Akhirnya saya ke rental buat ngeprint 2 lembar (2 ribu rupiah) lalu ke jne. Penjaga jne bilang, untung saya datang tepat. Kalau tidak, saya telat karena mobil pengirim paketnya berangkat. Posisi kala itu sabtu sore sepulang saya dari bengkulu. Hari minggu tidak ada pengiriman. Sementara senin hari libur. Ah, lega rasanya. Tapi, sesampai di rumah saya baru sadar kalau saya tidak diberi resi. Yah, bagaimana saya mau ngecek nantinya paket sudah sampai atau belum. Saya malas pula kembali ke jne. Ya sudah, bismillah saja. Percaya bakal sampai.

Tahap-tahap yang saya lakukan
1. Membaca dengan cermat syarat beasiswa yang tertera di web mti.cs.ui.ac.id (buka juga site kemkominfo)
2. Mendaftar simak ui jurusan teknologi informasi
3. Melengkapi persyaratan untuk dikirim ke UI di antaranya
a. Menyiapkan fotokopi ijasah legalisir 1 rangkap
b. Menyiapkan fotokopi transkrip legalisir 1 rangkap
c. Menyiapkan fotokopi SK pns legalisir 1 rangkap
d. Menyiapkan fotokopi SK jabatan terakhir terkait TIK legalisir 1 rangkap
e. Menyiapkan fotokopi SPMT/SPMJ jabatan terakhir terkait TIK legalisir 1 rangkap
e. Membuat surat persetujuan eselon dua kop instansi 1 rangkap (saya buat sendiri formatnya)
f. Membuat surat keterangan kop instansi dari kepegawaian yang menyatakan menjabat di bidang terkait TIK 1 rangkap (saya buat sendiri formatnya). Berhubung instansi saya vertikal, lokasi di kabupaten dan tidak ada bidang kepegawaian, jadi saya minta di kepegawaian provinsi.
g. Mengisi formulir dari UI bisa di download di situs mti (saya ketik dan siapkan materai - awalnya sempat bingung mau diketik atau tulis tangan, takutnya tidak sesuai prosedur)
h. Printout bukti registrasi simak ui (poin 2)

4. Tes simak ui gelombang 2 tanggal 21 Mei 2017.
5. Pengumuman kelulusan simak ui 21 Juni 2017 pukul 14.00 wib.
6. Pengumuman kelulusan beasiwa Kemkominfo tanggal 22 Juni 2017 di situs mti.csui.ac.id 

Untuk gelombang 2, ada 12 orang terpilih yang mendapat beasiswa. Tapi tertulis juga bahwa selain 12 orang yang namanya tidak tertulis di web dimungkinkan sebagai cadangan atau kemungkinan penambahan kuota dari Kemkominfo akan diinfokan setelah tanggal 14 juli.

Awalnya saya pikir jika lulus simak ui sudah pasti lulus beasiswanya, tapi ternyata tidak. Beasiswa terbatas kuota. Jadi saya simpulkan dari gelombang 2 itu hanya peringkat 12 besar yang dinyatakan lulus menerima beasiswa. Karena ternyata banyak juga yang lulus simak ui nya selain 12 orang tadi yang siap mengantri mendapat beasiswa. 

Dan alhamdulillah nama saya ada di nomor 2 dari 12. Saya tidak tahu apakah penulisan nama berdasar hasil simak ataukah acak. Awalnya saya pikir berdasar nomor npm, tapi setelah saya cermati kok tidak urut kalau berdasar npm. Ah, whatever lah ya yang penting nama saya ada. Hehe

Saya juga tidak tahu penentu kelulusan ini apa. Kenapa bisa lulus? Padahal isian proyek 3 tahun terakhir saya kosong. Formulir saya isi seadanya kondisi saya. Bahkan saya baru setahun menjabat di seksi. Background pendidikan tidak linier. Hmm, mungkin ini yang namanya 'blessing and luck' dari Allah. Rejeki anak soleha. 😊

Bapak sopir travel bilang,

Orang bodoh kalah dengan orang pintar.
Orang pintar kalah dengan orang berduit.
Orang berduit kalah dengan orang beruntung.

Hmm. Tak ada yang bisa mengalahkan blessing and luck dari Allah.

Terima kasih untuk orang tua, saudara, teman maupun orang tak dikenal yang telah mendoakan saya. Semua ini berkat doa kalian.

Bersambung ya... 😊