Follow Us

Saturday, March 9, 2024

Bohemian Rhapsody

3/09/2024 08:21:00 AM 0 Comments
Halo Sobat, kita ketemu lagi. Libur panjang 4 hari ke depan lumayan ya langsung puasa ramadhan. Saya ingin pulang tapi baru januari lalu saya pulang. Dan malas kalau harus perjalanan jauh ketika puasa. Ok, Sobat kali ini saya ingin membahas tentang Bohemian Rhapsody. 


Saya baru dengar Bohemian Rhapsody dulu kala ketika film ini rilis di tahun 2018. Tapi saya tidak menonton dan tidak tertarik juga kala itu. Ini film biografi dari band legendaris Queen asal UK. Saat itu saya hanya sempat baca profil pemeran utamanya Rami Malek sebagai Freddie Mercury sang vokalis. Rami Malek adalah warga USA berdarah Mesir. Dilansir wikipedia bahwa beliau beragama kristen koptik ortodok. Kalau saya pernah baca novelnya Habibirrahman El Shirazy, agama kristen koptik ortodok ini memang salah satu agama yang masih ada di Mesir. Jadi tidak semua warga Mesir yang umumnya kita lihat berwajah arab itu lantas otomatis pasti beragama islam.

Jadi kemarin saya baru kelar nonton film ini di netflix. Sepertinya umumnya film bergenre biografi sebuah band, kisahnya adalah tentang pembentukan band hingga kesuksesan karir dengan titik sentral pada kisah sang vokalis. Dikisahkan bahwa Freddie Mercury yang nama aslinya adalah Faroukh Bulsara adalah seorang mahasiswa yang kemudian membentuk band bernama Queen. Freddie ini merupakah warga UK keturunan Farsi-Indian (bangsa Persia). Dari penampakan fisiknya beliau tidak terlalu bule seperti warga UK pada umumnya. Tapi dalam pandangan saya ketika melihat footage beliau pas masih muda tidak beda-beda jauh dari teman se-bandnya. sudah seperti orang sanalah. Tidak kelihatan orang Persia banget. Karena kan beliau juga berkulit terang, hidung mancung dan tinggi juga. Tapi ini pendapat saya saja. Tapi ketika beliau berkumis memang kelihatan persianya.

Beliau ini punya ciri khas gigi tonggos. Namun dibalik itu punya suara yang melengking tinggi sebagai vokalis band rock. Awalnya beliau bukan vokalis utama. Beliau menggantikan vokalis yang kebetulan hengkang dari band. Begitu Freddie menjadi vokalis band tersebut semakin bersinar dan sukses. Band tersebut menghasilkan banyak lagu bagus dan masih bertahan hingga saat ini seperti lagu We are Champion yang menjadi background music kejuaraan olahraga. Lalu ada lagu We will rock you yang hingga saat ini masih sering kita dengar. Memang keren sih lagu ini saya akui. Saya pertama dengar lagu ini bukan dari Queen langsung, malah dari boyband jaman dulu bernama Five. Ada yang tahu boyband Five tidak?

Saya dulu tidak tahu Queen. Saat Queen lahir saya belum lahir. Dan ketika saya beranjak besar juga sudah redup Queen. Nah, saya tahu lagu We will rock you dari boyband Five. Dulu saya punya kasetnya Five yang di dalamnya ada track lagu We will rock you (remake Queen). Jaman dulu tidak tahu Queen. Tapi saya dulu suka We will rock you yang dibawakan Five. Keren sih. Dan ternyata kisah dibalik diciptakannya lagu tersebut adalah karena Brian May (gitaris) ingin membuat sebuah lagu yang mana yang fans (penonton) bisa ikut berpartisipasi. Jadi tidak satu arah dari sang band saja melainkan penonton juga bisa ikut andil dalam lagunya. Maka dia buat rhytme dari hentakan kaki dan tepukan tangan lalu jadilah lagu We will rock you. Idenya brilian sih ini. 

Setelah saya nonton Bohemian Rhapsody kan di filmnya diputar beberapa penggal lagu-lagunya Queen. Ada beberapa lagu memang yang sudah familiar di kuping saya dan saya baru tahu ternyata Queen yang menyanyikan. Selain We will rock you ada We are the champion, Love of my life, dan Break free. Sering dengar lagu-lagu tersebut tapi tidak tahu siapa yang nyanyi. Tahunya itu lagu kenangan. Saya juga belum pernah melihat wajah personil Queen. Freddie Mercury yang sefantastis itu juga belum pernah lihat. Jadi ketika nonton Bohemian Rhapsody yang diperankan Rami Malek yang berpenampilan wajah Mesir lalu khas gigi maju ke depan itu saya lalu penasaran. Saya googling dan kemudian ternyata memang Freddie adalah warga keturunan Farsi-Indian. Selain penampilan fisik tadi, memang agak nyeleneh gayanya. Dan gaya beliau saat manggung memang nyentrik ya sobat. Enerjik dan menarik. Kostumnya aneh-aneh. Apalagi di jaman dulu. Tapi beliau tetap jadi diri sendiri (tidak merubah gigi). Dan malah jadi ciri khasnya sih.

Salah satu hal yang disoroti di film ini adalah kisah romansa Freddie dengan Mary Austin. Mereka lama menjalin kasih hingga akhirnya ketahuan bahwa Freddie ada kelainan seksual. Dia adalah seorang biseksual. Ketika Mary tahu bahwa Freddie ada hubungan dengan sesama jenis, hubungan romansa dengan Mary berakhir. Tapi mereka tetap berhubungan baik sebagai teman. Bahkan Freddie selalu menganggap Mary adalah love of his life

Di akhir hayat, Freddie mengidap penyakit HIV AIDS lalu meninggal dunia. Freddie memang dikisahkan berhubungan dengan banyak pria. Dibalik kesuksesan beliau sebagai vokalis band ternama ternyata berakhir dengan tragis. Sangat disayangkan tapi mungkin sudah pilihan hidup. 

Saya pun ketika membaca biografi Queen sempat tercengang sebelum melanjutkan menonton filmnya. Wah ternyata demikian. Dan di filmnya memang diangkat tentang penyimpangan orientasi seksualnya. Kalau saya ambil kesimpulan dari filmnya sebenarnya pertama kali dia tahu dia ada ketertarikan dengan pria adalah saat di bertemu Paul lalu Paul menciumnya. Saat itu dia tidak menolak. Lalu dari sini dia mulai berubah sikap terhadap Mary. Dan Paul ini membawa efek buruk terhadap karirnya. Akhirnya dia bisa lepas dari Paul dan kembali bergabung dengan Queen (sebelumnya dia sempat solo karir). Di akhir kisah beliau menghabiskan sisa waktunya dengan Jim Hutton.

                            Rami Malek mirip banget gayanya Freddie ketika konser Live Aid 1985. 

Begitulah sobat kisah di film tersebut. Semoga ada yang bisa diambil hikmahnya. Hidup hanya sekali dan juga mungkin hanya sebentar kita tidak ada yang tahu. Terus berbuat baik saja. Terus berada di jalan yang lurus. Sayang jika semua usaha keras yang dilakukan harus berakhir sia-sia ketika telah membuahkan hasil kesuksesan. Walau memang pepataha bilang bahwa semakin tinggi pohon semakin keras pula badai yang menghantam. Makin tinggi karir seseorang makin banyak ujiannya. Namun dalam perjalanan hidup kita selalu punya pilihan. Tinggal apa yang kita pilih karena kita punya kehendak bebas. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan. Aamiin.

Sunday, March 3, 2024

Jalan-Jalan ke Dieng, Wonosobo

3/03/2024 02:41:00 PM 0 Comments


Idul Adha 2023 lalu saya putuskan untuk jalan-jalan ke Dieng, Wonosobo. Kami jalan bertiga. Untungnya akur ya guys pergi ganjil. Tidak baper. Tak ada ngambek-ngambekan. Jadi kami rencananya berangkat bersama tapi gagal karena saya ada hal mendesak yang tidak bisa ditinggal. Jadinya saya menyusul sendirian dan mereka duluan. Mereka naik bus dari terminal Pulo Gebang menuju Banyumas pada hari rabu 28 Juni 2023. Sementara saya menyusul hari kamis setelah sholat idul adha. Rasanya tidak afdhol kalau tidak sholat dulu karena hanya setahun sekali. 

Ya sudah tak apa saya pergi sendiri. Tiket bus saya pun hangus. Saya pesan tiket baru dan saya berangkat dari pool bus Damri Kemayoran. Sampai di pool damri Banyumas kala itu masih belum subuh. Saya pun menunggu agak siangan. Sendirian pula saya di pool. Alhamdulillah aman. Ada kenek bus yang masih di sana malah saya dikasih teh panas. 


Agak siangan sekitar pukul 05.30 saya pesan gojek. Saya ke alamat yang dituju yaitu Bobocabin Baturraden. Teman saya yang memilih menginap di sana. Ternyata jauh juga loh dari pool damri. Dan mengenaskannya lagi itu di tengah hutan. Dan saya sempat muter-muter karena tidak ketemu-temu. Saya sampai kasihan sama si Bapak Ojek. Tapi bapaknya baik sih. Terima kasih bapak!

Saya pun sampai juga ke tujuan. Kala itu sudah hampir tengah hari. Jadi saya tidak menginap di sana. Hanya istirahat saja sebentar lalu pergi ke Air Terjun dekat situ yaitu Curug Bayan sekalian check-out. 

Kami naik mobil sewa dari Bobocabin menuju Curug Bayan. Tidak mahal karena memang tidak jauh. Sampai di sana kami foto-foto lalu sholat zuhur makan makanan ringan lalu menjelang sore kami putuskan untuk pergi ke Wonosobo. Dari Curug Bayan kami naik gocar menuju bus trans dekat situ. Teman saya bersikeras mau mencoba transportasi umum di sana. Baiklah. 

Kami pun naik bus trans. Kami sempat ketinggalan bus yang lebih duluan lewat karena kali itu teman saya sedang belanja di indomaret. Ya sudah kami tunggu bus selanjutnya. Setelah itu kami turun di lokasi untuk menyambung bus trans selanjutnya menuju terminal bus untuk ke Wonosobo. Kami naik bus ekonomi non AC. Ya Allah baru kali ini saya jalan-jalan backpackingan naik transport putus-putus. Teman saya yang satunya sempat ngomel-ngomel karena backpackingan ini ribet. Walau teman saya yang satu lagi sempat tidak mau naik bus non-AC ini, tapi saya sih memperhitungkan waktu. Karena perjalanan lumayan lama ke Wonosobo, lalu bus ini adalah bus terakhir. Dan pas kami sampai di sana busnya ada. Saya juga sudah lelah. Kalau saya sih ya sudah naik itu saja tak apa yang penting cepat sampai. Teman saya masih ingin naik kereta soalnya. Kalau saya pilih mana yang cepat dan tersedia.


Sampai juga loh kami di Wonosobo dan sudah malam ya sudah isha. Di sana kami makan malam dulu. Setelah itu baru kami pesan gocar menuju penginapan. Sudah malam waktu itu sekitar jam 20.30 - 21.00. Dan kami bakal dijemput sekitar jam 2 malam. Jadi kami bersih-bersih lalu tidur. 

Jam 1 malam bangun mandi lalu siap-siap menunggu jemputan jeep yang sudah kami pesan. Kami langsung check-out dan berangkat ke Dieng. Berhubung waktu itu hari libur jadi ramai sekali macet jalan menuju ke Dieng. Kami turun jalan kaki ada sekitar 1 kiloan kali ya. Mana dingin sekali waktu itu sebelum subuh. Kurang persiapan baju yang tebal. Padahal saya sudah pernah ke Bromo tapi kali ini memang kurang persiapan. Wuah jalan kaki rasanya kedinginan sekali badan saya. Tapi alhamdulillah sampai juga ke tempat tujuan. 

Di sana saya sholat subuh dulu lalu istirahat sejenak makan gorengan. Baru saya naik. Lumayan ngos-ngosan. Saya pisah dengan teman saya. Mereka duluan. Teman saya malah sempat jatuh. Ramai sekali yang naik. Tapi lokasi Dieng ini masih mendingan ketimbang Bromo. Maksud saya di sana banyak orang jualan dan sudah lumayan ramai. Tidak seperti Bromo yang cukup jauh dan masih sepi. 


Sampai di atas saya foto-foto sama teman saya. Lumayan lama juga kami menikmati suasana pagi. Lalu kami turun dan foto-foto di sekitaran kebun teh. Lalu kami pulang. Kami jalan kaki lagi ini menuju keluar tempat jeep menunggu kami. Setelah itu kami lanjut ke kawah Sikidang, Candi Arjuna, Dieng Park, air terjun, dan Telaga. Baru kami pulang menuju terminal bus ke Jakarta. 


Dieng berkabut tebal dan dingin suasananya

Sebenarnya ada tragedi ketika kami liburan di sana. Yang pertama, saya kehilangan cincin. Jadi waktu habis sholat subuh saya beli gorengan dan duduk bersama teman saya. Saat mau makan loh kok saya tidak melihat cincin saya. Kaget sekali saya. Ini saya sudah ada kepikiran mau lepas cincin sebelum berangkat (masih di Jakarta). Dan ternyata kejadian. Hilang. Saya coba telusuri di toilet, tempat, wudhu sampai tempat sholat dan jalan yang saya lalui beli gorengan tidak ketemu. Teman saya coba kontak ke hotel juga tidak ada. Ya sudahlah saya ikhlaskan saja. Walau lumayan sekali sih itu. Setelah sampai di rumah saya cari-cari di tas saya juga tak ketemu. Ya sudah pasrah. Lalu saya googling tentang kehilangan barang eh saya nemu situs yang menyarankan untuk membaca doa kehilangan barang. Ya saya coba baca. Tak ada salahnya kan ya. Tas itu tak pernah saya sentuh atau pakai setelah itu. Saya pakai tas lain untuk keperluan ke kantor dan hal lainnya. 

Ibu saya waktu saya ceritakan malah cerita beliau juga pernah kehilangan cincin, tapi eh keesokannya ketemu. Benar-benar masih rezeki.

Bulan Agustus 2023 saya berencana pulang kampung. Saya mau kemas-kemas barang pakai tas itu yang tadinya menganggur dari bulan juni. Betapa kagetnya saya itu cincin ada di situ. Alhamdulillah sujud syukur. Masih terheran-heran. Kok bisa ya? Saya sama sekali tidak ingat kalau saya melepas cincin dan menaruhnya di situ. Apa sebegitu lupanya saya hanya dalam waktu beberapa jam saya tidak ingat? Apakah Allah membuat saya lupa? Saya mengingat-ingat bahwa ketika saya di bobocabin cincin masih saya pakai. Keluar bobocabin kan sekitar jam 12 siang. Cincin itu memang agak longgar tapi tidak pernah lepas dengan sendirinya kecuali ketika kena sabun. Saya pakai sabun hanya pas mandi yaitu di bobocabin dan penginapan di Wonosobo. Saya tidak ingat sama sekali kalau saya melepas cincin. Kapankah? Apakah dalam sehari (malah hanya sekian jam) saya hilang ingatan? Dan saya menaruh di tempat yang tidak aman karena posisinya ketika ketemu bukan di ruang kecil tas. Apakah saya seteledor itu? Apakah saya melepas cincin ketika di bus non AC ke Wonosobo? Entahlah saya benar-benar lupa. Makanya saya terheran-heran cincin itu ada di tas. Terima kasih ya allah masih rezeki.

Tragedi kedua adalah salah seorang teman saya tiba-tiba tiket bus kepulangan direschedule keesokan harinya oleh agen tiket bus. Padahal tadinya teman saya kan sudah dapat tiket itu. Tinggal nunggu sejam perjalanan kali ya eh ada pemberitahuan itu. Bagaimana rasanya sebagai pelanggan? Wah parah sekali itu. Akhirnya dengan berat hati kami pulang duluan karena kita beda arah bus ya walau sama-sama ke Jakarta. Dan karena hari senin saya harus langsung ke kantor. 

Saya sendiri pernah mengalami dicancel travel yang sudah saya pesan. Padahal saya sudah beli tiket di traveloka dan menunggu di Gambir untuk dijemput. Tapi kok lama tidak dijemput-jemput saya cemas. Akhirnya saya mendapat kabar kalau tiket saya dicancel oleh agen (bukan travelokanya). Parah sekali ini. Akhirnya saya dibantu orang di Gambir dicarikan travel tapi belum beruntung karena sudah berangkat travel-travel lainnya juga. Akhirnya saya ke loket Damri. Syukur alhamdulillah masih tersisa 1 kursi. Saya sikat saja walau itu tiket royal yang harganya lebih mahal. Tapi berangkat esok harinya. Ya sudahlah tak apa. Yang penting dapat tiket. Biasanya kan saya naik damri. Nah, ini saya coba naik travel (karena pesan mendadak dan mencari waktu yang pas sementara damri biasa sudah habis). Tadinya berencana pulang bareng kakak tapi gagal karena belum dapat persetujuan cuti. Eh, tak tahunya malah dicancel. Kecewa sekali karena sudah menunggu.  

Begitulah sobat kejadian yang kami alami.


P.S Thank you for the beautiful moment with you guys.

Lost You Forever Review

3/03/2024 07:22:00 AM 0 Comments
Setelah sekian lama akhirnya kelar saya menonton Lost You Forever. Saya sempat jeda menonton karena merasa bosan. Sebenarnya bukan bosan karena ceritanya tidak menarik melainkan karena menunggu update episode baru dari netflix yang terlalu lama. Akhirnya saya menonton potongan-potongan ceritanya di youtube. Begitu muncul episode baru di netflix, sudah hilang rasa penasaran untuk menonton. Walau saya tetap menonton tapi berhenti di episode 36. Padahal tinggal 3 episode terakhir saja. 


Sebenarnya, awal saya menonton ini karena sering lihat cuplikan di youtube. Eh, ternyata kemudian tayang di netflix, jadilah saya nonton. Dan sebab lainnya karena pemainnya adalah Yang Zi. Saya suka saja dengan dia. Setelah saya menonton memang cocok dia berperan sebagai Xiao Yao. Terutama ketika dia masih berperan menyamar sebagai pria. Menurut saya malah ceritanya lebih seru saat dia masih menjadi pria.

Xiao Yao ini karakter yang disukai banyak orang dalam kehidupan dan juga dalam percintaan. Ada empat pria sekaligus yang jatuh cinta padanya.

Xiang Liu
Sebenarnya karakter paling menarik untuk pemeran pria adalah Xiang Liu. Jahat-jahat tapi sayang. Karakternya berkembang dari awal hingga akhir. Awalnya jahat kemudian jadi baik. Terus chemistry-nya dengan Xiao Yao juga paling kuat di antara yang lain. Xiang Liu ini rela berkorban 1 nyawa untuk menghidupkan kembali Xiao Yao. Dalam kisah ini jadi cinta terpendam hingga akhir cerita.

Namun yang agak sedih, dia selalu hadir ketika Xiao Yao patah hati. Dan tidak terjadi apa-apa walau sebenarnya Xiao Yao juga merasakan ada chemistry dengannya. Dia hanya hadir sebagai penghibur saja. 

Selain good looking, Xiang Liu ini paling powerful dibanding yang lain. Setiap scene kehadirannya selalu menarik. Tan Jianci sangat baik memerankan karakternya. Dia bisa kelihatan sangat goodlooking dengan pakaian tradisional. Dan memang kostum dia bagus-bagus di sini.

Tushan Jing
Tushan Jing ini sebenarnya karakter yang dalam dunia nyata adalah tipe pria baik. Dia tidak neko-neko, tidak banyak omong, setia dan juga rela berkorban untuk orang yang dicintai. Tapi dia terlalu lemah sebagai pria. Mungkin karena saking baik perangainya. Dia juga sangat tampan dan tinggi. Selain itu merupakan pebisnis dari keluarga kaya dan terkenal.

Sewaktu dijebak oleh mantan tunangannya dia tidak bisa mengelak karena tidak punya bukti. Di sinilah penyebab retak hubungannya dengan Xiao Yao. 

Deng Wei sangat baik berperan sebagai Tushan Jing. Karakter yang pendiam lugu-lugu gitu loh Sobat. Awalnya dia muncul tubuhnya penuh luka dan jelek. Tapi kemudian lukanya sembuh dan berubah menjadi tampan. Apalagi ketika dia sudah kembali ke keluarganya. Mungkin efek baju bagus jadi bikin dia tampak bersinar. Tapi memang aslinya sudah ganteng sih Sobat. Tapi entah mengapa saya lebih suka lihat dia pakai baju lusuh (belel) sewaktu menjadi Ye Shiqi. Walau bajunya belel tapi bagus menurut saya.

Cang Xuan
Kakak sepupu yang zuka sama Xiao Yao tapi tidak pernah terungkapkan perasaannya dan pada akhirnya menikahi wanita lain demi kekuasaan. Sebenarnya dia tulus menyukai Xiao Yao dari kecil dan selalu ingin melindungi tapi tidak berjodoh pada akhirnya. Xiao Yao jatuh cinta pada Tushan Jing.
Tapi kalau di dunia nyata juga saya rasa aneh karena dia sudah dianggap sebagai kakak. Mereka sudah dekat dari kecil. Menurut saya Cang Xuan ini karakter paling kasihan sih Sobat. 

Feng Long
Feng Long ini munculnya belakangan dan tidak terlalu banyak scene sehingga tidak punya banyak kesempatan mencuri hati penonton. Sebenarnya dia good looking dan dari keluarga terpandang (sepupu Tushan Jing) hanya saja kalah cepat dengan Tushan Jing.

Jadi, kalian pilih mana nih, Sobat?

Sementara untuk karakter Xiao Yao sendiri dia cenderung sebagai seorang wanita yang kuat dan tidak mudah di-bully. Adiknya sendiri (A Nian) sangat jahat dengannya pada awalnya tapi Xiao Yao tidak lemah. Nah, saya suka karakter yang kuat seperti Xiao Yao ini. Pada akhirnya adiknya bisa menerima kehadirannya sebagai putri.

Apakah drama ini layak ditonton? Kalau saya pribadi merekomendasikan ya Sobat. Ceritanya menarik apalagi saat awal-awal. Pemerannya juga good looking semua. Kostumnya bagus-bagus. Settingnya juga bagus lokasinya. 

Selamat menonton!

Saturday, March 2, 2024

Panjat Tebing di Gunung Parang Purwakarta

3/02/2024 07:50:00 AM 0 Comments

Akhir tahun lalu tepatnya hari sabtu tanggal 30 Desember 2023 saya dan dua orang teman saya pergi ke Gunung Parang, Purwakarta. Niatnya kami mau liburan dengan panjat tebing. Sebenarnya saya tidak pernah terpikir mau panjat tebing sebelumnya. Sewaktu saya ke Dieng, Wonosobo lalu (Idul Adha) teman saya mengajak ke sana. Saat itu saya tolak. Benar-benar tidak kepikiran saja mau panjat tebing. Karena bakal butuh stamina yang kuat. Untuk saya yang tidak pernah olahraga ini rasa-rasanya kok berat untuk mengiyakan.

Menjelang akhir tahun lalu, eh teman saya yang lain mengajak saya ke sana. Kalau teman yang pertama mengajak tadi sudah lebih dulu ke sana. Nah, saya kok mengiyakan. Ya sudahlah ya coba saja. Hanya bermodal suka panjat pohon sewaktu kecil. :)

Nah, Sabtu pagi kami bertiga berangkat naik kereta commuter line walahar ekonomi dari stasiun Cikarang menuju Purwakarta pukul 11.30 sampai dengan 12.57 WIB. Murah sekali hanya 4 ribu rupiah. Super duper hemat.
 


Sampai stasiun Purwakarta kami dijemput mobil sewa (250 ribu) ke Gunung Parang. Perjalanan masih jauh menuju ke sana. Kami sempat mampir makan dan sholat dulu di perjalanan. Kami diturunkan di warung makan sate maranggi. Sate maranggi ini makanan khas sana ya nampaknya. Di sepanjang jalan banyak warung makan bertuliskan sate maranggi. Teman saya ketagihan makan satenya. Saya makan 10 tusuk plus nasi satu kepal harganya 23 ribu. Satu tusuknya 2 ribu rupiah. Satenya ini langsung dipanggang di depan mata lalu disajikan. Asap mengepul kemana-mana. Dalam satu tusuk sate berisi separuh daging sapi dan separuh lemak. Sebenarnya saya tidak suka lemak, sukanya daging saja tapi y sudahlah dinikmati saja. Tidak tahu kalau bisa request. Sementara teman saya malah senang lemaknya. Katanya karena lemaknya cair lumer saat dimakan.

Ok, lanjut ke perjalanan menuju Gunung Parang. Ternyata lokasinya jauh di dalam melewati hutan. Susah kendaraan kalau ke sana. Ya namanya juga gunung ya jadi masih sepi lokasinya. Sewaktu di kereta sempat hujan. Kami berdoa semoga esok harinya pas kami naik tidak hujan. 

Sampai di lokasi, kami istirahat di saung. Keesokan paginya kami berangkat naik. Tapi sebelumnya kami sarapan dulu. Sarapan sudah sepaket dengan harga naik tebing dan saung seharga 350 ribu per orang untuk ketinggian 300 mdpl. Kalau mau 900 mdpl harus tambah lagi biayanya. Saya sih cukup 300 mdpl saja. Hehe

Baru jalan naik menuju kaki gunungnya saja saya sudah ngos-ngosan subhanallah. Saya paling terakhir sampai kaki gunung. Jalannya itu naik tangga melulu makanya energi saya cepat habis. Berat sekali naik tangga. Benar-benar kelemahan saya ini naik tangga. Tapi sampai juga saya ke kaki gunung. 

Dari kaki gunung barulah kami mulai panjat tebing. Sebelumnya kami diberi instruksi dulu cara panjat tebing yang aman bagaimana. Ketika naik tebing itu tidak berat loh yang saya rasakan. Malah lebih enak ketimbang naik tangga tadi ke kaki gunung. Dan saya sama sekali tidak takut panjat tebing berada di ketinggian. Saya malah enjoy. Mungkin karena memang dari kecil suka panjat pohon. :)

Oya kami serombongan yang naik bersama ada sekitar 13 orang. Kami dari asal yang berbeda-beda. Kebanyakan dari kami ya para kaum wanita malahan. Yang pria hanya 3 orang saja. Tapi pemandu kami pria 3 orang. Mungkin karena para wanita mau bikin konten ya. Kalau saya sih tujuannya liburan saja. 

Begitu sampai di titik untuk turun, kami berempat turun. Sementara yang lain naik ke atas 900 mdpl. Sewaktu turun ini entah kenapa malah terasa lebih berat ketimbang naik. Sampai di kaki gunung, badan terasa enteng sekali seperti melayang ketika jalan kaki. Saya istirahat sebentar duduk di bangku kayu tepat di kaki gunung. Setelah beberapa menit baru saya jalan kaki menuju warung tempat istirahat dan makan siang. Saat itu saya jalan sendirian terengah-engah pelan-pelan sesekali berhenti sebentar lalu jalan lagi. Sempat saya berpikir kurang kerjaan sekali saya melakukan ini menyulitkan diri sendiri. Lelahnya itu loh tidak ketulungan. Tapi saya apresiasi diri sendirilah ya. Lumayan sekali ukuran saya yang tidak pernah olahraga ini bisa panjat tebing 300 mdpl. Dan lagi, saya paling tua ini serombongan. Hehe. Jadi, saya tanamkan pikiran positif saja.

                                                 

Sampai di warung, saya langsung pesan minum dan makan siang. Makan siang sudah masuk dalam paket ya ini. Sambil menunggu teman saya 1 orang yang naik 900 mdpl. Setelah istirahat makan saya ke saung untuk bersih-bersih mandi dan beres-beres untuk pulang. Jadi, kami ini belum pesan tiket kereta pulang. Dan ternyata habis donk ya kan besoknya tahun baru. Akhirnya kami naik travel. Mobil sewa ke pool travel kami bayar 350 ribu. Lebih mahal daripada berangkatnya. Sewaktu jalan menuju pool travel hujan deras tidak berhenti-henti. Syukurnya pas sampai pool sudah reda. Dan masih ada travel ke Jakarta kami pesan on the spot. Harganya tidak terlalu mahal sekitar 60 ribu. Setengah 6 sore kami berangkat. Perjalanan sekitar 2 jam. 

Perlengkapan yang bisa dibawa yang direkomendasikan dari paket panjat tebing:
- sepatu (runing, keds, olahraga) atau sandal gunung juga bisa 
- sarung tangan
- manset, buff (optional)
- baju dryfit, lengan panjang, baju warna terang (optional)
- alat mandi (optional)
- baju ganti 
- sunblock/sunscreen

                
Kalau saya sih tidak ada persiapan apa-apa. Cukup bawa apa yang ada saja. Sarung tangan saja saya bawa sarung tangan musim dingin yang saya pakai waktu di Dieng. Itu pemberian teman saya. Terima kasih ya Sobat. Love love.

Sepatu juga saya pakai sepatu keds biasa (memang benar sepatu keds merk keds) yang sole-nya tidak tinggi. Baju juga hanya baju biasa kemeja (tapi saya pakai tanktop untuk menyerap keringat). Celana bahkan jelana jeans. Teman saya kan pakai celana legging. Dia sampai heran. Kata dia, " Yang penting bebas gerak." Ya sudahlah ya Sobat jangan ikuti saya kalau mau panjat tebing. Intinya sih senyamannya kamu saja. Soalnya kalau legging itu biasa saya pakai buat dalaman rok. :)

Kalau peserta yang lain mereka sebagian pakai dryfit. Ada juga yang pakai baju ketat-ketat begitu. Tapi yasudahlah pilihan masing-masing.

Setelah sampai di rumah terasa lelah wajarlah ya. Tapi masih lelah biasa. Kaki saya angkat sewaktu tidur. Tapi esok harinya baru terasa itu kaki sakit sekali tidak bisa berdiri. Sakitnya ya ampun... Sholat saja sulit bergerak karena sakit. Ini sampai berhari-hari sakitnya. Tapi semakin hari semakin berkurang. Sampai hari keempat baru sembuh total. Benar-benar deh ini. Tapi saya tidak sendiri loh Sobat. Teman saya yang lain juga sama. Mana saya tetap ke kantor kan tanggal 2 Januari sudah masuk kantor normal.

Meski masih sakit tapi saya paksa tetap jalan kaki ke kantor biar bergerak ini kaki. Karena saya memang biasa jalan kaki tiap hari ke kantor. 

Sekian dulu cerita dari saya ya sobat. Kalau kamu berminat untuk panjat tebing silahkan. Selagi masih muda. Minimal sekali seumur hiduplah ya. Itu sih pemikiran saya. Sudah pernah coba sekali ya alhamdulillah. Setidaknya sudah dapat pengalamannya bagaimana.

See you!