Follow Us

Monday, May 23, 2022

Pilih Mana? Ditegur di Depan atau Dibicarakan di Belakang?

Halo Sobat, saya hadir lagi. Kali ini saya ingin membahas mengenai ditegur di depan atau dibicarakan di belakang. Kalau kalian pilih mana?

Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini terkait dengan adat kebiasaan suku tertentu di Indonesia. Ada yang lebih suka to the point di depan blak-blakan ketimbang mengumpat di belakang. Namun ada pula yang sebaliknya karena besarnya rasa 'tidak enak' kalau harus bicara langsung di depan makanya lebih suka memendam atau bicara di belakang.

Itu kalau kita bicara tentang seseorang sebagai subjek atau pelaku. Beda cerita jika seseorang sebagai objeknya alias yang ditegur di depan atau dibicarakan di belakang. Pilih mana?

Kalau menurut saya pribadi keduanya tidak enak. Ada plus minusnya. 

Ditegur di depan

Plus
Seseorang jadi tahu akan kesalahan atau kelemahannya. Dia juga mendapatkan kejujuran dan keterbukaan dari orang lain.

Minus
Kalau siap mental tidak mengapa alias mental baja. Tapi kalau tidak siap mental, bisa berefek tidak baik. Misalkan mental jatuh yang membuat seseorang menjadi down. Bisa juga timbul rasa terluka, terhina, marah, dsb yang serba negatif.


Dibicarakan di belakang

Plus:
Karena tidak tahu dibicarakan di belakang maka orang ini akan santai, tidak punya pikiran jelek atau macam-macam terhadap orang lain.


Minus:
Seseorang tidak tahu kalau dibicarakan di belakang. Jika suatu ketika dia tahu ada yang membicarakannya maka efeknya tidak baik karena dia mengetahui siapa-siapa saja yang mengumpatnya di belakang. Beraninya main belakang. Jika di depan baik eh ternyata di belakang suka membicarakan.. Nah, antara depan dan belakang tidaklah sama. Jadinya terkesan bermuka dua.

Sisi minus lain adalah seseorang jadi tidak tahu apa kesalahan atau kelemahannya sehingga dia akan terus mengulang kesalahan yang sama.

Semua tergantung kepribadian kita masing-masing kita lebih suka atau nyaman yang mana. Biar sama-sama enak dengan rekan kita maka harus dikomunikasikan supaya tidak terjadi salah paham atau konflik. Kan tidak enak ya kalau misalkan kita tahu dibicarakan di belakang lalu ketemu dengan orangnya langsung. Apakah perasaan kita masih akan sama terhadapnya seperti sebelum kita tahu? Apakah kita bisa bersikap biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa? Apakah kita tidak memendam rasa sakit, jengkel, benci dsb? 

Okelah mungkin kita masih bisa bersikap biasa saja karena pada dasarnya kita punya bakat acting terpendam dan tanpa disadari ini natural saja. Tapi sampai kapan kita memendam sesuatu di dada kita? 

Sobat, sekian dulu ya sharing saya hari ini. Sampai jumpa! Salam sehat!





No comments:

Post a Comment

leave your comment here!